Chapter 3 | Battle of Carne Village

Part 1

Ruang ganti di dalam kamar Momonga dipenui dengan banyak item yang berbeda, hingga hampir kehabisan tempat. Dari Jubah hingga hal lain, Momonga bisa menemukan berbagai macam equipment dan item disini. Suatu waktu dia membawa armor badan, tapi setelah mereka menjadi tidak berguna baginya ditaruh disini. Tidak hanya armor, juga senjata dari tongkat hingga pedang, tidak kurang sedikitpun.

Dengan membunuh monster-monster di YggDrasil, kristal data akan dijatuhkan. Kristal-kristal ini bisa ditempelkan ke item setelah itu dan bermacam-macam item original bisa dibuat dengan cara ini. Jika ada item hebat dijual, banyak orang tidak bisa menahan diri untuk membelinya.

Sebagai hasilnya, begitulah keadaan kamar ini jadinya.

Dari bermacam-macam senjata di dalam kamar, Momonga memililh sebuah pedang. Karena tidak ada sarung pedang yang cocok, pedang perak tersebut bersinar ditimpa cahaya. Terukir di mata pedang tersebut, simbol-simbol seperti tulisan dan karena mereka terkena cahaya sehingga bisa dibaca.


Momonga mengambil dan mengayunkannya. Ringan seperti bulu.

Ini bukan karena pedang tersebut terbuat dari material yang ringan, karena kekuatan Momonga yang besar. Karena Momonga adalah seorang magician, stat yang berhubungan dengan magic miliknya sangat tinggi tetapi stats untuk fisiknya sangat rendang jika dibandingkan. Tapi setelah mencapai level 100, dia mengumpulkan banyak Strength Status Point lewat latihan, yang mana tidak boleh diremehkan. Jika dia menghadapi monster berlevel rendah, dia bisa dengan mudah menghadapinya hanya dengan menggunakan tongkat.

Momonga memasang kuda-kuda dengan pedang tersebut, tetapi suara dari logam keras yang terbentur bisa didengar di dalam. Pedang yang dipegang Momonga di tangannya langsung jauh ke lantai.

Pelayan di ruangan itu datang dengan segera dan mengambil pedang tersebut dari lantai dan menyerahkan ke Momonga. Namun, Momonga tidak menerimanya namun memandang ke arah tangannya yang kosong. Ini dia. Inilah yang membuat Momonga bingung. Jika sikap, ucapan dan perbuatan dari NPC yang hidup membuat orang berpikir bahwa kehidupan di dunia ini bukanlah sebuah game, lalu bagaimana dengan belenggu di tubuh. Masih belum menunjukkan bisa membuat orang lelah hidup di dalam game. Di YggDrasil, tidak mungkin bagi seseorang seperti Momonga, yang tak pernah mengambil kelas dasar Warrior, menggunakan Pedang. Tapi jika dunia ini menjadi dunia nyata, seharunya hal itu bukanlah hal yang tidak mungkin.

Momonga menggelengkan kepalanya dan memutuskan untuk berhenti merenungi masalah ini. Dengan ketiadaan informasi yang cukup, sampai kapanpun dia mencari, dia takkan pernah bisa menemukan jawabannya.

"Bersihkan."

Pelayan tersebut mengikuti instruksi Momonga lalu dia berputar dan melihat dinding yang hampir tertutupi oleh cermin, menunjukkan tengkorak yang memakai baju.

Melihat tubuh sendiri berubah menjadi bentuk seperti alien seharusnya membuat perasaan mengerikan. Namun, Momonga merasakan sebaliknya dan tidak merasa aneh dengan hal itu.

Karena sebelumnya dia bermain YggDrasil, dia sudah terbiasa dengan penampilannya saat ini, tapi ada alasan lain atas ketenangannya.

Sama seperti penampilan luarnya, kelihatannya kemampuan mentalnya juga terpengaruh. Pertama, tentang emosi di dirinya: segera setelah dia merasakan emosi yang kuat, langsung bisa ditenangkan, seperti ada sesuatu yang menahannya. Hal lain adalah kurangnya macam-macam kebutuhan, baik rasa lapar atau ngantuk. Pertama kelihatannya ada hasrat seksual, tapi bahkan setela menyentuh dada lunak Albedo, tak ada dorongan tambahan. Merasa seperti dia kehilangan sesuatu yang sangat penting, Momonga tidak bisa tidak melihat pinggangnya:

"Karena tak ada kegunaan yang nyata.. apakah akan hilang begitu saja?"
Karena sedikit emosional, dia mulai mengucapkan hal ini karena frustasi, tapi sebelum dia menyelesaikan kalimatnya, perasaan itu langsung hilang. Momonga percaya perubahan ini sangat berguna, terutama perubahan mentalnya. Mungkin seorang Undead benar-benar tahan terhadap serangan spiritual.

Meskipun Momonga sekarang memiliki tubuh dan pikiran Undead, dia masih memiliki sisi manusia jauh di dalamnya. Karena itu, ada saatnya dia merasakan emosi, tapi saat emosi itu menjadi terlalu kuat, akan langsung ditekan. Momonga takut jika dia kehilangan seluruh emosinya di masa depan jika terus tetap di dalam tubuh Undead.

Tentu saja, bukan masalah besar jika hal itu terjadi, karena tak perduli apapun dunia ini nantinya, cara Momonga melihat dirinya sendiri tidak akan berubah. Di samping itu, ada juga NPC seperti Shalltear di dekatnya. Menjadi seorang Undead bukan karena hal ini, meskipun itu terlalu dini untuk dikatakan.

[Create Greater Item]
Setelah mengucapkan mantra, tubuhnya tiba-tiba ditutupi oleh satu set lengkap armor logam. Dibuat dari baja dengan warna hitam berkilau dan dipenuhi dengan dekorasi warna emas dan ungu, memberikan tampilan seperti barang mahal. Setelah menggunakannya, Momonga bergerak sedikit untuk memeriksa. Meskipun tubuhnya merasakan sedikit tekanan, Armor tersebut tidak mengganggu gerakannya. Sangat pas dan menutupi seluruh bagian tubunya, membuat tulangnya tidak nampak sedikitpun.

Jika itu adalah equipment yang dibuat oleh magic dan Momonga bisa menggunakannya, maka itu sama saja seperti ketika di YggDrasil.

Momonga mengagumi magic hebat ini, bayangannya yang terpantul dari cermin dengan mengenakan helmet yang juga tertutup penuh membuat terlihat seperti seorang Warrior yang hebat, dan dia tidak terlihat seperti magician sama sekali. Momonga menganggukkan kepala penuh kepuasan, sambil menelan ludah. Dengan tampang nakal dan seakan tidak berdosa, Momonga berkata:

"Aku akan keluar sebentar."
"Pengawal sudah siap setiap saat."
Pelayan langsung menjawabnya dengan refleks. Tapi...
Ini mulai menjadi semakin menjengkelkan.

Di hari pertama diikuti oleh pengawal, dia merasa agak tertekan; Di hari kedua, dia mulai sedikit terbiasa dan ingin pamer dengan pengawalnya, tapi ketika tiba hari ketiga ...

Momonga tidak bisa lagi menahan diri untuk menghela nafas. Tak perduli kemanapun dia pergi, pengawal tersebut selalu mengikutinya. Di Tambah lagi, orang-orang akan membungkuk dimanapun mereka bertemu dengannya. Perasaan seperti ini terlalu berat.

Dia masih bisa menahan diri jika itu hanya jalan-jalan di sekeliling dengan pengawalnya. Tapi itu tidak mungkin. Karena dia harus mempertahankan perannya sebagai seorang penguasa dari Great Tomb of Nazarick, dia tidak bisa menunjukkan sedikitpun celah kelemahan, jadi sangat membuat saraf tertekan. Bagi orang biasa seperti Momonga ini benar-benar melelahkan.

Meskipun emosi kuat apapun yang tiba-tiba kelauar bisa ditekan langsung, hal itu masih membuatnya merasa bahwa dia bisa saja tiba-tiba meledak.

Terutama ketika bersama dengan wanita cantik yang mengikutinya dan tak pernah meninggalkan sisinya, dan dengan telatennya menjaganya. Sebagai seorang pria dia tentu saja merasa senang, tapi ada sedikit masalah karena privasinya serasa dilanggar.

Kelelahan mental juga bagian dari sisi manusianya. Sebagai seorang penguasa, sangat berbahaya sekali jika dia terperangkan dalam situasi darurat sementara dia mengalami kelelahan mental. Ketika saat-saat penting, dia mungkin bisa membuat kesalahan fatal. Dia harus sedikit santai. Setelah mendapatkan kesimpulan ini, Momonga membuka matanya. Meskipun ekspresinya tidak berubah, tapi di dalam matanya semakin besar.

"Tidak perlu..., aku tidak ingin ada yang mengikuti, aku hanya ingin jalan-jalan sendiri."
"Tolong tunggu sebentar, jika Momonga-sama menghadapi masalah apapun, kami harus bertindak sebagai tameng bagi anda, kami benar-benar tidak bisa membiarkan apapun terjadi pada Momonga-sama."
Akan sangat keterlaluan untuk mengacuhkan perasaan ingin mengorbankan diri mereka untuk melindungi tuannya yang hanya ingin jalan-jalan untuk bersantai. Namn, sudah tiga hari sejak terjadinya situasi yang abnormal, yang mana sudah lewat 72 jam. Dalam seluruh waktu tersebut, Momonga mencoba untuk mempertahankan kewibawaannya sebagai penguasa, dan hatinya sangat ingin istirahat.

Jadi meskipun dia merasa tidak enak pada mereka, Momonga sudah mempersiapkan alasan :
"... Aku harus melakukan sesuatu yang rahasia, jadi aku tidak akan memperbolekan siapapun mengikutiku."

Terhening sejenak.
Momonga merasa waktu seakan sudah lewat lama, lalu pelayan tersebut menjawab:
"Baiklah Momonga-sama. Tolong hati-hati."

Sambil melihat pelayan yang percaya alasan yang dia buat, Momonga merasa bersalah karena sudah membohonginya tapi dia memutuskan untuk mengacuhkan perasaan tersebut. Tidak ada hal buruk yang terjadi jika dia hanya ingin sedikit beristirahat. Pertama, dia akan pergi dan melihat pemandangan di luar sendiri. Ya, dia harus melihat dengan mata kepalanya sendiri apakah memungkinkan pergi ke tempat lain, ini sangat penting. Alasan sebenarnya mengapa menciptakan dalih lebih banyak lagi adalah karena dia merasa bahwa saat ini dirinya sedikit terlalu egois.

Melepaskan rasa bersalahnya, Momonga mengaktifkan kekuatan dari cincinnya. Tempat yang dia tuju adalah Plaza yang besar. Di dekatnya terdapat meja batu yang ramping dalam jumlah banyak yang ditujukan untuk mayat-mayat, tapi saat ini tidak satupun. Lantainya tertutupi oleh batu kapur yang diasah dan berkilauan dan di belakang Momonga ada tangga yang menuju ke bawah, yang berakhir di depan gerbang besar yang menuju lantai satu dari Great Tomb of Nazarick. Di dinding tidak ada obor satupun, sumber cahaya hanya datang dari cahaya biru dan putih bulan. Dengan menggunakan kekuatan cincin Ainz Ooal Gown, sangat mungkin untuk berteleport ke tempat yang terdekat dari permukaan, lantai dasar dari Great Tomb of Nazarick, yaitu Central Shrine (Kuil Tengah).

Dengan hanya beberapa langkah sudah bisa sampai di luar. Meskipun tujuannya ada di depan Momonga tidak bergerak karena dia menemui situasi yang tak terduga.

Momonga melihat beberapa figur tak biasa. Ada 3 tipe berbeda dari monster, berjumlah masing-masing 4, total 12 monster. Salah satunya terlihat seperti Demon (Siluman) yang menakutkan, mempunyai tubuh bersisik dan taring yang keluar dari mulut, juga mempunyai cakar panjang dan tajam di lengan yang gemuk. Di depannya ekor yang mirip ular adalah sayap yang terbakar, memberikan kesan seorang devil (iblis).

Yang lainya adalah monster wanita dengan kepala gagak mengenakan equipment setipis kulit. Monster terakhir mengenakan armor yang mempertontonkan dada dan otot perutnya yang kuat. Jika bukan karena sayap kelelawar hitam di punggungnya dan dua tanduk yang keluar dari pelipis, takkan bisa dibedakan apakah dia monster atau tidak. Meskipun terlihat seperti pria yang tampan, dari matanya bisa dilihat hasrat yang tak pernah puas.

Namanya adalah Evil Lord of Wrath (Siluman Murka), Evil Lord of Jealousy (Siluman Kedengkian) dan Evil Lord of Greed (Siluman Keserakahan). Seluruh demon itu melihat Momonga, yang tak bergerak, hanya menatapnya dengan tajam. Sebuah tatapan tajam yang bisa membuat orang-orang merasa tertekan.

Mereka adalah monster dengan level di sekitar 80, yang muncul di area Demiurge, yait di Gunung api bawah tanah, di dekat pintu ke lantai 8 yang menjadi tanggung jawab untuk menjaganya. Biasanya tugas untuk berjaga lantai dasar akan jatuh ke pasukan Undead Shalltear. Mengapa pasukan Demiurge ada disini?

Sebuah bayangan muncul di samping monster-monster itu, meskipun tidak terlihat pada awalnya, seorang devil (iblis) muncul. Dengan tampilannya, teka-teki akahirnya terjawab.

"Demiurge.."
Karena dipanggil, Devil tersebut terlihat terkejut. Muka itu bisa dilihat seperti bertanya "Mengapa tuan ada disini" atau "Siapa monster misterius ini?"

Momonga bertaruh pada kemungkinan itu dan melanjutkan perjalanannya. Jika dia berhenti bergerak, akan terlihat aneh jika identitasnya tidak diketahui. Untuk sekarang dia melanjutkan untuk berjalan ke dinding, bermaksud mengacuhkan demon-demon itu dan melewatinya.

Mata mereka terfokus pada tubuhnya, tapi Momonga menggunakan semangatnya untuk menekan emosi ketakutan miliknya, dia berdiri tegak dan melanjutkan jalannya.

Ketika jarak mereka semakin dekat, semua demon berlutut untuk menyambutnya. Yang berdiri di depan mereka tentu saja Demiurge. Gerakannya sangat rapi dan elegan, seakan dia adalah reinkarnasi dari seorang pangeran.

"Momonga-sama. Apa yang anda lakukan disini sendirian, tanpa membawa pengawal anda? Dan juga berubah tampilan seperti ini..."

Rahasianya langsung terungkap.

Demiurge bisa dikatakan sebagai salah satu yang memiliki pengetahuan tertinggi di dalam Nazarick, jadi tertangkap basah olehnya sangat bisa dimengerti. Tapi Momonga berpikir bahwa alasan Demiurge bisa tahu penyamarannya adalah karena Momonga faktanya melakukan teleport kesini. Satu-satunya orang yang bisa dengan bebas berteleport hanyalah pemilik dari cincin Ainz Ooal Gown - Momonga.

"Ah.. ini ada alasannya. Jika Demiurge, seharusnya kamu tahu mengapa aku berpakaian seperti ini."
Demiurge membuat ekspresi yang rumit. Setelah beberapa kali menghela nafas dia berkata :
"Maafkan hamba, tidak mengerti maksud dari Momonga-sama.."

"Panggil aku Dark Warrior (Ksatria Kegelapan)."

"Dark Warrior-sama..."

Demiurge kelihatannya ingin mengutarakan sesuatu, tapi Momonga mencoba sebisa mungkin untuk mengacuhkannya. Meskipun itu adalah nama yang agak memalukan, masuk akal juga jika mempertimbangkan nama-nama monster lain di dalam game.

Alasan dibalik pemanggilan yang dilakukan Demiurge kepada Momonga dengan nama lain cukup sederhana. Meskipun hanya Demiurge dan bawahannya yang ada disini saat ini, tempat ini adalah pintu keluar, dan banyak bawahan yang akan sering melewati ini. Momonga hanya tidak ingin mereka memanggilnya "Momonga-sama, Momonga-sama" kemanapun dia pergi.

Seberapa banyak Demiurge memahami tanpa mengetahui apa yang dipikirkan Momonga? Sebuah wajah berseri akhirnya muncul.

"Ternyata begitu.... jadi itu yang terjadi."
Eh? apa yang terjadi?
Momonga berhenti melanjutkan kata-kata di dalam hatinya.

Sebagai manusia fana, Momonga tidak tahu kesimpulan apa yang didapatkan Demiurge yang cerdas dan liciknya tak terukur, setelah memikirkannya. Yang bisa dia lakukan hanya berharap agar Demiurge menyadari maksud sebenarnya sementara kepalanya yang tertutupi itu sudah berkeringat dingin.

"Aku yakin aku sudah memahami tujuan mendalam dari yang Mo.. tidak, Dark Warrior-sama. Memang benar, ada pertimbangan pengecualian bagi penguasa wilayah sini. Namun, saya tidak bisa membiarkan anda yang mulia untuk melanjutkan tanpa pengawalan. Saya tahu ini akan merepotkan anda, tapi saya harap anda memperbolehkan salah satu dari kami untuk mengawal anda, atas kasih sayang anda yang tak terbatas."

"...Apa yang harus kulakukan denganmu. Baiklah, aku akan memperbolekan satu orang saja untuk bersamaku."

Demiurge tersenyum dengan elegan.

"Terima kasih yang mendalam kepada Dark Warrior-sama yang telah memanjakan permintaan egois dari saya."

".. Cukup panggil aku Dark Warrior, kamu bisa melepaskan honorific nya."

"Bagaimana saya bisa! Melakukan hal yang tidak bisa dimaafkan seperti itu. Tentu saja, saya bisa mematuhi perintah seperti itu ketika berperan sebagai mata-mata atau melakukan misi spesial, tapi di dalam Nazarick, mana ada yang berani tidak menunjukkan hormat kepada Momonga-sama.. tidak, Dark Warrior-sama!"

Monolog penuh gairah dari Demiurge membuat Momonga entah bagaimana tergerak hatinya, dan dia tidak bisa tidak mengangguk tanda setuju. Dia memikirkan bahwa dengan dipanggil sebagai Dark Warrior akan membuat orang-orang mengejeknya karena nama yang kurang keren, dan dia menyesal mengambil alias itu begitu saja.

"Maafkan hamba, Mo-Momonga-sama, karena sudah membuat waktu anda yang berharga. Kalau begitu, kamu tunggu perintah disini, dan jelaskan kepada yang lainnya kalau aku pergi."

"mengerti, Demiurge-sama."

"Kelihatannya bawahanmu juga menyetujui. Kalau begitu, Demiurge, ayo pergi."

Momonga berjalan melewati Demiurge yang menunduk, lalu mengangkat kepalanya dan mengikuti tuannya.

---

"Mengapa Mo.., mengapa Dark Warrior-sama berpakaian lengkap?"
"Entahlah, tapi pasti ada alasannya."
Sisa bawahan Demiurge bergumam satu sama lain kebingungan.
Lagipula, mereka tidak mengetahui penyamaran Momonga karena dia berteleport kemari.

Momonga tidak tahu akan hal ini, tapi penduduk Nazarick, atau lebih tepatnya, seluruh pelayan Ainz Ooal Gown memancarkan aura tertentu yang bisa dirasakan oleh pelayan lain untuk menentukan apakah orang asing itu teman atau musuh. Di dalam Guild, aura 41 Pemimpin Tertinggi dari Nazarick -- yang sekarang berkurang hanya Momonga sendiri -- sudah cukup membedakan bahwa yang ada di hadapan mereka adalah penguasa absolut mereka. Mereka bisa merasakan kebesarannya dari jauh dan mereka tidak akan keliru mengira Momonga dari orang lain, meskipun memakai armor full plate. Meskipun Momonga berjalan kemari, dia pasti akan langsung ketahuan.

Sangat mudah membedakan aura Momonga dari yang lain di Nazarick.

Pintu menuju lantai pertama terbuka lebar, dan seseorang menaiki tangga.

Menebak dari aura yang datang melewati tangga, pasti adalah Guardian.

Para Evil Lord melihat wajah rupawan dari pengawas Guardian, Albedo, naik dari tangga. Mereka langsung berlutut menyadari kehadiran orang yang setara dengan master mereka, Demiurge.

Bagi Albedo, bawahan yang berlutut kepadanya adalah biasa, dan dia tidak menggubris mereka sambil melihat sekeliling.

Hanya setelah Albedo tidak menemukan orang yang dia cari, dia kembali menghadap ke Evil Lord itu. Dia berbicara tanpa menunjuk satu orangpun secara khusus:

"..Aku tidak melihat Demiurge disekitar sini. Dimana dia?"

"Dia.. Dark Warrior-sama baru saja lewat, jadi Demiurge-sama memutuskan untuk menemaninya keluar."

"Dark Warrior.. sama? Aku tidak pernah tahu ada nama semacam itu diantara para pelayan... pelayan mana yang ditemani oleh Demiurge? Seorang Floor Guardian menemani pelayan? Aneh sekali..."

Para Evil Lord tidak tahu bagaimana harus menjawab, dan saling melihat satu sama lain.

Albedo tersenyum dengan lembut kepada para Evil Lord:

"Beraninya seorang pelayan menyembunyikan kebenaran dariku?"

Peringatan lembut terakhir itu membuat Evil Lord bergidik, dan mereka sadar kalau mereka tidak bisa menyembunyikan hal itu darinya.

"Demiurge-sama memutuskan kalau Dark Warrior-sama adalah orang yang pantas menerima hormatnya."

"..Momonga-sama kemari!"

Suara Albedo terlihat sedikit serak, lalu Evil Lord dengan tenang menjawab:

"..Bukan, itu adalah Dark Warrior-sama."

"..Dan pengawalnya? Apakah Demiurge menerima pemberitahuan dari Momonga-sama? Tapi aku sudah mengaturnya untuk bertemu dengannya, jadi itu artinya Demiurge tidak tahu Momonga-sama akan datang? Ah, lupakan saja, aku harus ganti dan mandi!"

Albedo menyentuh bajunya.

Bajunya agak kotor karena pekerjaan. Rambutnya kusut di ujung, begitu juga dengan sayapnya.

Namun, hal kecil semacam itu tidak mengurangi kecantikan kelas dunia dari Albedo. Itu hanya sepele, mungkin berkurang satu atau dua point dari seratus juta. Namun, bagi Albedo, noda sekecil apapun adalah kegagalan. Dia tidak bisa menunjukkan dirinya yang kotor seperti ini kepada orang yang sangat dia cintai.

"Kamar mandi terdekat.. yang ada di tempat Shalltear?.. tapi dia mungkin akan curiga.. meskipun aku harus mengacuhkannya saja. Kalian semua, pergilah ke kamarku dan ambil bajuku! Cepat!"

Tiba-tiba, salah satu Evil Lord memanggil Albedo, yang sedang bengong. Dia adalah Evil Lord Jealousy.

"...Albedo-sama, meskipun ini terdengar agak kurang ajar, bukankah penampilan anda saat ini tidak lebih baik lagi?"

"..Apa maksudmu? Albedo dengan marah membalasnya sambil berhenti. Dia mengira wanita lain ingin Momonga melihat dirinya dalam keadaan yang tidak rapi."

"..Tidak, saya hanya bermaksud bahwa wanita cantik seperti Albedo-sama akan terlihat terbaik jika menunjukkan tanda-tanda seteleh bekerja keras. Pada akhirnya, akan menguntungkan Albedo-sama juga, benar khan?"

Evil Lord lain juga menambah saran mereka: "Ketika Albedo-sama sudah selesai mandi dan bersiap diri untuk bertemu Momonga-sama.. Dark Warrior-sama, banyak waktu akan terbuang. Memalukan sekali melewatkan kesempatan bagus hanya karena itu."

"Benar juga.." Albedo termenung. Mereka ada benarnya juga.

"Masuk akan juga... kelihatannya aku sedikit panik karena aku tidak melihat Momonga-sama dalam waktu lama. Aku hanya bisa bertemu Momonga-sama setelah 18 jam, bukankah 18 jam itu terlalu lama?"

"Ya, memang benar."

"Jika saja aku bisa menyelesaikan tugas kerangka administrasi dan kembali ke sisi Momonga-sama.. maka sebaiknya aku tidak membuang waktu mengerutu dan mencari Momonga-sama. Dimana Momonga-sama sekarang?"

"Baru saja keluar."

"Oh begitu."

Meskipun balasan Albedo terlihat pendek, ada senyum lebar di wajahnya ketika dia membayangkan dirinya dengan Momonga, dan dia mengepakkan sayapnya dengan cara yang manis sekali. Dia berjalan melewati Evil Lord dengan langkah tergesa-gesa.

Langkah kakinya tiba-tiba terhenti, dan Albedo bertanya kepada Evil Lord lagi:

"Untuk terakhir kalinya, apakah kira-kira Momonga-sama akan gembira melihatku kotor seperti ini"

---

Setelah meninggalkan Mausoleum, Momonga disambut dengan pemandangan yang indah. Area permukaan dari Nazarick seluas 200 meter persegi, dilindungi oleh dinding setebal 6 meter, dengan pintu masuk dan keluar ada di depan dan belakang.

Rumput disana dipontong pendek dan terasa menyegarkan. Di sisi lain, pohon-pohon disana mempunyai dedaunan yang banyak sekali melindungi tanah, dan bayangan panjang membuat tempat ini terasa suram. Ada Batu nisan pualam yang tersebar di situ.

Rumput-rumput yang berdiri berdampingan dengan rapi terlihat tidak layak dengan batu nisan yang berantakan. Di tambah lagi, pahatan yang menakjubkan dari malaikat-malaikan dan dewi-dewi yang berserakan di seluruh tepat, yang masing-masing bisa disebut sebagai hasil karya seni mengagumkan, tapi desain makam yang semrawut membuat frustasi, setidaknya.

Terpisah dari Mausoleum tengah yang besar, ada empat mausoleum yang lebih kecil di sudut utara, selatan, timur dan barat, masing-masing dijaga oleh patung dari ksatria yang memakai armor, dengan tinggi 6 meter.

Mausoleum tengah adalah gerbang dari Great Tomb Nazarick, dan dari sinilah Momonga muncul ke dunia luar.

Momonga berdiri di atas tangga dan dengan tenang melihat pemandangan sekeliling di hadapannya.

Great Tomb Nazarick pada asalnya terletak di dunia es Helheim, yang mana dikelilingi oleh kegelapan. Atmosfirnya suram dan gelap, dan langitnya mendung. Namun, apa yang dia lihat sekarang sangat berbeda dari itu.

Langit malam begitu indah.

Momonga melihat ke langit dan menghela nafas. Dia menggelengkan kepala, seakan tidak percaya matanya.

"Menakjubkan... aku tidak mengira mereka bisa memasukkan detil seperti ini ke dunia virtual.. udara disini juga segar pasti tidak pernah terkena polusi. Orang-orang yang dilahirkan di dunia ini tidak memerlukan paru-paru buatan untuk bernafas.."

Dia tidak pernah melihat langit malam secara ini dalam hidupnya.

Momonga ingin mengucapkan mantra, tapi dia terhalang oleh armornya. Ada kelas mage tertentu yang diperbolehkan mengucapkan mantra di dalam armor, tapi Momonga tidak memiliki kelas tersebut. Sebagai hasilnya, full plate armor miliknya membuatnya tidak bisa mengucapkan mantra. Saat ini, hanya ada 5 mantra yang bisa dia ucapkan dalam keadaan memakai armor, tapi sayangnya, magic [flight] yang ingin Momonga gunakan tidak termasuk di dalamnya.

Momonga menggapaikan tangannya ke kantong dimensi dan mengambil sebuah item. Itu adalah kalung dengan liontin berbentuk seperti sayap burung.

Dia memakai kalung tersebut dan fokus terhadapnya. Kekuatan yang terkubur di dalam kalung tersebut mulai muncul.

"[Flight]."
Terbebas dari belenggu gravitasi, Momonga terbang dengan ringan ke angkasa. Dia mulai naik ke atas dalam garis lurus, sambil menambah kecepatan.

Meskipun Demiurge mencoba untuk mengejarnya, Momonga tidak menggubrisnya dan naik terus menerus. Tidak lama, dia berada ratusan meter di udara.

Saat itulah tubuh Momonga mulai melambat. Dia melepas helmetnya dengan paksa, dan tidak berkata apapun -- tidak, sambil melihat ke bawah ke dunia ini, dia tidak berkata apapun.

Cahaya biru putih dari bulan dan bintang mengusir kegelapan dari tanah. Tanah berumput yang bergoyang tertiup angin dengan lembut, terlihat bersinar. Bintang-bintang tak terhitung jumlahnya dan bulan  memancarkan cahayanya sendiri, bersinar terang menabrak cahaya dari bumi.

Momonga pun menghela nafas:

"Ini indah sekali.. tidak, indah tidak bisa mengungkapkannya.. Apa yang kira-kira Blue Planet-san katakan jika dia melihat ini?"

Apa yang akan dia lakukan jika dia melihat dunia ini yang mana udara, tanah dan airnya belum terkena polusi?

Momonga mengingat kawan lamanya dari masa lalu, orang yang hadir ketika pertemuan guild secara offline, yang wajah batunya akan pecah menjadi senyuman ketika dia dipuji sebagai orang yang romantis -- Pria lembut yang menyukai langit malam.

Tidak, dia menyukai alam, yang telah terkena polusi dan hampir hancur. Dia bermain YggDrasil karena dia mengapresiasi pemandangan di dalamnya yang sudah tidak ada lagi di dunia nyata. Dia membangung lantai 6 dengan keringat, darah dan airmatanya, dan langit malam adalah desain pribadi miliknya, dan itu adalah hasil bayangan dunia ideal dalam hatinya.

Pria yang menyukai alam itu akan gembira sekali ketika topik tentang hal itu muncul. Beberapa bahkan menyebutnya maniak.

Bagaimana gembiranya dia jika dia bisa melihat dunia ini? Bagaimana dengan semangatnya dia akan mengungkapkan keindahan-keindahan ini dalam suara bariton miliknya?

Momonga tiba-tiba sadar dia sangat merindukan teman lamanya. Berharap mendengarnya mengeluarkan pengetahuannya yang luas lagi, dia melihat ke samping.

Tak ada siapapun disana. Tidak mungkin ada siapapun disini.

Momonga yang entah bagaimana agak terluka mendengar kepakan sayap, dan Demiurge yang berubah muncul di hadapannya.

Ini adalah bentuk separuh siluman (half-demon) dari Demiurge, dengan sepasang sayap lebar berwarna hitam dan berbulu yang tumbuh dari punggungnya dan wajah seekor katak.

Makhluk heteromorphic tertentu memilik banyak bentuk. Di Nazarick, Sebas dan Albedo juga mempunyai bentuk lain.

Meskipun sedikit sulit melatih diri untuk meningkatkan level dalam kelas ras heteromorphic, mereka sangat populer karena mereka mempunyai bentuk berbeda seperti bos-bos terakhir di dalam game. Pada dasarnya, orang-orang senang dengan heteromorphic ini yang lemah dalam bentuk manusia dan bentuk demihuman, tapi lebih kuat di dalam bentuk full monster mereka.

Momonga memalingkan wajah dari Demiurge, yang sebagian berubah ke bentuk siluman, dan melihat ke bintang-bintang bercahaya di langit sekali lagi. Dia berkata dengan lirih, seakan berbicara ke temannya yang tidak ada:

"...Tidak kukira bisa melihat sejauh ini hanya dari cahaya bulan dan bintang-bintang... sulit dipercaya bahwa dunia ini nyata. Blue Planet-san.. dunia ini seperti kotak harta karun permata."

"Mungkin benar juga. Saya percaya keindahan dunia ini ada untuk menghiasi Mo.. Dark Warrior-san," ucap Demiurge dengan hormat.

Ungkapan tiba-tiba itu terdengar seperti mencari kesalahan dalam ingatan akan temannya, dan itu membuat Momonga marah. Namun, kemarahan itu segera pudar ketika dia menatap pemandangan indah di depannya.

Di tambah lagi, dengan melihat dunia seperti ini, yang terlihat sangat kecil di depannya, membuat dia merasa mungkin bukan ide buruk untuk memainkan peran sebagai Maharaja Jahat.

"Memang indah. Kamu bilang bintang-bintang ini ada untuk menghiasiku.. mungkin saja benar. Mungkin alasan mengapa aku kemari adalah untuk memiliki kotak permata yang tidak dimiliki siapapun ini"

Momonga mengepalkan sayap di depannya, dan terlihat seperti dia meraih bintang-bintang tersebut ke dalam genggamannya. Tentu saja, itu hanyalah karena tangannya menutupi bintang-bintang tersebut dari pandangannya. Dia menertawakan sikapnya yang seperti anak kecil dan berkata kepada Demiurge:

"..Tidak, ini bukanlah sesuatu yang bisa kumiliki sendiri. Mungkin permata ini dimaksudkan untuk menghiasi Great Tomb Nazarick; diriku dan teman-temanku dari Ainz Ooal Gown."

"...Pernyataan yang sangat menggugah. Jika itu adalah keinginan anda, maka dengan perintah yang mulia, saya akan memimpin pasukan Nazarick untuk mengambil kotak permata ini. Demiurge ini tidak ingin hal lain selain mempersembahkan kotak permata ini sebagai hadiah kepada yang mulia dan Tuanku, Momonga-sama."

Baris kalimat murahan itu membuat Momonga tertawa kecil. Dia bertanya-tanya apakah Demiurge sudah teracuni oleh atmoster ini juga.

"Selama kita tidak tahu apapun yang hidup di dunia ini, Aku hanya bisa bilang bahwa itu adalah ide yang bodoh. Agar kita semua tahu, mungkin kita adalah pihak yang lemah dan kecil di dunia ini. Namun, menguasa dunia ini mungkin cukup menarik."

Menguasai dunia adalah sesuatu yang biasanya diucapkan oleh penjahat di acara anak-anak.

Fakta bahwa menguasai dunia itu tidak mudah. Dan ada masalah bagaimana mengaturnya ketika menguasai sudah dilakukan, mencegah pemberontakan dan mempertahankan peraturan umu, begitu juga dengan masalah lain yang datang ketika menguasai pemilik negara. Ketika seseorang memikirkan hal ini, dia akan menyadari bahwa tidak ada gunanya menguasai dunia.

Momonga tahu semua ini, tapi dia tetap berbicara menguasai dunia dunia, karena melihat keindahannya yang membangunkan hasrat muda dalam dirinya. Di tambah lagi, ketika dia menancapkan dalam otaknya bahwa menjadi pemimpin dari guild yang ditakuti Ainz Ooal Gown, kalimat itu tidak sengaja meluncur dari mulut.

Dan ada satu hal lain.

"..Ulbert-san, LuciFer-san, Variable Talisman-san, Bellriver-san.."

Karena dia teringat akan teman-teman satu guild yang pernah berkata, "Ayo kita kuasai salah satu dunia di YggDrasil."

Dia tahu bahwa Demiurge, yang memiliki pemikiran paling bijak di Nazarick, akan mengerti bahwa menguasai dunia hanyalah gurauan anak kecil.

Jika Momonga melihat senyum yang berkembang di mulut Demiurge yang menyerupai katak, dia pasti takkan mengambil kesimpulan seperti itu.

Tapi Momonga tidak melihat Demiurge, bahkan memalingkan tatapannya ke arah ujung dunia dimana langit dan bumi bertemu.

"..Ini adalah dunia yang tidak kita ketahui. Tapi apakah hanya aku yang sampai disini? Apakah anggota guild yang lain juga kemari?"

Meskipun tidak ada yang bisa memainkan banyak karakter dalam YggDrasil, temannya yang pergi mungkin membuat karakter baru di hari ketika game berakhir, Herohero-san mungkin juga kemari.

Fakta bahwa, kehadiran Momonga disini adalah sebuah anomali. keadaan yang tidak diketahui membuatnya kemari mungkin juga membawa temannya yang tidak lagi bermain game ikut kemari bersamanya.

Dia tidak bisa menghubungi mereka dengan "Message", tapi mungkin ada banyak alasan karena itu. Mereka mungkin ada di benua lain, atau ada yang berubah dari efek mantranya, dan lainnya.

"..Ternyata Begitu... selama seluruh dunia tahu nama Ainz Ooal Gown.."

Jika teman-temannya disini, maka nama guild akan sampai di telinga mereka. Ketika mereka tahu, mereka akan kemari. Momonga sangat yakin akan kekuatan pertemanan mereka.

Jauh di dalam pikirannya, Momonga melihat ke Nazarick dan melihat pemandangan yang membuatnya ingin tahu.

Sebuah gelombang setinggi seratus meter terlihat bergerak bersama tanah seakan-akan laut. Ombak kecil muncul dari permukaan dataran, pelan-pelan menuju arah yang sama dan menyatu, akhirnya menjadi bukit kecil ketika sampai di Nazarick.

Gundukan tanah yang besar tersebar ketika menabrak dinding Nazarick, seperti ombak yang menabrak karang.

"...'Earth Surge'. dia menggunakan kemampuan untuk memperbesar area yang efektif, begitu juga dengan kemampuan kelas yang lainnya.." Momonga bergumam.

Di seluruh Nazarick, hanya satu orang yang bisa menggunakan magic ini.

"Seperti yang kuduga dari Mare. Kelihatannya mengkamuflase dinding akan mudah dicapai olehnya."

"Memang benar. Mare juga merekrut beberapa golem dan undead yang tak kenal lelah untuk membantu. Namun, progres mereka memang lambat, tidak ideal. Di tambah lagi, ada jarak yang tertinggal ketika memindahkan tanah, yang mana harus dipenuhi dengan tanaman. Hanya akan menambah beban kerjanya."

"...Menyembunyikan dinding Nazarick adalah tugas yang memakan waktu. Pertanyaannya adalah apakah akan diketahui ketika dia mengerjakannya. Bagaimana perimeter keamanan kita?"

"Jaringan Keamanan awalnya sudah dibangun. Kita akan mengetahui penyusupan dari segala makhluk dalam radius 5 km, dan kita akan mampu memperhatikan mereka tanpa mereka ketahui."

"Bagus sekali. Namun... jaringan itu dikerjakan oleh bawahan, ya khan?"

Demiurge membalas dengan positif, dan Momonga menganjurkan untuk membuat jaringan keamanan yang lain untuk berjaga-jaga.

"..Aku punya rencana untuk jaringan keamanan. Laksanakan segera."

"Mengerti. Saya akan mendiskusikannya dengan Albedo lalu menggabungkan sarannya dengan perintah anda. Dan juga, Dark Warrior-sama.."

"..Tidak apa, Demiurge. Kamu bisa memanggilku Momonga."

"Mengerti.. bolehkah saya bertanya apa yang akan Momonga-sama rencanakan selanjutnya?"

"Karena Mare melakukan tugasnya dengan baik, aku bermaksud memeriksanya. Aku juga berencana untuk memberinya hadiah langsung yang pantas... "

Sebuah senyum muncul dari wajah Demiurge. Terlihat lembut dan sangat berlawanan dengan wajah silumannya.

"Saya percaya ucapan terima kasih Momonga-sama akan menjadi hadiah terbaik yang bisa dia terima... maafkan hamba sedalam-dalamnya, tiba-tiba saya teringat sesuatu yang harus saya lakukan. Sedangkan Mare..."

"Tidak apa. Pergilah, Demiurge."

"Terima kasih banyak, Momonga-sama."

Ketika Demiurge mengepakkan sayap untuk terbang menjauh, Momonga menuju titik di tanah dan mendarat, memakai penutup kepalanya lagi sambil berlalu. Dark Elf di dekat tujuan Momonga kelihatannya menyadari ketika Momonga turun dan melihat ke atas, rasa terkejut terlihat di seluruh wajahnya ketika dia melihat Momonga.

Mare berlari dengan suara tatata ketika Momonga mendarat di tanah. Lipatan rok yang dipakai berkibar disekeliling kaki.

Untuk sesaat, ada yang terlihat dari bawah, lalu hilang lagi.. tidak, Momonga tidak tertarik apa yang di bawah rok Mare. Dia hanya penasaran apa yang dia pakai di bawahnya.

"Mo.. Momonga-sama, Se.. Selamat Datang."

"Mm.. Mare, tidak usah khawatir. Santai saja dan pelan-pelan. Jika kamu tidak terbiasa, kamu bisa melepaskan formalitasnya.. meskipun tentu saja hanya ketika kita sedang berdua saja."

"Sa.. Saya tidak bisa melakukannya, bagaimana mungkin saya berlaku tidak sopan kepada Pemimpin Tertinggi.. Sebenarnya, kakak seharusnya tidak melakukan juga. It.. Itu terlalu kurang ajar..."

Meskipun Momonga tidak suka anak-anak menjadi terlalu format di sekitarnya:

"Oh begitu, Mare, jika kamu memaksa, aku tidak apa. Namun, aku ingin kamu tahu kalau aku tidak memaksamu melakukannya."

"Y.. Ya!.. Meskipun, bolehkan saya bertanya mengapa Momonga-sama kemari? Apakah saya membuat kesalahan?"

"Tentu tidak, Mare. Aku kemari untuk memujimu."

Ekspresi wajah Mare berubah dari ketakutan karena mungkin diomeli menjadi terkejut.

"Mare, pekerjaanmu sangat penting. Meskipun jaringan keamanan kita sudah ada, mungkin saja penduduk dunia ini mempunyai level lebih dari 100. Jika kita menghadapi musuh seperti itu, menutupi Nazarick adalah prioritas paling atas bagi kita..."

Mare mengangguk keras karena setuju.

"Itulah kenapa, Mare, aku ingin kamu tahu betapa puasnya aku bahwa kamu sudah melaksanakan tugasmu. Ditambah lagi, aku ingin mengatakan padamu aku lega jika kamu memegang masalah ini."

Sebuah Peraturan kuat dari masyarakat yang dipercaya Momonga bahwa seorang boss yang baik seharusnya memuji pekerjaan bagus dari bawahannya.

Para Guardian mengganggap tinggi diri Momonga: sebaliknya, agar mereka terus loyal kepadanya, Momonga harus bertindak layak akan pujian mereka.

Membuat para NPC yang diciptakan oleh anggota guild dulu merasa kecewa atau dikhianati karena tindakannya akan memecahkan record emasnya sebagai seorang guild master. Itu seperti sebuah tanda kegagalan tertancap pada Momonga. Karena itu, Momonga harus berhati-hati mempertahankan suasana kewibawaannya yang tepat sebagai seorang penguasa ketika dia berbicara kepada para NPC.

".. Kamu mengerti apa yang kupikirkan, benar khan, Mare?"

"Ya! Momonga-sama!"

Mare memang berpakaian seperti cewek, tapi fakta bahwa dia seorang cowok adalah bukti dari wajahnya yang panik.

"Bagus sekali. Kalau begitu, atas kerja kerasmu, aku akan memberimu hadiah."

"Sa.. Saya tidak layak menerima hal itu! Saya hanya menjalankan tugas saya!"

"...Kamu berhak atas hadiah karena pekerjaanmu yang bagus. Itu sudah biasa."

"Bu.. Bukan begitu! Kami ada untuk berserah diri sepenuhnya kepada Pemimpin Tertinggi, jadi bekerja keras adalah keharusan!"

Maju dan Mundur dalam hal ini berlangsung beberapa saat, dan keduanya seperti tidak menemui titik temu. Momonga akhirnya memutuskan untuk menghentikan hal ini sebentar.

"Kalau begitu, bagaimana dengan ini. Sebagai ganti hadiah ini, teruskan loyalitasmu kepadaku, bagaimana."

"A.. Apakah itu tidak apa?"

Untuk memendekkannya, Momonga membuat sebuah hadiah dengan paksa --- sebuah cincin.

"Mo.. Momonga-sama.. anda mengeluarkan benda yang salah!"

"Tidak aku--"

"--Ini tidak benar! Itu adalah cincin Ainz Ooal Gown, sebuah harta yang hanya dimiliki oleh para pemimpin tertinggi! Saya tidak bisa menerima hadiah seperti itu."

Momonga terkejut bagaimana sebuah hadiah membuat Mare gemetar.

Dia benar untuk hal itu, bahwa cincin ini dimaksudkan untuk para anggota guild. Hanya ada 100 biji yang dibuat, jadi itu artinya ada 59 cincin tanpa tuan --  tidak, 58. Pada akhirnya, cincin-cincin tersebut sangat berharga, tapi alasan hadiah ini bukan hanya sebagai hadiah, tapi dia berharap akan bisa digunakan untuk hal yang berguna.

Agar imajinasi liar Mare bisa reda, Momonga dengan tegas berkata, "Tenanglah, Mare."

"Sa.. Saya tidak bisa! Bagaimana mungkin saya layak menerima cincin yang sangat berharga yang hanya boleh dimiliki oleh pemimpin tertinggi itu."

"Tenanglah Mare. Berteleport itu dilarang di dalam Nazarick, dan itu membuat bermacam-macam hal menjadi merepotkan."

Setelah mendengar ini, Mare pelan-pelan kembali tenang.

"Harapanku adalah ketika musuh menyerang, para guardian akan memerintah pasukan masing-masing lantai. Di waktu yang sama akan terlihat menyedihkan jika seorang Guardian tidak bisa bergerak karena terhalang tidak bisa berteleport. Oleh karena itu, aku memberikan cincin ini padamu."

Momonga mengangkat cincin di jarinya tinggi-tinggi. Berkilauan cemerlang di sinar bulan.

"Mare, aku senang dengan loyalitasmu. Di saat yang sama, aku mengerti keenggananmu sebagai bawahan untuk menerima cincin yang melambangkan kita. Namun, jika kamu benar-benar mengerti maksudku, kamu akan menerima perintahku dan cincin ini."

"Ta.. Tapi, mengapa saya.. bukankah seharusnya yang lainnya juga mendapatkan...?"

"Aku juga bermaksud memberi mereka cincin ini, namun, kamu dulu. Ini karena aku senang dengan pekerjaanmu. Jika aku memberikan ini kepada orang yang tidak bekerja, maka cincin ini tidak akan mempunyai arti. Ataukah kamu bermaksud merendahkan nilai dari cincin ini?"

"Te... Tentu saja tidak!"

"Kalau begitu ambillah, Mare. Setelah menerima cincin ini, lanjutkan bekerja keras untuk Nazarick dan diriku."

Mare dengan gugup mengangkat tangannya pelan-pelan dan menerima cincin itu.


Momonga merasa agak bersalah ketika dia melihat Mare. Sebenarnya dia mempunyai maksud tersembunyi memberikan cincin ini.

Itu karena ketika Mare mempunyai cincin ini, akan susah bagi orang-orang membedakan apakah Momonga yang berteportasi.

Ketika Mare memakai cincin Ainz Ooal Gown, dimensinya langsung berubah hingga pas di jari Mare yang kurus. Dia tidak henti-hentinya menatap cincin di jarinya, menghela nafas lega. Lalu dia menoleh ke Momonga dan membungkuk hormat.

"Momonga-sama, terima kasih atas hadiah yang besar ini.. Saya berjanji mulai hari ini seterusnya akan bekerja keras agar tidak mengecewakan Momonga-sama!"

"Kalau begitu, aku akan mempercayakanya padamu, Mare."

"Ya!"

Tampilan bersungguh-sunggu terlihat di wajah Mare ketika dia memberikan jawaban langsung.

Mengapa Bukubukuchagama-san, yang membuat Mare, menjadikannya berpakaian seperti ini?

Apakah untuk membedakannya dengan Aura, atau adakah alasan lain?

Ketika Momonga memikirkan pertanyaan ini, Mare bertanya kepadanya.

"Ah, permisi, Momonga-sama.. tapi mengapa anda berpakaian sepeti itu?"

"..Ah, kalau itu.."

Karena aku ingin kabur -- tentu saja dia tidak bisa mengatakannya.

Mata Mare terlihat berbinar-binar, dan dia memandang Momonga yang terlihat kalang kabut. Bagaimana dia harus berbohong? Jika dia gagal disini, semua akting yang dia lakukan agar tampak seperti pimpinan yang berwibawa akan menjadi sia-sia. Tidak ada bawahan yang akan menghormati pemimpin yang mencoba untuk kabur.

Hasrat putus asa Momonga tiba-tiba tenang, dan bantuan datang dari sisi yang tak terduga.

"Itu sederhana, Mare."

Momonga melihat ke belakang, dan matanya langsung tertuju kepada orang yang dia lihat.

Seorang wanita yang terlihat seperti perwujudan dari kecantikan semua wanita berdiri di bawah sinar rembulan. Pancaran biru menerpa seluruh tubuhnya, yang membuatnya berkilauan. Seperti melihat dewi yang turun dari langit untuk memberikan rahmat kepada bumi. Sayap hitamnya terkepak, membuat hembusan angin yang keras.

Dia adalah Albedo.

Meskipun Demiurge berada di belakangnya, kecantikan Albedo yang membuat matanya tidak layak dengan bentuk Demiurge.

"Momonga-sama mengenakan armor ini dan menyembunyikan identitasnya karena dia tidak ingin mengganggu yang lainnya saat bekerja.
Ketika Momonga-sama tiba-tiba, wajah bagi semuanya untuk berhenti dan membungkuk kepadanya. Namun, Momonga tidak ingin mengganggu semuanya. Itulah kenapa dia menyamar sebagai Dark Warrior agar yang lainnya tidak menghentikan pekerjaannya untuk memberi hormat. Benar begitu, Momonga-sama?" Setelah mendengar pertanyaan Albedo, Momonga mengangguk berulang-ulang.

"Se.. seperti yang kuduga dari Albedo, kamu memahami maksudku yang sebenarnya."

"Sudah sewajarnya, sebagai pengawas guardian. Tidak, meskipun saya bukan pengawas Guardian, saya yakin bahwa saya bisa membacam hati Momonga-sama."

Ketika Albedo tersenyum dan membungkuk dengan hormat, ada ekspresi aneh pada wajah Demiurge yang berdiri di belakangnya.

Meskipun masih menggantungi pikirannya, dia tidak mengatakan apapun pada penolongnya.

"Jadi, itu alasannya.." Ucap Mare, dengan wajah sadar.

Ketika Momonga melihat Mare, dia melihat pemandangan yang bisa dikatakan nyata. Mata Albedo tiba-tiba terbuka lebar, hingga bola matanya seakan mau copot. Dia menunjuk kepada Mare dengan gerakan aneh seperti bunglon.

Ketika Momonga memikirkan hal itu, wajah Albedo kembali ke asalnya, cepat sekali sampai Momonga mengira itu adalah ilusi.

"...Ada apa?"

"Ah, ti, tidak apa, Mare, maaf sudah mengganggumu. Istirahatlah, dan lanjutkan pekerjaan mengkamuflasekan setelahnya."

"Y.. Ya! Kalau begitu, Momonga-sama, saya permisi."

Ketika Momonga menganggukkan kepala, Mare mengusap cincin di jarinya dan pergi.

"Ngomong-ngomong, mengapa kamu kemari, Albedo?"

"Saya dengar Demiurge bilang Momonga-sama ada disini, jadi saya berharap untuk menyambut anda. Namun, maafkan saya yang menemui anda dalam keadaan kotor seperti ini."

Momonga melihat Albedo lagi ketika dia mendengar kalimat "kotor". Namun, dia tidak merasa kalimat itu tepat. Diterima, ada debu di bajunya, tapi itu tidak membuat kecantikannya berkurang.

"Tentu saja tidak, Albedo, Pancaranmu tidak bisa dikurangi oleh hal sepele seperti debu. Meskipun begitu aku merasa tidak tenang membuat gadis cantik sepertimu berlarian kesana kemari. Namun, karena ini adalah darurat, aku harus memintamu untuk melanjutkan pekerjaan demi Nazarick. Maafkan aku."

"Saya bisa bertahan dari segala kerja keras selama itu demi Momonga-sama!"

"Aku senang dengan loyalitasmu. Ah, ya... Albedo, aku punya sesuatu untukmu."
"..Apa kiranya itu?"

Saat Albedo menurunkan kepalanya dan dengan tenang membalas, Momonga mengeluarkan sebuah cincin. Tentu saja, itu adalah cincin Ainz Ooal Gown.

"Kamu akan membutuhkan item ini untuk posisimu sebagai pengawas Guardian."

"...Terima kasih banyak."

Reaksinya sangat berbeda dari Mare yang membuat Momonga terlihat kecewa. Namun, dia langsung menyadari bahwa dia salah.

Sudut bibir Albedo bergetar dan dia berusaha keras mencoba untuk tidak membiarkan ekspresinya berubah. Sayapnya gemetar karena dia mencegahnya sebisa mungkin untuk tidak membukanya, bergetar dengan kuat. Bahkan seorang idiot pun bisa melihat kegembiraan dari wajahnya.

"Lanjutkan loyalitasmu, Sedangkan untuk Demiurge.. lain kali."

"Saya mengerti, Momonga-sama. Saya akan terus bekerja keras di masa depan untuk membuat diri saya layak atas cincin yang perkasa itu."

"Begitukah. Kalau begitu, aku telah membiarkan tugas yang harus aku selesaikan. Sebaiknya aku kembali ke lantai sembilan sebelum dimarahi."

Setelah melihat Albedo dan Demiurge merendahkan kepalanya untuk menjawab, Momonga mengaktifkan teleportasi efek dari cincin Ainz Ooal Gown.

Sekejap suasana berubah, Momonga mengira dia mendengar seorang wanita berteriak "BAGUS!" Namun, dia merasa salah, karena tidak mungkin Albedo membuat suara kasar seperti itu.


PART 2

Mereka semakin dekat dengan batas desa.

Enri mendengar suara logam berbenturan dari belakangnya ketika dia berlari. Suara tersebut terdengar berirama.

Dia menoleh ke belakang sambil berdo'a di hatinya -- seperti yang diduga, ini adalah skenario terburuk. Seorang Knight sedang mengejar Emmot bersaudari.

Mereka semakin dekat.

Enri berusaha keras untuk menekan keluhannya di hati, karena dia tidak punya tenaga lagi untuk hal tersebut.

Nafasnya semakin cepat, detak jantungnya cukup keras seakan-akan ingin meledak, dan kakinya bergetar keras. Tidak lama, dia akan cepat kelelahan, dan dia akan ambruk dan tak bisa bangun.

Jika dia sendirian, mungkin dia sudah kehilangan kekuatan dan menyerah.


Namun, dia sedang menggandeng tangan adiknya. Hal itu memberinya energi untuk berlari.

Sebenarnya hasrat besar untuk menyelamatkan adiknyalah yang menyebabkan Enri terus berlari hingga kini.

Sambil berlari, dia menoleh ke belakang lagi.

Jarak antara dirinya dan yang mengejar belum berubah. Meskipun memakai baju besi, kecepatan pria tersebut tidak berkurang. Sangat jelas perbedaan antara Prajurit terlatih dan seorang gadis desa.

Keringat bercucuran di punggung Enri dan tubuhnya semakin dingin. Jika ini terus terjadi... dia tidak akan mampu kabur bersama adiknya.

--Lepaskan dia.

Kalimat tersebut terus terngiang di kepalanya.

--Mungkin kamu bisa kabur jika sendirian.
--Kamu ingin mati disini?
--Lebih aman jika kalian berpisah.

"Diam, diam, diam!"

Enri berteriak pada dirinya sendiri karena pemikiran tersebut muncul sambil menggemeretakkan gigi-giginya.

Dia adalah saudari yang terburuk yang pernah dibayangkan.

Mengapa adiknya menahannya, meskipun dia sudah hampir menangis?
Itu karena dia percaya pada kakaknya. Dia percaya kakaknya akan menyelamatkannya.

Sambil memegang erat tangan adiknya --yang mana telah memberinya kekuatan untuk kabur dan terus berusaha -- Enri menguatkan diri dan mengeraskan tekadnya.

Dia takkan pernah membuang adiknya.

"Ah!"

Adik Enri juga sama capeknya dengan Enri sendiri. Namun, dia tiba-tiba tersandung, terkesiap dan hampir jatuh.

Alasan mengapa keduanya tidak jatuh adalah karena mereka saling bergandengan tangan dengan sangat erat. Namun, Nemu yang hampir jatuh menyebabkan Enri goyah sendiri.

"Lebih cepat!"

"Ah, ya!"

Meskipun dia ingin terus berlari, adiknya mulai kesemutan, dan tidak tidak bisa bergerak cepat. Enri ingin menggendong Nemu dan lari, tapi suara logam yang semakin dekat di belakang membuatnya ketakutan.

Knight yang ada di belakangnya memegang pedang yang berlumuran darah. Di tambah lagi, pakaian besi dan helm miliknya juga terkena bekas darah yang terciprat.

Enri menarik Nemu yang ada di belakang dan menatap dengan marah kepada knight yang mengejarnya.

"Percuma saja berusaha."

Tidak ada rasa iba dalam kalimat tersebut. Namun, hanya ejekan. Kalimat itu mengatakan bahwa lari hanya akan berakhir dikematian pula.

Kemarahan di dalam hati Enri semakin mendidih, dan dia berpikir, apa yang dia katakan?

Knight tersebut mengangkat pedangnya dan mengarahkan kepada Enri yang berhenti bergerak. Namun, sebelum dia mengayunkan pedangnya...

"Jangan meremehkanku!"

"Guwaaargh!"

--Enri dengan kuat memukul helm logam knight tersebut. Pukulan itu membawa kemarahan yang memenuhi dirinya dan hasrat untuk melindungi adiknya. Dia tidak perduli dia sudah memukul logam dengan tangan kosong. Dia memukulnya dengan seluruh kekuatannya.

Ada suara seperti tulang yang retak, dan tiba-tiba saja perih menyebar ke seluruh tubuh Enri. Knight itu terhuyung-huyung karena kekuatan dari pukulan itu.

"Lari!"
"Ya!"

Enri mengacuhkan rasa perihnya dan kabur lagi -- namun sebuah garis yang terasa panas muncul di punggungnya.

"--Ggk!"

"Dasar gadis jalang!"

Kemarahan dari Knight itu datangnya dari ejekan karena dipukul oleh gadis desa.

Dia mengayunkan pedangnya dengan liar, karena sudah tidak tenang. Hasilnya, sabetan pertama tidak menyebabkan luka yang fatal. Namun, itu adalah akhir dari keberuntungan Enri. Dia terluka, dan knight itu sangat marah. Sabetan berikutnya pasti akan mencabut nyawa Enri.

Enri melihat ke arah pedang panjang yang terangkat tinggi di depannya.

Rasa panik tergambar di seluruh wajahnya ketika dia melihat cahaya jahat dari pedang yang cepat dan kejam itu, dan dia menyadari dua hal.

Pertama adalah hidupnya akan berakhir dalam beberapa detik. Kedua adalah bahwa seorang gadis desa biasa seperti dirinya tidak mungkin melawan takdir itu.

Ujung pedang tersebut terkena darahnya. Luka yang tersebut ke seluruh tubuhnya membuat jantungnya berdegup dengan lebih kencang, bersamaan dengan panas yang menyengat dari lukanya.

Rasa perih yang tak pernah ia rasakan sebelumnya membuatnya ketakutan dan ingin muntah.

Mungkin dengan muntah akan menghilangkan perasaan mual yang ada.

Namun, Enri mencari jalan untuk tetap hidup, jadi dia tidak punya waktu untuk muntah.

Meskipun dia tidak ingin berusaha lagi, masih ada alasan mengapa Enri tidak menyerah sampai sekarang. Itu adalah kehangatan yang menekan dadanya -- yaitu adiknya.

Dia harus membuat adiknya bertahan hidup.

Satu-satunya pemikiran yang menahan Enri dari kata menyerah.

Sebaliknya, knight di depannya terlihat mengejek tekad Enri.

Pedang yang terangkat diayunkan ke bawah.

Mungkin  karena seluruh energi yang ada disalurkan kemari, atau karena otaknya bekerja keras karena sedang berada di ujung maut, tapi Enri merasa waktu berlalu dengan lambat, dan dia mencoba berusaha memikirkan cara untuk menyelamatkan adiknya.

Namun, dia tidak mendapatkan ide apapun, yang hanya bisa dia lakukan adalah menggunakan tubuhnya sendiri sebagai perisah, membiarkan pisau pedang menancap dalam-dalam ke dirinya, berharap bisa mengulur waktu agar adiknya bisa kabur.

Selama dia masih memiliki kekuatan, dia akan menggenggam dengan erat knight tersebut atau pedang yang dia tancapkan padanya, dengan berpegang erat dan tidak membiarkannya lepas hingga api kehidupannya padam.

Jika dia bisa melakukan hal itu. Dia akan menerima takdirnya dengan rela.

Enri tersenyum, seakan dia adalah seorang martyr.

Sebagai kakak, hanya ini yang bisa dia lakukan untuk Nemu. Pikiran itu membuat Enri tersenyum.

Bisakah Nemu lepas dari neraka desa Carne sendirian?

Meskipun dia kabur ke hutan, dia mungkin akan tertangkap oleh prajurit yang sedang patroli. Namun, selama dia masih bisa selamat, Enri akan mempertaruhkan nyawanya -- tidak, dia akan mempertaruhkan segalanya.

Meskipun begitu, kenyataan bahwa dia akan terluka lagi membuatnya takut, jadi dia memejamkan matanya. Di dunia kegelapan ini, dia bersiap menerima luka yang akan datang...


Part 3

Momonga duduk di kursi dan melihat cermin di depannya. Sekitar 1 meter lebarnya dan tidak memantulkan wajah Momonga, tapi sebuah padang rumput. Cermin itu layaknya sebuah televisi, menunjukkan gambar dari dataran jauh.

Rumput di dataran tersebut bergoyang, menunjukkan itu bukan hanya gambar diam.

Waktupun berlalu, matahari terbit dengan pelan, cahayanya menyapu kegelapan yang menyelimuti dataran. Pemandangan yang indah ini layak untuk dijadikan puisi, sangat berbeda dari lokasi Nazarick sebelumnya, dunia terpencil Helheim.

Momonga meraih cermin tersebut dan mengusapkan tangannya ke kanan. Gambar di dalam cermin berubah.

Ini adalah Cermin untuk melihat pemandangan jauh.

Ini adalah item magic yang digunakan untuk menunjukkan gambar dari daerah tertentu. Sangat berguna bagi pemain yang ingin PK (Player Killing) atau PK membunuh PKK (Player Killing Killer). Namun, magic level rendah yang bisa menahan mantra untuk mengumpulkan informasi bisa menyembunyikan orang dari matanya. Ditambah lagi, sangat mudah bagi penggunanya untuk di serang balik oleh barrier tipe serang, jadi ini adalah item rata-rata pada umumnya.

Namun, untuk keadaan saat ini, sebuah item yang bisa menunjukkan dunia luar adalah item yang sangat berguna.

Momonga menikmati kualitas seperti film dari rumput di dalam cermin ketika gambarnya berubah.

"Kelihatannya aku bisa menggerakkan gambarnya dengan lambaian tangan. Dengan begitu, aku tidak akan melihat tempat yang sama."

Pemandangan dan sudut pandang yang terlihat di cermin yang melayang pun berubah. Meskipun dia melakukan beberapa kesalahan tadi, Momonga terus merubah isyarat tangannya untuk merubah pemandangan di dalam cermin, berharap dia bisa menemukan seseorang. Namun, sampai sekarang, dia tidak menemukan siapapun -- contohnya, manusia.

Dia mengulangi isyarat sederhana yang sama lagi dan lagi, tapi seluruh gambar yang dia dapatkan juga sama: dataran. Momonga mulai bosan, jadi dia menoleh ke arah orang lain di ruangan itu.

"Ada apa, Momonga-sama? Saya siap menerima perintah anda."

"Tidak, bukan apa-apa, Sebas."

Sebas adalah orang lain yang ada di ruangan itu. Dia mungkin tersenyum, tapi ucapannya terlihat memiliki makna lain. Meskipun Sebas sangat loyal sekali pada Momonga, dia pernah keberatan atas pelesiran Momonga ke permukaan tanpa pengikutnya yang ikut serta.

Memang benar, setelah Momonga kembali dari permukaan, Sebas menegur dan menasehatinya.

Momonga berkata dalam hati.

"Apa yang harus kulakukan padanya..."

Bersama Sebas membuat Momonga teringat teman guildnya Touch Me. Lagipula, Touch Me-san adalah orang yang mendesain Sebas.

Tetap saja, dia tidak membuatnya persis dengan Touch Me. Bahkan cara Sebas marah mengingatkan padanya.

Seteleh menggerutu di dalam hati, Momonga kembali melihat cerminnya.

Momonga berencana untuk mengajari Demiurge pelajaran yang sulit tentang bagaimana mengontrol mirror magic. Inilah yang dikatakan Momonga kepada Demiurge tentang jaringan keamanan lain.

Meskipun terlihat lebih sederhana untuk menyerahkan tugas tersebut kepada bawahannya, Momonga ingin mengerjakan tugas ini sendiri. Sebenarnya dia ingin menggunakan sikap bahwa dia-juga-bisa-kerja untuk menginspirasikan dan memperoleh respek dari bawahannya. Oleh karena itu, dia tidak boleh terlihat menyerah di tengah jalan. Tetap saja, mengapa dia tidak bisa memindahkan ke titik yang lebih tinggi? Jika saja ada petunjuknya... Dengan berpikir demikian, Momonga melakukan pekerjaan yang melelahkan tentang bagaimana mengendalikan cermin-cermin itu dengan malas, berkali-kali mengulangi percobaan dan kesalahan. 

Dia tidak tahu sudah berapa lama.

Mungkin hanya sebentara, tapi sejauh ini pekerjaannya tidak membuahkan hasil, dan akhirnya dia merasa ini semua membuang waktu.

Momonga dengan santai melambaikan tangannya dengan ekspresi datar, tiba-tiba matanya melebar.

"Oh!"

Terkejut, bahagia, bangga, reaksi Momonga adalah semua itu.  Pada akhirnya, dia merubah isyarat tangannya dan layar tiba-tiba berubah seperti yang dia inginkan. Ini adalah tangisan kegembiraan yang bisa terlihat pada seorang programmer yang bekerja lembur selama delapan jam.

Sorak dan tepukan tangan menyambutnya. Asal suara itu adalah Sebas.

"Selamat, Momonga-sama. Pelayan anda Sebas sangat kagum pada kecakapan anda!"

Berhasil, ini adalah buah dari salah dan mencoba yang berulang kali, jadi kamu tidak perlu merespon sejauh itu. Momonga berpikir demikian, tapi ketika dia melihat Sebas yang terlihat sangat gembira, dia memutuskan untuk menerima dengan rendah hati pujian dari kepala pelayannya.

"Terima kasih, Sebas. Meskipun aku harus minta maaf karena sudah membuatmu menemaniku lama."

"Anda bilang apa? Dengan setia berada di samping Momonga-sama dan mematuhi perintah anda adalah alasan bagi keberadaan seorang kepala pelayan. Anda tak perlu berterima kasih atau meminta maaf kepada saya... walaupun, memang benar proses ini membutuhkan waktu yang cukup lama. Momonga-sama, apakah anda ingin beristirahat sejenak?"

"Tak perlu. Undead sepertiku tidak terpengaruh oleh status negatif semacam lelah. Jika kamu lelah, kamu boleh pergi dan istirahat."

"Terima kasih atas kebaikan anda, tapi tidak terpikir bagi saya jika seorang kepala pelayan beristirahat sementara tuannya sedang bekerja. Dengan bantuan item, saya juga tidak terpengaruh oleh lelah. Perkenankan saya untuk tetap di sisi anda hingga akhir."

Momonga menyadari satu hal dari percakapannya dengan para NPC; salah satunya, mereka dengan santai menggunakan istilah game dalam ucapannya. Sebagai contoh, skill, job class, item, level, status negatif, dan lain sebagainya. Jika dia bisa menggunakan istilah dalam game ketika berbira dengan mereka dengan cara yang tidak ironis, akan lebih mudah dalam memberi mereka perintah.

Setelah menyetujui permintaan Sebas, dia melanjutkan belajar cara mengendalikan cermin. Akhirnya dia menemukan sebuah metode untuk merubah ketinggian dari sudut pandang.

Momonga tersenyum puas, dan mulai mencari area yang berpenduduk.

Akhirnya, sebuah gambar seperti sebuah desa muncul di cermin.

Letaknya sekitar sepuluh kilometer dari selatan Nazarick. Ada hutan di dekatnya, dan ladang gandum yang mengelilingi kota. Terlihat seperti desa pertanian yang sederhana. Dari apa yang terlihat, desa tersebut tidak terlalu maju.

Ketika Momonga membesarkan tampilan desa itu, dia merasa ada sesuatu yang tidak beres.

"... Apakah mereka sedang mengadakan festival?"

Orang-orang berlarian masuk dan keluar rumah di pagi ini. Mereka terlihat panik.

"Tidak, saya rasa itu bukan festival."

Suara yang keras muncul dari Sebas, yang melihat tampilan itu dengan tajam di samping Momonga..

Terlihat ada perasaan jijik yang terpendam dalam kalimatnya. Ketika Momonga membesarkan gambarnya, dia mengernyitkan dahi.

Banyak Knight berpakaian lengkap mengayunkan pedangnya yang panjang ke arah penduduk, yang berpakaian lusuh.

Ini adalah pembantaian.

Seorang penduduk desa jatuh karena ayunan pedang knight. Penduduk tersebut tidak dapat melawan mereka, dan hanya bisa berlarian. Para Knight itu mengejar dan membunuh penduduk yang berlarian. Ada kuda yang sedang makan gandum di ladang. Kuda-kuda itu pasti milik knight-knight tersebut.

"Cheh!"

Momonga mengejek, bermaksud merubah gambar. Desa ini tidak lagi mempunyai nilai baginya. Jika dia bisa mendapatkan informasi lebih dari itu, mungkn dia mempunyai alasan untuk menyelamatkan mereka. Tapi saat ini, tidak ada alasan untuk menyelamatkan desa ini.

Dia seharusnya membuang mereka.

Momonga kaget bagaimana dia bisa membuat keputusan tak berperasaan itu. Pembantaian keji terjadi di depan matanya, tapi yang hanya bisa dia pikirkan adalah apa untungnya bagi Nazarick. Tak ada belas kasihan, marah atau khawatir, emosi yang dimiliki oleh manusia biasa pada umumnya.

Rasanya seperti melihat pertunjukan Televisi tentang binatang dan serangga, dimana yang kuat memakan yang lemah.

Jangan-jangan sebagai seorang undead, dia tidak lagi bisa disebut sebagai bagian dari manusia umumnya?.

Tidak, bagaimana bisa begitu?

Momonga berusaha menemukan alasan untuk membenarkan pemikirannya.

Dia bukanlah seorang pembela keadilan.

Dia memiliki level 100, tapi seperti yang dia katakan pada Mare, penduduk dunia ini mungkin juga berlevel 100. Oleh karena itu, dia tidak bisa bertingkah sembarangan di dunia yang tidak diketahui ini. Meskipun terlihat bahwa knight tersebut melakukan pembantaian satu sisi kepada penduduk desa, pasti ada alasan lain disini yang tidak dia diketahui. Alasan seperti "penyakit", "hukuman", "memberi contoh", dan lainnya yang terus bermunculan di otaknya. Dan jika dia bisa mengalahkan knight itu, dia mungkin akan mendapatkan kemarahan dari negara asalnya.

Momonga mengangkat tangannya yang tinggal tulang dan mengusap tengkoraknya sambil berpikir. Jangan-jangan setelah menjadi Undead, sesuatu yang berpengaruh ke otak menjadi kebal terhadap dirinya, dia menjadi terbiasa dengan pemandangan seperti ini? Tentu tidak.

Dia melambaikan tangannya lagi, menunjukkan pemandangan dari bagian lagi dari desa itu.

Kelihatan ada dua orang knight yang mencoba menghabisi penduduk desa yang sedang berusaha melawannya. Si pria menarik diri, lengannya tertahan, dan dia tidak bisa bergerak dari tempatnya berdiri. Di depan mata Momonga, orang tersebut ditusuk dengan pedang. Mata pedang itu masuk ke dalam tubuhnya dan keluar dari sisi lain. Itu adalah luka yang fatal, tapi pedang panjang itu tidak berhenti. Satu, dua, tiga kali tusukan -- Knight itu terlihat seperti menyalurkan amarahnya kepada penduduk desa.

Pada akhirnya, penduduk desa itu ditendang oleh knight dan tersungkur ke tanah dan memuntahkan darah ke udara.

--Penduduk desa itu melihat lurus ke arah Momonga, Bukan, ini mungkin hanya kebetulan.

Ini pasti kebetulan.

Tidak mungkin seseorang bisa mendeteksi cermin ini selain dari mantra anti lawannya.

Darah berbusa keluar dari mulut penduduk desa saat dia membuka mulutnya. Matanya terlihat tidak fokus, dan Momonga tidak tahu kemana arah pandangannya. Namun begitu, dengan apa yang kelihatannya adalah nafas terakhir, dia mengucapkan kata terakhir:

--Tolong selamatkan putriku--

"Apa yang ingin anda lakukan?"

Sebas terlihat menunggu saat untuk berbicara.

Hanya ada satu jawaban. Momonga membelas dengan dingin:

"Tidak ada. Tak ada alasan, nilai atau keuntungan menyelamatkan mereka."

"Saya mengerti."

Momonga dengan santai melihat ke arah Sebas -- sebuah bayangan teman satu guildnya.

"Ini... Touch Me-san..."

Lalu, Momonga teringat sesuatu.

--Menyelamatkan seseorang ada hal yang lumra.

Ketika Momonga memulai perjalanannya di Yggdrasil, memburu karakter heteromorphic adalah kebiasaan umum, dan Momonga, yang memilih ras heteromorphic, telah di PK berkali-kali. ketika dia akan meninggalkan Yggdrasil, kalimat itu, diucapkan oleh pria itu, yang menyelamatkannya.

Jika bukan karena kalimat tersebut, Momonga tidak akan ada disini.

Momonga menghela nafas dengan lembut, lalu tersenyum. Sekarang dia malah teringat kenangan tersebut, dia tidak punya pilihan selain menyelamatkan mereka.

"Aku akan membayar hutangku.. disamping itu, cepat atau lambat, aku harus menguji kekuatan bertempurku di dunia ini."

Setelah berkata demikian kepada temannya yang tidak ada disana, Momonga melebarkan tampilan desa itu hingga dia melihat semuanya. Setelah itu, dia mencoba untuk memilih penduduk yang sedang menyelamatkan diri.

"Sebas, tingkatkan keamanan Nazarick hingga level maksimum. Aku akan pergi dulu, dan kamu bilang pada Albedo, yang berada di sebelah, untuk mengikutiku setelah mengenakan seluruh perlengkapan bertarungnya. Namun, aku melarang dia membawa 'Ginnungagap'. Setelah itu, persiapkan unit pendukung. Sesuatu mungkin akan terjadi yang membuatku harus mundur. Namun unit yang dikiim ke desa tersebut harus memiliki kemampuan stealth (siluman) atau memiliki kemampuan tidak terlihat."

"Saya mengerti, tapi saya mohon tugas melindungi anda diberikan kepada saya."

"Lalu siapa yang akan menyampaikan perintahku? Knight-knight ini sedang menghabisi desa tersebut, yang itu artinya mungkin saja ada knight di dekat Nazarick yang mungkin saja menyerang kita. Oleh karena itu, kamu harus tetap disini."

Gamba itu berubah, dan sekarang menunjukkan seorang gadis yang melayangkan pukulannya ke arah knight. Si gadis membawa gadis yang lebih muda saat kabur. Mungkin mereka saudara. Momonga langsung membuka inventory miliknya dan mengambil tongkat Ainz Ooal Gown.

Saat si gadis berenana untuk kabur, dia ditebas dari belakang. Karena waktu sudah mepet, Momonga langsung mengucapkan mantra

"[Gate]"

Tidak mempunyai batas jarak dan 0% kesalahan dalam lokasi tujuan.

Mantra yang diucapkan Momonga adalah yang paling akurat dan ampuh di Yggdrasil.

Pemandangan di depannya berubah dengan sekejap.

Fakta bahwa lawannya tidak menggunakan mantra untuk menghalangi teleportasi membuat Momonga lega. Jika dia ditolak dalam menyelamatkan mereka, namun dikepung pada akhirnya, akan sangat buruk hasilnya.

Pemandangan di depan mata sama dengan apa yang kita lihat sebelumnya.

Dua orang gadis yang ketakutan didepannya.

Yang satu terlihat seperti kakak dengan rambut pirang dikepang hingga dada. Kulitnya kecoklatan karena bekerja di bawah terik matahari, sekarang berubah menjadi pucat ketakutan, dan matanya yang gelap dibasahi oleh air mata.

Si adik -- seorang gadis yang lebih muda -- membenamkan wajahnya di pinggang kakaknya, gemetar ketakutan.

Momonga menatap dingin pada knight yang berdiri di belakang dua gadis itu.

Mungkin dia kaget oleh kemunculan Momonga yang tiba-tiba, tapi dia hanya menatap Momonga, lupa mengayunkan pedang yang dipegangnya.

Momonga tumbuh tanpa tahu kekerasa dalam hidupnya. Dia tidak terpikir bahwa dunia yang saat ini ditempatinya adalah sebuah simulasi, tapi kenyataannya, dia tidak merasakan sedikitpun rasa takut pada knight di hadapannya yang sedang memegang pedang.

Ketenangan ini bisa membuat dia mengeluarkan keputusan yang dingin dan kejam.

Momonga mengarahkan tangannya yang kosong ke depan dan mengucapkan mantra.

"[Grasp Heart]"

Mantra ini akan meremukkan jantung musuh, dan diantara mantra-mantra tingkat kesepuluh, ini adalah mantra yang bisa mendatangkan kematian langsung dari tingkat sembilan. Banyak mantra Necromantic yang dikuasai Momonga mempunyai efek kematian langsung (instant death), dan ini adalah salah satunya.

Momongan memili mantra ini sebagai pembuka karena meskipun ditahan, mantra ini akan membuat musuhnya kaku.

Jika mantranya ditahan, rencananya adalah menangkap dua gadis itu dan kembali ke [Gate] yang masih terbuka. Dia sudah merencanakan rute mundurnya karena dia tidak yakin bagaimana kemampuannya musuhnya.

Namun, kelihatannya persiapan itu tidak perlu.

Perasaan seperti sesuatu yang lunak remuk di jari Momonga menyebar ke lengannya, dan knight itu langsung jatuh tersungkur diam ke tanah.

Momonga melihat ke arah knight yang terjatuh.

Dia merasa bahwa membunuh seseorang tidak memperlihatkan emosi apapun darinya...

Tidak ada rasa bersalah, takut atau bingung dalam hatinya, seperti danau yang tenang. Mengapa begitu?

"Ternyata begitu... jadi bukan hanya tubuhku, tapi pikiranku juga sudah bukan manusia."

Momonga mengambil beberapa langkah ke depan.

Si kakak kebingungan ketika Momonga berjalan melewatinya, mungkin ketakutan karena knight yang tiba-tiba roboh dan tak bernyawa.

Momonga jelas datang untuk menolongnya. Namun, si gadis terlihat kebingungan dengan kemunculan Momonga yang tiba-tiba dan tingkahnya. Apa yang sedang dia pikirkan?

Meskipun Momonga ragu, dia tidak punya waktu untuk mengkhawatirkan mereka. Setelah memastikan luka di punggung si kakak menembus hingga bajunya yang lusuh, Momonga maju dan membelakangi mereka, dan menatap tajam ke arah knight yang baru saja muncul dari rumah terdekat.

Knight itu juga melihat Momonga, dan mundur karena ketakutan.

"...Jadi, kamu berani mengejar wanita, tapi tidak dengan lawan yang kuat?"

Sambil memandang knight yang sedang gemetar, dia sedang memikirkan mantra apa yang akan dia gunakan selanjutnya.

Mantra pembukaan Momonga adalah salah satu yang sangat dia sukai, 'Grasp Heart'. Magic semacam ini adalah spesialisasi dari Momonga. Momonga telah menggunakan skill miliknya untuk meningkatkan kemungkinan dari instant death, dan peningkatan kemampuan necromancy miliknya membuat efektivitas dari 'Grasp Heart' turut meningkat. Namun, itu artinya dia tidak bisa mengukur seberapa besar kekuatan dai knight itu.

Oleh karena itu, dia seharusnya menggunakan mantra lain untuk melawan knight ini, sesuatu yang tidak langsung membunuhnya. Dengan begitu, dia bisa mengukur kekuatan dari dunia ini dan memastikan kekuatannya sendiri.

"..Karena aku sudah berada disini, aku akan membuat beberapa percobaan. Dan kalian yang akan menjadi kelinci percobaannya."

Mantra Necromancy yang dimiliki Momonga membuatnya besar, tapi mantra serangan sederhana yang dia gunakan sangat tidak memberikan efek yang begitu meyakinkan. Ditambah, karena armor logam dari knight yang lemah terhadap efek listrik, di Yggdrasil, kebanyakan orang akan menguatkan armor besi miliki mereka dengan magic untuk menahan listrik. Namun, Momonga sengaja memilih menyerang lawannya dengan mentra listrik untuk melihat sejauh mana dampak yang ditimbulkannya.

Karena tujuannya bukanlah untuk membunuh lawannya, tidak perlu meningkatkan efeknya dengan skill.

"[Dragon Lightning]"

Sebuah Petir berbentuk naga berwarna putih dan mengandung listrik mengeluarkan suara gemercik di sekitar lengan dan bahu Momonga. Kilatan itu menyala terang dan langsung melonjak ke arah knight yang ditunjuk Momonga.

Tidak mungkin menghindari atau bertahan terhadap serangan tersebut.

Knight yang terkena sengatan oleh petir berbentuk naga tersebut bersinar dengan terang dalam sekejap. Walaupun seperti menghina, itu adalah pemandangan yang indah.

Cahaya di matanya meredup, dan knight tersebut jatuh tersungkur ke tanah seperti boneka yang terputus talinya. Tubuh di dalam armor itu pun hitam legam dan gosong dan mengeluarkan bau tak sedap.

Momonga berencana menggunakan mantra lain untuk mengikutinya, tapi dia merasa bodoh ketika dia bercermin pada kelemahan knight tersebut.

"Lemah sekali... Dia benar-benar tewas hanya dari itu..."

Bagi Momonga, mantra level 5 'Dragon Lightning' adalah mantra lemah. Ketika berburu pemain level 100, Momonga biasanya menggunakan mantra tingkat 8 atau yang lebih tinggi. Magic tingkat 5 hampir tak pernah ia gunakan.

Sekarang ketika dia sudah tahu bahwa knight cukup lemah untuk dihabisi dengan magic tingkat 5, Ketegangan pada Momonga sirna dalam sekejap. Tentu saja, itu bisa dikarenakan dua orang knight ini memang lemah diantara kelompoknya, tapi tetap saja, itu adalah rasa lega yang luar biasa. Tapi, Rencana untuk mundur dengan magic tidak berubah.

Knight ini mungkin hanya fokus dengan serangan, di Yggdrasil, serangan ke arah leher akan terhitung sebagai serangan kritikal dan akan memberi luka lebih, tapi di dunia nyata, mungkin bisa fatal akibatnya.

Daripada bersantai, Momonga meningkatkan pertahanannya. Sungguh bodoh jika mati karena dia bersikap kurang hati-hati. Selanjutnya, dia akan melanjutkan mencoba kekuatannya.

Momonga mengaktifkan salah satu skill nya.

"[Membuat Undead tingkat menengah, Death Knight]"

Ini adalah salah satu skill Momonga, yang akan membuat bermacam-macam undead. Death Knight yang dibuat adalah monster undead favorit Momonga, yang mana biasa dia gunakan sebagai perisai daging.

Sekitar level 35, meskipun kekuatan serangannya hanya bisa disejajarkan dengan monster level 25, kekuatan pertahanannya sangat bagus, setara dengan monster level 40. Tapi monster-monser di level tersebut tidak berguna bagi Momonga.

Namun, Death Knight mempunyai dua skill penting.

Salah satunya adalah kemampuannya untuk menarik semua serangan musuh. Yang lain adalah ketika mereka dihidupkan, mereka bisa selamat dari serangan apapun walaupun HP nya tinggal 1. Momonga menyukai Death Knight untuk digunakan sebagai perisai karena dua skill ini.

Saat ini, dia juga bermaksud menggunakan mereka sebagai perisai.

Di Yggdrasil, ketika dia menggunakan skill untuk menciptakan undead, mereka akan muncul dari langit di sekitar pemanggilnya. Namun, di dunia ini agak berbeda.

Sebuah awan kabut hitam muncul. Awan tersebut menuju langsung ke arah tubuh knight yang jantungnya hancur dan menyelimutinya.

Kabut tersebut tiba-tiba terangkat, dan bergabung dengan tubuh knight itu. Setelah itu, knight tersebut bergetar seblum pelan-pelan bangun dan berdiri seperti zombie.

"Eeeeek!"

Momonga mendengar lengkingan dari dua gadis di belakangnya, tapi dia tidak punya waktu mengkhawatirkan mereka. Lagipula, dia juga cukup terkejut dengan penampilan di depan matanya.

Dengan suara seperti basah dan menetes, beberapa tetesan hitam seperti nanah keluar dari sela-sela helm knight itu. Pasti keluarnya dari mulut knight.

Cairan hitam yang keluar tanpa henti, hingga menutupi seluruh tubuh knight. Terlihat seperti manusia yang diselimuti oleh lendir. Benar-benar tertutup oleh cairan hitam, tubuh knight itu mulai memutar dan berubah.

Setelah beberapa detik, cairan hitam yang jatuh dari tubuhnya sekarang adalah Death Knight.

Dengan tinggi sekitar 2.3 meter, dan tubuhnya terlihat agak besar. Tidak lagi mirip manusia, tetapi binatang liar.

Dia tangan kirinya dia memegang perisai besar yang menutupi sekitar tiga perempat tubuhnya -- perisai tower, dan di tangan kanannya dia memegang flamberge dengan mata pisau yang berkelok-kelok. Senjata dengan panjang 130 cm ini dimaksudkan untuk dipegang dengan kedua tangan, tapi Death Knight yang besar bisa dengan mudah memegangnya dengan satu tangan. Sebuah aura berwarna merah kehitaman yang mengerikan menutupi mata pedang flamberge, yang berdenyut seperti jantung.

Tubuhnya yang besar ditutupi oleh armor logam penuh yang terbuat dari armor hitam, dan dipenuhi hiasan merah yang menyerupai pembuluh darah. Armor itu juga ditutupi oleh duri-duri pada setiap permukaannya, dan terlihat seperti bentuk dari kebrutalan manusia. Tanduk siluman muncul dari kepalanya, dan bisa dilihat wajahnya yang membusuk di bawahnya. Dua point cahaya kejam dan penuh kebencian bersinar di celah mata dari wajahnya yang mengerikan.

Dengan jubah hitam yang sudah compang-camping melambai tertiup angin, Death Knight menunggu perintah Momonga. Dilihat dari penampilannya memang cocok dinamakan dengan 'Death Knight'.

Sama seperti Primal Fire Elementar dan Moonlight Wolves yang dia panggil, Momonga menggunakan ikatan mental dengan monster panggilannya dan menunjuk mayat dari knight yang terkena 'Dragon Lightning'.

"Habisi semua knight yang menyerang desa ini."

"OOOOOOOAAAAAAHHHHHH!" Death Knight itu berteriak.

Sangat keras sehingga suaranya menggetarkan uadara, dan dipenuhi rasa haus darah yang membuat semua yang mendengarnya pecah merinding.

Death Knight itu berlari, secepat kilat. Caranya maju tanpa ragu seperti anjing pemburu yang mencium mangsanya. Kebencin Undead terhadap makhluk hidup membuatnya sensitif untuk mangsa yang akan dibantai.

Sementara bayangan Death Knight semakin menjauh, Momonga sangat menyadari perbedaan antara dunia baru ini dan Yggdrasil.

Dan itu adalah tentang "kebebasannya".

Pada dasarnya, Death Knight seharusnya tetap bersama di sisi Summoner (pemanggil)nya untuk menunggu perintah dan menyerang musuh apapun yang mendekat. Namun, yang ini justru mengabaikan perintah tersebut dan meluncur serta menyerang sendiri. Perbedaan ini mungkin berakibat fatal dalam situasi yang tidak diketahui seperti sekarang.

Kehilangan kata-kata, Momonga menggaruk kepala dan menghela nafas.

"Dia kabur... tidak mengira perisai akan mengabaikan orang yang seharusnya dia lindungi. Dan lagi, aku juga yang memberinya perintah seperti itu."

Momonga menyalahkan dirinya sendiri karena salah perhitungan.

Meskipun dia bisa membuat beberapa Death Knight lagi, sebaiknya dia menyimpan penggunaan 'abilities' nya yang terbatas sementara dia tidak yakin terhadap musuh dan situasinya. Tetap saja, Momonga adalah mage di garis belakang. Tanpa garis depan yang ikut campur tangan untuknya, dia sama saja seperti telanjang.

Oleh karena itu, dia harus menciptakan pelindung lain. Kali ini, dia akan mencoba membuat satu lagi yang tanpa mayat.

Baru saja memikirkan itu, sebuah bentuk manusia datang melewati Gate yang masih terbuka. Di saat yang bersamaan, durasi Gate pun berakhir, dan pelan-pelang menghilang.

Seseorang yang dibalut oleh armor plate hitam penuh sekuju tubuh berdiri di depan Momonga.

Baju armor itu terlihat seperti demon. Ditutupi oleh duri dan tidak memperlihatkan sedikitpun celah tubuh yang terlihat. Sarung tangan cakarnya memegang perisai berbentuk layang-layang berwarna hitam di satu tangan dan bardiche (kapak dengan mata pisau panjang melewati porosnya) yang memancarkan sinar hijau menyakitkan di tangan lainnya. Jubah berwarn merah darah tertiup angin, sementara sepasang benda dibawahnya juga berwarna merah seperti darah segar.

"persiapannya memakan sedikit waktu. Saya mohon maaf atas keterlambatan saya," suara Albedo yang merdu keluar dari celah helmet.

Level Albedo adalah kelas Dark Knight dengan fokus pertahanan. Hasilnya, diantara 3 petarung berlevel 100 di Nazarick -- Sebas, Cocytus dan Albedo -- Albedo memiliki kemampuan pertahanan yang paling besar.

Dengan kata lain, dia adalah perisai terkuat di Nazarick.

"Tidak, tidak apa-apa. Kamu datang di saat yang tepat."

"Terima kasih. Kalau begitu.. bagaimana kita menghabisi makhluk hidup rendahan ini? Jika Momonga-sama tidak ingin mengotori tangan dengan darah, saya dengan senang hati akan menghabisi mereka."

"..Sebenarnya apa yang dikatakan Sebas padamu?"

Albedo tidak menjawab.

"Ternyata begitu, kamu tidak memperhatikan... maksudku adalah menyelamatkan desa ini. Musuh kita adalah knight yang memakai armor, seperti mayat yang ada disana."

Momonga melihat Albedo mengangguk mengerti, dan mengalihkan matanya ke tempat lain.

"Kalau begitu.."

Dua orang gadis itu semakin menciut di depan tatapan Momonga, dan mencoba sebaik mungkin mengecilkan diri sendiri. Mungkin itu karena Death Knight, atau karena mereka mendengar raungannya, atau karena mereka mendengar ucapan Albedo, tapi tubuh mereka gemetar tak terkontrol.

Mungkin saja memang semua itu.

Momonga merasa bahwa dia seharusnya menunjukkan maksudnya untuk menolong dan mengulurkan tangannya kepada si kakak, tapi dua gadis itu terlihat salah menerima maksudnya.

Si kakak ketakutan hingga ngompol, diikuti oleh si adik.

".."

Bau amonia memenuhi udara sekitar, dan Momonga merasakan kelelahan luar biasa yang tak pernah ada. Dia tidak tahu apa yang harus dilakukan, dan Albedo juga tidak bisa membantu, jadi Momonga memutuskan untuk melanjutkan mencoba menunjukkan maksud baiknya.

"...Kamu kelihatannya terluka."

Sebagai seorang pekerja, Momonga sudah lama terlatih dan memiliki kemampuan untuk mengabaikan sesuatu.

Momonga, yang pura-pura tidak tahu, membuka 'inventory' miliknya dan mengambil sebuah tas kecil dari dalam. Meskipun disebut tas punggung tak terbatas, dia hanya bisa menyimpan item 500.000 buah.

Pemain Yggdrasil biasanya meletakkan item yang ingin digunakan langsung ke dalam tas ini, karena item di dalam tas bisa di tempatkan ke 'hotkey' pada tampilan game.

Setelah mencari dari beberapa tas ini, dia menemukan sebuah botol kecil yang mengandung potion berwarna merah.

Itu adalah 'Minor Healing Potion' (Potion untuk mengobati dengan efek minimum).

Potion ini bisa mengembalikan 50 HP, dan pemula di Yggdrasil selalu menggunakannya. Namun, Momonga yang saat ini tidak membutuhkan item ini sama sekali. Itu karena potion ini hanya menyembuhkan energi positif. Bagi seorang Undead seperti Momonga, Potion ini malahan seperti racun yang melukai. Namun, tak semua anggota guild adalah Undead, jadi Momonga menyimpan beberapa item ini untuk berjaga-jaga.

"Minumlah."

"Momonga menawarkan potion merah itu". Wajah si kakak pucat ketakutan sambil menjawab:

"Sa, Saya akan meminumnya! Hanya saja tolong lepaskan adik saya--"

"Kakak!"

Dia memandang adiknya yang menangis mencoba menghentikannya, sementar si kakak meminta maaf pada adiknya dan mengambil potion itu. Reaksi mereka membuat Momonga bingung.

Lagipula, dia tela menyelamatkan mereka dalam keadaan yang sempit, dan bahkan dia sudah menawarkan potion kepada mereka. Mengapa mereka bersikap seperti ini di depannya? Ada apa?

Mereka tidak percaya sama sekali padaku. Meskipun aku ingin biarkan mereka atas takdirnya sendiri pertama, akhirnya aku menjadi penyelamat mereka pada akhirnya. Mereka seharusnya menangis dan memelukku karena berterima kasih. Bukankah itu adalah hal yang wajar dalam manga dan film? Tapi ini sama sekali kebalikannya.

Apa yang salah? Jangan-jangan 'diterima langsung' hanya milik mereka yang cantik dan tampan?

Sementara ekspresi kebingungan terjadi di wajah Momonga yang tak ada daging itu, suara manis pun muncul:

"...Momonga-sama menawarkan pada kalian sebuah potion untuk menyembuhkan karena kebaikan hatinya, tapi kalian berani menolaknya.. dasar makhluk rendahan memang pantas mati sepuluh ribu kali karena itu."

Albedo mengangkat senjatanya seperti biasa, bersiap memenggal mereka di tempat itu.

Mengingat sikap mereka pada Momonga seperti ini meskipun dia sudah mempertaruhkan nyawanya untuk menyelamatkan mereka, Momonga bisa mengerti perasaan Albedo. Namun, jika dia membiarkannya membantai mereka, maka tidak ada gunanya dia menyelamat mereka.

"Tunggu, tunggu, jangan buru-buru. Ada waktu dan tempatnya untuk ini, jadi turunkan senjatamu."

"..Mengerti, Momonga-sama," Albedo membalas dengan lembut dan menarik kembali senjatanya.

Namun, dia masih memancarkan nafsu membunuh, hingga titik dimana dua orang gadis itu ketakutan. Perut Momonga yang memang tidak ada mulai kram.

Dengan kata lain, dia harus segera meninggalkan tempat ini secepat mungkin.

Jika dia terus disini, siapa yang tahu tragedi lain yang mungkin akan terjadi?

Momonga menawarkan potion lagi.

"Ini adalah potion untuk menyembuhkan. Tidak berbahaya. Cepatlah diminum."

Ucapan Momonga yang lembut, tapi ditopang dengan maksud kuat. Dan juga dibarengi ancaman jika dia tidak meminumnya, dia akan dibantai.

Mata si kakak melebar dan menelan habis potion itu. Setelah itu, rasa kaget memenuhi wajahnya.

"Tidak mungkin..."

Dia menyentuh punggungnya, lalu menggoyangkan tubuhnya tidak percay dan meraih punggungnya.

"Sakitnya sudah hilang?"

"Y.. Ya, benar..."

Si Kakak mengangguk dengan kaku, menandakan tidak sakit lagi.

Kelihatannya luka kecil padanya bisa dengan mudah disembuhkan oleh potion healing tingkat rendah.

Setelah dia mendapatkan kepercayaan mereka, Momonga melanjutkan pertanyaannya. Tidak ada cara lain untuk menanyakannya, dan tergantung jawabannya, mungkin bisa berakibat pada langkahnya di masa depan.

"Kamu tahu magic?"

"Ya, ya. Alchemist yang datang ke desa kami... temanku, tahu bagaimana menggunakan magic."

"..Begitukah. Maka ini bisa dengan mudah dijelaskan. Aku adalah seorang Magic Caster."

Momonga lalu mengucapkan mantranya:

"[Anti-Life Cocoon]"

"[Wall of Protection From Arrows]"

Sebuah kubah cahaya, sekitar 3 meter radiusnya mengelili dua saudari itu. Mantra kedua tidak terlihat oleh mata telanjang, tapi ada sedikit perubahan pada udara. Pada mulanya dia berencana menggunakan mantra anti-magic juga, tapi dia tidak tahu magic macam apa yang ada di dunia ini, jadi dia tidak melakukannya untuk sementara. Jika musuh memiliki magic caster, maka itu adalah nasib buruk mereka.

"Aku telah mengucapkan mantra pertahanan yang mencegah makhluk hidup datang mendekat, dan juga mantra yang melemahkan efektivitas dari serangan yang ditembakkan kepadamu. Selama kamu tetap disini, kamu seharusnya aman. Ah, untuk jaga-jaga, aku akan memberimu ini."

Setelah menjelaskan dengan tenang efek dari magic yang membuat keduanya bengong, Momonga mengambil sepasang benda yang terlihat seperti tanduk. Kelihatannya, magic tidak menghalangi mereka, karena mereka bisa masuk begitu saja melewati kubah yang dibuat Momonga saat dia melemparkan benda itu kepada dua orang gadis tersebut.

"Ini disebut 'Horns of Goblin General'. Jika kamu meniupnya, Sekelompok Goblin -- dengan kata lain, monster-monster kecil -- akan muncul. Perintahkan mereka untuk melindungimu."

Di Yggdrasil, kristal data elektronik yang dijatuhkan oleh monster bisa dimasukkan ke dalam item apapun (kecuali item tertentu), untuk membuat item apapun. Dengan kata lain ada artifak tertentu yang tidak bisa dibuat oleh pemain dan mempunyai status yang tetap. Tanduk ini adalah salah satunya.

Momonga pernah menggunakan tanduk ini sebelumnya, dan saat itu dia berhasil memanggil 12 orang goblin yang beberapa kemampuan. Ada 2 Goblin Archer, satu Goblin Mage, satu Goblin Cleric, Dua Goblin Rider dan serigala tunggangannya, serta Pemimpin Goblin.

Meskipun disebut pasukan Goblin, jumlah mereka sangat sedikit dan mereka sangat lemah.

Ini adalah item sampah bagi Momonga. Herannya adalah mengapa dia masih tidak membuangnya. Tetap saja, Momonga cukup pintar mampu menggunakan item sampah ini untuk kegunaan yang baik.

Poin bagus lainnya tentang item ini adalah Goblin yang dipanggil akan tetap berada bersama mereka sampai terbunuh daripada menghilang dalam beberapa saat. Itu bisa memperpanjang waktu untuk para gadis itu.

Setelah Momonga selesai, dia berputar untuk pergi, membawa Albedo bersamanya dan menuju ke desa. Namun, setelah beberapa langkah, sepasang suara memanggilnya.

"Ah.. te- terima kasih sudah menyelamatkan kami!"

"Terima kasih!"

Kalimat itu menghentikan Momonga, dan ketika dia berputar, dia melihat dua orang mata gadis itu basah oleh air mata karena berterima kasih padanya. Dia menjawab:

"..Tidak usah dipikikan."

"Dan, mungkin ini mungkin kurang ajar bagi kami, tapi, tapi hanya anda yang bisa kami andalkan. Tolong! Selamatkan orang tua kami!"

"Baiklah, jika mereka masih hidup, aku akan menyelamatkan mereka."

Mata kedua saudari itu melebar ketika mendengar ucapan Momonga. Wajah mereka mencerminkan ketidak percayaan pada hati mereka, tapi akhirnya sadar dan menundukkan kepala berterima kasih.

"Te.. Terima kasih! Terima kasih banyak! Dan, dan bolehkan kami tahu..."

Suara si gadis terpatah-patah, dan dia bertanya seperti bergumam:

"Bolehkan kami tahu nama anda...?"

Momonga hampir membalas karena refleks, tapi apada akhirnya dia tidak menyebutkan namanya.

Nama "Momonga" adalah nama seorang guild master dari mantan Ainz Ooal Gown. Lalu bagaimana dia harus menyebut dirinya sekarang? Apa nama yang tepat bagi orang terakhir yang berada di Great Tomb Nazarick?

--Ah, itu dia.

"...Ingat baik-baik namaku. Aku adalah Ainz Ooal Gown."


Part 4


"OOOOOOOOOOHHHHHHHHHH"

Raungan kuat memecah udara.

Itu adalah tanda bagi pembantaian yang berubah menjadi pembunuhan masal yang sedikit berbeda.

Dalam sekejap mata, para pemburu menjadi yang diburu.

Londes Di Gelanpo mungkin mengutuk Tuhannya berkali-kali dalam 10 detik ini daripada ketika hidup dahulu. Jika Tuhan benar-benar ada, maka mereka seharusnya mengalahkan makhluk jahat sekarang ini. Londes adalah orang yang taat -- mengapa Tuhan membiarkannya?

Tuhan tidak ada.

Di masa lalu, dia menghina orang-orang yang tidak percaya pada Tuhan sebagai orang yang bodoh. Lagipula, jika Tuhan tidak ada, bagaimana para pendeta bisa mengeluarkan magic? Dan sekarang, dia menyadari bahwa dialah yang bodoh.

Seorang Monster muncul di depannya -- Death Knight, lebih tepatnya -- semakin mendekat.

Dia mundur beberapa langkah, mencoba untuk kabur dari monster itu
.

Suara berderit datang dari armor yang dia kenakan, dan pedang yang dia pegang dengan dua tangan bergetar tidak teratur. Dia bukan satu-satunya; 18 knight lainnya yang mengelilingi Death Knight juga bersikap demikian.

Meskipun mereka dipenuhi ketakutan, tak ada yang lari. Ini bukan keberanian -- Gemeretak gigi mereka adalah buktinya. Jika mereka bisa, mereka akan lari secepat-cepatnya dan sejauh-jauhnya.

Itu karena mereka tahu tidak akan bisa kabur.

Mata Londes berpindah-pindah, memohon pertolongan.

Alun-alun ini berada di pusat desa, dimana Londes dan bawahannya telah mengumpulkan penduduk desa berjumlah 60 atau lebih. Mereka terlihat ketakutan pada Londes dan pasukannya, sementara itu sekelompok anak-anak bersembunyi di menara kayu.

Beberapa anak-anak memegang tongkatnya, tapi tak ada dari mereka yang dalam posisi kuda-kuda. Hanya itu yang bisa mereka lakukan agar tidak menjatuhkan tongkat mereka.

Dalam serangan Londes ke desa, mereka telah mengejar penduduk hingga alun-alun. Mereka mencari rumah-rumah, lalu memaksa keluar siapapun yang sedang bersembunyi di ruang bawah tanah, mereka menyiramkan minyak dan membakarnya.

Ada empat orang knight yang berdiri berjaga di sekitar desa dengan busur dan panah, tugas mereka adalah menembak siapapun yang mencoba kabur. Mereka sudah melakukan ini berkali-kali, bisa dikatakan mereka adalah veteran dalam bidang ini.

Pembantaian yang terjadi berlangsung cukup lama, tapi sukses, dan mereka telah mengumpulkan penduduk desa yang selamat dalam satu tempat. Setelah itu, mereka akan melepaskan beberapa tawanan sebagai umpan.

Seharusnya seperti itu, tapi --

Londes masih teringat saat itu.

Pemandangan Erior yang terbang ke udara, setelah beberapa penduduk desa terakhir berlarian ke alun-alun.

Seharusnya itu tidak mungkin. Tak ada yang tahu apa yang terjadi. Bagaimana bisa mereka mengerti alasan mengapa seorang pria yang terlatih dan berpakaian armor lengkap -- dan masih punya berat meskipun diringankan oleh magic -- bisa terbang ke udara seperti bola?

Setelah terbang sekitar tujuh meter ke udara, dia terjatuh ke tanah dengan meluncur deras dan tidak bergerak sama sekali.

Satu Monster yang membuat tulang bergidik ngeri berdiri di tempat Erion asal mulanya. Undead yang membuat bulu kuduk berdiri yang disebut 'Death Knight' menurunkan perisai tower yang dia gunakan untuk menghempaskan Erion berdiri di depan mereka.

Ini semua asal muasal dari keputus asaan mereka.

"Aiiiieeeee!"

Teriakan kepanikan mereka menggema di udara. Salah satu pria yang meringkuk bersama temannya tidak bisa menyaksikan teror yang mematikan dan kabur dengan teriakan.

Dalam situasi sekarang ini, sangat wajar bahwa -- ketika dipaksa hingga titik tertentu -- orang akan boneka yang terputus talinya. Namun, diantara semua teman-temannya yang kabur, tak satupun dari mereka yang bergabung dengannya. Alasannya sangat jelas.

Sebuah badai hitam berputar di depan penglihatan Londes.

Tubuh Death Knight lebih besar dari manusia normal, tapi gerakannya yang lincah jauh melebihi ekspektasi siapapun.

Pria yang kabur hanya bisa mengambil tiga langkah.

Ketika dia akan mengambil langkah keempat, sebuah busur perak berkilauan membela tubuhnya menjadi dua. Bagian tubuhnya yang kanan dan kiri jatuh di arah yang berlawanan. Sebuah bau anyir memenuhi udara ketika organ dalamnya yang berwarna merah muda tumpah keluar.

"GUWOOOOOOOOOOHHHH!" Death Knight yang bersimbah darah meraung dengan mengayunkan pedangnya.

Itu adalah raungan kegembiraan.

Wajahnya yang gembira tidak salah lagi, meskipun sudah busuk, sebagai seorang pembantai yang sangat unggul, dia menikmati keputusasaan dan teror dari manusia yang menyedihkan yang tidak bisa selamat bahkan hanya dari satu sabetannya saja.

Tak ada yang berani menyerang, meskipun mereka memiliki pedang di tangan.

Pertama, mereka mencoba menyerang, meskipun mereka ketakutan. Namun pedang mereka yang mampu menembus pertahanan musuh merekapun tak bisa menembus armor Death Knight.

Sebaliknya, Death Knight tidak menggunakan pedangnya, tapi mengirimkan Londes terbang dengan hempasan perisainya dan dia melakukannya tanpa menggunakan kekuatan yang cukup untuk membunuh.

Jelas sekali dia mempermainkan mereka, dari caranya yang tidak menggunakan kekuatan penuh. Sangat jelas terlihat bahwa Death Knight itu ingin menikmati usaha terakhir dari manusia.

Death Knight hanya akan serius dan mengirimkan serangan mematikan ketika Knight itu berusaha kabur.

Knight pertama yang berlari adalah Ririk. Dia adalah orang yang baik namun seorang pemabuk parah. Anggota tubuhnya dibabat habis, diikuti kepalanya.

Setelah melihat dua kematian, knight yang lain tahu apa akibatnya, jadi mereka tidak berani kabur.

Serangan mereka tidak efektif, dan mereka akan terbunuh jika mereka lari.

Yang bisa mereka lakukan hanyalah menunggu giliran untuk disiksa hingga mati.

Meskipun tidak bisa melihat wajah dibalik helm yang mereka kenakan, semuanya yang hadir sangat paham nasib mereka. Teriakan pria dewasa berubah menjadi rengekan anak kecil yang menggema di area sekitar. Orang-orang yang selalu menindas yang lemah ini tidak terpikir bahwa suatu hari mereka akan seperti itu, mereka biasanya adalah yang tertawa terakhir.

"Oh Tuhan, tolong selamatkan aku..."

"Oh Tuhan..."
Setela mendengar rengekan mereka yang mencari keselamatan, kekuatan kaki kiri Londes pun hilang dia hampir jauh berlutut, dan dia dengan kerasnya mengutuk Tuhan -- ataukah berdoa kepadanya?

"Kalian, kalian semua, pergi dan tahan monster itu!" seorang knight yang putus asa berteriak. Dia tahu kalau nasibnya sudah ditentukan. Ucapannya terdengar seperti ayat mazmur.

Pria yang berbicara itu berdiri di samping Death Knight. Cara dia tersandung ujung kakinya karena mundur dari mayat temannya cukup lucu.

Londes mengerutkan kening ketika melihat pria yang dalam keadaan menyedihkan itu. Sulit diketahui siapa yang mengucapkan kalimat tersebut karena helm mereka yang tertutup melindungi wajah dan suara mereka dibelokkan oleh ketakutan. Tapi tetap saja, dia tahu siapa yang berbicara seperti itu.

..Kapten Belius.

Kerutan dahi Londes semakin dalam.

Dikalahkan oleh nafsu birahinya, dia mencoba memperkosa seorang gadis desa lalu meminta bantuan yang lain setelah dia bertarung melawan ayahnya. Setelah dia dibantu oleh yang lainnya, dia mencurahkan kemarahannya pada sang ayah dengan menusukkan pedangnya. Itulah orang semacam dia. Namun, keluarganya adalah orang yang cukup kaya di negeri mereka, dan dia bergabung dengan unit ini karena kekayaan keluarganya.

Semuanya jadi kacau karena dia dijadikan sebagai pemimpin mereka.

"Aku bukan orang yang seharusnya mati disini! Kalian semua, cepat lindungi aku! Jadilah perisaiku!"

Tak ada yang bergerak. Dia memang menjadi pemimpin mereka, tapi dia tidak terkenal sama sekali. Tak ada yang akan menyerahkan nyawa demi orang semacam dia.

Namun, Death Knight merespon teriakannya, dan pelan-pelan mengarahkan wajahnya ke arah Belius.

"Aiiiiiieeeeee-!"

Hal yang patut dipuji darinya adalah bahwa dia bisa membuat suara sekencang itu sementara dia berdiri di depan Death Knight.

Saat Londes mulai menghormati kualitas aneh dari Belius, dia mendengar pria tersebut berteriak ketakutan :

"Uang, aku akan memberimu uang! 200 emas!! Tidak, 500 uang emas!!!"

Itu adalah jumlah yang sangat banyak. Namun saat ini, itu seperti mengatakan kepada mereka bahwa dia akan memberi membayar mereka yang melompat ke jurang dengan kedalaman 500 meter demi uang.

Meskipun tak ada yang merespon, satu orang -- tidak, separuh manusia bergerak menjawabnya.

"Ubooooooarrrr..."

Bagian kanan dari anggota tubuh mayat yang terpotong mencengkeram kaki Belius dengan kuat. Luapan darah dari mulutnya tidak terdengar seperti sebuah kalimat.

"--Ogyaaaaaaaahhhhhhh!!!" Belius berteriak dalam suara yang tingginya luar biasa. Knight yang sedang menyaksikan dan penduduk desa terdiam ketakutan, kulit mereka merinding ketakutan.

Zombie tuan tanah.

Di dalam Yggdrasil, makhluk yang dibunuh oleh Death Knight akan menjadi undead dengan kekuatan yang bisa dibandingkan, menghantui tempat mereka dibunuh. Menurut peraturan game, jiwa yang terkutuk itu jatuh ke pedang Death Knight akan  menjadi budaknya selamanya.

Belius berhenti berteriak, dan jatuh seperti boneka yang terputus dari benangnya, memandang langit. Dia pasti pingsan. Death Knight semakin mendekat ke arah pria yang tak berdaya itu dan menghujamkan pedangnya yang berkelok-kelok.

Tubuh Belius mengejang, dan --
"Gu-guwaaaaaaargh!"

Bangun karena luka yang luar biasa, Belius berteriak: "Le.. Lepaskah akuh!! Akuh mohoh! akuh akah melakukah apapuh!!"

Dengan menggunakan kedua tangan, Belius berusaha menggenggam flamberge yang terlanjur menembus tubuhnya, tapi Death Knight tidak menghiraukan usahanya yang sia-sia dan terus menghujamkan flamberge miliknya seperti gergaji. Daging dan armornya dirobek dengan kejam, darah segar mengalir kemana-mana.

"--Ah.. ehhh.. akuh akah memberimuh uagh, le...lepaskah akuh..."

Tubuh Belius bergidik ngeri, lalu dia menghembuskan nafas yang terakhir. Saat itulah Death Knight merasa puas, dan dia menyingkir dari mayat Belius.

"Tidak...Tidak... Tolong, jangan..."

"Oh Tuhan!"

Teriakan mereka datangnya dari pemandangan yang berada di depannya. Jika mereka lari, mereka akan tewas dengan cepat, tapi jika mereka tetap disini, mereka tewas mengerikan. Mereka sangat tahu, tapi tetap saja, mereka tidak menggerakkan tubuhnya.

"Kuatkan diri kalian!"

Teriakan Londes memecah ratapan mereka. Dunia terdiam sejenak, seakan waktu berhenti berputar.

"--Mundur! Bunyikan terompet agar para penunggang kuda dan pemanah datang kemari! Sisanya berusahalah untuk mengulur waktu agar terompet bisa dibunyikan! Aku tak ingin mati seperti itu! Sekarang maju!"

Semuanya langsung bergerak.

Tak ada tanda kepanikan yang tadi menyerang mereka. Semuanya bergerak bersama-sama, seperti air terjun yang menggelora.

Kepatuhan mereka terhadap perintah tanpa berpikir dahulu membuat suatu keajaiban.  Tidak mungkin mereka bisa bergerak dengan rapi untuk kedua kalinya.

Setiap Knight melakukan apa yang harus mereka lakukan. Mereka harus melindungi knight yang akan meniup terompet dan memberi tanda kepada yang lainnya.

Salah satu prajurit yang mundur beberapa langkah menurunkan pedangnya dan mengambil terompet dari tasnya.

"OOOOHHHHHHHHHHHH!"

Death Knight merangsek maju, seperti bereaksi terhadap terompet yang dikeluarkan. Semuanya terkejut. Jangan-jangan Death Knight ingin menghancurkan kesempatan mereka untuk kabur agar dia bisa membunuh mereka hingga orang yang terakhir?

Gelombang kegelapan semakin mendekat, dan semuanya tahu jika maju dan mencoba menghentikannya sama artinya dengan kematian. Namun, knight yang masih datang terus satu persatu. Ketakutan mereka sirna sudah oleh ketakutan yang lebih besar dan mereka merangsek maju untuk menjadi rintangan.

Setiap kali perisainya bergerak, seorang knight terhempas ke udara.

Setiap kali pedangnya terayun, seorang knight terbelah menjadi dua.

"Dezun! Mouret! Penggal kepala mereka yang gugur! Cepat, sebelum mereka bangkit kembali sebagai monster!"

Knight yang disebutkan namanya cepat-cepat berlari menuju kawan mereka yang gugur.

Perisai diayunkan, dam seorang knight terhempas di uadara. Tubuhnya terbelah oleh Flamberge.

Empat orang telah hilang nyawanya dalam sekejap mata. Meskipun Londes masih dilanda ketakutan, dia mempersiapkan pedangnya untuk melawan badai hitam legam yang akan datang, seperti martyr yang bersiap untuk memberikan nyawanya demi keyakinannya.

"Ohhh!"

Mungkin itu adalah isyarat tak berarti, tapi Londes tidak berniat untuk menunggu kematian. Bersuara lantang seperti maju dalam peperangan, dia mengayunkan pedangnya dengan seluruh kekuatan pada Death Knight yang datang.

Mungkin itu dikarenakan keadaannya, tapi otot Londes sudah mencapai batasnya dan membuatnya kaget. Mungkin itu adalah sabetan terbaik yang pernah dilakukan Londes selama hidupnya.

Death Knight mengayunkan Flamberge miliknya pula.

Dalam sekejap, dunia di depan Londes berputar--

Dan dia melihat mayatnya yang tanpa kepala jatuh ke tanah, sedangkan pedangnya terayun-ayu di udara yang tipis.

Lalau saat itu, terompet dibunyikan.


Part 5 


Momonga -- Ainz mengangkat kepalanya ketika suara terompet itu terdengar olehnya dari arah desa.

Area disekitarnya ditutupi oleh mayat-mayat dari knight yang berjaga disini. Bau darah menggantung hebat di udara, tapi Ainz tidak memperdulikannya sementara dia melakukan percobaan. Baru saja, dia mencaci dirinya sendiri karena memprioritaskan yang salah.

Ainz meletakkan pedang itu kembali. Pedang yang pada dasarnya milik knight yang tewas di tanah, mata pedangnya yang bersinar sekarang kotor oleh debu.

"..Aku sudah bilang sebelumnya, tapi aku iri terhadap daya tahannya terhadap serangan dan ability pasifnya untuk mengurangi seluruh damage ke diri sendiri."

"Ainz Ooal Gown-sama."

"..Ainz saja tidak apa, Albedo"

Ainz meminta dipanggil dengan versi pendek dari namanya membuat Albedo kebingungan.


"Ku, Kufu! Benarkah saya boleh melakukan hal itu?Itu. Itu terlalu kurang ajar memotong nama pemimpin dari 41 Pemimpin Tertinggi, terutama jika itu juga adalah nama dari penguasa Nazarick!"

Ainz tidak berpikir bahwa itu adalah masalah besar. Namun ucapannya berarti dia hormat kepada nama dari Ainz Ooal Gown, yang mana membuat Ainz senang. Namun, dia menjawab dengan kalimat dengan nada lembut:

"Tidak apa, Albedo, sampai mantan kawan-kawanku tiba, itu adalah namaku. Aku mengizinkanmu memendekkannya."

"Saya mengerti..bukan, tapi biarkan saya memanggil anda dengan kehormatan yang lebih sesuai. Kalau begitu.. Tuanku, Ai.. Ainz-sama.. kukuku.. ya, itu benar..."

Albedo menggeliatkan tubuhnya dengan malu-malu.

Namun, karena dia sedang memakai armor lengkap, Ainz tidak bisa melihat wajahnya yang cantik. Baginya, dia hanya bertingkah aneh.

"Jangan, Jangan-jangan.. kukuku... hanya saya yang diperbolehkan memanggil anda demikian?"

"Tidak. Dipanggil dengan nama panjang seperti itu setiap saat membuatku jengkel, jadi aku ingin semuanya melakukan hal yang sama."

"..Begitukah..ah, benar juga, ya, begitulah yang hamba pikirkan--"

Mood Albedo tiba-tiba suram. Dalam suara yang tidak enak, Ainz bertanya:

"..Albedo, bagaimana pendapatku dengan nama yang kuambil?"

"Saya rasa nama itu sangat cocok dengan anda. Sangat cocok dengan yang tercinta.. batuk, batuk-- sangat cocok dengan anda, dalam kapasitas anda sebagai seseorang yang mempersatukan para pemimpin tertinggi."

"..Nama ini dimaksudkan untuk merepresentasikan 41 orang dari kami, dan ini juga termasuk penciptamu, Tabula Smaragdina-san. Namun, aku membiarkan perasaan tuanmu dan yang lainnya, dan mengambil nama ini untukku begitu saja. bagaimana menurutmu mereka meresponnya?"

"..Meskipun saya takut untuk membuat anda marah... saya berdoa anda akan memperbolehkan saya berbicara. Jika ucapan saya tidak menyenangkan anda, maka yang saya bersedia bunuh diri jika anda memerintahkannya. Saya merasa bahwa beberapa Pemimpin Tertinggi yang mengabaikan kami mungkin akan merasa tidak terima nama itu digunakan oleh Momonga-sama, yang tetap bersama kami hingga akhir hingga sekarang. Namun, mereka tidak disini, jadi jika Momonga-sama menggunakan nama itu, yang saya rasakan hanyalah kebahagiaan."

Albedo menurunkan kepalanya setelah dia selesai berbicara, dan Ainz kembali diam.

Frase "mengabaikan kami" berputar di otaknya seperti vortex.

Kawan-kawannya dulu telah meninggalkannya karena urusan masing-masing. Yggdrasil hanyalah sebuah game, dan mereka tidak bisa mengabaikan kehidupan nyata untuk sebuah game. Momonga merasakan hal yang sama juga. Namun bisakah dikatakan bahwa dia -- yang sudah tertancap ke Ainz Ooal Gown dan Great Underground Tomb of Nazarick -- menekan amarah kepada mantan kawan-kawannya?

Mereka mengabaikanku.

"..Itu mungkin benar, tapi juga tidak. Emosi manusia sangat rumit, dan tak ada jawaban yang benar. Angkatlah kepalamu, Albedo, Aku mengerti perasaanmu, Baiklah, sudah diputuskan.. ini akan menjadi namaku. Sampai teman-temanku protes, aku harus menjadi Ainz Ooal Gown."

"Mengerti. Pemikiran dari tuan kami yang paling mulia.. dan yang paling aku cintai akan memakai nama yang agung ini membuat saya gembira."

Yang paling aku cintai.. ah.

Perasaan tidak enak yang dirasakan Ainz terhadap hal ini membuatnya mengabaikannya untuk saat ini.

"..Benarkah begitu. aku gembira mendengarnya."

"Kalau begitu, Ainz-sama, apakah anda ingin menghabiskan waktu disini? Meskipun saya gembira bisa berada disisi Ainz-sama, Saya.. benar sekali, jalan-jalan melewati hutan juga bagus."

Dia tidak bisa melakukan iu. Ainz datang kemari untuk menyelamatkan desa ini.

Orang tua dari gadis-gadis yang minta diselamatkan itu sudah tewas.

Ketika dia memikirkan mayat mereka, dia menggaruk kepala.

Pemandangan dari tubuh mereka mengingatkan kepada serangan mati di jalanan. Tidak ada rasa kasihan, kesedihan, tak ada kemarahan.

"Hm, kalau begitu, jalan-jalan juga boleh. Lagipula, tidak ada hal penting yang harus dilakukan. Death Knight juga terlihat gembira melakukan tugasnya."

"Seperti yang kuduga dari makhluk undead yang diciptakan oleh Ainz-sama. Eksekusi menakjubkan yang dilakukannya terhadap tugas pantas untuk dipuji."

Undead yang dibuat oleh magic Ainz dan skill nya lebih kuat dari monste biasa semacam mereka karena skill class milik Ainz. Biasanya hal yang sama juga berlaku kepada Death Knight yang dia ciptakan. Namun, itu hanya monster berlevel 35, dan tidak bisa dibandingkan dengan monster yang membutuhkan XP untuk membuatnya, seperti Overlord Wiseman dan Grim Reapter Thanatos.

Faktanya dia masih bertarung sampai saat ini artinya musuh-musuhnya lemah.

Dengan kata lain, tidak ada bahaya.

Dia ingin melompat kegirangan ketika memikirkannya, tapi dia harus memikirkan perannya sebagai pemimpin yang berwibawa, jadi Ainz membuang jauh-jauh keinginannya. Namun, dia mengepalkan genggamannya, dibalik jubah.

"Musuh yang menyerang desa ini terlalu lemah. Kalau begitu, mari kita periksa yang selamat."

Sebelum Momonga pergi, dia menyadari bahwa dia harus melakukan sesuatu dulu.

Pertama, dia mematikan efek spesial dari tongkat Ainz Ooal Gown. Aura bengis yang menyesakkan hilang begitu saja seperti cahaya lilin tertiup angin.

Selanjutnya, dia mengambil topeng dari inventory. Dihias dengan baik, dan ekspresinya sulit dijelaskan, ada diantara menangis dan marah. Mirip topeng barong dari Bali.

Hanya mereka yang masuk ke Yggdrasil selama lebih dari dua jam, antara tahun 1900 hingga 2200 saat natal, akan memiliki topeng ini -- tidak, selama mereka berada di dalam game saat waktu tertentu, mereka akan otomatis menerimanya. Bisa dikatakan ini adalah item terkutuk.

Topeng ini diketahui bernama Mast of Jealousy atau Topeng Kedengkian.

Sekali, ketika dia memakai topeng ini, dia dibanjiri dengan pesan-pesan. "Apakah perusahaan sudah gila?" "Kami sudah menunggu hal ini." "Tak ada di dalam Guild kita yang punya, Bisakah aku mem PK dia?" "Aku sudah muak menjadi manusia" dan hal-hal lain di papan pesan yang besar.

Lalu dia mengeluarkan sepasang sarung tangan. Tampilan luarnya sangat berbeda dengan kenyataan bahwa dia dibuat dengan kasar dan tidak ada property spesial.

Sarung tangan ini disebut Jarngreipr, dan itu adalah item armor yang dibuat oleh salah satu anggota Ainz Ooal Gown untuk iseng. Kemampuan satu-satunya adalah meningkatkan kekuatan pemakai.

Dia menggunakan item ini untuk menyembunyikan tampilannya yang hanya tulang.

Biasanya, tidak ada alasan untuk memakai kamuflase darurat. Itu karena Ainz menyadari dia membuat kesalahan fata.

Ainz sudah teribasa di Yggdrasil, dan melihat tulang belulang tidak membuatnya takut. Namun, bagi orang-orang di dunia ini. Tampilan Ainz adalah sama dengan Teror. Kedua gadis yang hampir tewas dan Knight yang memakai armor lengkap ketakutan terhadapnya.

Untuk sementara waktu, dia akan menggunakan item magic untuk merubah tampilannya dari "monster mengerikan" menjadi "Magic Caster Jahat". Kelihatannya sudah cukup mengurangi rasa takut terhadap tampilannya. Lalu dia memikirkan tentang tongkatnya. Pada akhirnya, dia memutuskan untuk menyimpannya. Disamping itu, itu bukan masalah baginya.

"Daripada memohon kepada Tuhan untuk bantuan, seharusnya kamu tidak membantai orang-orang ini tadi."

Dengan kalimat yang hanya bisa diutarakan oleh seorang atheist, Ainz memalingkan muka dari mayat itu, yang tangannya dilipat mengisyaratkan sedang berdoa, dan mengucapkan mantra.

"[Flight]."

Ainz membumbung tinggi di udara, Albedo lalu mengikutinya.

"[Death Knight Jika ada knight yang selamat, biarkan mereka hidup. Mereka masih berguna untukku.]"

Death Knight memahami Ainz melalui sambungan mental yang mereka bagikan. Susah sekali untuk membuat pemikiran Death Knight yang jauh kedalam kata-kata.

Ainz terbang ke tempat dimana asal dari terompet itu dibunyikan, secepat mungkin. Angin mengibaskan tubuhnya, karena dia tidak pernah terang secepat ini di Yggdrasil. Jubah yang menutupi tubuhnya terlihat sedikit tidak nyaman, tapi itu berlalu dengan cepat.

Dia sudah tiba di langit di atas desa, dan Ainz melihat ke bawah pada pemandangan di bawahnya.

Ainz menemukan bagian dari alun-alun desa yang menjadi gelap, seperti menelan air. Ada banyak mayat yang beberapa knight yang gemetar, juga Death Knight.

Ainz menghitung knight yang terengah-engah, yang terlalu lelah untuk bergerak. Total ada 4 orang. Meskipun ada lebih dari yang diduga, beberapa tambahan bukanlah masalah.

"Death Knight. Cukup sampai disitu."

Kalimatnya terdengar aneh dan tidak cocok dengan sekitar, seperti dia akan membeli sesuatu di toko. Tapi bagi Ainz, situasi ini adalah sangat biasa seperti pergi belana.

Dia pelan-pelan turun ke tanah, didampingi Albedo.

Knight yang tersisa memandang Ainz dengan mulut yang menganga. Mereka berharap bantuan, tapi apa yang datang adalah orang yang bertanggung jawab terhadap semua ini, hal terakhir yang ingin mereka lihat, dan kedatangannya memecahkan segala harapan mereka.

"Salam, kalian semua. Namaku adalah Ainz Ooal Gown."

Tak ada yang menjawab.

"Jika kalian meletakkan senjata, aku bisa jamin nyawa kalian. Tentu saja, jika kalian lebih memilih bertarung--"

Satu pedang dilepaskan ke tanah. Setelah itu diikuti oleh lebihbanyak lagi pedang dilemparkan sampai ada empat pedang di tanah.

Tak ada yang bicara saat itu.

"...Kalian semua kelihatannya lelah. Olah karena itu, bukankah kepala kalian terlihat agak terlalu tinggi dihadapan tuan dari Death Knight?"

Para Knight itu langsung berlutut di depannya tanpa mengeluarkan suara sepatahpun.

Mereka tidak terlihat seperti bawahan kepada tuannya karena keputusan menunggu eksekusi mereka.

"..Aku akan mengizinkan kalian meninggalkan desa ini dengan nyawa masih tetap di badan. Tapi katakan pada tuan -- pemilikmu tentang hal ini."

Ainz menggunakan efek dari mantra [Flight] untuk bergerak mendekat ke salah satu Knight, lalu dia membuka helm nya dengan tangan yang tidak memegang tongkat Ainz Ooal Gown. Dia berkata kepada pria yang matanya sudah kelelahan, dan mata mereka saling bertemu melewati topeng.

"Jangan buat masalah disekitar sini. Jika kalian tidak mau mendengar nasehatku, aku akan membantai kalian dengan seluruh penduduk negara kalian semua."

Knight yang gemetar mengangguk sekerasnya. Isyarat yang dikeluarkannya terlihat lucu.

"Pergilah. Dan pastikan untuk menyampaikan hal ini kepada tuan kalian."

Dia menutup dagunya dan kabur secepat mungkin seperti kelinci.

"...Ah, berakting seperti ini melelahkan," Momonga menggumam sambil melihat knight yang berlarian kabur.

Jika tak ada penduduk desa disekitarnya, dia mungkin akan meregangkan bahunya pula. Meskipun sama seperti di Nazarick, memainkan peran sebagai orang yang berwibaba sangat melelahkan bagi seorang pegawai kantoran rata-rata seperti Ainz. Namun, sampai layar ditutup, dia harus beraktif seperti itu, dan dia harus mengenakan topeng lainnya.

Ainz menahan diri untuk tidak menghela nafas dan berjalan ke arah penduduk desa. Albedo mengikuti di belakangnya, setiap langkahnya diikuti oleh suara benturan logam.

"[Bersihkan budak-budak zombiemu]" Perintah Ainz kepada Death Knight.

Ketika Ainz semakin mendekat, dia bisa melihat dengan jelas kebingungan dan perasaan tidak enak yang ada di wajah para penduduk.

Mereka bukan tidak senang bahwa mereka diselamatkan dari para knight, tapi ketakutan oleh orang yang berada di depannya.

Ainz akhirnya menyadari ini. Dia sangat kuat, lebih kuat dari knight-knight tersebut, jadi dia tidak menganggap situasi ini dari sudut pandang orang lemah.

Dia memutuskan untuk bercermin sebentar dan memikirkannya.

Jika dia mendekat kepada mereka, hasilnya akan semakin kebalikan dari yang dia harapkan. Oleh karena itu, Ainz memutuskan berhenti dan menjaga jarak dari mereka, dan berbicara dengan nada yang lembut.

"Kalian sudah diselamatkan. Tenanglah."

"A.. Anda adalah.."

Salah seorang penduduk desa mengatakan demikian, bahkan di tengah berbicara dengan Ainz, matanya tidak pernah lepas dari Death Knight.

"Aku melihat seseorang menyerang desa ini, jadi aku kemari untuk membantu."

"Ohh.."

Sementara suara-suara itu keluar, terlihat perasaan lega di wajah para penduduk. Namun mereka tetap tidak bisa tenang.

Menyusahkan sekali. Apakah aku harus mencoba cara lain?

Ainz memutuskan untuk mengerjakan hal ini dengan cara yang tidak dia sukai.

"Meskipun begitu, ini tidak gratis. Aku mengharapkan imbalan yang pantas dari jumlah penduduk yang aku selamatkan."

Para penduduk saling melihat. Kelihatannya mereka khawatir dengan uang. Namun, perasaan ragu dalam diri mereka hilang seketika. Permintaan uang sebagai imbalan ini benar-benar menghilangkan kecurigaan mereka.

"De.. Dengan keadaan desa seperti ini.."

Ainz mengangkat tangannya untuk mendiamkan pria itu sebelum melanjutkan.

"Kita akan diskusikan itu nanti. Aku menyelamatkan sepasang gadis sebelum kemari. Aku akan pergi dan mengambil mereka sekarang. Bisakah kalian tunggu aku disini?"

Dia harus yakin jika dua orang gadis itu tidak berbicara dan tidak membocorkan identitasnya.

Tanpa ditunggu balasannya, Ainz pelan-pelan terbang menjauh. Di saat yang sama dia memikirkan untuk menggunakan magic untuk merubah ingatan.

No comments:

Post a Comment

Comments

Contact Us

Name

Email *

Message *