Chapter 2 | Floor Guardians

"Patuhi perintahku, [Lemegeton's demon]."

Sebuah golem yang terbuat dari mineral langka bergerak untuk mematuhi perintah Momonga. Akhirnya Momonga menerima bahwa Realitas Virtual telah berubah menjadi dunia nyata. Hal terpenting bagi Momonga selanjutnya adalah melindungi diri.

Meskipun para NPC yang dia jumpai sejauh ini sangat menghormatinya, itu tidak berarti bahwa yang akan dia jumpai nantinya berlaku sama. Lebih baik mencegah daripada menyesal.

Momonga harus memastikan fungsionalitas dari para Golem, item legendaris dan magic miliknya di dalam Nazarick... Keselamatan dirinya dipertaruhkan dalam hal ini.

"Akhirnya, dengan ini masalah pertama sudah terselesaikan."

Melihat Golem, pikirannya sedikit lega. Golem hanya mematuhi perintah yang dikeluarkan oleh tuannya, jadi dalam situasi terburuk--- seperti pemberontakan NPC--- setidaknya dia mempunyai jaminan keselamatan.

Momonga melihat jarinya-jarinya yang tinggal tulang belulang. Dia memakai 9 cincin di 10 jarinya, dengan hanya menyisakan sebuah jari di tangan kiri yang dibiarkan kosong. Di Yggdrasil, biasanya tidak mungkin menggunakan banyak cincin di jari manapun kecuali untuk jari manis di tangan kanan dan kiri. Tetapi, karena momonga menggunakan kemampuan khusus dari sebuah item magic, dia bisa memakai banyak cincin di seluruh tangan dan menggunakan seluruh kemampuannya pula. Dia tidak hanya disebut spesial, dia terkenal sebagai salah satu dari banyak ability user terbaik di server itu. Salah satu cincin di tangan Momonga adalah cincin Ainz Ooal Gown. Memungkinkan baginya untuk berteleport dengan bebas diantara setiap ruangan yang ada di Nazarick. Setiap anggota Ainz Ooal Gown harus memakai cincin ini. Setelah mengaktifkannya, dia mulai berpindah ke terowongan yang gelap hingga dia tiba pada cahaya putih di ujungnya.

"Sukses...."

Setelah teleportasi berhasil, Momonga lalu berjalan melewati lorong yang lebar. Udara di sekeliling lantai ini beraroma rumput dan tanah, baunya seperti sebuah hutan. Momonga semakin yakin bahwa tempat ini benar-benar menjadi nyata.

Sebuah pertanyaan muncul di benaknya ketika dia berjalan. Karena tubuhnya hanya terdiri dari tulang dan tidak mempunyai paru-paru maupun trakea di dalamnya, bagaimana caranya dia bisa bernafas? Sebuah keraguan nyata melintas di pikirannya, tetapi dia mulai merasa bodoh dan langsung menyerah memikirkan hal tersebut.

Setelah hampir sampai di ujung lorong, sebuah pintu terbuka secara otomatis untuk Momonga. Di sisi lain ada arena yang luas dan dikelilingi oleh beberapa lapisan dari auditorium.

Amphiteater berbentuk oval ini mempunyai panjang sekitar 180 meter, dengan lebar 156 meter dan tinggi 48 meter. Dibentuk menyerupai Coloseum dari Kerajaan Romawi.

Sebuah mantra yang disebut [Continual Light] / Cahaya berkelanjutan diaktifkan ke seluruh bangunan sehingga cahayanya selalu terang seperti siang hari di dalam. Para penontonnya terdiri dari beberapa Golem yang tidak menunjukkan tanda-tanda aktif.

Tempat ini disebut sebagai Arena. Para gladiator dimainkan oleh para penyusup dan penontonnya terdiri dari para Golem dan anggota Ainz Ooal Gown yang duduk di tribun VIP. Tak perduli seberapa keras atau sebanyak apapun penyusupnya, mereka disini dipastikan untuk bertemu ajalnya.

Saat ini, sebuah langit gelap terlihat di atas arena dan jika tak ada cahaya magic di dekatnya, kamu bisa melihat bintang-bintang di langit yang gemerlapan. Lantai 6 Nazarick diselimuti oleh langit buatan. Tidak hanya bisa berubah dengan pelan dari waktu ke waktu, bahkan juga ada matahari terbit, lengkap dengan efek siang harinya.

Seseorang bisa merasa santai hidup di dalam skenario fiksi ini, jadi usaha dari anggota guildnya tidak sia-sia. Meskipun mood Momonga semakin meningkat ketika di disini, situasi saat ini tidak memungkinkan baginya untuk terus seperti itu.

Momonga melihat sekeliling. Arena ini seharusnya dikelola oleh si kembar itu... lalu tiba-tiba..

"Hey disana!"

Dengan sebuah teriakan, sebuah siluet melompat dari tribun VIP. Jaraknya sekitar 6 tingkat dan tak ada tanda digunakannya magic, hanya kemampuan fisik saja. Kakinya yang lengkung dan lembut meredam benturan dan mengeluarkan ekspresi bangga dengan tanda "V" yang berarti Victory atau kemenangan dengan tangannya.

Seorang anak bertampang cewek dengan senyum yang menawan dan hangat di wajahnya. Rambut emasnya melayang di bahu merefleksikan suasana di sekitar. Dengan warna mata berbeda masing-masing biru dan hijau membuatnya bersinar seperti seekor anak anjing. Telinganya yang lancip dan kulit yang gelap menunjukkan dia adalah seorang Dark Elf(Peri Gelap), kerabat dekat dari Forest Elf(Peri Hutan).

Dengan Pakaian kulit sisik naga yang hitam dan kemerahan dipadukan dengan rompi bertanda Ainz Ooal Gown berwarna putih dan emas di dadanya. Di bawahnya, dia mengenakan satu set celana putih dan di lehernya kalung dengan biji pohon ek (acorn) yang mengeluarkan cahaya keemasan. Sebuah cambuk melingkar di pinggang. Dan di punggung dia membawa busur raksasa yang mempunyai pegangan berukir yang indah.

"Ah, Aura."

Momonga berjalan menuju si Dark Elf sambil menyebut namanya. Dia adalah seorang guardian dari lantai 6 di dalam Mausoleum Nazarick yang ada di bawah tanah, Aura Bella Fiora. Dia mampu mengontrol binatang buas magis, menjadi pawang binatang buas dan ahli dari taktik gerilya.

Dengan langkah kecil, Aura mulai berlari ke arah Momonga. Langkah kakinya memang terlihat kecil, tapi dia lebih cepat dari binatang buas. Langkahnya cepat dan tepat dalam memperpendek jarak.

Aura mengerem tiba-tiba dengan kaki. Karena gesekan tersebut, sepatu yang terbuat dari lempeng emas itu mengeluarkan debu yang terbang di belakangnya.

"Puh."

Terlihat dengan jelas dia tidak berkeringat, Aura hanya pura-pura mengusap keningnya dan mengeluarkan senyum mirip anjing yang ingin menyenangkan tuannya. Dengan nada tinggi dan unik seperti anak-anak, dia menyapa Momonga:

"Selamat datang, Momonga-sama. Selamat datang di lantai yang saya jaga!"

Sapaan tersebut tidak se elegan atau sehormat Albedo dan Sebas, tapi terasa lebih akrab. Bagi Momonga, dia tidak tahu jika perasaan akrab tersebut dibuat-buat. Itu karena Momonga tidak cukup berpengalaman untuk membedakannya, hal ini membuat kepalanya sakit. Ekspresi Aura penuh dengan senyuman dan dia tidak merasakan rasa permusuhan apapun darinya. Tak ada respon juga dari "pemindai musuh".

Momonga melihat ke kiri dan kanan dengan matanya dan merenggangkan genggaman pada tongkatnya. Jika situasi darurat, dia berencana untuk menyerang lalu mundur sekaligus, tetapi kelihatannya dia tidak perlu melakukan hal itu.

"...Ah, apakah aku mengganggumu sekarang?"

"Apa? Momonga-sama adalah pemilik dari Nazarick, pemimpin tertinggi! tak perduli kapanpun anda berkunjung, itu tidak disebut sebagai gangguan!"

"Jadi..... Aura, dimana ...?"

Mendengar pertanyaan Momonga, Aura buru-buru berbalik dan melihat ke arah ruangan VIP dan dengan keras berteriak:

"Momonga-sama disini! Jangan tidak sopan, dan cepatlah kemari!"

Di dalam bayangan ruangan VIP, terlihat sebuah bayangan yang gemetaran.

"Mare, kamu disana?"

"Ya, ya, Momonga-sama. Karena dia sangat pemalu... dia tidak ingin meloncat!"

Sebuah suara yang hampir tak terdengar merespon panggilan Aura. Karena jarak dari ruangan VIP, biasanya butuh keajaiban untuk bisa mendengar suara tersebut. Tetapi karena Aura memakai kalung dengan magic di tubuhnya, itu menjadi tidak masalah.

"Tidak, tidak... kakak...."

Aura menghela nafas dan menjelaskan:

"Itu, Itu... Tn. Momonga, dia hanya sangat pemalu, dan jelas tidak bermaksud tidak sopan."

"Aku mengerti akan hal itu Aura, dan aku tak pernah meragukan loyalitasmu."

Sebagai sebuah komunitas, kita harus memahami timing dari perkataan dan kebenaran dibaliknya. Suatu ketika berbohong itu dibutuhkan untuk meyakinkan lawan bicara. Momonga mengangguk pelan. Aura langsung lega dan menolehkan wajahnya ke ruangan VIP:

"Master tertinggi, Momonga-sama datang ke lantai ini untuk bertemu para guardian. Ini tidak sopan sama sekali, kamu seharusnya sadar akan hal itu! Jika kamu terlalu takut untuk meloncat, Aku akan menendangmu hingga jatuh!"

"Um.. aku ingin memakai tangga untuk turun..."
"Berapa lama kamu ingin Momonga-sama menunggu?! Turun sekarang!"
"Aku tahu, Aku tahu....!"

Dengan segala keberaniannya, sebuah figur mungil melompat. Dark Wizard adalah titel dari Dark Elf ini. Kakinya mendarat tidak tegap di tanah berbeda dengan Aura. Mungkin karena hanya menggunakan kemampuan fisik, benturannya membuat dia tidak kokoh.

Setelah mendarat, dia mulai berlari menuju keduanya dengan kecepatan penuh, walaupun masih jauh lebih lambat dari Aura.

"Cepatlah!"
"Ya, ya..."

Seorang anak dengan penampilan mirip Aura muncul. Meskipun panjang dari rambut, warna rambutnya, warna matanya, atau tampilan wajahnya, si kembar itu tidak mirip satu sama lain. Tapi jika Aura adalah matahari, maka Mare adalah bulan. Yang satu gemetar ketakutan, sementara yang lain mengomelinya. Momonga merasa kaget bagaimana mereka menampakkan ekspresi tersebut. Sejauh yang Momonga tahu, kepribadian Mare tidak diprogram seperti itu. Para NPC hanya mempunyai sebuah ekspresi dan meskipun jika peran para NPC diperluas, mereka seharusnya tidak mampu merubah ekspresinya. Namun dua orang Dark Elf kecil di depan Momonga ini menunjukkan berbagai macam ekspresi wajah.

"Maaf sudah membuat anda menunggu, Momonga-sama..."

Anak kecil ini terlihat ketakutan sambil mengintip Momonga. Dia mengenakan pakaian sisik naga berwarna biru yang membosankan dan jubah berwarna hijau daun. Meskipun pakaiannya mempunyai dasar putih yang sama dengan Aura, sisi bawah menunjukkan sedikit kulit karena memakai rok. Seperti Aura, sebuah kalung terbuat dari biji pohon ek (Acorn) dan memancarkan cahaya perak membungkus lehernya. Tangannya yang ramping memakai sarung tangan sutra berwarna putih mengkilap sambil memegang tongkat kayu berwarna hitam dan bengkok.

Mare Bello Fiora.

Mare dan Aura adalah dua guardian dari lantai 6 di dalam Nazarick. Momonga menyipitkan matanya - meskipun soket matanya kosong, dia mengamati keduanya. Aura berdiri tegak, sedangkan Mare gemetar dan malu-malu di bawah tatapan Momonga.

Sama seperti dulu, kelihatannya mereka masih teman.

"Semangatmu sedang tinggi, bagus sekali."
"Oh.. akhir-akhir ini agak membosankan, terkadang ada beberapa penyusup juga bagus.."

"Aku, aku tidak ingin melihat penyusup.. Aku bisa ketakutan..."

Mendengar ucapan mare, wajah Aura berubah:

"..Oh. Momonga-sama, mohon permisi sebentar. Mare, kemari."
"Ah.. Ah.. sakit kakak, kakak, sakit ah."

Setelah melihat Momonga mengangguk, Aura menarik telinga lancip Mare. Setelah mereka meninggalkan sisi Momonga, dia berbisik ke telinga Mare. Bahkan dari jauh kamu bisa mendengar Aura yang menegur Mare.

"Ah, Penyusup. Mare sama sepertimu, aku juga tidak ingin melihat mereka...."
Aku hanya berharap bertemu mereka ketika aku sudah siap, pikir Momonga setelah melihat guardian kembar itu dari kejauhan.

Setelah Mare pulih dari serangan verbal Aura, dia berlutut dengan mata berkaca-kaca. Pemandangan ini terlihat seperti hubungan saudara antara keduanya. Momonga melihatnya dan menyunggingkan senyum sambil berkata dalam hati:

"He he, Mare memang tidak cocok untuk membunuh musuh. Dia lebih cocok untuk membuat teh dan mendengarkan kakaknya. Tapi setelah dipikir-pikir... Mare dan Aura sudah pernah tewas sekali... Bagaimana mereka menghadapinya?"

Sebelumnya, 1500 orang menyerang makam ini dan sampai di lantai 8. Dulu Aura dan Mare tewas. Mereka seharusnya mampu mengingatnya ya khan?

Bagaimana konsep kematian bagi keduanya sekarang? Pada akhirnya, apakah punya efek signifikan pada mereka? Sesuai dengan pengaturan pada Yggdrasil, setiap kematian akan menyebabkan kehilangan hingga 5 level dan item equipment (perlengkapan) miliknya akan jatuh. Jika sebuah karakter berlevel kurang atau sama dengan 5, karakter tersebut akan menghilang setelah tewas. Tapi karena seorang player mempunyai proteksi spesial, mereka tidak akan menghilang, namun, level mereka akan dikurangi hingga tersisa satu.

Keuntungan dari skill "rebirth", "resurrection of the dead", dan magic untuk membangkitkan lainnya, adalah bisa mengurangi jumlah level yang hilang. Terlebih jauh, jika kamu menggunakan item yang benar, kamu hanya perlu membayar kematian itu dengan sedikit experience.

Untuk NPC lebih sederhana lagi. Selama guild membayar biaya menghidupkan kembali yang besarnya tergantung pada level NPC tersebut, maka kebangkitannya takkan berakibat apapun.

Kematian seringkali digunakan untuk mengasingkan pemain yang kuat. Upgrade level tidak hanya membutuhkan banyak experience poin, namun equipment yang dijatuhkan akibat kematian itu saja sudah merupakan hukuman yang berat. Namun di Yggdrasil, pengasingan bukanlah hal yang buruk. Aku dengar bahwa perusahaan penghasil game berharap para pemain tidak akan takut terhadap pengasingan dan berani untuk bertualang di area baru. Si Pemberani akan menemukan hal yang belum diketahui dan menghadapi hal-hal baru di dungeon. Dengan peraturan kematian ini, keduanya pernah menghadapi 1500 orang yang mencoba membunuh mereka. Apakah setelah dibangkitkan, sekarang mereka adalah orang yang berbeda?

Sementara Momonga ingin memastikan hal ini, dia tidak ingin menciptakan kecurigaan. Mungkin Serangan besar juga merupakan pengalaman mengerikan bagi Aura. Tidak baik menanyakan hal ini hanya karena penasaran. Hal terpenting bagi anggota Ainz Ooal Gown adalah para NPC tercinta yang mereka ciptakan.

Konsep kematian sekarang dan masa lalu kelihatannya berubah. Kematian di dunia nyata, tentu saja, berarti semuanya selesai. Tapi mungkin sudah tidak lagi. Meskipun Momonga percaya bahwa dia harus mencobanya, sebelum dia mendapatkan informasi yang cukup, dia tida akan mampu untuk memutuskan tindakan selanjutnya. Lebih bijaksana untuk menyimpan masalah ini sekarang.

Sejauh ini, meskipun Momonga tahu bahwa Yggdrasil sudah banyak berubah, masih banyak pertanyaan yang muncul.

Selagi Momonga merenungkan tentang hal ini, Aura melanjutkan khotbahnya. Momonga merasa ini agak sedikit menyedihkan. Di masa lalu, sementara teman-teman dan kakak-kakaknya bertarung, Momonga akan diam di pinggiran. Tapi sekarang berbeda.

"Kita hentikan hal ini sekarang, okay?"
"Tapi Momonga-sama, sebagai seorang penjaga, Mare-!"
"Jangan khawatir Aura, aku mengerti perasaanmu sebagai penjaga lantai. Tentu saja kamu tidak akan senang ketika Mare mengucapkan perkataan pengecut seperti itu di depanku. Tapi aku juga percaya bahwa di saat ada orang yang menyerang Makam Nazarick, kamu dan Mare akan dengan berani berdiri dan bertarung hingga akhir. Dan selama dia mampu melakukan hal ini, kamu tak perlu menyalahkannya sebanyak ini."

Aura berjalan menuju mare dan menariknya dan Momonga berkata padanya:

"Mare, Lihat betapa menyedihkannya dirimu, kakakmu yang baik hati pasti akan memaafkanmu. Kamu seharusnya berterima kasih padanya."

Mare mengeluarkan sedikit ekspresi terkejut dan melihat kakaknya. Aura dengan cepat membalasnya:

"Uh? tidak, tidak, bukan seperti itu! Kamu seharusnya berterima kasih pada Momonga-sama!"
"Aura, itu tidak penting bagiku. niat baikmu telah dipahami dengan baik. Aku tidak meragukan kemampuan Mare sebagai seorang guardian."

"Ah, ya, ya! Terima kasih, Momonga-sama."
"Te.. Terima kasih."

Mereka memberi hormat dengan tulus dan Momonga akhirnya merasa tidak enak. Penyebabnya karena tatapan mereka menusuk Momonga dengan mata yang bersinar-sinar. Tak pernah Momonga dilihat dengan hormat setinggi itu, Momonga mencoba untuk menyembunyikan rasa malunya dengan berdehem sedikit:

"Baiklah, ya, aku akan akan bertanya padamu Aura, apakah kamu merasa bosan tidak ada penyusup yang datang?"
"Ah, tidak, it-itu.."

Melihat ekspresi ketakutan dari Aura, Momonga merasa bahwa pertanyaannya salah:

"Aku tidak akan menyalahkanmu, jadi silahkan keluarkan isi hatimu."
"..Memang benar, sedikit bosan. Tidak ada musuh di dekat sini yang bisa menandingi saya dalam bertarung lebih dari 5 menit."

Sambil menjawab, dia mendekatkan kedua jari telunjuknya. Sebagai guardian dari lantai ini, dia sudah mencapai level 100. Hanya ada sedikit yang bisa menyamainya dalam kekuatan di Makam ini. Berbicara mengenai NPC, termasuk Aura dan Mare, total jumlahnya ada 9 orang yang bisa, dengan satu pengecualian.

"Bagaimana jika kamu melawan Mare?"

Tiba-tiba saja, tubuh Mare mulai gemetar. Dia menggelengkan kepalanya dengan kuat, dan dengan matanya yang lembab dan terlihat ketakutan. Aura melihat Mare yang ketakutan dan menghela nafas. Dari hembusan nafasnya, bau yang manis memenuhi udara sekitar. Teringat kemampuan Aura, Momonga mundur dari bau tersebut.

"Ah, maaf, Momonga-sama!"

Aura melambai-lambaikan tangannya untuk mengusir bau tersebut.

[Passive Skill]
Aura, yang mempunyai skill spesial sebagai pelatih (trainer), juga bisa mengaktifkan semacam buff (penguat) atau debuff (peluntur) dengan kemampuan ini. Skill ini dipicu oleh nafas dan efeknya bisa mencapai radius beberapa meter. Jika penggunanya terus-terusan menggunakan skill ini, efeknya bisa melebar hingga jarak yang menakjubkan, bahkan radiusnya hingga 10 meter.

Di dalam Yggdrasil ketika terkena efek dari Buff atau DeBuff, sebuah icon akan muncul di depanmu untuk menunjukkan bahwa efek tersebut aktif. Tapi sekarang ini berubah dan tak tampak lagi, dan itu membuatnya menyebalkan.

"Tidak ada lagi, efeknya sudah berhenti!"
"Ini ah..."
"... Tetapi karena Momonga-sama adalah Undead, efek dari skill ini seharusnya tidak berguna bagi anda ya khan?"

Di dalam Yggdrasil memang benar. Undead tidak akan terkena efek dari segala Buff, tak perduli baik atau buruk, semuanya sama.

"... Apakah aku sudah masuk dalam jarak skill ini?"
"Mmm...."

Aura menyusutkan lehernya dan Mare yang ada disampingnya melakukan hal yang sama.

"... Aku tidak marah, Aura." Momonga mencoba untuk menenangkan mereka dengan selembut mungkin.
"Aura.. kamu tak perlu setakut itu. Apakah kamu mengira kalau mengeluarkan skill begitu saja bisa berefek padaku? Aku hanya bertanya apakah ya atau tidak aku berada di dalam jarak skillmu."
"Ya! Anda sudah masuk dalam jarak skill saya."

Aura merasa lega mendengarkan respon dari Momonga. Momonga merasakan tekanan dari dalam bajunya dan perutnya mulai berguncan. Jadi jika dia melemah, apa yang harus dia lakukan? Setiap kali dia memikirkan ini, dia ingin menyingkirkan pemikiran ini.

"Jadi apa efeknya?"
"Hasilnya.. seharusnya [Fear] / ketakutan."
"Bagus, bagus..."

Dia tidak merasakan [Fear]. Di Yggdrasil, anggota guild atau teman satu tim tidak bisa menyerang satu sama lain. Meskipun peraturan ini seharusnya tidak berlaku lagi, tapi tetap saja harus dipastikan dahulu.

"Selama yang aku ingat, kemampuan Aura tidak akan berefek negatif ke sekutunya."
"Huh?"

Aura tidak bisa menahan tatapannya. Mare, yang ada disampingnya, juga mengeluarkan ekspresi yang sama. Momonga bisa menebak dari ekspresi mereka berdua bahwa kejadiannya bukan seperti itu.

"Apakah aku salah mengingatnya?"
"Ya, saya bisa dengan bebas merubah jarak jangkauan efeknya, mungkin anda lupa dengan hal ini?"

Peraturan yang melarang kawan menyerang satu sama lain benar-benar tidak efektif. Mare yang berada di dekatnya kelihatannya tidak terkena, tapi mungkin karena dia memakai item yang mencegah efek tersebut.

Item Artifak yang dipakai Momonga tidak memiliki daya tahan terhadap efek ini, apakah itu karena dia adalah Undead? Mengapa Momonga tidak merasakan [Fear]?

Ada dua spekulasi. Entah dia mengandalkan kekuatan dari basic ability untuk menahannya. Atau karena kemampuan spesial yang dia milikinya, yaitu "The Spirit of the deceased" (Spirit dari yang telah tiada).

Karena dia tidak tahu yang mana yang benar, Momonga bermaksud melakukan percobaan lebih jauh.

"Bisakah kamu mencoba menggunakan efeknya pada orang lain?"

Aura memiringkan kepalanya dan membuat suara aneh, Sekali lagi, mengingatkan Momonga pada anak anjing dan dia tidak bisa menahan diri untuk mendekat dan mengelus kepala Aura.

Rambutnya selembut sutra dan terasa sangat nyaman. Karena Aura tidak menunjukkan rasa tidak nyaman, Momonga tidak bisa menahan diri untuk menyentuh wajahnya pula. Tapi mata Mare yang memandang dari samping membuat Momonga berhenti. Apa yang menyebabkan Mare seperti ini? Setelah menerka sebentar, Momonga melepaskan tangannya dan mengusap rambut Mare dengan tangan lain. Rambut Mare terasa lebih bagus, ketika Momonga memikirkan hal ini, akhirnya dia teringat sesuatu:

"Aku butuh sesuatu darimu. Bermacam-macam percobaan sedang dalam proses..... Yang mana aku ingin meminta bantuanmu untuk itu."

Meskipun masih gembira, segera setelah Momonga melepaskan tangannya dari kepala mereka, mereka mengeluarkan rasa malu meskipun entah bagaimana bercampur dengan rasa bangga.

Aura dengan gembira merespon:

"Ya, saya akan melakukannya! Momonga-sama, silahkan minta apapun."

"Pertama tunggu dulu-----"

Momonga membawa tongkat yang melayang ke tangannya. Ada kemampuan saat ini dari tongkat tersebut, dan diantara kemampuan yang banyak itu, Momonga memilih perhiasan dekorasi di tongkatnya.

Item dengan Level Kemampuan Artifak (Artifact-ability level) bernama "Moon Jade" -------disebut Moonlight Wolf.

Dia akan memanggil 3 hewan buas keluar tiba-tiba. Karena efek Magic Pemanggilan Monster (Monster Summmon Magic) disini dan di Yggdrasil sama, Momonga tidak kaget.

Moonlight Wolf dan Siberian Wolf sangat mirip, kecuali yang pertama memancarkan cahaya perak. Diantara Momonga dan Moonlight Wolf ada ikatan yang mengagumkan, terlihat dengan jelas siapa masternya.

"Moonlight Wolf ya?"

Suara Aura menunjukkan bahwa dia tidak mengerti apa maksudnya memanggil monster selemah itu.

Moonlight Wolf cukup gesit dan bisa digunakan untuk meluncurkan serangan tiba-tiba, tapi level mereka hanya sekitar 20 an. Dari perspektif Momonga dan Aura, sangat jelas sekali ini adalah monster yang lemah. Tapi untuk tujuan tertentu, level monster tersebut dirasa cukup. Tidak, semakin lemah maka semakin baik.

"Okay, aku akan memasukkannya ke dalam jarak dari efek nafasku."
"Hm? Apakah kamu bisa?"
"Tidak masalah."

Momonga ragu untuk memaksa Aura melakukannya. Sekarang ini situasinya sudah tidak sama lagi dengan saat di dalam game, ada kemungkinan dia tidak akan mematuhinya. Ada juga kemungkinan kemampuan Aura tidak bisa digunakan dengan baik. Untuk mengatasi situasi ini, dia harus melibatkan pihak ketiga, maka diputuskan untuk memanggil Moonlight Wolf.

Serigala itu terengah-engah, tetapi Momonga tidak merasakan rasa tidak enak apapun. Dia mencoba untuk bersantai dan jelas sekali tidak ada perasaan aneh. Dia juga berada dalam jarak yang sama dengan Moonlight Wolf yang kelihatannya sudah terkena skill Aura, jadi dia yakin bahwa kemampuan Aura benar-benar sudah aktif.

Dari pengalaman ini bisa disimpulkan bahwa fungsi skill yang mempengaruhi mental tidak mempengaruhi Momonga. Itu artinya ----

Di dalam game, bagi ras sub-human dan ras lainnya, ketika salah satunya mencapai hirarki ras yang ditentukan sebelumnya, maka dia akan mendapatkan kemampuan spesial dari ras ini. Khususnya ras Lich, seperti Momonga, juga punya kemampuan spesial yang lain ----

Setiap hari, seseorang bisa memanggil undead tingkat tinggi berjumlah 4, undead tingkat sedang berjumlah 12, undead tingkat rendah berjumlah 20, negative contact, desperate Aura V [Instant Death], negative guard, dark soul, dark light, immortal blessing, kemampuan untuk menegasi damage level IV, Thrusting Weapon Resistance level V, Slashing Weapon Resistance Level V, High-Tier Repel Resistance level III, Hight Tier Magic Invalidation level III, Menghapus serangan berproperti Es/Asam/Listrik, Menguatkan Pandangan Magic / Tembus pandang.

Dan juga kemampuan tambahan dengan level profesional--- Menguatkan Magic instant death, Ahli Dark Ritual (Ritual kegelapan), aura immortality (keabadian), Membuat Undead dan banyak lagi lainnya. Kemampuan spesial yang mendasar adalah Undead. Fatal Blow Invalidation, Fungsi Serangan Repel menjadi tidak efektif, Menghapus Makan/Racun/Sakit/Tidur/Instant Death/Paralisis, magic necromancer, Tahan terhadap flesh damage, tidak memerlukan oksigen, menghapus debuff, tahan terhadap drain energy (pencurian energi), kemampuan memulihkan energi negatif, dan penglihatan malam.

Tentu saja ada juga kelemahan terhadap semua hal yang positif: Rawan terhadap Light dan Sacred Attack level IV, Rawan terhadap assault weapon level V , Sacred damage punishment level II, Kerusakan yang ditimbulkan oleh serangan api menjadi dobel dan lain sebagainya.

---Kemampuan dasar ini dipelajari sebagai Undead dan kemampuan spesial diperoleh ketika upgrade. Kemampuan Momonga sangatlah tinggi.

"Jadi, dengan hasil ini.. Terima kasih. Aura, apakah kamu punya pertanyaan?"
"Tidak, tidak juga."
"Ini sudah cukup - kembalilah sekarang."
Tiga ekor Moonlight Wolf menghilang tanpa jejak.

"... Momonga-sama, apakah anda datang ke lantai kami hari ini untuk melakukan percobaan?"

Mare juga menganggukkan kepala.

"Huh? Ah, bukan itu. Aku kemari untuk berlatih."
"Berlatih? Huh? Momonga-sama, anda?"

Mata Aura dan Mare semakin lebar hingga terlihat seperti hampir copot. Itu pasti membuat mereka kaget jika aku, seorang Pemimpin tertinggi dan juga Penguasa Makam Nazarick, tidak tahu mantra magic. Reaksi ini sudah diduga oleh Momonga dan dengan cepat dia membalas:

"Ya."

Mendengar balasan singkat dari Momonga, ekspresi Aura kembali normal. Momonga cukup puas dari reaksi yang diduga.

"Maaf, boleh saya bertanya, kalau begitu, senjata tingkat tertinggi apa yang bisa Momonga-sama gunakan, yang legendaris?"

"Yang legendaris?" Momonga kelihatannya agak bingung, tapi setelah melihat mata Mare yang berkilau, dia menyadari bahwa pertanyaan ini adalah pertanyaan jujur tanpa ada niat jahat apapun.

"Ini dia... senjata yang dibangun bersama oleh para anggota guild. Sebuah senjata dari pemimpin tertinggi, tongkat Ooal Gown."

Momonga mengangkat tongkatnya lalu tongkat tersebut tiba-tiba memancarkankan cahaya yang indah. Namun, di sekeliling cahaya tersebut, ada bayangan tidak menyenangkan dan bergetar, yang hanya terlihat jahat.

Momonga terdengar lebih bangga dari sebelumnya dan suaranya juga terdengar gembira:

"Tongkat ini, yang terukir padanya, tujuh ular dan permata, setiap buahnya adalah sebuah artifk dengan level relic. Karena termasuk satu seri item, ketika sudah selesai dibuat, kekuatan yang dahsyat pun akhirnya terlihat. Kami menghabiskan banyak waktu dan usaha untuk melengkapi seluruh koleksinya. Aku tidak tahu berapa banyak monster yang kami lawan untuk bisa mendapatkan harta ini.. bukan hanya itu, tongkat ini bisa lebih baik dari level artifak itu sendiri dan bisa disejajarkan dengan item legendaris. Dan kemampuan paling hebat yang dimilikinya adalah, bertempur otomatis... Ahem."

....Momonga terlalu gembira. Meskipun di masa lalu teman-temannya itu membuat tongkat itu bersama-sama, karena tongkat tersebut tak pernah keluar dari ruang takhta, tak pernah ada kesempatan untuk memamerkannya. Ketika sekarang telah keluar, dia ingin menunjukkannya kepada yang lain. Meskipun Momonga ingin melanjutkan untuk pamer, emosinya menghentikannya.

Dia terlalu malu...

"..begitulah."
"Wow, kuat sekali..."
"Anda adalah yang terkuat, Momonga-sama!"

Mata dari dua orang anak itu berkilauan, hampir membuat Momonga tertawa. Usaha untuk menahan tawanya hampir saja membuyarkan ekspresinya - pada asalnya, tak ada ekspresi untuk sebuah tengkorak -- lalu dia melanjutkan:

"Jadi aku akan membuat sebuah percobaan dengan tongkat ini dan aku harap kamu bisa membantuku."
"Ya! Kami akan segera mempersiapkannya. Lalu.. kita bisa melihat kekuatan dari tongkat ini?"
"Ya, tentu saja. Aku akan membiarkanmu merasakan sendiri senjata terkuat yang aku bisa gunakan."
"Menakjubkan!" - Aura berteriak kegirangan dan meloncat-loncat.

Mare mencoba untuk menyembunyikannya, tapi telinga panjangnya gagal untuk berhenti gemetar, bukti dari rasa gembiranya. Ini buruk, aku butuh ekspresi serius, oleh karena itu tidak bisa santai. Momonga mengingatkan dirinya sendiri untuk mempertahankan kehormatan sebagai seorang pemimpin.

"..Ada satu hal lagi Aura. Aku telah memerintahkan semua guardian lantai untuk kemari. Mereka akan segera berkumpul disini dalam waktu kurang dari satu jam."
"Huh? kalau begitu kita harus siap."
"Tidak, itu tidak perlu, kita akan menunggu saja hingga mereka datang."
"Ah, setiap guardian lantai? kalau begitu Shalltear akan datang juga?"
"Ya, semua guardian lantai."
".....Oh."

Telinga panjang Aura tiba-tiba mulai menurun.

Tidak seperti Aura, Mare terlihat lebih sedikit bergerak. Menurut bahasa tubuh mereka, Aura dan Shalltear tidak suka satu sama lain, tidak seperti Mare. Apa yang akan terjadi sekarang? Momonga menghela nafasnya dengan lembut.

======
Part 2

Sekitar 50 orang prajurit berkuda melintasi padang rumput. Semua orang yang memiliki pangkat berbadan kekar, berotot, dan pada umumnya menarik mata. 

Seorang pria sekitar 30 tahunan, berwajah gelap karena matahari dengan kerut yang terlihat jelas, berambut pendek dengan warna hitam demikian juga matanya, tajam seperti pedang bagi pria di sampingnya.

"Kapten, kita sedang mendekati desa pertama pada patroli pertama kita."

"Ya, benar Letnan."

Petarung kebanggaan Re-Estize Kingdom Gazef Stronoff, belum melihat desa satupun.

Dengan menekan rasa terburu-burunya, Gazef menyuruh kudanya untuk tetap berlari dengan kecepatan yang konstan. Meskipun kecepatannya sekarang ini tidak seharusnya membuat kuda tersebut terlalu lelah, dia telah dipacu sejak ibukota kerajaan. Sedikit demi sedikit, kelelahan mulai menusuk dari dalam tubuhnya. Bahkan seekor kudapun akan lelah setelah perjalanan panjang ini, oleh karena itu tidak bisa terus meningkatkan beban kudanya.

"Aku harap tak ada yang terjadi."

Sedikit rasa waswas tersembunyi dibalik perkataannya ini. Gazef juga mempunyai perasaan yang sama. Sang raja telah mengeluarkan perintah, meminta Gazef untuk memeriksa penampakan dari Ksatria Empire di dekat perbatasan. Jika ketemu, mereka seharusnya menekan langsung.

Pada dasarnya, karena desa ini berada di luar kota E Rantel, mengirim pasukan dari sana akan lebih cepat. Namun, dengan berbagai pertimbangan bahwa Ksatria kerajaan musuh bersenjata lengkap dan terlatih, ini akan jadi ide yang buruk.

Di kerajaan, satu-satunya yang bisa menyamai Ksatria Empire, adalah prajurit dibawah perintah langsung dari Gazef. Sekarang ini tugas untuk menekan serangan dari Empire semuanya menjadi tanggung jawab Gazef dan inilah yang membuat kepalanya pusing.

Sebelum Gazef tiba di tujuan, seseorang bisa saja menggerakkan pasukan untuk melindungi desa, dan itu cukup untuk menahan serangan, memperpanjang waktu. Sementara banyak sekali metode yang mungkin untuk bertahan, tak ada yang dilakukan... bukan, tak ada siapapun yang bisa melakukan apapun.

Tahu alasannya kenapa, rasa waswas Gazef semakin tidak bisa hilang. Dia mencoba untuk tenang sambil menggenggam erat tali kekang. Sulit sekali menekan api yang terbakar di dalam hatinya.

"Kapten, Bodoh sekali tak ada siapapun yang bertindak hingga kita tiba. Bukan hanya itu, mengapa mereka tidak bisa membawa yang lainnya untuk melakukan pencarian secara terpisah? Seperti merekrut para petualang (adventurer) dengan komisi. Mereka juga bisa melakukan penarian Ksatria Empire. Mengapa tindakan tersebut tidak pernah dilakukan?"

"Berhentilah Letnan, Jika Ksatria Empire tiba-tiba muncul di wilayang Kingdom di tengah hari, situasi akan semakin buruk."

"Kapten, tidak ada orang lain disini. Aku harap anda bilang padaku yang sesungguhnya."

Wajah Letnan menunjukkan senyuman yang tertahan, yang mana tidak menunjukkan sedikitpun kebaikan dan bicara dengan jelas:

"Ini dikarenakan para bangsawan, ya khan?"

Gazef tidak menjawab balik, karena dia tahu itu adalah yang sebenarnya.

"Para bangsawan sialan itu benar-benar menggunakan nyawa orang lain seperti alat untuk perebutan kekuasaan mereka! bukan hanya itu, karena wilayah ini dibawah pengaruh langsung raja, mereka akan menggunakan ini untuk mengolok-olok raja."

"..Tidak semua bangsawan berpikir demikian."

"Mungkin Kapten benar, ada juga bangsawan yang hidup demi rakyatnya, sebagai contoh Putri Emas (Golden Princess). Namun mereka hanya sedikit... jika kita bisa memusatkan kekuatan seperti Kaisar, maka kita bisa melawan bangsawan-bangsawan sialan itu demi rakyat, ya khan?"

"Tapi jika kamu buru-buru, mungkin itu hanya akan menjadi perang saudara dan wilayah negara kita akan terbelah. Sekarang ini, Kerajaan kita sedang menghadapi ambisi kekaisaran tetangga untuk memperluas wilayahnya. Jika krisis seperti perang saudara terjadi akan menjadi bencana nasional."

"Aku tahu, tapi ..."

"Mari kita berhenti sejenak..."

Gazef tiba-tiba terdiam dan matanya menatap lurus ke depan. Asap mengepul di belakang bukit kecil di depan mereka. Orang-orang disitu tahu apa arti tanda tersebut.

Wajah Gazefpun terlihat seperti kecewa. Dengan kencang, dia mengendarai kudanya ke bukit kecil tersebut lalu pemandangan yang seperti dia duga pun nampak. Seluruh desa terbakar hingga hanya nampak puing-puingnya saja. Beberapa atap yang rusak terlihat seperti batu nisan di dalam puing-puing ini.

Gazef memerintahkan pasukannya dengan suara jelas:

"Semuanya bersiap. Kita harus beraksi secepatnya."

Desa tersebut benar-benar terbakar habis dan reruntuhan rumah-rumahnya hampir tidak terlihat bentuk aslinya. Berjalan melalui reruntuhan itu, Gazef mencium bau benda terbakar yang bercampur dengan darah.

Wajah Gazef sangat tentang, dia tidak merasakan emosinya naik atau turun. Tapi melihat wajahnya dari dekat seseorang bisa dengan jelas melihat suasana hatinya. Berjalan disampingnya, Letnan pun memiliki ekspresi yang sama.

Lebih dari seratus orang di desa dan hanya 6 orang yang selamat. Di tambah lagi, semuanya dibantai tanpa ampun. Tak perduli wanita, anak-anak bahkan bayi, semuanya sama.

"Letnan, kirim beberapa orang untuk mengawal yang selamat kembali ke E-Rantel."

"Tunggu sebentar, dengan kondisi sekarang..."

"Kamu benar, dengan kondisi seperti ini, kita harus melindungi mereka."

Ya, E-Rantel adalah salah satu dari milik raja, Dan kewajiban raja untuk melindungi desa-desa disekitarnya. Jika ada yang selamat dan ditelantarkan disini, akan menjadi masalah besar bagi sang raja. Kamu bisa bayangkan, para bangsawan tersebut akan menggunakan kesempatan ini untuk mencari masalah dan melemahkan pengaruh raja. Lebih pentinglagi---

"Tolong dipikirkan lagi. Orang-orang yang selamat ini telah menyaksikan para ksatria dari Empire. Ini adalah prioritas pertama dari raja. Aku rasa kita seharusnya mundur dulu sementara dan bersiap di E-Rantel untuk langkah selanjutnya."

"Tidak."
"Kapten! Anda seharusnya menyadarinya, ini adalah jebakan nyata. Desa ini diserang di waktu yang sama ketika kita sedang menuju E-Rantel, ini bukan hal kebetulan. Tindakan brutal ini jelas-jelas bertujuan untuk memancing kita jika tidak mereka tidak akan sekejam ini. Ini benar-benar jebakan."

"Yang selamat tidak luput dari kekejaman Ksatria dengan bersembunyi, berkat belas kasihan dari musuh. Aku takut mereka sudah merencanakan ini. Untuk melindungi yang selamat mereka ingin kita memecah pasukan."

"Kapten, anda tidak akan mengejar mereka meskipun tahu ini adalah jebakan, ya khan?"

"..Aku akan melakukannya."

"Apa anda serius?! Kapten, anda memang kuat. Bahkan menghadapi ratusan Ksatria, anda bisa menang. Tapi Empire mempunyai magician yang terkenal. Jika orang tua ini bersama musuh, bisa menjadi hal yang benar-benar bahaya bagi anda. Bahkan jika kapten bertemu dengan dengan Prajurit handal dari Empire, yaitu 4 Paladin, mereka tidak kalah dari anda. Jadi aku harap anda mundur sekarang. Demi kerajaan, bahkan jika beberapa penduduk desa dikorbankan, tidak sebanding dengan nyawa Kapten."

Gazef diam mendengar, sementara Letnanya melanjutkan:

"Jika anda tidak mau mundur... Bagaimana kalau membiarkan yang selamat ini dan kita kejar sama-sama mereka dengan anda."

"Mungkin ini adalah pilihan yang paling masuk akal... tapi dengan melakukan hal ini sama saja membiarkan mereka mati. Yang selamat ini, apa kamu kira mereka akan selamat sendirian?"

Letnan menjadi tak bisa berkata apa-apa, karena dia tahu kalau kesempatan selamatnya hampir tak ada bagi yang selamat. Jika mereka tidak mengirimkan orang untuk melindungi mereka dan membawa mereka ke tempat yang aman, mereka akan terbunuh dalam beberapa hari. Namun, apa yang dikatakan Letnan tidak salah, -tidak, benar dan salah bukan masalahnya disini.

"...Kapten, nyawa anda adalah yang paling berharga, tidak bisa dibandingkan dengan nyawa para penduduk."

Gazef benar-benar mengerti rasa sakit dari keputusan Letnan, itulah kenapa dia membiarkannya berkata demikian. Tapi dia masih tidak bisa setuju dengannya:

"Aku terlahir sebagai rakyat biasa dan kamu juga."

"Ya, tapi kebanyakan pasukan yang bergabung dengan tentara karena mereka memuja Kapten."

"Aku ingat kalau kamu juga terlahir di desa, benar khan?"

"Ya, benar..."

"Kehidupan desa itu tidak mudah dan orang-orang sering tewas di kampung halamannya. Menderita karena serangan monster, itu adalah situasi yang biasa dan sering menjadi penyebab korban jiwa, benar khan?"

"...Ya."

"Ketika menghadapi monster, bahkan tentara biasa pun akan ketakutan. Jika tidak ada uang untuk mempekerjakan petualang secara khusus untuk melawan Monster ini, mereka hanya bisa membungkuk pada Monster tersebut dan menunggu."

"...Ya."

"Jadi apakah kamu tak pernah berharap pertolongan? Ketika butuh bantuan dan ketika para bangsawan tidak bergerak sedikitpun, siapa yang bisa melakukannya?"

"....Mereka hanya akan menanti kebohongan, karena kenyataannya tak ada yang pernah menolong. Para bangsawan takkan pernah memberikan uangnya untuk penduduk desa yang terkena."

"Itulah masalahnya... Ayo kita buktikan bahwa kenyataan tidak seperti ini. Aku ingin menolong para penduduk."

Letnan pun terdiam tak bisa berkata apa-apa setelah mengingat sendiri apa yang pernah dia alami.

"Temanku, mari kita tunjukkan pada penduduk desa apa artinya menghadapi bahaya sambil rela berkorban, mengetahui bahwa yang pemberani akan datang dan menyelamatkan mereka dan benar sekali bahwa yang kuat akan menolong yang lemah."

Gazef dan Letnan membuat kontak mata dan bertukar emosi berkali-kali. Letnan akhirnya menyerah dan merespon dengan nada seperti lelah dan dengan bersemangat:

"... kalau begitu ayo pergi dan pimpin para prajurit. Ada banyak yang bisa menggantikanku, tapi tak ada yang bisa menggantikan Kapten."

"Jangan bodoh. Sejak dahulu, tingkat keselamatanku masih besar. Kita pergi kesana bukan untuk mati, tapi untuk menyelamatkan rakyat kerajaan."

Letnan ingin membuka mulut berkali-kali, tapi akhirnya tertutup.

"Pilih segera beberapa prajurit untuk melindungi rakyat dan pergi E-Rantel dengan mereka."

Matahari merah yang tenggelam bersinar di padang rumput dengan banyak bayangan. Jumlah yang sebenarnya adalah 45 orang. Kelompok orang ini tiba-tiba muncul dari tempat kosong. Itu adalah cara yang pintar untuk menyamar dengan bantuan magic.

Kelompok orang ini tidak terlihat seperti tentara bayaran biasa, turis atau petualang. Dengan melihat secara dekat, mereka semua memakai pakaian yang sama. Memakai perlengkapan yang terdiri logam spesial untuk meningkatkan mobilitas dan pertahanan.

Ditambah dengan efek magic, pakaian mereka lebih dari pertahanan konvensional. Dengan memakai tas kulit kecil, jika tidak ada tambahan tanda magic di atasnya, akan terlihat seperti tas punggu turis. Di pinggangnya, sebuah ikat pinggang membawa beberapa botol cairan dan jubah di punggungnya yang memancarkan aura magis.

Tanpa memerdulikan uang, waktu dan usaha, mengumpulkan item magic sebanyak itu bukanlah perkara mudah. Kelompok para kandidat yang memakai perlengkapan magic, membuktikan bahwa mereka adalah bantuan dengan level nasional. Dari tampilan perlengkapan mereka, tak ada tanda identitas apapun atau afiliasi apapun. Mereka adalah pasukan ilegal, yang harus menyembunyikan identitasnya.

Sekelompok mata orang-orang melihat ke depan ke arah desa yang hancur. Sambil melihat, bau dari darah dan benda terbakar menyeruak dari desa. Dari mata mereka bisa terlihat biasanya mereka tidak menyukai pemandangan keji berdarah dingin seperti ini.

"...Kabur huh."

Ucapan tumpul yang terdengar kecewa.

"...Tidak ada jalan lain. siapkan serangan untuk desa berikutnya agar memancingnya keluar. Kita harus memancing keluar si binatang buas ke jebakan kita."

Orang tersebut melihat bayangan Gazef yang semakin menghilang ke arah yang sama dengan sekelompok orang.

"Katakan padaku desa selanjutnya untuk umpannya."

======
Part 3

Di dalam arena, Momonga mempersiapkan jarinya untuk mulai merapal mantra ditujukan pada orang-orangan sawah di tengah arena. Lain dari magic damage sederhana, mantra yang Momonga pelajari dikhususkan untuk instant death dan "efek damage ekstra". Dia hanya punya mantra tak berbahaya dengan jumlah yang relatif sedikit.

Kenyataannya, kapanpun dia memilih untuk magic tipe damage sederhana, karena pilihan kelas Momonga adalah Necromancer, secara otomatis magic damage akan bertambah kuat karena tambahan "efek damage ekstra". Sebagai hasilnya, mantra damage kecil bisa memberikan damage lebih besar dari beberapa mantra untuk kelas petarung level tinggi.

Momonga melihat ke samping dan melihat bahwa dia sudah menjadi perhatian bagi dua mata anak kecil yang penuh rasa ingin tahu. Jantungnya merasakan sedikit tertekan, karena dia merasakan keraguan dari apakah dia bisa memenuhi ekspektasi mereka atau tidak.

Momonga kemudian melihat ke arah dua ekor monster besar. ukuran mereka setidaknya mencapai tinggi 3 meter. Ada campuran tulang naga dan manusia, otot kuat yang sangat terlatih dan sisik yang lebih keras dari baja untuk melindungi otot-otot ini.


Mereka memiliki wajah naga, sebuah ekor tebal seperti pohon dan tanpa sayap. Mereka terlihat seperti naga dengan dua kaki. lengan atas mereka lebih tebal dari manusia apapun dengan panjang sekitar setengah dari tubuh mereka - menggenggam pedang tebal yang menyerupai perisai.

Kedua monster ini merupakan keturunan naga yang dipanggil oleh Aura. Sebagai Pawang binatang buas, dia mempunyai kemampuan untuk mengontrol mereka dan dia menggunakannya untuk mengatur arena permainan.

Meskipun level naga tersebut hanya 55 dan hampir tak mempunyai kemampuan spesial apapun, mereka menyerang dengan stamina yang tidak ada habisnya sambil menggunakan lengan yang kuat. Itu cukup untuk menyamai Monster tingkat tinggi.

Momonga menghela nafas dan menggerakkan matanya kembali ke orang-orangan sawah.

Matanya melihat orang-orangan sawah dan jika diperhatikan dengan jelas, terlihat dia sangat gugup. Sasarannya adalah meyakinkan apakah dia masih bisa menggunakan magic.

Dengan memperbolehkan Aura dan Mare melihat "percobaan magis" ini, tujuan utamanya adalah untuk memperlihatkan kekuatannya dan membiarkan mereka tahu bahwa bermusuhan dengannya adalah hal yang bodoh. Dia harus melakukan ini sebelum guardian lain tiba.

Kedua orang anak kecil ini kelihatannya tidak mempunyai sedikitpun tanda-tanda pengkhianatan dan Momonga juga tidak berpikir bahwa mereka akan mengkhianatinya. Namun, jika dia kehilangan kemampuan untuk menggunakan magic, Momonga tidak yakin kalau mereka akan tetap setia.

Sikap Aura terhadap Momonga terasa seperti seorang kenalan lama. Namun bagi Momonga, terasa seperti baru pertama kali bertemu.

Bisa dilihat bahwa pengaturan karakter untuk kedua anak ini dibuat dengan sangat hati-hati. Mereka adalah otak kecil bagi guild. Namun, reaksi emosional dan pola sikap terhadap berbagai kondisi masih belum sempurna dan mempunyai banyak kekurangan. Tapi sekarang, mereka telah menjadi makhluk berakal yang mempunyai pemikiran sendiri, celah ini mungkin akan berefek pada sikap mereka nantinya entah bagaimana.

Jika hal tersebut tidak membuat loyalitas mereka melemah, lalu apa yang berubah? Dengan catatan lain, besarnya loyalitas mereka tak pernah jelas tertulis di program kedua anak tersebut. jadi apakah mereka mematuhi perintah atau tidak, juga bisa bermacam-macam. Jika hanya tidak mematuhi perintah, masih bisa ditoleransi. Namun apa yang harus dilakukan jika mereka benar-benar mengkhianatinya langsung setelah mereka mengetahui bahwa Momonga tidak punya kekuatan yang cukup....?

Meskipun terlalu paranoid itu buruk, bukan hal yang bijaksana pula memercayai mereka sepenuhnya. Dengan kata lain, saat ini yang paling baik bagi Momonga adalah bersikap hati-hati. Alasan lain bagi percobaan ini adalah, jika dia tidak bisa menggunakan magic, dia bisa mendiskusikannya dengan Aura dan Mare. Kedua anak ini percaya bahwa percobaan ini adalah untuk menegaskan kekuatan dari tongkat tersebut, jadi kekuatan magic akan sangat bergantung pada item itu sendiri. Jika ada masalah dengan magic milik Momonga, dia bisa dengan mudah menjadikan tongkat tersebut sebagai alasan. Rencananya sempurna.

Momonga tidak tahan untuk memuji dirinya sendiri. Di masa lalu, apakah otaknya selalu setenang dan sefleksibel ini? Tak ada yang bisa menjawab pertanyaan ini untuk Momonga.

Keraguan di dalam pikirannya telah dibuang ke luar dan dia mulai memikirkan tentang magic yang digunakan di Yggdrasil. Di dalam game, kekuatan mantra magic diratifikasi dari 1 hingga 10 dan jumlahnya sekitar lebih dari 60.000 mantra. Mantra-mantra itu dipisahkan antara tipe-tipe yang berbeda dari sistem. Ada sekitar 700 mantra dari 8 sistem berbeda yang bisa digunakan oleh Momonga. Pada umumnya, pemain dengan level 100 biasanya bisa menggunakan 300 macam jenis mantra, jadi jumlah yang mantra yang bisa digunakan oleh Momonga cukup tidak biasa.

Hampir semua mantra ini disimpan di dalam otak Momonga dan dia sedang mencari mantra yang tepat yang harus digunakan sekarang.

Karena larangan untuk melukai teman sudah diangkat, dia harus tahu jangkauan dari efek yang tepat dari mantra tersebut. Ini adalah hal yang penting, karena serangan magic tidak memilih jumlah individu, melainkan jangkauan dari efeknya. Tujuan berikutnya yang harus diperhatikan adalah orang-orangan sawah itu, jadi...

Di dalam Yggdrasil, dengan hanya menekan icon akan mengaktifkan mantra magic. Namun, karena tidak adanya tampilan antarmuka, metode lain harus digunakan.

Meskipun sedikit tidak pasti, Momonga hanya memiliki sedikit pemahaman terhadap bagaimana memulainya. Dia merasakan kekuatan yang tersembunyi di dalam tubuhnya. Kelihatannya kontak masih belum dilakukan dengan benar. Momonga berkonsentrasi.
Dia membayangkan dirinya terbang di udara ----
Momonga tersenyum cukup gembira.

Dia sudah tahu jarak yang tepat dari efeknya dan berapa lama jarak antara mantra baru yang bisa diucapkan setelah selesai mengaktifkan mantra sebelumnya. Ini semua sudah dikuasai sepenuhnya di masa lalu. Setelah memastikan kemampuannya, sebuah kegembiraan baru menyelimuti dirinya. Dia merasa puas karena dia tahu kalau magic sekarang merupakan bagian dari kekuatannya sendiri, yang mana dia tidak bisa rasakan ketika masih berada di Yggdrasil.

Munculnya kegembiraan di dalam dirinya - lalu berangsur-angsur kembali normal, bisa dia rasakan. Di ujung jarinya, dia mengumpulkan kekuatan lalu mengucapkan sebuah kata:

"Fireball."

Dia menunjukkan jarinya ke arah orang-orangan sawah lalu sebuah bola api yang semakin membesar meluncur ke arah yang ditunjuknya. Seperti yang diduga, bola api itu mengenai orang-orangan sawah sebagian. Sebuah bola api yang terdiri dari lidah api yang panas melayang dan mengenai orang-orangan sawah itu. Setelah kena, sebuah ledakan api muncul dari dalam diikuti dengan tanah disekitar orang-orangan sawah itu menjadi lautan api.

Semuanya terjadi dalam sekejap mata. Kecuali orang-orangan sawah, tak ada lagi yang tersisa.

"Ohhh..."

Aura dan Mare melihatnya dengan mata bertanya-tanya dan tertawa kecil pada Momonga.

"Aura, siapkan orang-orangan sawah yang baru."

"Ah, ya, akan segera saya laksanakan! Pergi dan siapkan segera!"

Seekor naga menggenggam orang-orangan sawah yang lain, lalu meletakkannya di samping orang-orangan sawah yang tadi terbakar habis.

Momonga berjalan ke samping orang-orangan sawah itu lalu menghadapinya dan meluncurkan sebuah mantra:

"Razing Flames."

Sebuah pilar api tiba-tiba muncul mengelilingi orang-orangan sawah itu. Momonga melanjutkan dengan mengucapkan mantra pada orang-orangan yang sudah hancur:

"Fireball."

Orang-orang-orangan sawah itu terkena bola api dan berubah menjadi abu.
Jarak antara pengucapan mantra dengan tipe yang berbeda sama seperti Yggdrasil. Tidak, kelihatannya menjadi sedikit lebih cepat dari mulai diucapkan hingga diluncurkan. Di dalam game, kamu harus memilih dahulu mantranya, lalu gerakkan kursor untuk menentukan cakupannya.

"Sempurna."

Karena hasil percobaan yang sangat memuaskan ini, Momonga tidak bisa tidak mengeluarkan suara penuh kepuasan.

"Momonga-sama, apakah anda ingin saya mempersiapkan orang-orangan sawah lagi?"

Aura masih terlihat bingung. Dia tahu Momonga adalah magician yang sangat hebat, jadi dia tidak berpikir penampilan level sebatas ini adalah hal yang istimewa. Tapi Momonga ingin memberikan kesan pada si kembar bahwa ini bukan hal yang sebenarnya. Tujuan ilustrasi ini sudah tercapai.

"...Tidak, aku ingin membuat percobaan lain."

Setelah menolak penawaran Aura, Momonga melakukan tes berikutnya.

"Message."

Obyek kontak utama adalah GM. Ketika kamu menggunakan magic "Message" di dalam Yggdrasil, selama orang lain berada dalam game, kamu bisa mendengarkan suara dering telephone. Jika tidak ada suaranya, kontak tersebut akan langsung terputus.

Sekarang ini, rasanya seperti terdengar sesuatu di dalam pikirannya. Rasanya seperti ada benang yang memanjang dan tak putus dalam mencari orang yang dihubungi. Bagi Momonga ini adalah pertama kalinya dia merasakan perasaan semacam ini, sulit sekali untuk dijelaskan.

Perasaan ini terasa cukup lama, tapi jika akhirnya tak ada indikasi terhubung, efek dari "message" akan berakhir. Sebuah rasa kecewa yang sangat muncul dari dalam. Momonga mengulangi pengucapan magic yang sama. Orang yang dipilih bukanlah GM, tapi teman-temannya yang dahulu - anggota guild Ainz Ooal Gown.

Setelah mencoba lebih dari 99 kali dan tanpa hasil apapun dia merasa menyerah. Dia telah "mengirimkan message ke semuanya" ke semua 40 anggota, tapi tak ada satupun yang terhubung. Setelah meyakinkan hal ini, Momonga menggelengkan kepala dengan lembut.

Meskipun dia tahu telah ditinggalkan, sampai kenyataan tersebut ada didepannya, barulah dia merasa kecewa.

Akhirnya, dia menggunakan magic itu untuk menghubungi Sebastian.
Dengan cara ini dia bisa memutuskan bahwa magic "message" masih bisa digunakan dan tidak terbatas kepada orang-orang di dunia ini.

"Momonga-sama."

Sebuah suara dengan hormat penuh melewati otaknya. Momonga berpikir bahwa mungkin di sisi lain, Sebastian membungkuk dengan penuh hormat, seperti yang akan dia lakukan di dunia nyata. Sambil memikirkan hal yang lucu ini dan tetap terdiam, Sebastian pun merasa aneh lalu berkata lagi:

"...Boleh saya bertanya apa yang anda inginkan?"

"Ah, ah, maaf, aku melamun sesaat. Ya, bagaimana situasi di sekitar?"

"Ya, di sekitar terdiri dari padang rumput dan aku tak menemukan satupun makhluk hidup."

"Padang rumput... bukan rawa-rawa?"

Di sekeliling Makam bawah tanah Nazarick seharusnya ada rawa-rawa besar. Itu adalah rumah bagi katak Monster yang disebut Zwick. Sebuah kabut menyelimuti sekitar dengan banyak rawa-rawa yang beracun.

"Ya, di sekeliling merupakan padang rumput."

Momonga pun tersenyum lembut. Situasi ini sedikit terlalu...

"Makam bawah tanah Nazarick terdampar sepenuhnya di tempat yang tidak diketahui?.. Sebastian, apakah ada yang melayang di langit, ataukah ada semacam magic yang diucapkan muncul?"

"Tidak, saya tidak melihat hal seperti itu. Hanya ada langit tak terbatas seperti di dalam lantai 6."

"Apa! Kamu bilang langit?.. Tidak ada hal-hal yang aneh di sekelilingnya?"

"Tidak.. Tak ada yang aneh dimanapun. Selain dari Nazarick, tak ada bangunan lain yang ditemukan diluar."

"Itu.... Itu....."

Apa yang mau diucapkan? Kelihatannya Momonga tidak bisa mempercayainya. Namun hatinya tahu kalau ini mungkin benar.

Sebastian tetap terdiam sambil menunggu perintah. Momonga melihat pita pelindung di pergelangan tangan kirinya. Dalam 20 menit ke depan, guardian yang lain akan tiba. Jika ini adalah hasilnya, maka hanya ada satu perintah yang bisa dia keluarkan.

"Kembalilah dalam 20 menit. Kembalilah ke Nazarick dan pergilah ke arena dimana semua guardian akan tiba. Ceritakan pada kami masalahnya dan apapun yang kamu lihat."

"Ya. Tuan."

"Jadi carilah informasi sebanyak mungkin sebelum kembali."

Setelah mendengar lawan bicaranya setuju, Momonga mengangkat "message" untuk memutuskan kontak. Sambil Momonga memikirkan bahwa keadaan sudah berakhir dan hampir menghela nafas, tiba-tiba dia teringat mata si kembar yang memandanginya.

Setelah kamu menunjukkan kekuatan dari tongkatnya, kamu seharusnya membiarkan mereka merasakan sebuah tugas. Dengan memegang tongkat, Momonga ragu-ragu karena tidak tahu magic mana yang harus dia gunakan.
Tersembunyi di dalam tongkat Ainz Ooal Gown adalah kekuatan tak terhitung dari monster-monster yang jika Momonga inginkan, dia bisa [Quickly Summon] memanggil mereka dengan cepat. Ini adalah magic kecil yang relatif bagus.

[Summon Primal Fire Elemental]

Itulah yang dipikirkan Momonga lalu dia memilih batu permata api dan mengaktifkan sebuah mantra yang tersembunyi di dalam batu tersebut,
[Summon Primal Fire Elemental]
Menjawab maksud Momonga, batu yang teruntai di dalam mulut ular mulai bergoyang dan sebuah kekuatan besar tercurah keluar. Momonga memegang tongkat Ainz Ooal Gown dan sebuah bola cahaya besar mulai bersinar di depannya. Bola cahaya tersebut mengeluarkan bola cahaya hebat yang lain dengan pusaran api mengelilinginya. Pusaran api tersebut berputar semakin cepat dan lebih cepat lagi, dan akhirnya berubah menjadi tornado api dengan tinggi 6 meter dan lebar 4 meter.

Udara panas yang bisa membuat celaka mengelilinginya. Di sudut matanya, dia melihat 2 tubuh besar dari bentuk keturunan naga di depan Aura dan Mare. Udara panas tertiup ke arah jubah Momonga sambil mengeluarkan bunyi retak. Tidak heran jika panas yang hebat ini akan menyebabkan luka bakar. Tapi Momonga mempunyai ketahanan terhadap api absolut yang merupakan kelemahan asli dari Undead, jadi tak ada dampak sedikitpun padanya.

Segera setelah itu, tornado api besar yang cukup kuat untuk melelehkan logam dan sebuah cahaya yang menyilaukan mengelilinginya, terus menerus bergoyang hingga menyerupai bentuk manusia.

Primal Fire Elemental - bisa dikatakan sebagai Monster element tingkat tinggi dan mempunyai level 85 keatas. Sama seperti Moonlight Wofl, Momonga juga merasakan hubungan yang hebat antara dia dan elemen api.

"Wow..."

Suara Aura mengeluarkan helaan nafas, sambil melihat kuat. Sangat tidak mungkin bagi mereka untuk memanggil Elemental tingkat tertinggi dengan mantra mereka sendiri, di wajah Aura, sebuah ekspresi gembira seperti anak-anak yang menerima hadiah natal muncul.

".. Apakah kamu ingin melawannya?"

"Huh?"

"Huh, Huh?"

Sedikit terkejut sesaat, Aura mengeluarkan senyum anak-anak yang tak berdosa. Bagi sebuah senyum anak-anak, senyumannya sedikit tidak..., tapi sedikit terlalu ganas. Segera setelah dia menyentuh Mare di sampingnya, senyuman yang dia keluarkan kembali ke senyuman yang lebih anak-anak.

"Benarkah?"

"Tidak masalah, meskipun kamu menghancurkannya."

Momonga mengangkat bahu, sampai berkata tidak masalah. Dengan kekuatan tongkat itu, bisa memanggil satu Primal Fire Elemental per hari. Dengan kata lain, selama satu harinya sudah habis, dia bisa memanggil kembali yang lainnya besok. Jadi meskipun dihancurkan, tidak ada ruginya.

"Ah, aku tiba-tiba ingat kalau ada urusan penting yang lain yang harus diselesaikan..."

"Mare."

Salah satu tangan Aura memegang tangan mare dan seperti tidak membiarkannya lepas. Senyum Aura membuat Mare terdiam. Bagi Momonga itu adalah senyuman gadis yang imut, tapi jika kamu melihatnya dari mata kembarannya, itu merupakan senyuman kebalikannya. Wajah Mare pun seperti menjadi beku.

Mare ditarik ke depan Primal Fire Elemental. Matanya terus melihat-lihat di sekelilingnya, terutama kepada Momonga untuk mencari pertolongan. Mare memberinya ekspresi seperti bunga yang mekar, tapi hanya mendapati do'anya kembali dari Momonga. Bunga itu pun langsung layu di tempat.

"Kalian berdua bermain saja dengannya. Jika kalian terluka, jangan salahkan aku."

"Okay.."

Aura menjawabnya dengan semangat, tapi seseorang tidak bisa mendengar beberapa respon kalimat frustasi yang lirih dari Mare. Momonga merasa bahwa Mare takkan menyimpan dendam terhadapnya hanya karena ini. Dia pun ingin menguji hubungannya dengan Elemental miliknya dan memberikan perintah kepada si kembar untuk menyerang Primal Fire Elemental.

Menghadapi api yang ganas yang terpancar dari Fire Elemental, Aura dan Mare sedang menghadapi musuh mereka dengan pertempuran 2 vs 1.

Aura menyerang api dari Fire Elemental sambil memegang cambuk di udara, sedangkan Mare menggunakan magic untuk memberikan damage.

"Kelihatannya mereka akan menghadapi situasi ini dengan mudah."

Sementara pandangan Momonga meninggalkan pertempuran kekuatan ini, dia mulai berpikir bagaimana dia harus melanjutkan penyelidikan terhadap masalah lainnya. Mengaktifkan Magic dan item sudah berhasil di lakukan. Selanjutnya dia butuh menguji equipment miliknya. Yang paling penting adalah Gulungan perkamen, Tongkat-tongkat kecil, tongkat sihir panjang dan equipment lainnya. Item Magic seperti gulungan perkamen akan hancur setelah digunakan, sementara Tongkat panjang dan kecil harus diisi magic sebelum bisa digunakan.

Momonga mempunyai banyak item magic. Dilihat dari sifatnya, dia senang menyimpan daripada menggunakan equipment itu. Dia merasa sayang, jadi dia tidak ingin menggunakan item yang bisa dikonsumsi itu. Meskipun menghadapi monster-monster bos, dia tidak menggunakan item recovery yang paling hebat. Dia tidak bisa disebut berhati-hati, dia hanya pelit. Sehingga Item-item tersebut perlahan-lahan terkumpul banyak.

ketika dia masih di Yggdrasil, Momonga menyimpan item-item ini ke dalam kotak. Kemana perginya kotak itu sekarang?

Momonga mengingat gambaran dia sedang membuka kotak item dan tangannya mulai mencari-cari di udara. Sebagian tangannya tiba-tiba seperti hilang.

Sepertinya sebuah jendela terbuka dan tangan Momonga menjulur ke dalamnya. Di tempat yang pada dasarnya ruang kosong itu muncul sebuah lubang dengan beberapa tongkat-tongkat cantik di dalam. Lubang ini dan kotak item Yggdrasil terlihat mirip.

Sementara dia menggerakkan tangannya, item-item di dalamnya berubah. Gulungan perkamen, tongkat pendek, senjata, armor, ornamen, batu berharga, dan juga obat serta item magic yang bisa dikonsumsi lainnya semuanya di dalam... jumlahnya mengkhawatirkan.

Momonga akhirnya merasa lega dan tersenyum. Dengan ini, meskipun semua yang ada di Nazarick menjadi musuhnya, Momonga memiliki jaminan keselamatan yang cukup.

Sambil memandang pertarungan Aura dan Mare, Momonga mulai merangkum informasi yang dia dapatkan selama ini.

Para NPC yang dia temui sejauh ini, apakah sudah terprogram?
Tidak, mereka memiliki indra seperti manusia dan tak ada bedanya. Sebuah program benar-benar tak bisa menampilkan emosi sebaik itu. Bisa dianggap karena suatu alasan mereka menjadi seperti manusia.

Dan apa yang terjadi dengan dunia ini?
Dia tidak tahu. Karena magic dari Yggdrasil bisa digunakan disini, maka lebih tepat jika diasumsikan bahwa ini adalah sebuah game seperti Yggdrasil. Tapi menurut pertimbangannya sendiri, ini meragukan. Tidak ada yang seperti dalam game. Pada akhirnya, apakah ini masih game atau dunia yang berbeda? Seharusnya salah satu dari itu. Meskipun agak aneh untuk menanyakan pertanyaan ini.

Dalam keadaan pikiran yang bagaimana dia harus menghadapi masa depan?
Dia harus memastikan sejauh mana pengaruh Yggdrasil ke dunia ini. Jika monster-monster di dalam Nazarick dan para NPC pada dasarnya adalah data elektromagnetik dari Yggdrasil, maka mereka seharusnya bukan musuh disini.

Masalahnya adalah jika mereka adalah beberapa data yang lain kecuali data elektromagnetik yang terlibat. Maka dia akan menghadapinya dengan sikap yang berbeda. Lebih singkatnya, untuk sementara, dia mempunyai posisi tertinggi disini dan harus menampilkan tampilan yang meyakinkan - Jika kamu harus melakukannya - dia harus bertingkah selayaknya.

Tindakan macam apa yang harus dilakukan di masa depan?
Dia harus mulai mencari petunjuk, meskipun tidak jelas bagaimana dunia ini bekerja, saat ini Momonga hanyalah penjelajah yang tidak tahu apapun. Dia harus bertindak dengan hati-hati dan waspada dalam mengumpulkan informasi.

Jika ini adalah dunia lain, apakah dia harus mencari jalan kembali ke dunia asal?
Dia merasa ragu. Jika kamu mempunyai teman di dunia lama, seharusnya kamu melakukannya. Mungkin jika orang tuamu masih ada, tidak ada salahnya memikirkan jalan untuk pulang ke rumah. Jika ada keluarga yang membutuhkan dukungan ataupun pacar...
Tapi ada orang semacam itu yang menunggunya. 

Hidupnya hanya perulangan dari bekerja di kantor lalu pulang. Setelah pulang dia masuk ke Yggdrasil dan menunggu teman sesama anggota untuk masuk. Aku takut ini takkan terjadi lagi di masa depan. Lalu apa untungnya jika ada jalan pulang?

Tapi jika mungkin untuk kembali, dia seharusnya mencari jalannya. Mempunyai pilihan lain selalu lebih menguntungkan, karena mungkin saja di luar adalah neraka.

"Apa yang harus dilakukan sekarang..."

Ucapan Momonga yang kesepian bergema di udara.

===========
Part 4


Aura Bella FioraPrimal Fire Elemental tersebut pelan-pelan meleleh dan menghilang di udara yang tipis. Panas yang dikeluarkan ke udara juga berangsur-angsur menghilang.

Dengan menghilangnya Primal Fire Elemental, Momonga mempunyai firasat bahwa penguasaannya terhadap Fire Elemental juga menghilang. Meskipun Fire Elemental mempunyai kekuatan penghancur dan daya tahan yang luar biasa, damage api yang dimiliki bisa benar-benar tidak efektif. Bagi seseorang dengan agiliti tinggi seperti Aura, Primal Fire Elemental hanya akan menjadi target besar.

Biasanya Aura juga harus kehilangan beberapa health ketika menyerang. tapi karena Mare adalah seorang druid, dia tidak membiarkan hal semacam itu. Faktanya, Mare menggunakan Magic dengan efisien ketika seluruh petarungan untuk membantu Aura dengan menguatkan dia atau melemahkan musuh. Mereka sangat kompeten dalam bermain peran sebagai penyerang atau bertahan dan bisa dikatakan bahwa mereka adalah pasangan yang serasi. Di waktu yang sama, Momonga juga merasa perbedaan antara pertempuran ini dan pertempuran dalam game. Ini adalah pertempuran sesungguhnya.

"Sangat menarik... kalian berdua... melakukannya dengan sangat baik."

Mendengar pujian tulus dari Momonga, kedua anak tersebut tersenyum lebar.

"Terima kasih atas pujiannya Momonga-sama. Sudah lama kami tidak melakukan latihan hebat semacam ini.!"
Keduanya mengusap keringat dari muka mereka, namun setelah melakukannya, mereka bahkan lebih berkeringat, yang berguling-guling di kulit mereka yang gelap.
Momonga dengan pelan membuka kotak item dan mengeluarkan item magic - [Unlimited Kettle] (Ceret tak terbatas.).
Di dalam Yggdrasil ada rasa lapar dan haus, tapi kebutuhan ini benar-benar tidak ada hubungannya dengan Momonga yang Undead dan oleh karena itu dia tidak pernah menggunakan item ini. Paling banter hanya digunakan untuk tunggangannya. Mirip dengan gelas transparan, ceret itu penuh dengan air tawar. Karena airnya dingin, tetesan air tersebut mulai berkumpul di ceret.
Dia mengeluarkan dua cangkir cantik, lalu memenuhinya dengan air dan memberikannya untuk si kembar:

"Aura, Mare, Kemarilah dan minum ini."
"Huh? Anda baik sekali. Momonga-sama...."
"Ya, magic milikku juga bisa dirubah menjadi air."

Melihat Aura yang terus-terusan melambaikan tangannya dan Mare yang terus-terusan menggoyangkan kepalanya, Momonga pun tersenyum.

"Ini adalah hal yang mudah. Kamu selalu melakukannya dengan baik dan ini adalah rasa terima kasihku padamu."
"Wow ah----"
"Woo Oh----"

Merasa malu dan wajahnya merah, Tangan Aura dan Mare yang dengan malu-malu menerima cangkir tersebut:

"Terima kasih Momonga-sama!"
"Bah.. Bahkan Momonga-sama mau menuangkan air untuk saya!"

Apa perlu mereka segembira ini?
Aura tidak bisa lagi menolak, mengambil cangkir tersebut dengan kedua tangannya dan langsung menghabiskan. Dia menumpahkan tetesan air, yang mengelir ke tenggorokannya lalu menghilang di dadanya. Mare memegang cangkir dengan kedua tangan dan meminumnya dengan tegukan kecil. Melihat cara mereka minum, sifat yang berbeda dari keduanya menjadi semakin terlihat.

Sambil melihat gerakan mereka, tangan Momonga menyentuh  lehernya sendiri. Baginya, masih seperti terasa ada beberapa lapisan kulit.
Tubuhnya sejauh ini tidak merasakan haus bahkan kantuk. Meskipun jelas Undead tidak mempunyai perasaan seperti ini, mengetahui bahwa kamu tidak lagi menjadi seorang manusia membuatmu ingin berpikir bahwa ini semua hanyalah lelucon.
Momonga berlanjut menyentuh tubuhnya. Tidak ada kulit, otot, pembuluh darah, saraf bahkan organ, hanya tulang. Meskipun dia sadar akan hal ini, ini masih terasa tidak nyata dan berkali-kali dia menyentuh tubuhnya.
Rasa sentuhan semakin tumpul dibandingkan dengan manusia. Rasanya seperti menyentuh sesuatu dengan kain tipis diantaranya. Di sisi lain, baik penglihatan maupun pendengaran, indra tersebut semakin tajam.
Ketika ada seseorang yang melihat tubuh yang terdiri hanya tulang, dia akan berpikir bahwa tulang tersebut akan retak dengan mudah. Namun, setiap tulang tersebut lebih keras dari baja.
Dan meskipun benar-benar berbeda dari masa lalu, dia mempunyai perasaan aneh terhadap kepuasan dan penyelesaian. Rasanya seperti beginilah seharusnya tubuh miliknya. Mungkin inilah alasan dia tidak panik ketika tubuhnya berubah menjadi tulang belulang.
"Mau lagi?"

Momonga mengangkat [Unlimited Kettle] dan bertanya pada dua anak tersebut jika mereka ingin minum lagi.

"Uh.. terima kasih! saya sudah cukup!!"
"Benarkah begitu? Bagaimana denganmu Mare? Masih ingin minum?"
"Eh! Uh... Uh.. Saya.. Saya juga cukup. Saya tidak merasa haus lagi."

Mengangguk sebagai balasannya, Momonga mengambil kembali dua cangkir tersebut dan meletakkannya lagi ke dalam kotak item.
Aura tiba-tiba berbisik:

"Aku kira Momonga-sama akan lebih menakutkan."
"Ah? Benarkah? jika memang begitu, dibandingkan dengan sekarang..."
"Sekarang, ini lebih baik! Benar-benar lebih baik!"
"Kalau begitu tetap seperti ini saja."

Mendengar jawaban menggembirakan dari Aura, Momonga merasa sedikit terkejut untuk menjawab.

"Momonga-sama, tentunya anda tidak lembut hanya pada kami saja khan...?"

Menghadapi pertanyaan Aura, Momonga tidak tahu bagaimana menjawabnya dan hanya mengelus kepala Aura.

"Hehehe."

Aura terlihat seperti anak anjing yang menemukan benda kesayangannya yang baru, sementara Mare menunjukkan ekspresi sangat iri.
Tiba-tiba sebuah suara terdengar:

"Huh? Jangan-jangan aku tiba yang pertama?"

Meskipun gaya bicaranya dewasa, suaranya terdengar sangat muda dan sebuah bayangan muncul dari tanah. Bayangan tersebut pelan-pelan berubah menjadi pintu dan seorang individu pun muncul.

Dengan mengenakan gaun yang terlihat lembut, hitam dengan rok yang terlihat berat dan besar. Bagian tubuh atas memakai pita yang berenda menghiasinya dan hampir tak terlihat kulit yang terbuka.
Kata yang tepat untuk menjelaskan fitur wajahnya yang halus seperti lilin yang menyerupai kulit adalah "cantik sesungguhnya". Karena rambutnya yang berwarna perak digulung  menjadi ekor kuda tunggal, namun tidak menutup wajahnya dan mata gelapnya yang memancarkan wajah yang cantik dan menggoda.

Terlihat seperti berusia 14 tahun, atau bahkan lebih muda, tampilannya yang seperti anak kecil terdiri dari satu set sederhana dari manis dan indah, cantik yang sebenarnya. Tapi bagian dadanya terlihat tidak seimbang dengan usianya, terlihat sangat menonjol.

"... Gerak Instan sangat dilarang di dalam Nazarick, bukankah kamu sudah dibilang untuk menggunakan [Portal]? Kamu seharusnya bisa berjalan ke arena, jadi gunakan kakimu Shalltear."
Disamping telinga Momonga datanglah suara tidak sabar. Nada dinging itu bukanlah sifat yang ditunjukkan oleh orang untuk menjinakkan anak anjing, tapi penuh permusuhan.
Mare mulai gemetar lagi dan cepat-cepat meninggalkan sisi saudarinya dengan langkah kecil. Namun, perubahan 180 derajat dari sifat Aura mengejutkan bahkan bagi Momonga.

Gadis yang menggunakan transfer magic tingkat tinggi untuk kemari disebut Shalltear. Dia bahkan tidak melihat wajah seram Aura, yang berdiri disamping Momonga dan malahan, berjalan langsung ke depannya.

Tubuhnya memancarkan parfum yang menarik.
"....... Bau sekali."

Aura bersumpah. menghadirkan ironi dalam ucapannya, "Jangan-jangan ini adalah bau dari Undead, seperti daging busuk."

Melihat Momonga yang mengangkat tangannya karena refleks terhadap baunya, Shalltear dengan tidak senang mengerutkan kening:

"...... Kaliman seperti ini sangat menyakitkan. Momonga-sama juga Undead tau."
"Apa? Omong kosong macam apa yang kamu ucapkan Shalltear? Bagaimana mungkin Momonga-sama adalah Undead biasa?! Dia seharusnya telah mencapai tingkatan di atas Undead atau bahkan level dari dewa Undead."

Mendengar Shalltear dan Mare yang mengeluarkan suara "Ah." dan "En.", meskipun sedikit tidak jelas sekarang, tapi di Yggdrasil, Momonga hanyalah seorang Undead biasa.. Oleh karena itu dia merasa sedikit rendah. Ringkasnya tak ada yang namanya Undead level tinggi atau Dewa Undead di ranah kematian.

"Tidak, tapi kakak, perkataanmu sebelumnya masih sedikit menyakitkan."
"Oh, benarkah? kalau begitu, mari kita coba lagi. *batuk* Jangan-jangan ini adalah bau daging busuk?"
"Itu... itu lebih baik."
Setuju dengan percobaan kedua dari Aura, tangan ramping dari Shalltear bergerak menuju kepala Momonga dan memeluknya:

"Ah, tuanku, satu-satunya pemimpin, wahai tuanku."
Dia membuka bibirnya, sambil memperlihatkan lidahnya yang lembab. Lidahnya seperti hewan, menjilat bibirnya sekali dan berulang-ulang. bau harum keluar dari mulutnya.

Meskipun dia adalah kecantikan mewah yang ideal dan bisa diketahui dengan jelas, karena tampilan usianya orang-orang pasti tersenyum melihat hal yang kontrast ini. Tinggi badannya belum cukup, bahkan jika dia ingin meraih dan memeluk lehernya, akan terlihat seperti bergantung pada leher. Bagi Momonga yang tidak terbiasa dengan para gadis, tingkah seperti ini terasa sangat profokatif. Dia ingin mundur, tapi akhirnya memutuskan untuk tetap bertahan dan tidak bergerak.

Dia punya kepribadian seperti itu? Pikiran ini tiba-tiba muncul di otaknya. Terkenang ke masa lalu, dia teringat bahwa gadis ini diciptakan oleh temannya Peroroncino-san, jadi memiliki kepribadian seperti ini bukan hal yang tidak mungkin. Karena peroroncino menyukai Game-Game Mesum lebih dari siapapun, dia juga sangat bangga untuk berkata "H-GAMES adalah hidupku." Shalltear Bloodfallen adalah karakter yang diciptakan oleh orang payah ini. Karena dia adalah seorang guardian dari lantai satu sampai tiga di dalam Nazarick, "Keturunan Vampir yang asli" dan juga masterpiece dari seorang pecinta H-GAME. Pengaturan atas semua buatannya dipenuhi dengan stereotipe atau peran dari H-GAME.

"... Tunjukkan sedikit Pengendalian diri..."
Untuk pertama kalinya, Shalltear bereaksi terhadap teriakan dalam ini dan melihat Aura dengan ekspresi mengejek:

"Ara, pendek, kamu disini? Karena aku tidak melihatmu tadi, aku kira kamu belum kemari."

Momonga tidak berniat untuk menghalangi apa yang dia katakan, wajah Aura bergetar, tapi Shalltear benar-benar mengabaikan keberadaannya, menghadap Mare dan berkata:

"Pasti susah mempunyai kakak yang abnormal. Sebaiknya kamu cepat-cepat menyingkir dari kakakmu, jika tidak suatu hari mungkin kamu akan seperti dia."

Wajah Mare langsung berubah karena dia tahu maksud Shalltear yang ingin memanfaatkan dirinya untuk memulai pertengkaran dengan saudarinya.
Tapi Aura hanya tersenyum ----
"Berisik sekali, dasar dada palsu."
---- dan seperti menjatuhkan sebuah bom.
"...Omong kosong apa yang kamu ucapkan--!"

Ah, kepribadian Shalltear benar-benar berantakan --- Momonga tak bisa menahan pemikiran seperti ini muncul di otaknya. Shalltear membuka lebar-lebar sifatnya yang asli, gaya bicaranya yang anggun sebelumnya hilang seketika.

"Setiap orang bisa saja langsung tahu hanya dengan sekali lihat -- belahan dadamu terlalu aneh. Pada akhirnya berapa potong yang kamu masukkan kesana huh?"
"Waah - waah -"

Shalltear dengan panik memukul-mukul sekelilingnya mencoba menutupi sisi lain dari statemen tidak sesuai tentang dirinya. Di sisi lain, Aura tersenyum dengan jahat: "Lapisannya terlalu tebal ... bisa bergeser ke atas ketika kamu berjalan, ya khan?"
"Gluck!"

Ditusuk-tusuk dengan jari-jari yang terjulur, Shalltear membuat suara aneh.

"Tepat sasaran! ha ha ha! Kamu tak bisa menyembunyikannya lagi!! jadi itu alasannya, karena kamu khawatir, kamu tidak berjalan melainkan menggunakan [Portal] hah --"
"Diam! Pendek! Kamu saja rata seperti landasan pesawat! Setidak aku masih punya.... bukan, aku punya banyak material disitu!"

Shalltear dengan nekat membalas. Saat ini, Aura menunjukkan senyum yang lebih jahat. Shalltear pun mundur beberapa langkah seperti ketakutan. Dengan refleks, Shalltear menutupi dadanya, menyedihkan sekali.
"... Aku masih 76 tahun jadi masih ada waktu. Tidak seperti dirimu, Undead yang tak punya masa depan. Oh kasih sekali - kamu takkan pernah bisa merasakan masa puber."

Shalltear tidak tahan lagi menggeram dan mundur beberapa langkah. ekspresi tak bisa berkata apa-apa lagi muncul dari wajahnya. Melihat wajah lawannya, Aura menunjukkan senyum yang menakutkan:

"Sebenarnya, aku sangat puas dengan dadaku saat ini! --Poof".

Momonga yakini mendengar suara dari tubuh Shalltear ketika pikiran jernihnya hancur.

"Iblis kecil bau! - Sudah terlambat untuk menyesal sekarang-!"

Kabut hitam keluar dari sarung tangan Shalltear. Aura mengambil cambuknya dan bersiap untuk menghadapinya. Sementara itu, Mare terlihat agak panik.
Pemandangan saat ini terasa akrab tapi Momonga ragu-ragu, apa dia akan menghentikan mereka berdua atau tidak.

Pencipta dari Shalltear, Peroroncino-san dan pencipta dari Aura serta Mare, Simmering Teapot-san adalah saudara kandung yang memang terkadang berisik seperti mereka berdua ini. Dengan kedua orang yang berisik seperti ini di belakang, Momonga teringat masa lalu dengan temannya.

"Berisik sekali."
Sementara Momonga terhanyut dalam lamunannya, makhluk bukan manusia berbicara dalam nada bahasa manusia, sangat tidak cocok dengan penampilannya. Karena suara yang tiba-tiba munculu ini, dua orang yang bertengkar tapi pun berhenti. Melihat dari arah sumber suara, tanpa tahu kehadirannya, mereka mulai merasakan hawa dingin, figur yang berbentuk aneh. Dengan ukuran yang besar sekitar 2,5 meter dan terlihat seperti serangga yang berjalan dengan dua kaki, jika iblis adalah gabungan dari belalang dan semut, maka akan terlihat seperti ini. Dengan ekor panjang dua kali lipat dari tinggi badannya, tubuhnya tertutup oleh duri-duri tajam terbuat dari air yang beku dan rahat kuat yang bisa mematahkan tangan orang.
Kedua tangannya memegang tombak besar, sementara sisanya dua tangan memegang Pentungan yang mengeluarkan cahaya hitam dan sarung pedang yang bengkok yang terlihat seperti untuk pedang besar.
Dengan udara dingin yang menyesakkan nafas, armor yang terbuat dari tulang yang keras, berwarna biru pucat mengeluarkan debu kristal es seperti cahaya yang terang benderang. Di bahu dan punggungnya terlihat seperti mengangkat bongkahan es. Dia adalah Guardian dari lantai 5, "Ice Ruler" (Penguasa es) Cocytus.
Tangannya yang memegang tombak menghentakkan tanah dan dengan pelan membekukan sekelilingnya.

"Permainan kecilmu sudah terlalu jauh..."
"Gadis ini dengan sengaja memprovokasi..."
"Aku tidak melakukannya"
"Woo ahhhh...."
Shalltear dan Aura saling menatap satu sama lain dengan mata yang tajam dan di sisi lain Mare terlihat panik.
Momonga akhirnya tersadar dari lamunannya dan dengan sengaja menggunakan suara kecil untuk memperingatkan mereka berdua:
"... Shalltear, Aura. Hentikan pertengkaran kalian segera."
Mereka tiba-tiba terkejut, tetapi membungkukkan kepala mereka:

"Maafkan saya!"
Momonga mengangguk menerima permintaan maaf mereka lalu membuka mulutnya:

"Kamu datang, Cocytus."
"Menerima perintah dari Momonga-sama, tentu saja saya akan langsung datang."

Kabut putih keluar dari mulut Cocytus, diikuti dengan suara *paji* *paji* dari kelembaban udara yang beku. Dinginnya setara dengan panasnya api dari Primal Fire Elemental. Hanya dengan berada di sekitar suhu serendah ini bisa menyebabkan efek-efek yang mengganggu, tubuh bisa terkena radang dingin karenanya. Tapi Momonga tidak merasakan apapun. Sudah disebutkan sebelumnya bahwa semuanya yang ada isini memiliki daya tahan terhadap api, es dan asam untuk melawan serangan ini.

"Akhir-akhir ini tidak ada penyusup, santai sekali ya khan?"
"Memang benar -"

Dagunya mengeluarkan suara "kakaka" mirip dengan intimidasi lebah, tapi Momonga mengira bahwa Cocytus sedang tertawa sekarang.
"--Meskipun begitu, ada hal yang harus aku lakukan, karena itu saya belum bisa bersantai."
"Oh? Ada hal yang harus kamu lakukan? Maukah kamu mengatakannya apa itu?"
"Ya, latihan. sangat bermanfaat kapanpun, dimanapun."

Meskipun tampilannya tidak menunjukkan seperti itu, Cocytus termasuk ke dalam kelas Warior. Baik kepribadian dan pengaturannya didesain sesuai dengan kelasnya. Jika para guardian di urutkan peringkatnya berdasarkan kemampuannya menggunakan senjata dan kemampuan menyerang, bisa dikatakan bahwa dia tidak mempunyai tandingan.

"Kamu melakukan semua itu untukku khan? kamu benar-benar bekerja keras."
"Tidak sia-sia bekerja keras, hanya untuk mendengarkan ucapan ini. Oh, Demiurge dan Albedo telah tiba."

Mengikuti pandangan Cocytus ke arah pintu masuk arena, setiap orang bisa melihat dua bayangan yang semakin mendekat. Tiba di jarak tertentu, Albedo tersenyum dan membungkuk dengan dalam terhadap Momonga.

Si Pria juga membungkuk dengan elegan:

"Aku membuat yang lainnya menunggu, aku minta maaf."

Dengan tinggi sekitar satu meter delapan puluh senti, berkulit gelap karena biasa terpapar sinar matahari, dengan wajah terlihat sebagian wajah Asia dan rambut hitam rapi tersisir. Dibalik kacamata bundar, matanya yang sipit seperti tidak terlihat. Rasanya seperti tidak terbuka sama sekali. Mengenakan pakaian orang Inggris, tentu saja dengan dasi, dia terlihat seperti seorang pebisnis mumpuni atau seorang pengacara profesional. Tetapi meskipun dia berpakaian seperti seorang pria gagah, setiap orang bisa merasakan sisi jahat yang tersembunyi dibaliknya. Dibelakang punggungny terdapat ekor berwarna perak, ditutupi dengan lempengan logam dan 6 ujung runcing di akhir. Api hitam yang kecil berkedip-kedip di sekitarnya. Pria ini adalah "Infernal Prison Creator" (Pencipta Penjara Api) Demiurge, guardian Nazarick di lantai 6. Pengaturan dari demon ini adalah "Komandan dari Pertahanan NPC". 

"Kelihatannya, semua sudah ada disini."
"Momonga-sama, masih ada dua orang yang belum tiba."
Suara yang dalam, menarik dan menusuk terdengar.
Ucapan Demiurge mempunyai skill spesial permanen. Skill ini disebut [Domination Mantra] dan bisa membuat orang yang memiliki hati yang rapuh berubah dengan cepat menjadi boneka yang bisa dikendalikan. Tapi kemampuan spesial ini tidak berpengaruh terhadap yang hadir disana. Agar bisa terpengaruh, level yang dimiliki lawan harus 40 atau kurang. jadi bagi yang berada disana saat ini suaranya terdengar sangat nyaman.

"Tidak perlu. Prioritas kedua guardian ini hanya bekerja dalam keadaan tertentu. Sejauh ini situasinya tidak membutuhkan mereka."
"Ternyata begitu."
"... Kelihatannya guardian milikku juga belum datang."

Mendengar kalimat ini, Shalltear dan Aura tiba-tiba terdiam. Bahkan ekspresi Albedo terlihat sedikit kaku.

"...Yah, dia memang tidak hanya menjagaku... Tapi juga menjaga sebagian dari lantaiku."
"Ya, benar..."

Shalltear mengeluarkan senyum yang kaku dan Aura juga sama, sementara Albedo terus mengangguk mendukung.

"...Lord of Terror (Penguasa Teror). Ya, sebaiknya hubungi juga para guardian area. Minta Akaira dan Gelante menginformasikannya ke para guardian area. Tugas ini diberikan kepada setiap guardian floor."

Di dalam Great Tomb of Nazarick, para guardian dibagi menjadi dua tipe. Yang ada di depan Momonga bertanggung jawab terhadap satu atau beberapa lantai, Guardian Floor. Sederhananya, para guardian area diatur oleh Guardian Floor dan bertanggung jawab menjaga area tertentu. Ada banyak guardian area, jadi mereka tidak begitu penting. Pada dasarnya, dengan menyebut Guardian di dalam Nazarick, yang dimaksud adalah Guardian Floor.

Seluruh Guardian Floor patuh terhadap perintah Momonga dan setelah melihat mereka semua berkumpul, Albedo memberikan instruksi terbuka:

"Semuanya, persembahkan hormat kalian pada Pemimpin tertinggi."

Seluruh Guardian membungkukkan kepala mereka kepada Momonga tanpa ada yang menyela. Semuanya mulai membentuk baris dengan Albedo berdiri di depan dan semua guardian berberis rapi di belakangnya. Setiap Guardian menunjukkan ekspresi serius dan hormat. Orang akan bisa melihat jika keadaannya sangat serius. Shalltear yang berdiri yang paling dekat maju ke depan:

"Guardian Floor dari lantai kesatu, kedua dan ketiga, Shalltear Bloodfallen, datang untuk menghadap."

Dengan berlutut, satu tangan di dada dan memberikan sikap hormat yang dalam. Setelah upacara yang dilakukan oleh Shalltear, Cocytus maju ke dapan:

"Guardian Floor dari lantai kelima, Cocytus, datang menghadap."

Seperti Shalltear, diapun berlutut di depan Momonga dalam sikap upacara resmi. Lalu tiba giliran si kembar dark elf:

"Guardian dari Lantai Enam, Aura Bella Fiora, datang menghadap."
"Sama juga... Guardian dari Lantai enam, Mare Bello Biore, juga datang menghadap."

Seperti ang lainnya, mereka berlutut dan mempersembahkan sikap hormat. Tubuh Shalltear, Cocytus, Aura dan Mare berbeda, jadi langkah yang mereka ambilpun juga berbeda, tapi lokasi lutut mereka terlihat konstan dan terlihat rapi.

Diikuti oleh Demiurge yang mengambil langkah dengan anggun:

"Guardian Floor dari lantai ketujuh, datang menghadap."

Dengan nada yang dingin dan postur yang elegan, Demiurge hormat dengan sungguh-sungguh. Akhirnya, Albedo melangkah ke depan:

"Komandan Guardian, Albedo, datang menghadap."

Momonga tersenyum terhadap Albedo, yang berlutut seperti Guardian-Guardian yang lain. Namun, Albedo melanjutkan laporannya dengan kepala masih menunduk dan dengan suara yang jelas kepada Momonga:

"Kecuali Guardian dari lantai keempat, Gargantua dan Guardian lantai kedelapan, Victim, Para Guardian dari setiap lantai datang dan berlutut... seperti yang Master minta. Kami akan menerobos api dan air tanpa ragu untuk anda."

Menghadapi 6 kepala yang menunduk, Momonga terlihat tidak mampu mengeluarkan kata apapun dan tenggorokannya membuat suara seperti menelan ludah. Tekanan yang abnormal menyelimuti pemandangan ini. Tekanan yang kuat.. Mungkin hanya Momonga yang merasakan ini.
---- Aku tak tahu harus bagaimana.
Pemandangan ini mungkin hanya terjadi sekali seumur hidup. Pikiran Momonga berkecamuk dan tiba-tiba mengaktifkan kemampuan spesial yang mengeluarkan sebuah aura, bersinar seperti cahaya yang benderang.
Tidak sempat membatalkannya, Momonga mencari-cari ingatannya akan film dan serial tv yang mirip dengan pemandangan ini. Dia ingin mengemukan Movie yang yang sama dengan situasi sekarang.

"Angkatlah kepala kalian."
*Sa~~* semuanya mengangkat kepala mereka. Karena aksinya sangat rapi, Momonga hampir bertanya kepada mereka apakah mereka pernah mempraktekkan ini bersama-sama.

"Jadi.. Pertama, terima kasih kalian semua sudah datang."
"Tolong jangan berterima kasih kepada kami, Saya hanya bawahan setiap dari Momonga-sama. Momonga-sama adalah pemimpin tertinggi kami."

Kelihatannya tidak ada Guardian lain yang berniat menolak jawaban Albedo. Dia benar-benar layak sebagai komandan para Guardian. Menghadapi para Guardian yang terlihat serius, tenggorokan Momonga sepeti berhenti dan tiba-tiba dia merasakan sensasi seperti tersedak. Ini adalah tekanan yang dirasakan oleh orang yang menjadi pemimpin. Sensasi fisik yang tertekan dan padat. Perintahnya akan mempengaruhi masa depan, jadi dia measa sedikit ragu dalam mengambil langkah selanjutnya. Great Tomb of Nazarick mungkin bisa hancur karena keputusannya - rasa tidak enak terlintas di otaknya.

"Momonga-sama, merasa ragu-ragu adalah hal yang normal, karena dibandingkan Momonga, kekuatan fundamental dari kami tidak seberapa."

Albedo berhenti tersenyum dan berbicara dengan ekspresi hormat dan menakjubkan:

"Selama Momonga-sama memerintahkan, bagaimanapun susahnya perintah itu, Saya - tidak, semua Guardian Floor akan mengeluarkan tenaga sepenuhnya, meskipun harus menghancurkan diri kami sendiri. Kami bersumpah untuk tidak membuat malu 41 Kreator Tertinggi dari Ainz Ooal Gown."

"Kami juga bersumpah!"
Mengikuti suara Albedo, Guardian Floor lain juga menggema dengan seragam. Suara mereka semua penuh kekuatan dan tak perduli berapa orang yang mencoba, takkan ada yang mampu menghentikan loyalitas dan bulatnya tekad mereka yang sekeras berlian. Sekarang ini terlihat seperti candaan untuk mencurigai jika para NPC mungkin akan mengkhianati Momonga. Setelah statemen ini, mood gelap di depannya hilang tanpa jejak. Momonga sangat terharu dan gembira. Tidak menyangka bahwa NPC yang dibuat oleh para anggota Ainz Ooal Gown akan sehebat ini.

Kemilau keemasan dari masa lalu masih tersisa.

Wujud dari hasil kerja keras semuanya, Ciptaan mereka yang hebat, masih disini. Membuat Momonga sangat gembira.

Momonga tersenyum, meskipun wajah tengkoraknya tidak menunjukkan emosi apapun. Titik cahaya merah tua di lubang matanya terlihat bersinar dengan terang. Ketidak tenangan hatinya yang lalu sudah hilang, dan dia hanya mengeluarkan ucapan layaknya seorang guildmaster.

"Bagus sekali. Guardian, aku tahu kalian akan mengerti tujuanku dan melaksanakan perintahku dengan sempurna. Mungkin ada beberapa yang sulit dimengerti, tapi aku harap kalian akan lebih memperhatikan dan mendengarkan. Aku percaya Great Tomb Underground of Nazarick sedang mengalami situasi yang tidak bisa dijelaskan."

Wajah para Guardian masih tegang, dan tak ada bekas keterkejutan apapun pada mereka.

"Meskipun aku tidak tahu apa penyebabnya. Great Tomb of Nazarick telah dipindahkan dari tempatnya di rawa-rawa ke sebuah dataran yang luas. Apakah ada yang mengetahui sebelumnya akan kejadian yang aneh ini?"

Albedo melihat ke belakang, dan setelah melihat jawaban dari wajah mereka yang ada di belakang, dia berkata:

"Sayang sekali, tak ada satupun dari kami yang tahu apa yang terjadi."

"Kalau begitu, aku ingin bertanya pada para Guardian Floor. Apakah ada yang menemukan hal-hal aneh di lantai kalian?"

Setelah mendengar ini, masing-masing Guardian Floor merespon:

"Tak ada kejadian aneh di lantai ketujuh."
"Begitu juga dengan lantai enam."
"Seperti yang kakak bilang."
"Lantai 5 juga sama."
"Tak ada hal aneh yang terlihat di lantai 1 hingga lantai 3."
"..Momonga-sama, saya akan memeriksa lantai 4 dan lantai 8 segera."

"Kalau begitu, aku akan menyerahkan hal itu kepada Albedo. Namun, kamu harus berhati-hati di lantai 8. Jika ada situasi gawat yang terjadi disana, situasi itu mungkin tidak bisa kamu tangani."

Albedo menundukkan kepalanya dengan dalam tanda dia mengerti, lalu Shalltear berkata:

"Kalau begitu, saya akan mengurus masalah di permukaan."
"Tidak perlu. Sebas sekarang sedang memeriksa yang di permukaan."

"Rasa terkejut terlihat di wajah Albedo dan para Guardian yang lain."

Di Nazarick, ada 4 NPC yang ahli dalam pertempuran jarak dekat. Cocytus memiliki kekuatan serangan terbesar ketika dia menggunakan senjata, Albedo memiliki pertahanan yang tdak bisa ditembus ketika memakai armornya, sementara Sebas dengan bentuk aslinya lebih kuat dari mereka berdua dalam pertarungan jarak dekat. 

Tidak ada alasan lain bagi terkejutnya para Guardian. Sebas, yang mampu menyapu siapapun di depannya dalam pertarungan tangan kosong, ditugaskan untuk tugas sederhana seperti pengintaian. Mereka bisa menyadari betapa seriusnya Momonga menghadapi situasi aneh ini, semuanya akhirnya meningkatkan penjagaan.

"Sudah waktunya dia kembali."

Saat itu, Momonga melihat Sebas berjalan menuju mereka, sampai dia tiba di para Guardian yang berlutut di depan Momonga dan mengikuti para Guardian pula.

"Momonga-sama, maafkan keterlambatan saya."

"Tidak apa. Kalau begitu, laporkan kondisi sekitar."
Sebas mengangkat kepalanya dan melihat ke arah Guardian yang berlutut di sampingnya.

"..Situasinya gawat, jadi jelas saja para Guardian Floor juga harus tahu."

"Ya. Sebagai permulaan, kondisi alam dari sekitar kita sekitar satu kilometer di tiap arah adalah datar. Tidak ada tanda-tanda bangunan buatan manusia. Saya melihat beberapa hewan, tapi tak ada yang termasuk dalam makhluk yang menyerupai manusia (humanoid) atau makhluk besar."

"Apakah binatang-binatang kecil itu adalah monster?"

"Tidak, mereka adalah makhluk hidup yang tidak punya kekuatan bertempur."

"..Oh begitu. Kalau begitu, apakah dataran yang kamu katakan tadi diselimuti dengan rumput beku yang bisa membuatmu terluka ketika melewatinya?"

"Tidak, hanya rumput biasa. Tak ada yang spesial."

"Dan kamu tidak melihat kastil ataupun sejenisnya satupun?"

"Tidak, saya tidak melihatnya. Tak ada tanda-tanda cahaya buatan manusia di langit atau di permukaan."

"Ternyata begitu, jadi hanya ada langit berbintang.. Terima kasih atas kerja kerasmu, Sebas."

Sambil memuji Sebas atas usahanya, Momonga terlihat kecewa karena dia tidak mendapatkan informasi apapun yang berguna.

Namun, dia pelan-pelan menyadari bahwa dia tidak lagi berada di dalam dunia game dari Yggdrasil, meskipun dia tidak tahu bagaimana dia bisa menggunakan perlengkapan dari Yggdrasil dan mantra-mantranya.

Dia tidak tahu mengapa mereka harus kemari, tapi lebih bijaksana jika level waspada dari Nazarick ditingkatkan untuk berjaga-jaga. Yang diketahui, mungkin saja ini adalah wilayah seseorang, dan dia mungkin dia akan dikecam karena kemari tanpa izin. Tidak, dia beruntung jika hanya itu yang terjadi.

"Guardian, tingkatkan level waspada pada tiap lantai satu level. Kita tidak yakin apa yang terjadi, jadi jangan bertindak gegabah. Jika kamu bertemu dengan penyusup, jangan bantai mereka, tapi tangkap hidup-hidup bagaimanapun caranya, Gunakan kekerasan sedikit mungkin. Aku minta maaf karena sudah meminta hal ini pada kalian semua di saat seperti ini."

Para Guardian mengeluarkan suara mengerti dan mengangguk berbarengan.

"selanjutnya, Aku ingin memahami pengoperasian dari Nazarick. Albedo, bagaimana pertukaran informasi keamanan antara para Guardian dari macam-macam lantai?"

Di Yggdrasil, Guardian hanyalah NPC sederhana, dan mereka hanya bisa bergerak menurut program mereka. Tidak mungkin setiap lantai bisa bertukar informasi keamanan dan monster-monster.

"Setiap lantai dikelola oleh setiap Guardian, tapi Demiurge adalah komandan keseluruhan terhadap pertahanan, dan semuanya bisa berbagi informasi dengannya."

Momonga sedikit terkejut, tapi dia mengangguk dengan kepuasan.

"Bagus sekali. Komandan pertahanan Nazarick, Demiurge. Pengawas Guardian, Albedo. Kalian berdua bertugas untuk memetakan sistem administrasi yang lebih lengkap untuk Nazarick."

"Mengerti. Apakah rencana untuk sistem manajemen itu termasuk lantai 8, 9 dan 10?"

"Lantai 8 diatur oleh Victim, jadi tidak usah. Tidak, masuk ke lantai 8 dilarang. Aku membatalkan perintah yang baru saja kuberikan pada Albedo juga. Ringkasnya, masuk ke lantai 8 hanya bisa dilakukan dengan izin. Aku akan mengambil kembali segel dan mengizinkan akses langsung dari lantai 7 ke lantai 9. Setelah itu, Rencana lantai 9 dan lantai 10 jadi satu."

"A.. Apakah itu perintah anda?"

Albedo terlihat terkejut. Di belakangnya, mata Demiurge melebar, menunjukkan apa yang dipikirkannya terhadap masalah ini.

"Apakah bawahan diperbolehkan menginjak hingga wilayah Pimpinan tertinggi? Apakah mereka diperbolehkan seperti itu?"

"Bawahan yang dimaksud bukanlah NPC dan Monster yang dibuat oleh anggota Ainz Ooal Gown, tapi monster-monster yang otomatis dipanggil (muncul) dari dungeon. Faktanya lantai 9 dan 10 kurang monster semacam itu, maka itu adalah pengecualian."

Momonga bergumam sendiri.

Albedo kelihatannya menganggap tempat itu seperti tempat suci, tapi bukan itu masalahnya.

Alasan mengapa disana tak ada monster yang muncul di lantai 9 hanya karena jika ada penyusup yang bisa menembus NPC pertahanan yang kuat dari lantai 8, maka kesempatan Ainz Ooal Gown untuk memperoleh kemenangan akan menjadi semakin kecil. Oleh karena itu, lebih baik berperan sebagai penjahat hingga ujung, dan bertemu dengan penyusup di ruang tahta untuk Pertempuran terakhir.

"..Tidak apa. Karena itu adalah keadaan darurat, kita butuh banyak bantuan untuk keamanan."

"Mengerti. Saya akan memilih pasukan yang terbaik dan paling potensial untuk tugas ini."

Momonga mengangguk, dan melihat ke arah si kembar.

"Aura dan Mare... bisakah kalian menyembunyikan Nazarick? Ilusi sederhana kelihatannya tidak bisa diandalkan, dan setela dipikirkan, biaya untuk ilusi membuatku sakit kepala."

Aura dan Mare melihat satu sama lain dan mulai berpikir. Setelah berpikir sejenak, Mare berbiara:

"De.. Dengan menggunakan Magic mungkin agak sedikit rumit. Jika kita harus menyembunyikan semuanya dengan permukaan.. meskipun begitu, kami bisa menutup dindingnya dengan lumpur, dan menambahkan tumbuhkan sebagai kamuflase."

"Apakah kamu bermaksud menodai dinding kebesaran Nazarick dengan kotoran?"

Albedo mengatakannya dengan memunggungi Mare. Meskipun suaranya manis dan lembut, nadanya tidak terlihat seperti itu.

Bahu Mare bergetar, dan meskipun Guardian-Guardian di sekitar tetap diam, sikap mereka menyetujui apa yang Albedo utarakan.

Di lain pihak, Momonga merasa Albedo terlalu banyak ikut campur. Situasi sudah cukup menunjukkan reaksi seperti itu.

"Albedo.. jangan berbicara ketika bukan giliranmu. Aku sedang menunjuk Mare."

"Ah, maafkan saya, Momonga-sama!"

Kepala Albedo semakin menunduk, wajahnya membeku ketakutan. Para Guardian dan Sebas semakin tegang juga. Mungkin mereka menganggap sentilan itu ditujukan pada mereka pula.

Sedikit penyesalan muncul dari Momonga ketika dia mengamati perubahan cepat pada sikap para Guar, tapi dia melanjutkan ucapannya kepada Mare:

"Bisakah kamu menyembunyikan dinding-dinding itu dengan tumpukan tanah?"

"Ya, ya saya bisa, jika Momonga-sama memperbolehkan... Namun..."

"Ya, orang yang lewat di kejauhan akan menganggap tumpukan tanah itu terlihat aneh. Sebas, apakah ada bukit atau semacamnya disekitar?"

"Tidak ada sama sekali. Sayang sekali, kita dikelilingi oleh tanah datar. Namun, karena ada malam disini, kita seharusnya bisa melakukan semacam kamuflase tipuan mata ketika matahari terbenam."

"Begituka.. jika yang ingin kita lakukan hanyalah menyembunyikan dinding, ide Mare sudah cukup. Lalu, bagaimana kalau kita tumpuk tanah dari sekitar untuk membuat bukit buatan sebagai kamuflase?"

"Maka kita akan terlihat wajar."

"Baiklah. Aku akan menugaskan Aura dan Mare untuk melakukan tugas ini bersama. Sambil melakukannya, kamu boleh mengambil suplai untuk mencukupi tugasmu dari setiap lantai. Karena kita tidak bisa mengkamuflasekan pemandangan dari udara, kita harus menggunakan ilusi setelah menyelesaikan bagian yang ada di tanah, jadi tidak ada yang bisa mendeteksi Nazarick dari luar."

"Y.. Ya. Me.. Mengerti."

Hanya itu yang bisa dia pikirkan saat ini. Mungkin memang masih ada banyak lubang yang ada di rencana itu, tapi itu bisa diatasi pelan-pelan nantinya. Lagipula, hanya beberapa jam saja sejak peristiwa ini terjadi.

"Kalau begitu, kalian semua bisa bubar hari ini. Semuanya, silahkan beristirahat sebelum melakukan tugas. Ada banyak hal yang tidak kita ketahui, jadi jangan terlalu memaksakan diri."

Para Guardian mengangguk sekali untuk menunjukkan bahwa mereka mengerti.

"Terakhir, aku punya pertanyaan pada para Guardian. Pertama, Shalltear -- Orang macam apa aku ini bagimu?"

"Avatar dari keindahan. anda adalah yang terindah di dunia. Bahkan permata tak sanggup menyamai tubun seputih salju anda."

Shalltear tidak memikirkan jawaban yang dia berikan. Dari kurangnya delay pada jawabannya, dia pasti berkata seperti itu dari hatinya yang paling dalam.

"..Cocytus"

"Yang Paling Kuat. Dari semua Guardian dan berhak memperoleh titel sebagai Pemimpin tertinggi dari Nazarick."

"..Aura."

"Pemimpin yang murah hati dengan visi ke depan yang hebat."

"..Mare."

"Pribadi yang sangat lembut."

"..Demiurge."

"Pemimpin yang bijak dalam mengambil keputusan dan bertindak dengan cepat. Sejujurnya, yang paling layak mendapatkan titel 'Tak Terduga'."

"..Sebas."

"Yang bertanggung jawab mengumpulkan seluruh Pemimpin tertinggi. Ditambah. Pemimpin yang murah hati yang tidak meninggalkan kami, tetapi tetap tinggal hingga akhir."

"Dan akhirnya, Albedo."

"Yang memimpin seluruh Pemimpin Tertinggi, dan Master kami yang paling tinggi dan paling agung. Ditambah, yang paling dalam kucintai."

"Ternyata begitu. Aku sudah mendengar dan mengerti pendapat kalian. Maka, aku akan menyerahkan tugas yang pernah dilakukan oleh mantan teman-temanku pada kalian. Laksanakan dengan sungguh-sungguh."

Setelah melihat Guardian yang berlutut sekali lagi, Momonga berteleport menghilang.

Pemandangan di depan matanya berubah dengan tiba-tiba, dari Colosseum menjadi ruangan dari Golems Lemegeton. Setelah melihat sekeliling memastikan tak ada yang melihat, Momonga menghela nafas.

"Lelah sekali..."

Meskipun tubuhnya tidak merasakan lelah, Lelah mental membebani pundaknya.

"..Mereka ini.. Mengapa mereka menganggapku tinggi sekali?"

Mereka memberikan deskripsi orang lain seluruhnya. Setelah mendengar Guardian bergiliran membagikan pendapat mereka tentangnya, dia ingin tertawa dan mengejek mereka, tapi dari tampilan wajah mereka, tidak terdengar bahwa mereka bergurau sama sekali.

Dengan kata lain, Ucapan mereka memang tulus.

Jika dia tidak bersikap seperti yang mereka lihat pada dirinya, bisa membuat mereka kecewa. Ketika dia memikirkan hal itu, tekanan padanya semakin besar dan besar. Dan ditambah lagi masalah lain, yang membuat Momonga mengerut.

Tentu saja, wajah tengkoraknya tidak menunjukkan ekspresi apapun, namun kelihatannya seperti itu.

"... Apa yang harus kulakukan dengan Albedo.. Jika ini terus berlanjut, bagaimana aku bisa menghadapi Tabula-san.."

No comments:

Post a Comment

Comments

Contact Us

Name

Email *

Message *