Chapter 1 | The End and the Beginning

Part 1

Di tahun 2138 Masehi. dan istilah DMMO-RPG tidak hanya ada, tapi juga sudah menjadi hal yang biasa.

Akronim dari , menjelaskan sebuah game interaktif dimana seseorang bisa bermain di dunia virtual seperti di dunia asli, dengan menghubungkan sebuah console yang berdiri sendiri dengan neuron nanointerface- sebuah jaringan nanocomputer intracerebral yang terdiri atas inti dari cyber dan nanoteknologi. Seakan dirimu masuk ke dalam game yang nyata.

Di tengah banyaknya DMMO-RPG yang dikembangkan, ada satu judul yang sangat bersinar.

Yggdrasil.

Itu adalah sebuah game yang dirilis oleh pengembang game di jepang yang dihormati pada 12 tahun yang lalu tepatnya tahun 2126.

Tak perduli apapun game DMMO-RPG yang dibandingkan, Yggdrasil adalah game yang menawarkan kebebasan yang sangat tinggi kepada pemain.


Jumlah kelas-kelas yang terbentuk pada dasar game dengan mudah mencapai 2000 ketika kamu menambahkan kelas-kelas normal dan tingi.

Semua kelas mempunyai level maksimal 15, artinya pemain bisa memiliki setidaknya 7 kelas atau lebih untuk mencapai puncak level keseluruhan yaitu 100.

Lebih jauh lagi, kamu bisa merasakan bermacam-macam kelas selama kamu memenuhi kondisi keseluruhannya. meskipun tidak efisien, sangat mungkin mencapai level 100 dengan satu profesi jika kamu menginginkan.

Dengan kata lain, ini adalah sistem dimana tidak mungkin mempunyai karakter yang benar-benar identik kecuali kalau kamu menginginkannya dengan sengaja.

Level kebebasan ini juga diaplikasikan pada visual. Jika kamu menggunakan tool untuk menciptakan sesuatu yang dijual terpisah, kamu bisa merubah penampilan senjata dan armor, data interior, visual karakter dan detil pengaturan dari rumah pemain.

Apa yang menanti para pemain yang meluncur untuk bertualang di dunia semacam itu adalah sebuah peta kolosal. Sembilan Dunia yang terdiri dari Asgard, Alfheim, Vanaheim, Nidavellir, Midgard, Jotunheim, Niflheim, Helheim dan Muspelheim.

Dunia yang luas, kelas-kelas yang tak terhitung jumlahnya dan visual yang bisa disesuaikan sepenuhnya.

Game ini memantik spirit-spirit para ahli dari pemain Jepang dan menyebabkan sebuah fenomena yang nantinya disebut sebagai "Popularitas visual".

Dengan ledakan popularitas dibelakangnya, Yggdrasil mencapai level kesuksesan dimana Yggdrasil dan DMMO-RPG dianggap sama di Jepang.

-Sayang sekali, begitulah cerita di masa lalunya.

Sebuah meja bundar dan besar yang terbuat dari batu obsidian yang berkilauan berada di tengah-tengah aula guild, dikelilingi oleh 41 kursi mewah. Tapi kebanyakan darinya tak ada yang menempati. Hanya ada dua siluet yang tampak sekarang dimana semua anggota tersebut dulunya duduk.

Satu memakai Jubah akademis yang hitam pekat dan lebar yang dihiasi dengan emas dan pinggiran ungu. Hiasan di sekeliling leher terlihat agak berlebihan namun anehnya, lebih pas.

Namun, kepala yang harusnya berada di kerah mewah itu tidak ada kecuali tengkorak yang berlubang tanpa daging dan kulit. Ada kilauan merah gelap di dalam lubang matanya, dan sebuah obyek yang mirip dengan lingkaran cahaya yang gelap berkilauan di belakang kepalanya.

Individu lain yang sedang duduk di kursi lainnya juga bukan manusia, Seperti segumpal cairan yang pekat dan hitam. Permukaannya seperti aspal, yang bergetar dan tak pernah mempertahankan bentuk yang konsisten sedetikpun.

Yang pertama adalah seorang Maharaja (Overlord) yang menduduki peringkat teratas diantara para Elder Liches - Seorang Magic Caster yang berubah menjadi undead dalam pencariannya terhadap magic. Yang lain adalah Elder Black Ooze, sebuah ras dengan kemampuan asam yang kuat terdekat dari yang terkuat diantara tipe Slime.

Namun, mereka bukanlah monster.

Mereka adalah karakter pemain.

Ras di dalam Yggdrasil dibagi menjadi 3 kategori divisi: klasik, ras humanoid seperti manusia, dwarf dan elf; ras setengah manusia dengan wajah yang buruk seperti goblin, orc dan ogre dipilih karena kekuatan fisiknya; dan ras campuran yang memiliki kemampuan monster dan status yang lebih tinggi dari ras lainnya, tapi ada batasan dalam aspek-aspek lainnya. Jika ras tingkat tinggi dari ketiganya dimasukkan, jumlahnya mencapai total 700.

Tentu saja. Overlord dan Elder Black Ooze adalah salah satu ras campuran tingkat tinggi yang bisa dipilih oleh pemain.

Diantara dua orang itu, Overlord berbicara tanpa menggerakkan mulutnya. Meskipun ini adalah DMMO-RPG generasi tertinggi sebelumnya, secara teknologi tidak mungkin untuk mengubah ekspresi ketika berbicara.

"Wow, sudah lama sekali ya, Meromero-sama. Meskipun ini adalah hari terakhir dari Yggdrasil, sejujurnya aku tidak mengira akan ada yang benar-benar muncul."

"Aku setuju. memang sudah lama sekali, Momonga-sama."

Elder Black Ooze menjawab dengan suara pria dewasa, dibandingkan dengan Overlord, tidak ada jejak yang bisa disebut semangat hidup.

"Ini pertama kalinya sejak anda pindah pekerjaan di dunia nyata, jadi sudah berapa lama?.. Kalau tidak salah 2 tahun?"

"Ah.. kelihatannya memang benar. Wow~ sudah lama juga.. Ya Ampun, kesadaran tentang waktuku sudah kacau karena terlalu banyak melakukan lembur shift malam setiap hari akhir-akhir ini."

"Bukankah itu adalah tanda yang berbahaya? Apakah anda baik-baik saja?"

"Secara fisik? aku hancur lebur. Tidak perlu untuk ke dokter, tapi hampir saja. Aku benar-benar ingin melarikan diri. Tetap saja, aku harus mencari uang untuk kebutuhan hidup, jadi aku bekerja untuk hidup kesayanganku sambil dicambuki seperti seorang budak."

"Wow.."

Sang Maharaja (Overlord) - Momonga menaikkan dahinya dan membuat isyarat jengkel.
"Benar-benar tak tertahankan."

suara suram dari Meromero, sarat dengan perasaan realitas yang menakjubkan, mengalir menuju Momonga seperti damage dari sebuah serangan.

Keluhannya tentang pekerjaan di dunia nyata semakin menjauh.

Cerita tentang bawahan yang kurang ajar, rencana yang dirombak total dalam semalam, kritik dari atasan karena gagal memenuhi kuota, berhari-hari pulang malam karena pekerjaan yang banyak sekali, beban yang abnormal semakin meningkat dan merusak lingkaran kehidupannya, Jumlah obat yang meningkat setiap harinya.

Pada akhirnya, percakapan itu berakhir satu sisi karena keluhan Meromero yang meledak seperti bendungan yang jebol.

Ada banyak orang yang menghindari pembicaraan tentang dunia nyata di dalam dunia virtual.
Perasaan untuk tidak menarik dunia nyata ke dalam dunia virtual bisa dimengerti.

Namun, dua orang disini tidak berpikir demikian.

Sebuah guild - sebuah tim yang dibentuk, diatur dan dioperasikan oleh sekumpulan pemain - tempat mereka berasal, Ainz Ooal Gown, punya dua peraturan untuk bergabung.

Pertama, kamu harus menjadi anggota masyarakat. Kedua, kamu harus memakai ras campuran.
Karena sifat dasar dari guild tersebut, ada banyak kasus dimana keluhan tentang pekerjaan di dunia nyata menjadi sebuah topik, dan ini diterima oleh para anggota guild. Bisa dikatakan percakapan 2 orang ini adalah pemandangan setiap harinya di Ainz Ooal Gown.

Setelah beberapa waktu terlewati, perkataan sedih dari mulut Meromero akhirnya berhenti.

"...Maafkan aku atas keluhan-keluhan tadi. Aku tidak punya banyak kesempatan untuk menyalurkannya di sisi lain."

Meromero menggoyangkan sebagian tubuh yang kelihatannya adalah kepalanya untuk membungkuk. Merespon hal ini, Momonga dengan cepat menyahut.

"Tidak apa, Meromero-sama. Akulah yang meminta anda untuk datang, meskipun anda telah kelelahan."

Dibandingkan sebelumnya, setitik kegembiraan muncul dari Meromero.

"Terima kasih banyak, Momonga-sama. Aku lega bisa masuk ke game dan bertemu."
"Aku lega mendengarnya."
"..Tapi aku takut sudah waktunya bagiku untuk.."

Tentakel Meromero bergerak di udara seperti menyentuh sesuatu. Dia mengoperasikan console miliknya.

"Ah, anda benar. Sudah larut sekali."
"Maafkan aku, Momonga-sama."

Momonga menghela nafas dengan lembut untuk menyembunyikan emosi yang muncul dari dalam dirinya.

"Oh begitu, sayang sekali.. sejujurnya, waktu yang menyenangkan telah berlalu dengan cepat"
"Aku ingin bersamamu sampai akhir, tapi aku kelelahan."
"Anda pasti benar-benar kepayahan. Silahkan logout dan istirahat."
"Maafkan aku... Momon- bukan, Guildmaster, apa yang akan anda lakukan?"
"Aku berencana untuk tetap online sampai terputus dengan sendirinya. Masih ada waktu.. siapa tahu, ada yang lainnya yang muncul."
"Begitukah.. Sejujurnya, aku tidak mengira tempat ini masih ada."

Di saat ini, benar-benar hal yang bagus tidak memiliki kemampuan untuk menunjukkan ekspresi wajah. Karena jika ada, salah satunya pasti akan melihat seringai dalam sekali tatapan. Momonga menutup mulutnya untuk menekan emosi yang tiba-tiba muncul, karena tampak dari suaranya.

Dia berusaha mempertahankan guild karena mereka membuatnya bersama-sama, jadi wajar saja baginya untuk dipenuhi perasaan-perasaan yang tak terlukiskan ketika kata-kata itu dikeluarkan oleh salah satu temannya. Tapi perasaan-perasaan itu disingkirkan oleh perkataan Meromero selanjutnya.

"Sebagai seorang guildmaster, anda telah menjaga tempat ini tetap berdiri agar kami bisa kembali setiap saat. Terima kasih."
".. Kita semua membuat tempat ini bersama-sama. Sudah tugas seorang guildmaster untuk mempertahankan dan mengaturnya agar setiap anggota bisa kembali kapanpun."
"Berkat kehadiranmu kami bisa menikmati game ini hingga puas... Saat kita ketemu selanjutnya, pasti bagus jika di Yggdrasil II."
"Aku belum mendengar sekuelnya.. Tapi aku benar-benar mengharapkan itu terjadi."
"Kita ketemu lagi saat waktunya tiba! Kalau begitu, aku merasa benar-benar ngantuk sekali sekarang, jadi aku akan logout... aku lega bisa bertemu dengan anda sebelum akhir. Sampai jumpa."
"..."

Untuk sesaat, Momonga tak bisa berkata apapun; namun, dia memberi ucapan terakhir saat itu juga.

"Aku juga menikmatinya. Sampai jumpa."

Emoticon senyum muncul di atas kepala Meromero dengan kerdipan. Karena tak ada kemampuan untuk merubah ekspresi wajah di Yggdrasil, pemain menggunakan emoticon untuk mengungkapkan emosi mereka. Momonga mengoperasikan consolenya dan memilih emoticon yang sama.

Lalu, Kata terakhir dari Meromero yang terdengar.

"Sampai jumpa lagi di tempat yang berbeda."

Anggota terakhir dari 3 orang yang muncul hari ini menghilang.

Menghapus semua jejak pengunjung, keheningan kembali ke aula guild. Sebuah keheningan yang menghapus ingatan dan emosi.

Dengan melihat kursi yang diduduki Meromero beberapa saat yang lalu, Momonga mengelurkan sebuah kata yang akan dia katakan terakhir tadi.

"Aku tahu anda lelah, karena hari ini adalah hari terakhir dari game dan anda sudah berada disini, bisakah anda tetap berada di sini sampai akhir?"

Tentu saja tak ada jawaban. Meromero sudah keluar menuju dunia nyata.

"Haah..."
Momonga menghela nafas dari dalam lubuh hatinya.

Dia tidak bisa mengeluarkan kata-kata itu.

Faktanya bahwa Meromero selalu lelah adalah bukti mood yang cukup dari percakapan mereka. Tapi Meromero melihat mail yang dia kirimkan hari ini, untuk hari terakhir di Yggdrasil. Dia seharusnya bersyukur atas hal itu. Menginginkan yang lebih sudah kelewat batas dan bisa dikategorikan mengganggu.

Momonga melihat kursi dimana Meromero berada tadi, lalu dia melihat sekeliling. Apa yang dia lihat adalah 39 kursi tempat teman lamanya biasa duduk. Setelah berkeliling sebentar, matanya kembali ke tempat duduk Meromero lagi.

"Sampai jumpa lagi di tempat yang berbeda.."
"Sampai jumpa lagi suatu hari."
"Sampai jumpa."

Dia mendengar frase itu dari waktu ke waktu. Tapi contoh dari mereka yang benar-benar memenuhi ucapannya hampir tak pernah terjadi.

Tak ada yang kembali ke Yggdrasil.

"Lalu dimana dan kapan kita akan bertemu lagi..."

Bahu Momonga bergetar hebat. Lalu perasaan sebenarnya yang menggumpal sekian lama meledak keluar.

"Yang benar saja...!"

Dengan teriakan kemarahan, dia memukulkan tangannya ke meja. Karena dianggap sebuah serangan, sistem memberikan variabel perhitungan dari kerusakan yang disebabkan Momonga dan struktur pertahanan Meja, lalu muncul hasilnya dimana pukulan Momonga berjumlah "0".

"Tempat ini adalah Grand Underground Grave of Nazarick yang kita bangun bersama! bagaimana bisa kalian menyerah begitu saja?!"

Apa yang terjadi selanjutnya adalah kemarahan yang tercampur dengan kesedihan.

"..Tidak, bukan itu. Mereka tidak menyerah. Mereka hanya menghadapi pilihan antara "kenyataan" dan "fantasy". Ah, mau bagaimana lagi, dan tak ada pengkhianatan. Itu pasti pilihan yang sulit bagi mereka...."

Momonga bergumam seakan meyakinkan dirinya dan berdiri dari kursinya. Dia berjalan menuju dinding dengan sebuah tongkat yang menggantung di dinding tersebut.

Dengan motif kedokteran dari dewa Yunani Hermes, tongkat itu dikelilingi oleh 7 ular. Setiap ular tersebut dari mulutnya mengelurkan permata dengan warna yang berbeda. Pegangannya menampakkan kualitas transparan dari kristal, dan mengelurkan cahaya putih kebiruan.

Staff of Supreme quality adalah "senjata guild" yang dimiliki oleh setiap guild dan itu adalah item yang bisa dikatakan sebagai simbol dari Ainz Ooal Gown.

Pada asalnya, guildmaster seharusnya membawa itu selalu, jadi mengapa itu digantungkan di dinding sebagai dekorasi?

Itu karena keberadaannya adalah simbol dari guild.

Kehancuran dari senjata guild menandakan bubarnya guild. Itulah kenapa senjata guild ditempatkan di tempat yang paling aman dalam banyak kasus, dengan kemampuannya yang hebat tak pernah melihat cahaya matahari. Bahkan guild menonjol seperti Ainz Ooal Gown bukan pengecualian. Karena alasan itu, tongkat tersebut tak pernah diserahkan ke Momonga meskipun sudah dibuat dan disesuaikan olehnya, sebagai gantinya menghiasi dinding.

Momonga meraih tongkat itu dengan tangannya, tapi dia berhenti di tengah jalan. Pada saat ini. meskipun layanan penutupan Yggdrasil semakin dekat, dia merasa ragu berbuat hal yang mengotori ingatan yang mereka buat bersama-sama.

Hari-hari yang mereka habiskan bersama-sama menjelajahi berulang-ulang untuk membuat senjata guild.

Waktu-waktu yang menyenangkan dulu dalam membagi tim dan mengumpulkan material seperti kontes, berdebat dalam tampilannya seharusnya, dan menggabungkan pendapat setiap orang dan membuatnya sedikit demi sedikit.

Itulah hari terindah di Ainz Ooal Gown - waktu dimana mereka berada di puncak kejayaan.
Ada orang yang rela memaksa tubuhnya hingga berlebihan hanya untuk hadir. Ada yang muncul setelah bertengkar hebat dengan istrinya karena mengabaikan waktu untuk keluarga. Ada juga yang sampai cuti dari kerja.

Ada kalanya mereka menghabiskan seharian bercengkerama berapi-api hanya untuk bercerita. Ada hari dimana mereka merencanakan petualangan mereka dan menyapu habis harta karun. Ada kalanya dimana mereka pergi melakukan serbuan dan menangkap kastil dari guild yang melawan. Ada kalanya dimana mereka menghancurkan setiap boss dari monster yang bisa ditemukan. Mereka menemukan Sumber daya yang tak terhitung yang belum ditemukan. Mereka menempatkan berbagai macam monster di markas dan membersihkan pemain-pemain yang menyerbu.

Tapi sekarang tidak ada satupun.

37 dari pemain sudah keluar, dan meskipun sisa 3 yang masih tetap menjadi anggota guild dalam nama, Momonga tidak bisa mengingat terakhir kalinya mereka muncul terkecuali hari ini.
Momonga membuka console dan mengakses data resmi, dimana dia mencari peringkat guild. Suatu ketika mereka berada di peringkat 9 dari 800 guild, tapi sekarang mereka turun di peringkat 29. Tetap saja, itu tidak buruk dibandingkan peringkat 48 ketika mereka berada di titik terendahnya.
Alasan mengapa sebuah guild mampu mempertahankan peringkatnya karena Penggunaan sepenuhnya dari Momonga, tapi berkat dari item yang ditinggalkan oleh teman-teman lamanya - barang peninggalan dari masa lalu.

Meskipun guild terlihat seperti hancur sekarang, ada kalanya mereka bersinar.

Buah dari waktu itu.

Senjata guild mereka : Tongkat Ainz Ooal Gown.

Momonga tidak berharap menyeret senjata yang penuh kenangan kejayaan mereka ke saat kehancuran, namun, perasaan sebaliknya berkecamuk di dalam dirinya.

Selama ini, Momonga menempatkan kepentingan berdasarkan pengambilan suara terbanyak.
Meskipun dia berada di posisi guildmaster, apa yang dia lakukan sebenarnya adalah pekerjaan kecil seperti menghubungi orang-orang.

Itulah kenapa, saat ini, ketika tidak ada siapapun, perasaan untuk ingin menggunakan kekuasaannya sebagai guildmaster terlintas di kepalanya untuk pertama kali.

"Pakaian ini tidak memiliki lambaian yang cukup."

Bergumam dengan diri sendiri, Momonga mulai mengoperasikan console miliknya untuk memakai avatar dengan persenjataan yang pas untuk posisinya sebagai guildmaster.

Persenjataan di Yggdrasil dikelompokkan menurut ukurannya. Semakin besar datanya, semakin tinggi grade dari senjata. Mulai dari bawah, kelasnya adalah : Lesser, Minor, Medium, Major, Greater, Legacy, Relic dan Legendary. Tapi saat ini, Momonga lengkap dari ujung gigi dengan kelas yang paling tinggi dari semuanya - Divine.

Di jari-jarinya yang tak punya daging, ada sembilan cincin, setiap cincin dipenuhi dengan kekuatan yang berbeda. Lebih jauh, kalungnya, sarung tangan, sepatu, jubah, dan gelang semuanya adalah kelas Divine. Harganya saja, setiap barangnya adalah masterpiece dengan harga yang sangat wah.
Jubah berkilauan tergantung di potongan bahu, dan aura merah gelap yang beriak naik dari kakinya. Meskipun auranya bergolak dan seram, itu bukan skill Momonga. dia hanya menambahkan efek "aura kekacauan" ke jubahnya karena tak ada tempat lagi di kapasitas data visualnya. Menyentuhnya benar-benar tidak berbahaya.

Bermacam-macam icon muncul dari sudut pandang Momonga, menunjukkan kemampuannya meningkat.

Setelah berganti perlengkapan dan mempersenjatai diri dari atas hingga ujung kaki, Momonga mengangguk dengan puas karena perlengkapannya saat ini cocok bagi seorang guildmaster. Lalu dia meraih tongkat Ainz Ooal Gown dengan tangannya.

Di saat dia memegang tongkat itu dengan tangannya, tongkat tersebut mengelurkan pusaran aura merah gelap. Suatu ketika membentuk wajah manusia dalam kesakitan lalu rontok. Sangat jelas dan terasa seperti kamu bisa mendengar jeritan kesakitannya.

"..Detil menyakitkan."

Tongkat tertinggi yang tidak pernah dia pegang sekalipun setelah jadi akhirnya jatuh ke tangannya sebagai pemilik asli dengan berakhirnya layanan online dari Yggdrasil yang sebentar lagi.
Melihat icon menunjukkan peningkatan dramatis pada statusnya lagi, dia juga merasa sedikit kesepian. "Haruskah kita pergi, simbol dari guild kami? Tidak bukan seperti itu - Mari kita pergi, simbol dari guild kami."


=======
Part 2



Momonga meninggalkan ruangan yang bernama Meja Bundar

Setiap anggota Guild yang memakai cincin guild akan secara otomatis masuk ke ruangan ini kecuali ada keadaan tertentu. Jika ada anggota lain yang kembali, mereka pasti akan muncul disini. Namun, Momonga tahu benar bahwa tak ada anggota lain yang akan kembali kemari. Saat Momen-momen terakhir dari "Great Underground Tomb of Nazarick", hanya momonga yang tersisa.

Menahan emosinya yang bergejolak, Memonga memasuki lorong besar. Sebuah dunia yang megah dan brilian, mengingatkan akan kastil raksasa yang berbalut marmer.

Tergantung di atap tinggi, lampu hias yang tertata rapi bisa terlihat memancarkan kilauan yang lembut dan hangat. lantai yang halus dari koridor yang luas merefleksikan cahaya dari lampu hias di atas, bersinar bercahaya seperti mozaic dari bintang-bintang yang cerah. Jika pintu di seluruh koridor terbuka, furniture mewah di dalam ruangan akan memancing perhatian banyak mata.

Jika seorang player mendengar nama Nazarick datang kemari, mereka akan takjub dengan kenyataan bahwa pemandangan yang indah itu hadir di tempat yang terkenal akan keburukannya ini.

Lagipula, Great Underground Tomb of Nazarick telah mengalahkan serangan militer yang teratur dari pemain dengan jumlah terbesar di sejarah server Yggdrasil. Aliansi dari 8 Guild, Afiliasi Guild, Pemain bayaran dan NPC bayaran, dengan jumlah total 500 orang, mencoba untuk menyerbu tempat ini dan dapat dihancurkan. Event tersebut membuat tempat ini menjadi sebuah legenda.

Nazarick dulu mempunyai 6 lantai, tapi rekonstruksi besar-besaran dilakukan setelah dikuasai oleh Ainz Ooal Gown. Sekarang sudah melebar hingga 10 lantai, setiap lantainya mempunyai karakteristik tersendiri.

Lantai 1 - 3 ---> Bangunan bawah tanah
Lantai 4 ---> Danau di bawah tanah
Lantai 5 ---> Gletser (sungai es)
Lantai 6 ---> Hutan
Lantai 7 ---> Gunung api bawah tanah
Lantai 8 ---> Hutan belantara
Lantai 9 ---> Royal Suite
Lantai 10 --> Ruang Tahta

Dua lantai terakhir adalah markas dari Ainz Ooal Gown, salah satu dari 10 Guild teratas di Yggdrasil.

Jejak kaki Momonga bergaung di lorong Royal Suite, diikuti dengan pijakan tongkatnya. Setelah beberapa kali belokan melewati sudut dari aula yang luas, Momonga melihat seorang wanita di kejauhan yang bergerak mendekatinya.

Dia mempunyai rambut pirang yang Sedap dipandang mata dengan panjang hingga bahu dan tubuh yang indah.

Dia mengenakan pakaian Maid, termasuk celemek besar dan rok yang panjang. Dengan tinggi sekitar 170 cm, dia mempunyai tubuh yang ramping dengan dada menantang hampir muntah dari bajunya. Secara keseluruhan, dia memberikan Kesan elegan dan ramah.

Ketika 2 orang itu bertemu, si maid minggir dan membungkuk kepada Momonga. Dibalas dengan sedikit mengangkat tangannya.

Ekspresi Maid tidak berubah, wajahnya menunjukkan wajah tanpa senyum yang sama dengan sebelumnya. Ekspresi wajah yang tidak berubah di Yggdrasil. Namun, ada perbedaan antara ekspresi yang tidak berubah dari pemain dan maid ini. Maid adalah Non-Player Character (NPC) atau Karakter bukan pemain. Di dalam game, a.i. ini hanya bergerak menurut programnya. Dengan kata lain, mereka sama seperti manequins yang bergerak, dan bahkan membungkuk ke Momonga juga aksi yang terprogram sebelumnya.

Sapaannya tadi bisa dilihat sebagai hal yang buang-buang waktu, tapi Momonga punya alasan mengapa dia tidak memperlakukan mereka dengan tidak sopan.

Seluruh 41 maid NPC yang bekerja di Great Underground Tomb of Nazarick didasarkan atas ilustrasi yang berbeda oleh salah seorang anggota guild, yang terkenal dengan pekerjaan seninya dan sekarang bekerja sebagai manga artis di majalah manga serial bulanan.

Momonga menatap tidak hanya penampilan para maid, tapi juga seragam mereka yang menakjubkan detilnya. Terutama sulaman pada celemek adalah subyek dari pujian.

Karena itu digambar oleh orang yang sesumbar bahwa "Senjata terbaik dari seorang Maid adalah seragamnya", level detil dari pakaiannya benar-benar diluar batas normal. Momonga akhirnya merasa kangen ketika dia mengingat bagaimana anggota guildnya yang bertanggung jawab untuk tampilan itu akan mulai berteriak pada tugasnya.

Ah.. benar juga. sejak itu dia selalu berbicara seperti "Seragam maid adalah keadilan!"..Ngomong-ngomong pemain utama dari manga yang dia gambar sekarang juga seorang maid. Apakah kamu masih membuat asistenmu menangis dengan perhatian ekstra pada detil, Whitebrim-san?"

Sedangkan untuk program sifatnya, dibuat oleh Meromero-san dan 5 programer lain. Dengan kata lain, maid ini dibuat dengan kerja keras dan usaha bersama dari anggota guild yang dulu, jadi mengacuhkan dia adalah hal yang tidak bisa dilakukan, seperti tongkat dari Ainz Ooal Gown, dia juga bagian dari ingatannya yang berharga.

Sementara Momonga memikirkan hal ini, maid mengangkat kepalanya dan bertanya ada apa. Selama ada orang yang dekat dengannya dalam periode waktu tertentu, maid akan secara otomatis beradaptasi terhadap posisi ini. Kembali mengingatnya, Momonga merasa takjub dengan ketelitian Meromero terhadap perhatiannya pada detil. seharusnya ada beberapa posisi tersembunyi lainnya yang terprogram. Meskipun dia ingin melihat seluruh posturnya, tidak ada banyak waktu lagi.

Mata Momonga menuju pada jam hologram semi bundar yang ada di pergelangan kiri tangannya dan menunjukkan waktu saat ini.

Memang benar, tidak ada waktu lagi untuk bengong.

"Terima kasih atas kerja kerasmu."

Momonga mengatakan frase perpisahan yang dipenuhi dengan banyak emosi dan berjalan melewati maid tersebut. Tentu saja, di sisi lainnya tidak ada respon. Meskipun demikian, Momonga percaya kalau sebuah perpisahan akan terjadi karena ini adalah hari terakhir.

Dengan meninggalkan si maid, Momonga melanjutkan perjalanannya.

Tidak lama, sebuah tangga raksasa dengan karpet merah yang mewah menutupi tengahnya tampak di depan Momonga. Dia turun dengan pelan dari tangga dan sampai di lantai sepuluh -- lantai paling akhir dari Great Underground Tomb of Nazarick.

Tempat dimana dia sampai adalah tempat yang luas, aula terbuka dengan beberapa pelayan yang menunggunya.

Pelayan pertama yang menarik perhatiannya adalah seorang kepala pelayan tua yang gagah dengan seragam tradisionalnya.

Rambutnya putih semua, sama halnya dengan jenggot miliknya. Tapi punggung pak tua tersebut lurus tegak bagai sebuah panah dan kuat seperti pedang baja. Dia mempunyai kerutan wajah yang tampak di wajahnya yang datar, yang membuatnya terlihat gagah dalam penampilan, tapi dengan mata yang tajam seperti elang memandang mangsanya.

Di belakangnya ada 6 maid yang mengikutinya seperti bayangan. Namun, perlengkapan mereka sangat berbeda dengan maid yang tadi.

Tangan dan kaki mereka dilindungi oleh sarung tangan dan dihias dengan emas, perak dan logam hitam. Mengenakan armor dengan motif seragam maid, mereka mengenakan hiasan kepala putih daripada helm. Setiap maid menggenggam tipe senjata yang berbeda. Terlihat seperti maid petarung.

Tatanan rambut mereka juga sangat berbeda dari setiap orang: Sanggul, Kuncir kuda, Rambut lurus, bergelombang, keriting, Simpul Perancis dsb. Tapi sesuatu yang mereka semua punya adalah kecantikan yang sukar dijelaskan. Sebagai tambahan, para maid dibagi dalam beberapa tipe seperti Perayu, Sporty, Tradisional dan personaliti yang lainnya.
Meskipun mereka adalah NPC dan desainer mereka membuatnya semua gembira dan unik, tujuan mereka yang utama adalah untuk melawan mereka yang menyusup.

Di Yggdrasil, guild yang menguasai markas seperti kastil atau yang lebih besar, diberi beberapa keuntungan.

Salah satunya adalah keuntungan NPC yang menjaga markas mereka.

Monster undead yang ada di Nazarick dibagi dalam beberapa kategori. Mereka ini yang disebut 'Spawn NPC' (NPC panggilan) mempunyai batas level 30 dan bisa muncul kembali secara otomatis dengan biaya yang tetap setelah beberapa waktunya, tapi karena merubah penampilan dan program mereka sudah tidak bisa dilakukan lagi. Player penyusup tidak menganggap mereka sebuah ancaman.

Di sisi lain, keuntungan spesial lainnya adalah kemampuan untuk membuat NPC asli. Ketika guild mengambil alih sebuah markas dengan peringkat level kastil, mereka bisa membuat NPC dengan keseluruhan jumlah level maksimal 700. karena level tertinggi adalah 100, kamu bisa membuat 5 maximal level 100 dan 4 level 50 NPC sebagai contoh.

Ketika membuat NPC asli, sebagai tambahan tampilan dan AI mereka, sangat mungkin untuk merubah armor dan senjata mereka. Ini diperbolehkan oleh guild untuk membuat NPC yang jauh lebih kuat dan memberi perintah pada mereka untuk melindungi lokasi kunci.

Sebenarnya, membuat NPC - NPC yang berlandaskan petarung tidak diharuskan. Guild lain yang menguasai markas dengan level kastil, Great Cat Kingdom, merubah seluruh NPC mereka menjadi kucing atau makhluk berbulu lainnya. Bisa dikatakan sebuah guild diberikan hak eksklusif untuk membuat imej dan atmosfer dari kastil mereka.

"Hmm."

Melihat kepala pelayan dan para maid yang membungkuk didepannya. dia berpikir sejenak. Karena dia selalu menggunakan teleport untuk berpindah dari satu ruang ke ruang lain, Momonga jarang kemari, yang mana dengan melihat mereka membuatnya merasa nostalgia.

Tangan Momonga mengoperasikan console, membuka halaman yang hanya bisa diakses oleh anggota guild dan mengaktifkan salah satu pilihannya. Saat dia melakukannya, Nama-nama dari para pelayan muncul di atas kepalanya.

"Ah. jadi itu namanya."

Momonga sudah lupa nama ini. Dia tersenyum pahit ketika mengingat perselisihan dirinya dengan teman-temannya ketika memutuskan nama dari NPC ini.

Sebastian, kepala pelayan, juga sebagai pelayan penghuni rumah.

Enam Maid disamping Sebastian berada di bawah perintahnya. Unit Maid petarung disebut juga dengan 'Pleiades'. Sebagai tambahan, Sebastian juga punya pelayan-pelayan pria dan asisten kepala pelayan dibawah pengawasannya.

Tulisan di console memiliki pengaturan yang detil, tapi Momonga sedang tidak ingin memperhatikannya dengan teliti. Ada sedikit waktu yang tersisa sebelum server dimatikan, dan dia ingin duduk di tempat lain.

Seluruh NPC (termasuk para maid) mengandung detil yang rumit karena banyak anggota guild yang senang memperluas pengaturannya. Berkat banyaknya ilustrator, desainer grafis dan programer di Ainz Ooal Gown, mereka mampu menjelajahi seluruh tampilan dan habis-habisan.

Pada dasarnya, Sebastian dan para maid adalah garis terakhir dari pertahanan melawan penyusup. Namun, karena mereka tidak terlihat mampu menghadapi player musuh yang mampu hingga sejauh ini, tujuan mereka hanyalah untuk memperpanjang waktu. Karena tidak ada player yang mampu sampai di titik ini, mereka tak pernah menerima perintah dan hanya menunggu tanpa akhir di tempat ini.

Dengan menggenggam tongkatnya, Momonga merasa kasihan terhadap para NPC ini, meskipun pikiran semacam itu adalah pikiran yang bodoh. Para NPC hanyalah data dan satu-satunya alasan untuk percaya bahwa mereka mempunyai emosi adalah karena mereka adalah AI yang didesain dengan sangat bagus.

Namun--

"Sebagai guild master, sudah saatnya aku mulai memerintah para NPC."
Sambil mengejek diri sendiri atas komentarnya yang arogan, Momonga membuat sebuah perintah :

"Ikuti aku."

Sebastian dan para maid menunduk dengan hormat, menunjukkan bahwa mereka menerima perintah.

Perintah untuk bergerak dari lokasi ini berarti melepaskan apa yang dipikirkan anggota guild ini sejak awal. Ainz Ooal Gown adalah guild yang bergerak berdasarkan suara terbanyak. Sangat terlarang bagi satu orang untuk mengacaukan apa yang sudah diciptakan oleh yang lainnya secara bersama hanya karena keinginan sendiri.

Tapi hari ini adalah hari semuanya akan berakhir. Momonga percaya bahwa semuanya akan memaafkannya karena hari ini.

Sambil memikirkan hal ini, Momonga membuat suara beberapa langkah kaki mengikutinya.

Akhirnya mereka tiba di aula yang berbentuk kubah yang besar. Sebuah kristal 4 warna tertempel di atap dan membiaskan cahaya putih. Ada 72 ceruk di dinding, kebanyak dari mereka terisi oleh patung-patung.

Setiap patung meniru penampakan iblis, dan ada 67 buah.

Ruangan ini disebut sebagai 'Lesser Key of Solomon' disebut juga dengan Lemegeton. Diambil dari judul grimoire yang terkenal.

Patung-patung tersebut, berbentuk 72 setan Solomon, sebenarnya adalah golem yang terbuat dari logam ajaib yang langka. Alasan mengapa mereka hanya 67 golem tidak asalnya 72 adalah karena si pembuat mengalami kebosanan dan tidak mau menyelesaikan project ini di tengah jalan.

Kristal 4 warna dipasang di atap adalah sebuah monster. Jika ada musuh yang menyerang tempat ini, benda tersebut akan memanggil element kelas tinggi dari tanah, air, api dan angin, lalu meluncurkan serangan magic area luas bertubi-tubi.

Digabung semuanya, bisa menghancurkan dua kelompok penuh player yang terdiri dari 12 orang dengan level 100.

Memang benar, ruangan ini adalah garis pertahanan terakhir yang melindungi jantung Nazarick.

Momonga berjalan menyeberangi Lemegeton dengan para pelayan dan tiba di depan gerbang besar di sisi lain.

Berdiri lebih dari 5 meter, Pintu ganda yang besar ini terdapat ukiran dewi di panel kiri dan iblis di panel kanan. Ukiran itu terlihat jelas dan serasa keluar dari pintu dan mulai menyerang.

Meksipun mereka terlihat bisa bergerak, Momonga tahu mereka tidak bisa melakukannya.

---Jika mereka sampai pada titik ini, mari kita berikan sambutan pada para pahlawan. Ada banyak player yang mengatakan kita adalah setan dan sejenisnya, jadi kenapa tidak menunggu mereka dengan gagak di dalam seperti bos akhir?

Karena propsal ini sudah disetujui oleh suara terbanyak. Dan yang mengusulkannya adalah...

"Urbet-san..."

Diantara semua anggota guild, Urbet Alain Odle adalah orang yang sangat tepat dikatakan sebagai "paling jahat".

"Yah, lagipula dia menderita akibat Chuunibiyou..."

Melihat sekeliling aula, itu adalah bukti bagi Momonga.

"...Patung-patung ini tidak akan menyerangku, khan?"

Perkataannya penuh rasa was-was dan dia memang benar seperti itu.

Bahkan Momonga tidak sepenuhnya paham dari labirin ini. Tidak heran jika beberapa anggota meninggalkan sesuatu yang aneh sebagai hadiah perpisahan. Orang yang merancang pintu ini adalah orang semacam itu.

Ada suatu kala dimana mereka mengaktifkan sebuah golem yang kuat yang dibuat oleh orang itu. Namun, Momonga tetap skeptis dan percaya "error" itu memang sengaja.

"Lucifer-san, jika hal seperti dahulu terjadi hari ini, aku benar-benar marah..."

Momonga dengan hati-hati menyentuh pintu dan rasa kuatirnya memang tidak beralasan. Layak akan kemegahannya, pintu tersebut terbuka dengan pelan seperti otomatis.

Atmosfir tiba-tiba berubah.

Suasana sampai saat ini mirip dengan kuil yang sepi dan tenang, tapi pemandangan di depannya melebihi hal itu. Rasanya seperti suasana yang berubah dan menguasai dirinya.

Interiornya sangat besar, sebuah ruangan yang cukup luas untuk menampung 100 orang dan masih tersisa, atap yang sangat tinggi setinggi kamu memandang. Dinding yang putih, dihiasi dengan hiasan-hiasan emas yang bermacam-macam. Menggantung dari atap, Barisan tempat lilin yang mewah yang terbuat dari perhiasan warna-warni yang memberikan kecemerlangan yang fantastis. Dari atap hingga lantai, total 41 banner raksasa dengan motif berbeda menghiasi dinding.

Ada tangga sekitar 10 langkah di area yang paling dalam, dihiasi emas dan perak, dan diatasnya ada kursi tahta yang megah seperti dipotong dari kristal raksasa. Di dinding dibelakangnya ada banner merak gelap yang besar bersulam dengan Jubah perang guild.

Ini adalah tempat terdalam dan terpenting dari Great Underground Tomb of Nazarick... Ruang takhta.

"Ooh..."

Bahkan Momonga merasa takjub dengan ruangan ini. Dia yakin bahwa skala kemegahannya adalah nomer satu di seluruh Yggdrasil.

Ruangan ini sangat sempurna hingga akhir.

Momonga melangkah ke dalam aula, ruangan itu sangat luas sampai bisa menelan setiap suara langkah kakinya, lalu dia berputar dan memandang NPC wanita yang berdiri di samping takhta.

Dibungkus pakaian berwarna putih murni, dia adalah wanita cantik dengan wajah dewi. Sangat berlawanan dengan pakaiannya, dia mempunyai rambut hitam kelam yang menggoda mengalir ke bawah hingga pinggangnya.

Meskipun matanya yang berwarna keemasan terlihat aneh, dia tidak terbantahkan cantik, tangannya yang ramping sedang memegang benda yang terlihat seperti tongkat. Dengan panjang 45cm dan di pucuknya ada bola hitam yang melayang di udara.

Momonga tidak lupa namanya.

Namanya adalah Albedo, Pengawas dari seluruh Guardian Lantai dari Great Underground Tomb of Nazarick. Dia adalah NPC yang mengepalai 7 lantai Guardian, dan itu artinya dia berada di tingkat teratas dari seluruh NPC di sini. Karena alasan itu dia diperbolehkan tetap berada di rang takhta.

Momonga melihat Albedo dengan mata tajam dan bertanya-tanya:

"Aku tahu dia punya item kelas Dunia, tapi bagaimana dia bisa punya dua sekarang?"

Di seluruh Yggdrasil, hanya ada 200 item kelas Dunia.

masing-masing mempunyai kemampuan yang unik, dan beberapa diantaranya mampu menghancurkan keseimbangan game. Tentu saja, tidak semua item kelas Dunia punya kemampuan yang merusak game.

Namun, jika seorang player berhasil mendapatkan item kelas Dunia, reputasi player tersebut akan naik hingga level tertinggi.

Ainz Ooal Gown punya 11 item ini, dan itu juga termasuk guild dengan item paling legendaris yang mereka miliki. Dibanding guild lainnya ada gap yang mencolok, karena guild yang mengincarnya hanya ada 3.

Dengan persetujuan dari anggota guildnya, Momonga memilik salah satu dari item terkuat ini. Yang lainnya tersebar di dalam Nazarick, kebanyakan dari mereka tersimpan di dalam ruangan harga dibawah pengawasan para avatar.

Hanya ada satu penjelasan bagaimana Albedo bisa memiliki harta yang rahasia tersebut tanpa diketahui Momonga. Itu pasti diberikan oleh anggota guild yang menciptakan dia.

Ainz Ooal Gown adalah guild yang mengambil suara terbanyak. Sangat terlarang bagi satu orang saja untuk memindahkan harta-harta yang dikumpulkan oleh setiap anggota seenak sendiri.

Dengan muka sedikit tidak enak, Momonga berpikir untuk mengembalikannya.
Tapi hari ini adalah hari terakhir, dan setelah berpikir panjang bagaimana Albedo sangat disayangi oleh temannya, dia memutuskan untuk membiarkannya saja.

"Berhenti disana."

Setelah sampai di tangga beberapa langkah, dia meyadari langkah-langkah kaki yang mengikutinya. Momonga tersenyum pahit tentu saja, ekspresi di tengkoraknya tidak berubah sama sekali.

NPC tidak mengerti perintah apapun diluar dari yang diprogramkan sebelumnya. Kamu harus memberikan kalimat yang spesifik untuk memerintahkan mereka agar menerima perintah. Karena lupa, Momonga sadar bahwa sudah lama dia tidak memberikan perintah pada NPC disini.

"------ Standby."

Langkah kakipun berhenti.

Setelah Momonga memberikan perintah langsung, dia naik hingga di depan kursi takhta.

Momonga menatap terang-terangan pada Albedo yang berdiri di sampingnya. Dia jarang berkunjung ke ruangan ini di masa lalu, jadi dia tidak pernah memperhatikan padanya sebelum ini.

"Aku penasaran apa pengaturannya"

Yang hanya diingat oleh Momonga adalah peran Albedo adalah Pengawas seluruh Guardian Floor dan dia adalah NPC dengan peringkat tertinggi di Great Underground Tomb of Nazarick.

Karena penasaran, Momonga mengoperasikan console dan menggunakan pengaturan detil dari Albedo.

Sebuah teks yang banyak dan rapat membanjiri penglihatannya. Panjangnya tidak sama dengan puisi epik. Kelihatannya dengan membaca semuanya saja bisa membuatnya terlewat dari waktu server dimatikan.

Dengan perasaan seperti menginjak jebakan, Wajah Momonga yang tidak bergerak mulai bergetar.

Jauh di dalam hatinya dia ingin memarahi dirinya sendiri karena lupa kalau anggota yang merancang Albedo adalah orang yang sangat teliti.

Karena dia sudah mulai membaca, dia memutuskan untuk melihatnya hingga akhir. Tanpa memperdulikan isi yang sebenarnya, dia melewati dinding teks dengan cepat.

Setelah melewati semua teks yang panjang, Momonga akhirnya mencapai bagian akhir dari pengaturannya. Tapi setelah membaca apa yang tertulis disitu, pikirannya langsung berhenti.

[Dia juga seorang nympho.]
Dia kehabisan kata-kata.

"..Huh? Apa-apaan ini?"

Momonga tidak bisa menahan kekagetannya. Karena ragu, dia membacanya berulang kali tapi tetap sama. Bahkan setelah beberapa saat memikirkannya, dia tidak bisa mendapatkan jawaban lain.

"Seorang nympho.. artinya hasrat seksualnya sangat besar?"

Setiap 41 anggota yang bertugas untuk pengaturan setidaknya satu NPC. Apa mungkin salah satu dari mereka memutuskan pengaturan seperti ini pada karakter mereka sendiri? Momonga bertanya-tanya. Mungkin dia bisa mendapatkan artin lain dibalik itu setelah membaca seluruh teks.

Tapi diantara anggota guild, memang ada orang yang akan muncul dengan pengaturan yang berbeda dan aneh itu. Salah satu dari orang itu adalah 'Tabula Smaragdina', yang menciptakan Albedo.

"Ah, dia memang gila dengan kejanggalan dari sebuah karakter, ya khan? Meskipun begitu..."

Bukankah itu sudah agak keterlaluan?

Setiap NPC yang dibuat oleh anggota adalah salah satu dari warisan guild. Momonga merasa tidak enak dengan Albedo, yang termasuk peringkat kesatu diantara NPC, dengan pengaturan seperti itu.

"Hmm.."

Apa boleh dirinya merubah NPC yang dibuat oleh anggota guild? Setelah memikirkan sejenah, Momonga akhirnya memutuskan.

"Ayo kita rubah."

Sekarang, senjata guild berada dalam genggamannya, dia benar-benar seperti seorang guild master. Seharusnya tidak apa jika dia ingin menggunakan hak prerogratifnya. Keraguan Momonga hilang dengan alasan logis bahwa dia seharusnya memperbaiki kerusakan dari anggota guildnya.

Momonga menggerakkan tangan yang memegang tongkat. Biasanya dia butuh tool editing untuk merubah pengaturan, tapi karena saat ini dia sedang menggunakan hak istimewa sebagai guild master, dia bisa mengaksesnya langsung. Mengoperasikan konsolnya, dia langsung menghapus sebuah kalimat.

"Ini jadi lebih bagus sekarang"

Ketika melihat ruang kosong di pengaturan Albedo, Momonga berpikir sejenak.

-Mungkin seharusnya aku meletakkan sesuatu di dalamnya.

"Tidak, itu adalah hal yang bodoh."

Menertawakan rencana yang terbesit di otaknya, dia mengetikkan sesuatu pada keypad konsol. Sebuah kalimat tunggal:

[Dia juga jatuh cinta pada Momonga]

"Wow, ini benar-benar memalukan."

Dengan menutup tangan pada wajahnya, Momonga merasa sangat malu terhadap tingkahnya. Itu seperti memprogram kekasih ideal impiannya dengan plot cinta. Meskipun dia ingin menulis ulang lagi. Dia memutuskan membiarkannya saja. Hari ini Game ini akan berakhir dan perasaan malu ini akan segera hilang. Pada akhirnya, bagian yang dia hapus dan ditambahkan panjangnya sama. Jika ada bagian ruang kosong yang tersisa, Momonga akan merasa tidak enak dengan hal itu.

Duduk di singgasana, merasa malu namun lega, Momonga melihat sekeliling ruangan dan melihat Sebastian dan para maid berdiri tanpa bergerak sama sekali. Meskipun mereka berkumpul di tempat yang sama, rasanya seperti terisolasi.

-Kurasa ada perintah seperti ini.

Momonga teringat sebuah perintah yang tidak pernah dia gunakan di masa lalu. Dia menggenggam tangannya dan menarik kebawah.

"Berlutut."

Albedo, Sebastian dan Pleiades berlutut berturut-turut.

Semuanya sudah siap.

Momonga mengangkat tangan kirinya untuk melihat jam hologramnya.

23:55:48

Tepat di saat terakhir.

Mungkin GM sudah mulai menyebarkan berita dan menyalakan kembang api di luar. Tapi berdiri di dalam sini merenung, benar-benar terisolasi dari dunia luar, Momonga tidak tahu.

Momonga menyandarkan punggungnya ke singgasana dan melihat ke atap dengan pelan.

Dengan pertimbangan bahwa ini adalah markas legendaris yang menghancurkan pasukan ekspedisi besar di masa lalu, Momonga mengira bahwa mungkin saja ada beberapa pemain yang mungkin mencoba untuk menginvasi Nazarick di hari akhir.

Dia sedang menunggu. Menerima tantangan terakhir sebaga seorang guild master.

Meskipun dia mengirimkan email kepada teman-teman lamanya, hampir tak ada satupun yang muncul.

Dia menunggu. Untuk menyambut teman-teman lamanya sekali lagi sebagai seorang guild master.

Sekarang kita adalah sisa-sisa dari masa lalu...

Momonga memikirkannya dalam hati.

Guild sekarang seperti kerang yang kosong, namun dia masih gembira selama ini.

Matanya melihat bendera besar yang menggantung di atap. Jumlahnya adalah 41. Satu bendera setiap anggota guild, masing-masing memiliki desain sendiri. Momonga mengangkat jarinya yang kurus dan mengarah pada salah satu bendera.

"Aku."

Lalu dia menggerakkan jarinya ke bendera selanjutnya. Yang itu adalah milik salah satu dari Ainz Ooal Gown's.. bukan, salah satu dari pemain terkuat Yggdrasil. Pendiri guild yang dulu mengumpulkan "Sembilan orang pertama".

"Touch Me."

Selanjutnya dia menunjuk bendera dari orang yang bekerja sebagai profesor dari universitas di dunia nyata, dan juga orang tertua di Ainz Ooal Gown.

"Shi-juuten Suzaku."

Jarinya bergerak lebih cepat dan semakin cepat, menunjuk bendera milik salah satu dari 3 orang anggota cewek Ainz Ooal Gown.

"Azuki Mochi."

Momonga mengucapkan nama pemilik bendera dengan lembut.

"Meromero, Peroroncino, Simmering Teapot, Tabula Smaragdina, Takemikazuchi, Variable Talisman."

Mengingat nama-nama dari 40 temannya bukanlah perkara yang sulit bagi Momonga.

Nama-nama temannya sangat lekat di otaknya.

Momonga bersandar lagi.

"Yeah, memang menyenangkan..."

Disamping biaya bulanan, Momonga menghabiskan hampir seperti gaji bulanannya untuk pembelian tunai. Memang pendapatannya tidak tinggi, hanya saja dia tidak punya hobi lain, jadi dia menghabiskan sebagian besar uangnya untuk Yggdrasil.

Game ini memiliki sistem dimana pemain bisa membayar sebuah biaya untuk berpartisipasi pada sebuah lotre untuk memenangkan item langka, dan Momonga menghabiskan sebagian besar uangnya untuk ini. Setelah beberapa kali pengeluaran, dia berhasil mendapatkan banyak item langka. Tapi setelah mendengar salah satu anggota guildnya berhasil memenangkan lotre hanya dengan uang makan siangnya, Momonga merasa iri.

Karena setiap anggota Ainz Ooal Gown adalah anggota aktif dari sebuah organisasi, setiap orangnya menghabiskan uang untuk membelinya, tapi Momonga berbeda jauh dengan yang lainnya.

Dia sangat kecanduan. Pergi berkelana memang menarik, tapi berkelana bebas dengan teman-temannya adalah hal yang paling menyenangkan.

Bagi Momonga yang tak punya teman atau anggota keluarga lagi di dunia nyata, ingatannya ketika dia menghabiskan waktu dengan temannya di Ainz Ooal Gown adalah yang hanya dia miliki.

Hari ini, guild tersebut akan hilang.

Dengan hati penuh penyesalan dan kacau, dia memegang tongkat dengan erat. Momonga hanyalah orang biasa, dia tidak punya kekuatan finansial atau koneksi yang bisa merubah kenyataan ini. Dia hanya bisa menunggu waktu yang semakin habis bagi semua pemain di server.

Jam Hologram menunjukkan waktu 23:57. Server akan berakhir pada 00:00.

Waktu semakin habis. Dunia virtual ini akan kembali ke dunia sehari-hari.

Ini memang jelas. Manusia tidak bisa hidup di dunia virtual, jadi semuanya akan pergi suatu saat cepat atau lambat.

Besok aku akan bangun jam 4 pagi. Aku harus segera tidur setelah server dimatikan, jadi pekerjaanku tidak terganggu besok.

23:59:35.
36,
37....

Momonga menghitung detik dengan pelan.

23:59:48,
49,
50...

Momonga memejamkan matanya.

23:59:58,
59---

Dengan jam yang menunjukkan detik-detik akhir, dia menunggu akhir dari dunia fantasi ini..
Lalu akan dipaksa keluar..

0:00:00..
1,
2,
3...


"...Huh?"

Momonga membuka mata.

Dia tidak kembali ke kamarnya. Dia masih duduk di ruang singgasana di dalam Yggdrasil.

"Apa yang terjadi?"

Waktunya benar. Saat ini dia seharusnya sudah dipaksa keluar dari server yang mati.

0:00:38

Waktu sudah lewat dari yang ditetapkan dan kelihatannya ada jika sistem tidak error, tidak mungkin ini salah.

Momonga melihat sekeliling dengan bingung, mencari sebuah penjelasan.

"Apa mereka menunda penghentiannya? Atau mereka memutuskan untuk tidak jadi mematikannya sekarang?"

Banyak penjelasan yang datang ke otaknya, tapi tak ada satupun yang kelihatannya benar. Penjelasan yang mungkin adalah adanya penundaan penghentian server karena ada error pada sistem.

Jika itu masalahnya, GM seharusnya membuat statemen tersebut saat ini. Momonga segera mencoba menemukan berita apapun tentang shutdown dari channel chat.. tapi tiba-tiba berhenti.

Tak ada tampilan kontrol.

"Apa..?"

Meskipun Momonga merasa tidak tenang dan bingung, dia juga sedikit kaget dengan ketenangannya. Dia mencoba semua fungsi yang digunakan di Game: Forced System Access, Chat, Call GM, Log Out dan lain-lain..

Tak ada yang berhasil. kelihatannya seperti dihapuskan dari sistem.

"Apa yang terjadi disini..?"

Kemarahannya keluar dan menggema dia ruangan Tahta lalu hilang.

Kejadian seperti ini terjadi di hari terakhir, dimana semuanya seharusnya sudah berakhir... Apakah para pengembang sebenarnya menipu semua orang?

Suara Momonga terdengar marah dan dia merasa frustasi karena tidak menerima akhir yang hebat.
Biasanya, tak ada respon dari kemarahannya itu.

Namun..

"Apakah semuanya baik-baik saja, Tn. Momonga?"

Pertama kalinya Momonga mendengar suara wanita yang manis seperti itu.

Meskipun dia kaget, Momonga mulai mencari sumber suara. Ketika dia menemukan siapa itu, dia pun terdiam tak bisa berkata apapun.

Suara itu berasal dari seorang NPC - Dia adalah Albedo.

====
Part 3

Bertempat di perbatasan antara Baharuth Empire dan Re-Estize Kingdom, sebelah selatan dari pegunungan Azellerisia, terdapat hutan yang luas yang bernama "The Great Forest of Tob". Di luar dari tepi hutan, terdapat desa Carne. Dengan populasi 120 orang, yang terbagi dalam 25 keluarga.  Untuk ukuran desa perbatasan dari Re-Estize Kingdom, jumlah ini tidak aneh.

Kegiatan utama sehari-hari dari penduduk desa tidak terlepas dari hutan dan ladang mereka, karena hampir tak ada pengunjung kecuali beberapa ahli obat (pharmacist) yang sedang mencari tumbuh-tumbuhan dan petugas pengumpul pajak yang datang sekali setahun. Itu adalah sebuah desa yang tidak bergerak dalam waktu. Para penduduk sibuk sejak mereka bangun pagi. Sebagai desa tanpa cahaya keajaiban, "Continual Light (Cahaya berkelanjutan)", mereka bekerja dari terbit hingga terbenam matahari, begitulah kehidupan mereka.

Tugas pertama Enri Emmot setiap harinya adalah pergi ke sumur terdekat dan mengambil air. Mengambil air adalah pekerjaan seorang gadis dan ketika tangki air di dalam rumahnya sudah penuh, maka tugas pertamanya untuk hari itu telah selesai. Bersamaan dengan itu, ibunya akan mempersiapkan sarapan, dan empat anggota keluarga akan menikmati sarapan bersama.


Sarapan terdiri dari gandum yang ditanak atau dibuat bubur, dan juga sayuran yang ditumis. Suatu ketika mereka juga makan buah. Setelah makan bersama orang tuanya, adiknya yang berusia 10 tahun akan pergi ke hutan untuk mengumpulkan kayu bakar segar, atau membantu dengan pekerjaan ladang. Di pusat desa, ketika lonceng berbunyi di sore hari, semuanya akan istirahat di alun-alun desa untuk makan bersama. Makan siang terdiri dari roti hitam yang sudah beberapa hari, bersama dengan sup daging yang dipotong-potong. Setelah itu mereka akan melanjutkan pekerjaan di ladang dan ketika matahari sudah terbenam semuanya akan kembali ke rumah masing-masing untuk makan malam.

Sama seperti makan siang, makan malam juga terdiri dari roti hitam, ditemani sup kacang. Jika pemburu desa berhasil menangkap beberapa hewan buruan, mereka akan mendapatkan daging juga. Setelah makan malam, semuanya akan menggunakan cahaya dari dapur dan mengobrol dengan gembira, sambil menyulam baju-baju yang sudah robek. Mereka akan pergi tidur sekitar jam 8 malam. Enri Emmot dilahirkan 16 tahun yang lalu, dan hingga hari ini dia tidak pernah meninggalkan desa. Dia juga penasaran, apakah hari-harinya akan tetap sama? seperti hari yang lain, Enri bangun tidur dan pergi ke sumur untuk menimba air. Biasanya hanya butuh 3 kali perjalanan bolak-balik ke sumur dan rumahnya untuk memenuhi tangki air besar.

"Yosh". Enri menyingsingkan lengan bajunya dan membuka kulit putih yang menarik perhatian dan memang tidak terlalu banyak terkena sinar matahari. Bekerja di ladang telah membuat lengannya ramping, namun berotot. Meskipun timba air terasa berat, Enri dengan mudah mengangkatnya. Jika timba tersebut penuh hingga pinggirannya, dia hanya perlu sedikit perjalanan bolak-balik, yang mana akan membuat pekerjaannya lebih cepat, ya khan?

Seharusnya timba tersebut tidak terlalu berat untuk diangkat. Sambil berpikir demikian, Enri mulai kembali ke rumah. Di perjalanannya dia mendengar suara dan setelah menoleh ke arah datangnya suara tersebut hatinya mulai tegang dengan perasaan takut. Suara yang dia dengar adalah suara kayu yang dihancurkan. Diikuti dengan -

"Sebuah teriakan...?" Kedengarannya seperti tangisan burung yang tercekik, tapi itu pasti bukan suara burung. Enri pun merasa gemetar. Dia tidak ingin mempercayainya. Itu pasti hanya halusinasi dan itu pasti bukan teriakan manusia. Banyak pikiran menakutkan yang berkeliaran di otaknya.

Dia harus buru-buru, karena teriakan yang muncul berasal dari arah rumahnya. Dia membuang timba air itu, karena tidak mungkin dia berlari sambil membawa benda berat tersebut. Meskipun dia hampir terjatuh karena pakaiannya, dia segera berdiri lagi.

Suara itu muncul lagi. Jantung Enri semakin berdebar. Itu pasti suara teriakan manusia, tidak salah lagi. Dia terus berlari, dan lari dan lari lagi. Tak pernah sekalipun dia pernah berlari secepat ini, dia berlari hingga terjatuh karena tersangkut kakinya sendiri. Suara kuda, orang yang menjerit dan berteriak.

Semuanya semakin jelas. Di depan mata Enri, dari kejauhan, dia bisa melihat orang asing dengan baju pelindung lengkap dan menghunuskan pedang pada para penduduk desa. Di atas tanah bergeletakan para penduduk desa yang terluka akibat tusukan yang fatal.

"Tn. Morjina..." Di desa sekecil ini tak ada yang memperlakukan seseorang seperti orang asing, semuanya adalah bagian dari keluarga. Jadi Enri mengenal penduduk yang tertebas pedang dan tergeletak di depannya. Meskipun dia biasanya agak berisik, dia adalah orang yang baik dan tidak layak untuk mati seperti ini. Terpikir baginya untuk berhenti, namun buru-buru dia mengigit bibir bawahnya dan melanjutkan tujuannya. Jarak yang dekat untuk mengangkut air sekarang serasa seperti selamanya. Angin membawa suara teriakan dan jeritan pada telinganya. Akhirnya, pemandangan rumahnya telah nampak di depan mata.

"Ayah! Ibu! Nemu!" Sambil berteriak memanggil keluarganya, Enri membuka pintu dan melihat keluarganya yang terdiam dengan wajah penuh ketakutan... Namun, ketika Enri masuk melalui pintu rumah tersebut, ekspresi mereka dalam sekejap berubah. "Enri! Kamu baik-baik saja?!" kata ayahnya, dengan tangan yang kuat karena bekerja di ladang, memeluk Enri. "Ahh, Enri..." Ibunya pun memeluknya juga.

"Bagus, Enri juga sudah kembali, sekarang kita harus kabur secepatnya!" Saat ini, situasi keluarga Emmot sangat kritis. Mereka khawatir ketika Enri tidak pulang, membuat mereka tidak bisa kabur. Saat mereka ingin kabur, sebuah siluet seseorang masuk melalui pintu. Dengan berdiri menghalangi cahaya matahari seseorang berpakaian pelindung lengkap dengan lambang Baharuth Empire.

Di tangannya dia menggenggam sebuah pedang. Baharuth Empire sering melakukan peperangan dengan tetangganya, Re-Estize Kingdom. Tapi invasi yang terjadi hanya di dekat Benteng kota E-Rantel, mereka tidak pernah sampai ke desa sebelumnya. Kehidupan tenang dari desa ini tiba-tiba terhenti.

Dari dalam helmet, terdapat tatapan mata yang dingin menghitung jumlah keluarga Enri, Enri merasa ketakutan melihat matanya. Ksatria (knight) tersebut menggenggam pedangnya, suara berderit terdengar dari cara dia memegang pedang. Saat dia akan masuk rumah--

"Huargh!"

"Ergh!" Ayahnya merangsek ke arah knight tersebut, mendorong keduanya keluar pintu. "Lari!"

"Kau!" Ada darah mengalir dari wajah ayahnya, sebuah luka yang disebabkan oleh benturan tadi. Keduanya sedang berkelahi di tanah. Knight tersebut sedang menggenggam pisau ayahnya, di waktu yang sama ayahnya sedang menahan pedang knight tersebut. Melihat ayahnya yang berdarah, Pikiran Enri seketika buyar. Dia tidak tahu apakah harus menolong ayahnya atau cepat-cepat kabur dari situ.

"Enri! Nemu!" Teriakan ibunya membangunkan Enri ke alam nyata, Enri melihat ibunya menggelengkan kepala dengan ekspresi yang dipaksakan. Enri memegang tangan adiknya dan dengan cepat berlari ke dalam hutan, meninggalkan suara dari kuda, teriakan, logam yang beradu dan bau benda yang terbakar.

Dari segala sudut desa, situasi ini masuk ke dalam telinga, mata dan hidung Enri. Sebenarnya mereka ini dari mana? Enri berusaha keras mencari tahu sambil berlari. Berlari hingga batas akhir tubuhnya, atau sembunyi di sudut rumah. Ketakutan menghantui badannya dan detak jantungnya yang keras bukan hanya disebabkan karena dia berlari. Sementara itu, karena merasakan tangan kecil yang berada di genggamannya seketika memberinya motivasi untuk berlari lagi. Yaitu nyawa adiknya.

Ibu Enri, yang berlari di depan mereka, tiba-tiba berhenti di sudut dan berputar. Dia berlari kembali ke sang ayah, setelah menyuruh Enri untuk terus berlari ke arah berlawanan. Sambil berlari dia berpikir mengapa ibunya menyuruhnya melakukan hal itu, Enri dengan cepat menggigit bibirnya dan diikuti oleh tangisannya hampir pecah. Dia menggenggam tangan adiknya dan berlari, tidak ingin tetap disini sedetikpun dari yang dibutuhkan, karena dia ketakutan atas apa yang akan dia saksikan dari pemandangan itu.

---

"Momonga-sama, ada masalah?" Albedo kembali mengulangi pertanyaannya. Momonga tidak tahu bagaimana harus menjawabnya. Karena banyak hal yang tak dapat dipahami terjadi sekaligus, pikirannya kosong. "Maafkan aku." Momonga hanya bisa berdiri dan memandang Albedo dengan wajah bodoh. "Apakah ada yang salah?" Wajah cantik Albedo mengamati Momonga dengan pelan.

Sebuah bau harum menyeruak ke dalam hidungnya. Wangi tersebut membuat Momonga berpikir kembali, dan menyadarinya. "Tidak.. Tidak ada apa-apa.." Momonga bukanlah semacam orang yang menggunakan honorific ketika berbicara dengan boneka. Tapi... setelah mendengar pertanyaan Albedo, dia tidak sengaja menggunakan honorific. (TN honorific : Kata sapaan untuk menghormati seseorang dalam bahasa Jepang. seperti -san, -sama dll).

Karena tingkah dan ucapan Albedo itu, Momonga tidak mungkin mengabaikan begitu saja tingkahnya yang seperti manusia. Meskipun Momonga bisa dengan jelas melihat bagaimana tingkah Albedo yang tidak normal, dia masih tidak bisa memahami apa yang terjadi. Di situasi seperti ini, yang hanya bisa dia lakukan adalah mencoba untuk menekan perasaannya yang meluap dengan rasa khawatir dan terkejut, tapi karena Momonga hanyalah orang biasa, dia tidak berhasil melakukannya. Tepat ketika momonga ingin berteriak, sebuah kenangan tentang anggota guild datang ke pikirannya.

"Kekacauan adalah sebuah kegagalan dari sebuah negara, kamu harus selalu mempertahankan kepala dingin dan cara berpikir yang logis. Tetaplah tenang, Pikirkan rencana ke depan, dan jangan buang waktu untuk berpikir mengenai hal yang tidak perlu, Momonga-san." Memikirkan hal ini, Momonga tenang dengan sendirinya. Kepada gadis yang berpakaian Moe atau disebut sebagai Zhuge-Liang dari Ainz Ooal Gown, Momonga mengucapkan terima kasihnya.

"..Apakah ada yang terjadi pada anda?" Wajah cantik Albedo bertanya semakin dekat, membuat Momonga hampir merasakan wangi yang keluar dari tubuh Albedo. Meskipun akhirnya dia berhasil tenang, dia hampir panik kembali dalam sekejap. "..Fungsi untuk memanggil GM tidak bisa digunakan." Kepada Albdo yang bermata mungil. Momonga akhirnya menjawab NPC itu. Tak pernah terlintas dalam hidupnya Momonga memiliki ekspresi seperti ini dengan anggota lawan jenis, terutama dengan suasana seperti ini.

Meskipun dia tahu dia hanyalah NPC, dengan mempertimbangkan ekspresi dan tingkahnya yang seperti manusia, Jantung Momonga berdegup kencang. Tapi detak jantungnya yang berdegup keras itu ditekan lagi dalam-dalam agar bisa tenang. Meskipun detak jantungnya terganggu, dia ingat kata-kata bijak yang disematkan oleh salah satu anggota guildnya. Tapi apa benar seperti itu? Momonga menggelengkan kepala, sekarang bukan waktunya memikirkan hal semacam ini.

".. Maafkan hamba tidak bisa memberi jawaban atas pertanyaan Momonga-sama tentang GM. Hamba mohon maaf tidak bisa memenuhi harapan anda, jika ada situasi dimana hamba mampu menebus kesalahan ini, hamba dengan senang hati akan melakukannya. Silahkan beri perintah.".. Mereka berdua saling berbicara, tidak salah lagi. Mengetahui hal ini, Momonga terlalu kaget untuk bicara. Tidak mungkin. Ini benar-benar tidak mungkin. NPC ini mampu untuk bicara. Tidak, mungkin saja dia menggunakan ucapan otomatis yang membuat NPC bisa berbicara, karena ada banyak teriakan dan sorakan bagi pemain game untuk bisa di unduh. Namun... berbicara dengan benar menghadapi NPC adalah sesuatu yang tidak mungkin terjadi.

Bahkan sampai barusan, Sebas hanya mampu memahami perintah sederhana. Lalu, apa yang terjadi sehingga hal ini jadi mungkin? Apakah hanya Albedo yang berubah? Dengan lambaian tangannya, Momonga memberikan perintah pada Albedo untuk tetap di bawah, yang mana dia kerjakan dengan wajah penuh kesal. Momonga lalu mengarahkan matanya kepada kepala pelayan dan enam maid. "Sebas! Maids!"

"Ya!" terucap bersamaan, mereka berdiri dan berjalan mendekati singgasana. Lalu mereka berlutut. Saat itu, ada dua hal yang menjadi jelas. Pertama, bahkan tanpa mengatakan perintah yang spesifik, NPC mampu memahami perintah sederhana. Kedua, Albedo bukan hanya satu-satunya yang mampu berbicara.

Setidaknya semua NPC di ruangan tahta ini tidak normal. Ketika Momonga memikirkan hal ini, dia tidak bisa menghilangkan pikiran bahwa ada hal aneh yang terjadi pada Albedo, yang masih berdiri di sampingnya. Ingin menjernihkan masalah ini, Momonga melihat ke arah Albedo dengan tatapan tajam. "Apakah ada yang terjadi? Apakah saya melakukan kesalahan..?"

"...!" Akhirnya momonga menyadari apa yang salah, dia tidak mampu mengeluarkan suara dan hanya bisa takjub... Suatu perasaan aneh yang datang dari ekspresi yang berubah. Bibirnya bergerak, bahkan mengeluarkan suara.

"..Jangan-jangan...!" Momonga meletakkan tangannya di mulut dengan cepat dan mencoba untuk mengeluarkan suara. Mulutnya bergerak. Adalah Hal yang wajar bagi DMMORPG bahwa tidak mungkin mulut bisa bergerak dan berbicara di saat yang bersamaan. Tampilan dari ekspresi wajah pada dasarnya sama, dan jika ini benar, maka seharusnya tidak ada ekspresi wajah dari desain ini. Dan juga, wajah Momonga hanya berupa tengkorak, yang tidak punya lidah ataupun tenggorokan. Melihat tangannya, dia hanya melihat tangan bertulang tanpa kulit atau apapun. Dia bahkan tidak punya organ dalam atau paru-paru, jadi bagaimana bisa dia bicara?.

"Tidak mungkin..." Momonga tiba-tiba merasa hal yang wajar yang terkumpul sampai saat ini menjadi tercerai berai, di saat yang sama dia merasa tidak nyaman. Dengan menekan keinginan untuk berteriak, jantungnya tiba-tiba kembali tenang. Momonga memukul salah satu pegangan tangan dari singgasananya, tapi seperti yang dia duga, tak ada indikasi kerusakan. "Apa yang harus kulakukan...? Apakah ada ide yang bagus...?" Dengan pemahaman nol terhadap situasi ini, dia juga mulai marah karena tak ada siapapun yang bisa membantunya.

Lalu, hal yang paling penting yang harus dia lakukan sekarang adalah, mencari petunjuk. "..Sebas." Mengangkat kepalanya, Sebas mempunyai ekspresi yang tulus, terasa seperti orang hidup. Memberi perintah padanya seharusnya tak masalah khan? Meskipun aku tidak tahu apa yang akan terjadi, apakah semua NPC di makam ini loyal kepadaku? Mereka ini jelas sekali bukan NPC yang dibuat secara bersama-sama. Merasa tidak enak dengan pikirannya yang berenang dengan pertanyaan-pertanyaan, Momonga menekan emosi ini. Bagaimanapun, kandidat yang paling cocok untuk melakukan pencarian adalah Sebas.

Meskipun Albedo ada di sampingnya, Momonga bertekad dan memilih Sebas. Sambil berpikir dan terlihat seperti bos berpangkat tinggi memerintahkan pegawainya, Momonga menunjukkan sikap seorang pimpinan dan memerintah: "Tinggalkan tempat ini dan periksalah area sekitar. Jika ada manusia atau makhluk apapun yang bersahabat, undang kemari. Negosiasi seharusnya tercapai hingga ada kepuasan satu sama lain. Radius pencarian adalah satu kilometer dan cobalah untuk menghindari pertarungan."

"Ya, Momonga-sama. Saya akan melakukan sesuai perintah."

Di Yggdrasil, tidak mungkin NPC yang dibuat untuk melindungi area tertentu lalu meninggalkannya. Namun, sekarang ini sudah berubah. Tidak, masalah ini hanya bisa ditentukan ketika Sebas benar-benar meninggalkan Great Tomb of Nazarick. ".. Bawa anggota Pleiades denganmu. Jika ada situasi dimana kamu harus mundur, bawalah informasi yang kamu kumpulkan kembali kemari."

Dengan itu, langkah pertama telah diambil. Momonga melepaskan tongkat Ainz Ooal Gown. Tongkat tersebut tidak jatuh ke tanah tapi mulai melayang, seperti ada yang memegang di udara. Meskipun tidak sesuai dengan hukum fisika, ini biasanya hanya terjadi didalam game.

Situasi dimana item melayang di udara ketika kamu lepaskan adalah tidak aneh di Yggdrasil. Spirit yang muncul dari tongkat menunjukkan ekspresi kesakitan dan menjerat tangannya, tapi Momonga tidak memikirkannya. Kejadian semacam ini sangat tidak aneh.. Namun, efek seperti ini juga tidak mengejutkan, jadi Momonga memutar jarinya dan membuyarkan spirit-spirit itu. Momonga menggulung tangannya dan merenung. Langkah selanjutnya adalah...

"..Menghubungi perusahaan game." Mempertimbangkan situasi Momonga yang tidak normal, yang paling tahu tentang itu seharusnya adalah perusahaan game. Masalahnya adalah bagaiman menghubungi mereka? Biasanya yang dilakukan hanyalah dengan menggunakan perintah "Shout" atau "Call GM" untuk melakukan kontak langsung, tapi metode itu kelihatannya juga gagal saat ini...

"Message?" Itu adalah salah satu permainan pesan magic dalam game. Biasanya, itu hanya bisa digunakan di tempat atau situasi tertentu, tapi sekarang ini mungkin bisa dimanfaatkan. Meskipun magic ini bisa digunakan untuk berkomunikasi dengan pemain lain, belum diketahui apakah bisa juga digunakan untuk memanggil GM. Dan di situasi yang tidak normal ini, tidak ada jaminan bahwa magic masih bisa digunakan. Jika dia tidak bisa menggunakan magic, jangankan bertarung, bahkan pergerakan dan kemampuannya untuk mengumpulkan informasi akan sangat berkurang sekali. Di situasi seperti ini, dimana semuanya serba asing, penting sekali untuk memastikan apakah magic bisa digunakan. Dan harus diketahui hasilnya secepat mungkin. Jadi apakah ada tempat dimana dia bisa menggunakan magic, Momonga melihat sekeliling ruangan tahta dan menggelengkan kepala. Meskipun ini adalah situasi darurat, dia tidak ingin menggunakan ruangan tahta untuk bereksperimen dengan magic miliknya. Sambil memikirkan lokasi yang tepat, sebuah tempat terbersit di otaknya.

Disamping kemampuannya sendiri, ada hal lain yang ingin dia konfirmasi. Dan itu adalah otoritasnya. Dia harus mencari tahu otoritasnya sebagai pimpinan dari Ainz Ooal Gown, apakah masih ada. Meskipun para NPC di depannya kelihatannya loyal, ada banyak NPC di Great Tomb of Nazarick yang kemampuannya setara dengan Momonga. Dia harus mencari tahu apakah mereka masih loyal terhadapnya. Namun--

Momonga melihat ke arah para maid dan Sebas yang sedang berlutut, lalu ke arah Albedo yang ada di sampingnya. Albedo sedikit tersenyum. Meskipun bisa dikatakan itu adalah senyuman yang indah, tetapi kelihatannya juga seperti senyum pahit karena menyembunyikan sesuatu, yang mana membuat Momonga merasakan hal buruk. Apakah loyalitas dari NPC masih tidak berubah? Jika ini adalah kenyataan, setelah.. Setelah bertemu dengan pimpinan dalam perusahaan, para pegawai akan kehilangan kepercayaan padanya, jadi reaksi para NPC seharusnya sama khan? atau akankah mereka tidak akan pernah mengkhianati seseorang selama mereka terprogram untuk setia kepadanya?

Jika kesetiaan mereka bisa digoyahkan, maka apa yang harus dilakukan agar bisa menjaganya? Memberi hadiah? Ada banyak benda berharga di ruang penyimpanan guild. Meskipun jika dia menggunakan harta-harta itu bisa membuat teman-temannya sedih, karena ini adalah situasi darurat menyangkut keberlangsungan dari Ainz Ooal Gown, mereka pasti akan mengerti. Hanya saja dia tidak yakin seberapa banyak insentif yang harus diberikan.

Lagipula, apakah posisi yang lebih tinggi seharusnya dianggap sebagai atasan? Tapi saat ini kekuatan apa yang diperhitungkan sebagai yang atasan, ini masih belum jelas baginya. Rasanya seperti jika dia ingin melanjutkan labirin pertanyaan ini, dia akan mengerti pelan-pelan. atau...

"Kekuatan?" Momonga membuka tangan kirinya, dan tongkat Ainz Ooal Gown secara otomatis terbang ke tangannya. "Kekuatan untuk berdiri di atas segalanya?" Tujuh permata yang tertancap di tongkat bersinar dengan terang, seperti meminta kepada tuannya untuk menggunakan kekuatannya yang hebat.

"..Lupakan saja, kita pikirkan hal ini nanti."

Momonga melepaskan tongkatnya lalu tongkat tersebut jatuh ke lantai seperti marah karena ngambek. Sebagai kesimpulan, selama kamu bertingkah seperti seorang pemimpin sepertinya yang lain takkan memusuhimu. Tidak perduli manusia atau binatang, selama kamu tidak menunjukkan kelemahanmu, musuh takkan berani menunjukkan taringnya dan menyerangmu. Dengan sikap memaksakan, Momonga berteriak dengan keras:

"Pleiades. Dengarkan. Selain maid yang mengikuti Sebas, yang lainnya pergi ke lantai 9 dan melindunginya dari segala macam serangan musuh yang muncul dari lantai 8."

"Baik. Momonga-sama." Para Maid disamping Sebas merespon dengan hormat, mereka menunjukkan memahami tugas mereka. "Lakukan segera."

"Mengerti, tuanku!" Setelah memberikan respon Sebas dan para maid membungkuk kepada Momonga, berdiri dan di saat yang sama pergi. Sekali lagi pintu-pintu besar itu tertutup. Sebas dan para maid hilang di sisi lain. Fakta bahwa mereka tidak menolak perintah adalah sinyal yang baik. Momonga merasa seakan beban berat jatuh dari pundaknya dan melihat ke arah satu orang yang tertinggal bersamanya. Orang itu adalah Albedo, yang tersenyum sambil berkata:

"Apa yang anda ingin saya lakukan selanjutnya, Momonga-sama?"

"Ah, ehmm.. aku tahu." Momonga bangkit dari duduknya, dengan masih memegang tongkatnya dia berkata : "Kemarilah."

"Sesuai perintah anda." Menjawab dengan senyuman, Albedo maju ke arah Momonga. Meskipun Momonga masih berhati-hati terhadap tongkat dengan bola hitam melayang yang dibawa oleh Albedo, dia lupa sesaat kalau itu masih ada disana. Sebelum dia menyadari ini, Albedo sudah sangat dekat untuk memeluknya.

Bau yang harum sekali.. Apa yang kupikirkan? Pikiran itu tiba-tiba saja dibuang ketika terlintas di benak Momonga, ini bukannya berfantasi. Momonga meraih tangan Albedo. "..."

"Ah?" Ekspresi Albedo seperti kesakitan. Momonga kaget dan cepat-cepat menarik tangannya. Ada apa? Jangan-jangan aku membuatnya tidak nyaman? Beberapa ingatan tidak menyenangkan berputar-putar di kepalanya, seperti langit yang jatuh, tapi Momonga dengan cepat menemukan jawabannya.

"..Ah.." Satu kelas yang dibutuhkan untuk menjadi seorang Maharaja Undead (Undead Overlord) adalah seorang Mage tengkorak, yang mempunyai skill melukai atau memberi efek negatif ketika penggunanya menyentuh orang lain. Apa mungkin ini alasan dia? Meskipun begitu, masih ada sedikit keraguan di hatinya. Di Yggdrasil, para monster dan NPC yang dipanggil di dalam Great Tomb of Nazarick terdaftarkan semuanya di bawah guild Ainz Ooal Gown.

Selama mereka berada dalam guild yang sama, bahkan jika mereka saling menyerang, takkan ada yang terjadi. Jangan-jangan Albedo sudah tidak berada dalam satu guild? atau jangan-jangan sekarang melukai anggota guild yang sama bisa terjadi? Kemungkinan akan hal itu masih sangat tinggi. Menyadari ini Momonga meminta maaf pada Albedo: "Maafkan aku. aku lupa untuk mengangkat efek negatif dari skill ini." "Tolong jangan perdulikan saya, Momonga-sama. Rasa sakit segini tidak terasa sama sekali. Dan Juga, jika itu adalah Momonga-sama, tak perduli rasa sakit apapun.. Ahn!"

"Oh.. Eh.. begitukah... Tidak, aku masih ingin minta maaf."

Momonga tidak tahu bagaimana bereaksi melihat Albedo yang dengan malu-malu menutup wajah dengan tangannya setelah bersuara manis, dan mulai tergagap. Itu benar-benar karena efek negatif dari sentuhan. Momonga dengan cepat-cepat memalingkan muka, dan mencoba untuk mencari tahu bagaimana cara menghentikan efek skill ini lalu tiba-tiba dia mengerti bagaimana caranya.

Menggunakan skill dari Undead Overloard, bagi Momonga, itu adalah hal yang mudah dan sederhana seperti bernafas. Menghadapi situasi yang tidak normal, Momonga tidak bisa menahan tawa. Setelah melalui banyak situasi aneh, kebingungan karena hal seperti itu adalah lucu. Kebiasaan bisa sangat menakutkan.

"Aku akan menyentuhmu."

"Ah." Setelah menonaktifkan skill, dia menyodorkan tangan untuk menyentuh tangan Albedo. Meskipun beberapa kalimat melayang-layang di pikirannya, 'Ah kecil sekali', 'Ah putih sekali' dan beberapa ide-ide lain yang muncul di kepalanya, seluruh hasrat seorang pria benar-benar diabaikan karena dia hanya ingin merasakan denyut nadi Albedo.

..Berdetak. Jantungnya berdetak. Jika ini adalah makhluk hidup, ini merupakan anugerah. Tentu saja, jika ini benar-benar makhluk hidup. Setelah melepaskannya, Momonga melihat pergelangan tangannya sendiri dan terlihat hanya tulang putih tak berkulit. Karena tak ada pembuluh darah, sudah tentu tak ada detak jantung. Tentu saja, menjadi seorang Undead Overlord artinya dia seorang Immortal (Makhluk abadi), yang tak bisa dijangkau oleh kematian, dan tentu saja tak punya detak jantung.

Menjauh dari Albedo, Momonga kembali melihat ke arahnya. Momonga melihat Albedo dengan mata lembab yang muncul dari bayangannya. Dengan wajah bersemu, mungkin karena suhu tubuhnya yang naik tiba-tiba. Melihat tampilan Albedo, membuat Momonga terdiam.

".. Bagaimana ini bisa terjadi?" Bukankah dia hanya seorang NPC? Hanya berupa informasi elektromagnetik? Bagaimana dia bisa hidup seperti manusia, AI macam apa yang bisa melakukannya? Yang lebih penting lagi, dunia Yggdrasil tiba-tiba muncul dan menjadi dunia nyata...

Tidak mungkin. Momonga menggeleng-gelengkan kepalanya karena menolak kenyataan. Situasi yang fantastik takkan pernah terjadi. Tapi ketika sebuah ide sudah tertanam, takkan bisa lagi dihapus dengan mudah. Merasa tidak nyaman dengan perubahan Albedo, Momonga tak tahu lagi harus bagaiman selanjutnya. Selanjutnya.. adalah langkah terakhir. Selama dia bisa memastikan hal ini, semua prediksi miliknya akan menjadi fakta. Untuk memastikan kecurigaannya terhadap makhluk ini apakah nyata atau tidak? Bagaimanapun, ini adalah tindakan seharusnya. Meskipun dia harus menggunakan senjata di genggaman tangannya...

"Albedo.. bisa, bisakah aku memegang dadamu?"

"Huh?" Suasananya langsung membeku. Albedo membelalakkan matanya karena kaget. Bahkan Momonga pun merasa malu. Meskipun tidak ada jalan lagi untuk melewati hal ini, dia juga tidak mengerti mengapa dia mengatakan hal itu. Yang benar saja, meminta seseorang akan hal itu dengan suara tinggi benar-benar terlalu vulgar.

Tidak, menggunakan otoritasnya sebagai pimpinan untuk melakukan pelecehan seksual adalah orang yang rendah serendah-rendahnya. Tapi karena sudah kehabisan ide, dia harus melakukan ini. Momonga meyakinkan dirinya sendiri, dia berusahan menenangkan diri dan dengan wibawa seorang Pemimpin dia berkata: "Seharusnya itu tidak masalah ya khan?"

Tidak merasa malu sedikitpun. Mendengar permintaan Momonga yang tergagap, Albedo terlihat seperti ingin meledak kegirangan. "Tentu saja, Momonga-sama Silahkan membelainya dengan senang hati."

Albedo mendorong dadanya kedepan, puncak kembar miliknya yang menonjol dengan indah, di depan Momonga. Jika dia mampu menelan ludah, dia pasti sudah melakukannya berkali-kali. Dengan meraihkan tangannya, dia memegang dada Albedo yang ditutupi oleh jubah seremonial. Ada ketegangan dan kegembiraan dengan jumlah tidak normal dan di sudut pikirannya dia dengan tenang mengamati pemikirannya.

Berpikir bahwa dia benar-benar bodoh, mengapa dia memikirkan metode semacam itu dan melakukannya. Dia mencuri pandang pada Albedo dan menyadari matanya yang bersinar, dadanya juga memiliki tampilan "Mengundang!". Tidak yakin apakah karena gembira atau malu, tangan Momonga gemetar karena tekanan, tapi dia menguatkan diri dan mengarahkan tangannya. Pertama Momonga merasa sedikit kaku di permukaan baju, lalu merasakan sensasi sangat lunak di baliknya.

"Unn.. Anh.." Saat Albedo mengeluarkan erangan kecil, Momonga menghentikan percobaannya. Setelah mempelajari apa yang barusan dia rasakan, Momonga datang dengan dua penjelasan yang mungkin terhadap situasi ini. Pertama, ini bisa saja DMMORPG yang baru. Artinya dengan berakhirnya Yggdrasil, sebuah Yggdrasil II yang baru telah diluncurkan.

Tapi setelah percobaan ini, kemungkinan akan peluncuran game baru menjadi tidak mungkin... karena sebuah game akan melarang tindakan yang dikategorikan untuk 18 tahun keatas, bahkan dikategorikan usia 15 tahun keatas. ketika terjadi pelanggaran, sebuah hukuman berat akan diberlakukan: nama dari pelaku akan diumumkan di website resmi dan akun pelaku akan dihapus.

Alasan dibalik tindakan itu adalah jika tindakan 18 tahun keatas semacam ini diketahui publik, berarti melanggar Tindakan Pemeliharaan Ketertiban Sosial. Pada umumnya, fakta bahwa tingkah laku semacam ini adalah ilegal bukanlah hal yang mengagetkan. Jika ini adalah dunia game, perusahaan akan mengaplikasikan semacam metode untuk mencegah pemain melakukan tindakan semacam ini. Jika seorang GM atau perusahaan game sedang memonitornya, mereka akan dengan segera mencegah tingkah laku mesum dari Momonga. Tapi kelihatannya tidak ada tanda semacam itu disini.

Dan menurut dasar dari DMMORPG dan hukum komputer, karena tidak memiliki izin, memaksa pemain untuk tinggal di dunia game dikategorikan sebagai penculikan dibawah hukum penculikan. JIka pemain dipaksa join demo dari sebuah game, tindakan semacam ini akan segera diketahui oleh penyidik, terutama jika tidak mungkin meninggalkan sebuah game. Tidak mengherankan jika perusahaan game tersebut akan dituntut dengan penjara.

Jika situasi semacam itu terjadi dan perintah keluar dari game tidak berhasil, para pemain akan bisa menyimpan rekaman permainan bernilai seminggu penuh dengan program yang dibawanya, hal itu merupakan keharusan dari hukum yang berlaku. Dengan itu kamu bisa dengan mudah melaporkan pelanggaran perusahaan. Jika Momonga hilang dalam seminggu, seseorang dari perusahaannya akan tahu bahwa ada sesuatu yang mencurigakan dan mengirimkan seseorang ke rumah untuk mencari dia. Selama polisi menyelidiki tampilan khusus, mereka seharusnya mampu untuk menyelesaikan masalah ini.

Perusahaan mana yang mau beresiko ditangkap dengan melakukan tindakan kriminal seperti itu? Tentu saja, sangat mungkin untuk beralasan bahwa ini adalah pengalaman yang pertama dari game tersebut, atau bilang bahwa mereka sedang mengupdate gamenya. Tapi bagi perusahaan game, mengambil resiko seperti ini tidak akan menguntungkan bagi mereka. Dengan berpikir seperti itu, maka kemungkinan yang tersisa adalah bahwa ini adalah tindakan kejahatan, yang tak ada hubungannya dengan perusahaan game. Jika memang begitu, pemikiran semacam ini harus berubah, jika tidak maka tidak mungkin lagi menemukan jawabannya.

Masalahnya adalah kebingungan bagaimana menghadapi masalah ini. Ada juga kemungkinan yang lain... Bahwa dunia virtual ini menjadi nyata. Tidak mungkin. Momonga buru-buru menolak pemikiran ini. Bagaimana mungkin hal seperti itu bisa terjadi... Tapi di sisi lain, semakin banyak waktu yang terlewati semakin jelas terlihat bahwa itu adalah penjelasan yang paling bisa menjelaskan apa yang terjadi. Lagipula, Momonga sedang memikirkan bau harum dari Albedo.

Menurut Hukum Digital, 2 dari 5 indra, pengecap dan perasa, seharusnya tidak ada. Meskipun ada sistem makanan dan minuman di dalam game, pada umumnya hanya sebagai sistem konsumsi. Batasan dari indra perasa dimaksudkan untuk menghindari pemain yang menganggap ini adalah kenyataan.

Karena batasan ini, penggunaan realitas virtual dalam industri sex menjadi tidak populer. Tapi sekarang ini semua batasan itu sudah hilang. Ini membuat benturan dramatis pada Momonga, memunculkan pertanyaan seperti "Bagaiman dengan pekerjaanku esok?" atau "Apa yang akan terjadi mulai sekarang?" Semua pertanyaan ini adalah urusan kecil, dia buru-buru melempar hal ke bagian otaknya yang paling belakang.

".. Jika dunia virtual menjadi dunia nyata... Menurut besarnya data, ini sangat tidak mungkin terjadi..." Momonga menelan ludah yang seharusnya tidak mengeluarkan suara. Meskipun pikirannya tidak bisa menerima situasi ini, di dalam hatinya dia sudah mengerti. Akhirnya dia melepaskan tangannya dari dada Albedo.

Setelah membelainya dalam sekian waktu, Momonga akhirnya mampu memahami situasi. Alasan dia menyentuh Albedo dalam waktu lama bukan karena dia berpikir bahwa 'milik' Albedo sangat lunak dan tidak ingin melepaskannya. Jelas tidak. "Maafkan aku Albedo."

"Woo ah.." Albedo menghela nafas dengan wajah memerah, seperti mengeluarkan uap panas dari tubuhnya. Dengan malu-malu dia bertanya pada Momonga: "Apakah malam pertama hamba dilakukan disini?" Setelah Albedo terbawa suasana dan bertanya demikian, Momonga tanpa tertahan lagi dengan kagetnya bersuara keras: "...Ap-?"

Pikiran Momonga tiba-tiba hampa, tidak mampu menerjemahkan kalimat Albedo. Malam pertama? Apa? Tentang apa? Dan mengapa dia terlihat semalu itu? "Bolehkah hamba bertanya apa yang harus hamba lakukan dengan pakaian ini?"

"..Ha?"

"Apakah hamba harus melepaskannya sendiri? Ataukah Momonga-sama berkenan melakukannya? Dengan memakai pakaian, nanti.. bisa mengotorinya.. Tidak, jika Momonga-sama menginginkan hamba memakai pakaian ini, maka hamba tidak keberatan."

Otak Momonga akhirnya bisa mengerti perkataan Albedo. Tidak, sekarang ini hal itu masih dipertanyakan apakah Momonga masih punya otak di dalam tengkoraknya atau tidak. Merasa sadar akan apa maksud Albedo sebenarnya, hatinya bimbang: "Cukup Albedo."

"Huh? Ya, tuanku."

"Sekarang jangan.. Tidak, sekarang bukan saat yang tepat melakukan hal semacam itu."

"Maafkan hamba! Kita sedang menghadapi situasi darurat dan hamba hanya memikirkan hasrat hamba sendiri." Albedo mulai berlutut meminta maaf, tapi Momonga menghentikannya.

"Tidak, semua ini adalah salahku, aku memaafkanmu, Albedo. Selain dari ini.. Aku punya permintaan lain padamu"

"Apapun yang terjadi, hamba akan laksanakan."

"Beri tahu semua Penjaga masing-masing lantai (Guardian Floor), Aku ingin mereka menemuiku di arena lantai 6. Waktunya sekitar satu jam dari sekarang. Aku akan mengabari Aura dan Mare sendiri, jadi kamu tidak usah menghubungi mereka berdua."

"Siap Tuanku. hamba ulangi, selain dari dua Guardian lantai enam, beritahu Guardian lainnya untuk berkumpul di arena dalam satu jam."

"Benar, sekarang pergilah."

"Ya."

Albedo buru-buru meninggalkan ruang tahta. Melihat punggung Albedo yang menghilang, Momonga menghela nafas setelah Albedo meninggalkan ruang tahta. ".. Apa yang sudah kulakukan.. Meskipun hanya bercanda... Kalau aku tahu hal ini akan terjadi sebelumnya aku takkan pernah melakukan hal semacam itu. Aku.. sudah menodai NPC buatan Tabula Smaragdina." Hanya ada satu alasan dari reaksi Albedo. Sebelumnya Momonga menulis ulang pengaturan Albedo, dia merubahnya menjadi "Jatuh Cinta kepada Momonga". Inilah alasan mengapa ALbedo memiliki reaksi semacam itu.

"..Ah.. Sialan..!" Momonga menggerutu sendiri, warisan Tabula Smaragdina yang berupa Albedo diciptakan dengan susah payah dari nol, lalu diubah tanpa permisi dan akhirnya sifatnya seperti itu. Momonga merasa dia sudah menodai mahakarya seseorang dan menjadi murung. Tapi wajah Momonga hanyalah tengkorak, membuatnya sulit untuk melihat perubahan wajahnya pada saat dia meninggalkan singgasana. Dia bertekad untuk menyingkirkan masalah ini sementara. Dia mempunyai masalah lain yang harus dihadapi sekarang dan memerlukan prioritasnya.

No comments:

Post a Comment

Comments

Contact Us

Name

Email *

Message *