Overlord Vol 11 Bab 1

Preparing for the Unknown Land

Persiapan untuk negeri yang tidak diketahui 


Setelah kembali dari Empire, Ainz duduk di meja di dalam E-Rantel dan bersandar di punggung kursinya.

Sementara dia sudah mulai merekrut Guild Petualang Sorcerous Kingdom yang baru dibentuk, akan makan waktu sebelum hasilnya bisa terlihat. Sampai saat itu, dia akan memiliki waktu banyak untuk mempersiapkan diri.

Prioritas tertinggi adalah sekolah untuk melatih para petualang, tapi melihat keadaannya, mungkin dia bisa menggunakan Guild Petualang itu sendiri. Mungkin itu akan menjadi sebuah tanda keramahan untuk mempersiapkan sebuah hostel bagi para sukarelawan yang telah bepergian dengan jarak yang jauh untuk mencarinya. Para pengajar mereka adalah para petualang yang telah memilihl untuk tetap tinggal di dalam Sorcerous Kingdom.

Aku mungkin seharusnya bertanya kepada Albedo dalam pendelegasian tugas-tugas.. tapi sebelum itu... Mengapa dia mengangkat masalah pembentukan negeri bawahan... itu akan membuat masalah bagi Albedo dan Demiurge, ya kan? Itu tidak baik, ya kan...?

Ainz tidak tahu apa yang Jircniv pikirkan. Diapun tidak tahu bagaimana cara menjelaskan situasi tersebut kepada dua individu cerdas itu. Apa yang memotivasi Jircniv untuk membuat penawaran seperti itu? Dari yang dia ketahui, mungkin ada semacam kecurangan dari Demiurge dan yang lainnya yang sedang bekerja di sana.


Aku harusnya mendiskusikan semua ini dengan Demiurge sebelumnya. Ah, tapi dia lagi pegi ke tempat yang jauh, dan sekarang yang bisa kulakukan adalah memikirkan cara bagaimana menangani ini dengan hanya kami berdua... sudah kuduga, itu tidak mungkin, huh...

Ainz menghela nafas secara internal. Perasaan tidak enak dan bingung membuat perutnya yang tidak ada menjadi perih. Kemudian, ketika dia memikirkan tentang apa yang akan terjadi ketika mereka kembali, perih itu semakin kuat.

Ainz menggelengkan kepalanya, lalu mempertimbangkan informasi yang telah dia pelajari dari Empire, untuk menghindari pemikiran yang sedang berputar di hadapannya.

“...Rune (semacam tulisan kuno), huh.”

Potongan-potongan kecil dari pengetahuan semasa Yggdrasil tersebar ke seluruh penjuru dunia baru yang misterius ini, seperti bintang-bintang yang bertaburan di langit malam. Ada jejak-jejak pemain lain, dan ada juga keberadaan item-item kelas dunia.

Setelah itu bisa ditambah dengan keberadaan rune, karakter-karakter dari dunia Suzuki Satoru.

Alasan mengapa orang-orang Theocracy bisa memanggil angel-angel dari keyakinan-keyakinan dunia Suzuki satoru mungkin karena magic Yggdrasil.

Lalu, bagaimana dengan rune itu? Mengapa mereka ada di dunia ini? Apakah rune di dunia ini sama dengan yang ada di dunia Suzuki Satoru? Ataukah hanya bentuk tulisan magic yang mirip dengan rune, dan secara otomatis ditranslasikan demikian?

Dwarven Kingdom terletak di rangkaian pegunungan Azellisia, yang dekat. Aku harus menyelidiki ini secara menyeluruh. Kurasa... aku harus pergi kesana sendiri, huh?

Biasanya, Ainz bertanya kepada Fluder tentang rune itu sebelum kembali ke E-Rantel.

Namun, yang dia tahu adalah Raja Dwarven yang pernah mengunjungi Empire adalah seorang runesmith, dan Empire membeli banyak senjata dan armor dari Dwarven Kingdom. Namun, sekitar seratus tahun yang lalu, seluruh jejak item-item magic yang bertuliskan rune telah hilang.

Memang informasi ini sangat berharga bagi Ainz, itu bukanlah informasi yang sebenarnya ingin dia ketahui.

Tidak ada job class runesmith di dalam Yggdrasil. Jika itu adalah sebuah profesi yang unik dari dunia ini, maka ada peluang teknologi kedua dunia mungkin bisa disatukan. Oleh karena itu, aku harus sangat memperhatikan hal ini. Namun, siapa yang harus kukirim?

Yang dia inginkan adalah mengunjungi Dwarven Kingdom dan bertanya tentang rune dan semacamnya. Sedangkan untuk profesi runesmith – yah, melihat itu adalah masalah teknologi, meskipun mereka akan bereaksi buruk tentang itu, dia mungkin bisa membual saja untuk bisa lolos dengan berkata dia tertarik dengan magic semacam itu.

Jika itu hanyalah masalah penggunaan magic untuk dominasi dan daya tarik, atau menculi orang dengan magic teleportasi, maka siapapun bisa melakukannya. Tapi bagaimana jika ada seorang pemain Yggdrasil dibalik rune-rune itu? Dari yang dia tahu, orang yang telah mencuci otak Shalltear masih bersembunyi di sana.

Aku ingin mempelajari lebih banyak lagi atas apa yang sedang terjadi, tapi tidak akan mudah menemukan sesuatu yang bahkan Fluder sendiri tidak tahu.

Ainz perlahan bangkit dari tempat duduknya.

Dalam sekejap, wanita yang ada di sampingnya bersiap untuk bertindak. Dia memiliki tampang yang sangat enerjik, dan potongan rambutnya yang seperti laki-laki membuatnya terlihat sangat maskulin. Dia adalah Decrement, pelayan yang bertugas untuk Ainz hari ini.

Ainz mengulurkan tangan untuk menghentikan Decrement, lalu mulai berjalan perlahan mengelilingi kantornya.

Saat Ainz mengkalkulasikan keuntungan dan kerugian dengan aritmetika dan logika, kenangan lama muncul tanpa diminta di dalam celah-celah diantara angka-angka. Dia mengingat bahaya yang dia temui di dalam wilayah yang belum dijelajahi, kegembiraan saat menemukan hal-hal baru, penderitaan karena gagal dalam misi, ekspresi serta ucapan dari rekan-rekannya yang berbagi pengalaman. Mereka hanyalah kenangan, tapi meskipun teringat kekalahan total satu party berubah menjadi pancaran yang bersinar yang menerangi tengkorak kosong Ainz.

Setelah perlahan dia menyingkirkan kenangan yang menyakitkan ini dari hatinya, pikiran Ainz akhirnya terbentuk.

...Tak ada usaha, tak ada hasil, kurasa.

Guild yang disebut Ainz Ooal Gown dulunya adalah organisasi semacam itu sejak awal.

Biasanya, beberapa orang mungkin akan mencemoohkan ide membandingkan game-game – yang tidak lagi berbahaya bagi para pemain mereka – terhadap kenyataan. Tetap saja, ragu-ragu akan mempertaruhkan kesempatan seseorang dalam hal mempelajari pengetahuan yang baru, dan itu adalah sebuah motivasi untuk bisa habis-habisan. Bisa dikatakan itu berlaku bagi keduanya, baik game maupun dunia nyata.

Setelah dia memutuskan untuk menyelidiki rune dari Dwarven Kingdom, sebuah pertanyaan muncul di benak Ainz.

Itu adalah pemilihan personel.

Siapa kandidat yang terbaik untuk dikirim kesana?

Apakah aku harus meminta pendapat Demiurge? Tidak, jika aku melakukan itu, aku takkan bisa mengirimkan orang yang paling mumpuni dalam hal bertarung dari semuanya.

Orang yang dimaksud adalah Ainz sendiri.

Sejujurnya, Ainz sangat percaya diri jika kemampuannya untuk bisa beradaptasi terhadap situasi-situasi yang tidak diketahui dan monster-monster tidak ada bandingannya di dalam Great Underground Tomb of Nazarick. Sederhananya, tindakan yang paling masuk akal adalah Ainz pergi sendirian. Namun, jika benar-benar ada pemain lawan disana, itu juga akan menjadi tindakan paling bodoh yang bisa dia buat.

...Dengan keuntungan dalam jumlah, aku bisa setidaknya mencoba untuk kabur. Itu artinya aku harus memilih bodyguad yang bisa mengulur waktu sementara aku bersiap membuat jalur kabur.

Orang pertama yang muncul dalam benaknya adalah para Guardian Floor.

Sebagai NPC level 100, mereka akan bisa mengulur waktu bagi Ainz agar bisa kabur terhadap para pemain lain. Meskipun begitu, bisakah dia benar-benar menggunakan para NPC, anak-anak tercinta dari mantan teman-temannya, dengan cara demikian?

Bagaimana jika dia menggunakan bawahan-bawahan level tinggi yang dipimpin oleh seorang letnan undead? Tidak, fleksibilitas mereka terlalu rendah, dibandingkan dengan para NPC yang dibangun dari awal.

Para bawahan bisa lebih mudah dibuang, dibandingkan dengan para NPC. Tapi di waktu yang sama, kemampuan mereka kurang dalam hal keleluasaan dan dalam hal adaptabilitas adalah sebuah kelemahan.

Ketika dia mempertimbangkan sepenuhnya dari sudut pandang yang logis, para NPC adalah pilihan yang ideal. Ainz sang pemain tidak melakukan percobaan sampai situ, oleh karenanya dia tidak bisa yakin jika dia bisa dibangkitkan lagi. Namun, tidak diragukan bahwa para NPC bisa dibangkitkan, seperti yang dia lakukan kepada Shalltear.

Ainz duduk di kuris sekali lagi.

“Hmm...”

Ainz menelungkupkan jari-jarinya di depan wajah, merenungkan pilihan terbaik untuk dibuat.

Namun pada akhirnya, dia masih tidak bisa mendapatkan keputusan.

Jangan-jangan si bodoh itu tidak bisa mendapatkan jawaban tak perduli sebanyak apapun mereka berpikir?

Dengan senyum mencemooh diri, Ainz melihat ke arah Decrement.

“Maukah kamu mati untukku?”

“Tentu saja, Ainz-sama. Anda hanya perlu memberikan perintahnya dan saya akan membuang nyawa saya untuk anda, “ balas Decrement, tanpa sedikitpun ragu-ragu.

“Apakah yang lainnya berpikir sama? Apakah mereka akan menganggapku master yang kejam?”

“Saya yakin semua orang lainnya akan dengan bangga menerima kematian tanpa berpikir dua kali. Tak ada orang yang bahkan berpikir untuk menolak. Kami diciptakan oleh para Supreme Being, dan karena mereka kami ada hanya untuk para Supreme Being. Tidak ada kebanggaan yang lebih besar bagi kami selain melaksanakan segala perintah yang mereka berikan kepada kami.”

“Benarkah... dan juga, aku hanya bertanya karena penasaran. Tidak ada tujuan tertentu dari pertanyaanku itu. Singkirkan saja dari ingatanmu.”

Saat Decrement mengangguk, Ainz membulatkan tekadnya.

--Dia akan menggunakan para NPC.

Ainz menarik sebuah peta dari area sekitar.

Peta ini terdiri atas temuan-temuan dari eksplorasi Aura. Khususnya, Ainz yakin tidak ada peta lain yang mencakup interior dari Great Forest of Tob (Hutan Besar Tob) yang lebih detil lagi. Sayangnya, dia tidak bisa memastikan keakuratan skalanya, sehingga dia tidak bisa menyimpulkan bahwa itu adalah peta yang sempurna. Namun, dengan peta ini di tangan, peluang Ainz tersesat di hutan itu akan sangat berkurang.

Ainz meletakkan sebuah jari pada E-Rantel, lalu perlahan bergeser ke utara, melewati Hutan Lebat. Tidak ada masalah sampai titik ini. Sebagian besar Hutan sekarang sudah dalam kendali Nazarick. Setelah mengeliminasi monster-monster dan binatang-binatang buas dengan kecerdasan rendah, mereka telah mengambil kendali beberapa desa demihuman dan heteromorfik dan bukan itu saja. Ada sebuah gua besar di bawah tanah, tapi dia tidak ada niat untuk mengacaukannya untuk sementara. Tentu saja, dia bisa mengambil alih bua itu jika itu menguntungkannya.

Jarinya tiba di danau berbentuk labu di ujung utara dari hutan tersebut.

Lebih ke utara dari sana ada rangkaian pegunungan Azellisia. Itu adalah teritorial yang belum dipetakan.

“Wilayah yang belum diketahui, huh..”

Hmph, Ainz tersenyum.

Dia terkesan dengan para petualang atas pentingnya menjelajahi daerah yang tidak diketaui. Mempraktekkan apa yang dia ucapkan seharusnya memiliki efek yang baik bagi pendengarnya.

“Datanglah jelajahi Dwarven Kingdom dari rangkaian pegunungan Azellisia.”

Kedengarannya seperti sebuah slogan yang akan didengar pada pertunjukan televisi.

Dia mengusir senyum yang datang secara wajar itu, dan mulai merenung dengan sungguh-sungguh.

Dia mempertimbangkan keuntungan yang akan datang ketika pergi sendiri ke sebuah tempat dimana mungkin ada para pemain lain.

Tentu saja, dengan adanya Sorcerer King muncul sendiri adalah sebuah tanda ketulusannya.

Itu seperti seorang bos perusahaan yang secara pribadi pergi ke perusahaan lain untuk melakukan negosiasi. Efeknya adalah bukti langsung, di dalam pengalaman Suzuki Satoru.

Ditambah lagi, sudut pandangnya tidak seperti para bawahannya, yang cenderung memandang mereka yang ada di luar Nazarick sebagai makhluk rendahan. Ainz memiliki kualifikasi diantara para anggota Nazarick. Hasilnya, dia merasa bahwa dia bukanlah pilihan yang buruk untuk negosiasi dengan Dwarven Kingdom – atau bukan pilihan pemberani, jika dia jujur dengan dirinya sendiri.

Ditambah Ainz sendiri, dia selalu bisa mengirimkan Pandora’s Actor.

Dia adalah pilihan yang paling ideal, dalam hal kecerdasan, adaptabilitas atau area-area lain.

Namun—

Siapa yang akan mengatur negeri ini nantinya?

Orang lain harus menjawab pertanyaan itu.

Orang itu tentu saja Ainz Ooal Gown.

Dia tidak bisa melakukannya.

Ainz berteriak secara internal, lagi dan lagi.

Jika dia harus memilih diantara duanya, dia lebih memilih pergi ke Dwarven Kingdom.

Terlebih lagi, yang dia perlukan adalah berkunjung sekali dan dia akan bisa berteleport kesana nantinya di masa depan. Jika ada masalah yang muncul, yang diaperlukan adalah memainkan kartu as milikya “Aku akan mempertimbangkan ini dalam detil yang lebih baik di rumah”. Meskipun jika pihak lain membalas dengan “Kami harap anda akan memutuskannya di tempat”, dia bisa saja melempar alasan lain nantinya.

Ada banyak cara bagi Ainz untuk bisa membual agar lolos dari situasi ini.

Aku ditemani Ainzach tadinya, tapi sekarang aku akan memain peran salesman dari pintu ke pintu untuk barang-barangku. Akupun tidak harus kembali dengan berhasil menjual satu barang pun juga, jadi seharusnya mudah saja.

Ainz tersenyum saat dia mengeluarkan ekspresi Suzuki Satoru seorang salesman. Lalu, isi dari senyumnya berubah.

Ditambah... saat waktu semakin berlalu, mungkin aku bisa menyerahkan masalah menjadikan negeri bawahan kepada Demiurge dan Albedo, dan membiarkan merekan menggambarkan rencana untuk itu. Ya! Mau bagaimana lagi. Bukannya aku ingin kabur dari pekerjaanku atau semacamnya!

Saat dia sedang membuat alasan kuat untuk sikapnya, Ainz mulai memikirkan masalah selanjutnya:

Siapa yang akan dia bawa?

Ainz melipat tangannya dengan muka bingung.

Memang tidak ada orang lain yang lebih diinginkan selain Albedo atau Demiurge, mereka memiliki pekerjaan penting yang harus dilakukan dan mereka juga orang-orang yang bertanggung jawab untuk departemen di bawah mereka. Jika dia membawa salah satunya, maka masalah-masalah akan muncul dalam urusan mereka.

Aura dan Mare adalah pilihan yang sangat baik, terutama karena mereka adalah humanoid seperti Dwarve. Jadi, lawan bicara mereka tidak akan terlalu takut dengan mereka.

Cocytus agak sulit. Memang benar, dia adalah pilihan yang bagus untuk mengunjungi daerah pegunungan yang dingin, tapi dia sekarang bertanggung jawab untuk Great Forest of Tob, yang juga membuatnya sebagai seorang kepala departemen atau semacamnya. Ainz berharap dia bisa memfokuskan energinya pada tugas itu. Ditambah lagi, penampilannya yang tidak biasa – ditambah dengan Ainz – mungkin akan membuat pihak lain gugup yang tidak perlu.

Sebas juga pilihan yang baik.

Saat ini dia sedang melaksanakan tugas-tugas manajerial di dalam E-Rantel, dibantu oleh Tsuareninya. Seharusnya tidak apa membawanya keluar dengan adanya Pandora’s Actor di sana, tapi masalah kemampuan tempurnya menyisakan perasaan sedikit tidak tenang.

Gargantua dan Victim bukanlah pilihan. Bayangan beberapa NPC lain berkelebat di benak Ainz, tapi sebagian besar dari mereka tidak cocok mengikuti Ainz berkeliling sebagai bodyguard.

Jika itu masalahnya, aku akan memilih – Aura dan Shalltear.

Aura – dan monster-monster yang dia pimpin – bisa dianggap sebagai pilihan ideal. Untuk skenario terburuk, dia bisa mengorbankan binatang-binatang buas itu dan kabur dengan Aura. Lalu ada Shalltear, petarung satu lawan satu yang terbaik. Dia bisa berperan sebagai kartu as melawan musuh yang kuat. Ditambah, ada alasan lain mengapa dia ingin menggunakan Shalltear.

Dia seharusnya membawa serta Mare sebagai gantinya, mempertimbangkan mungkin saja dia akan menghadapi sebuah pasukan. Namun, jika mereka bertemu seorang pemain, prioritas mereka adalah mundur dan tidak menghabisi musuh. Jadi, dia akan meninggalkan Mare  untuk kali ini.

“Jika begitu...”

Saat Ainz akan membuat gerakan, suara [Message] berdering di dalam kepalanya.

[Ainz-sama]

“Oh, Entoma kah.”

[Ya. Saat ini saya sedang bepergian dengan Shalltear-sama dan kami telah tiba di desa Lizardmen. Cocytus-sama berharap untuk mengirimkan seorang lizardmen dengan laporan mengenai status desa dan meminta izin anda untuk membuka sebuah [Gate]. Apa yang harus dilakukan, Ainz-sama?]

Cocytus kadang-kadang mengirimkan laporan tentang desa yang ditugaskan kepadanya untuk dijalankan.

Ainz tidak tahu betul seberapa baik yang telah dilakukan olah Cocytus, jadi biasanya dia akan memberikan melihat laporan ini sebentar lalu membalas dengan sebuah ‘kerja yang baik’. Ada kalanya dia ingin berkata, “Kamu tak perlu melakukan ini lagi”, tapi laporan kepada atasan seseorang adalah sikap yang benar, dan sebagai balasannya, dia harus memenuhi tanggung jawabnya sebagai atasan Cocytus.

“Kalau begitu bukalah [Gate] di tempat biasanya.. ah, tidak, mantra bertahan seharusnya masih aktif. Tunggu sejam lagi sebelum..”

Ainz mengeluarkan sebuah lembar jadwal dan memastikan waktunya.

“Aktifkan mantranya pada pukul 13:46. Aku akan menurunkan pertahanan sekitar dua menit waktu itu.”

Sementara bangunan ini bukan Nazarick, masih dilingkupi dengan area magic yang menolak teleportasi dan semacamnya, dinyalakan dengan MP dari bawahan-bawahan level tinggi. Area magic ini cukup kuat untuk bisa menolak mantra-mantra tingkat yang sangat tinggi, tapi mereka menguras para bawahan hingga titik dimana dia harus merotasi mereka beberapa kali sehari, dan mereka juga menolak teleportasi dari teman.

Ini karena efek bisa melukai teman, yang tidak ada di dalam Yggdrasil.

Jadi, kadang-kadang dia harus mematikan sebentar jaringan pertahanan untuk mengizinkan teleportasi langsung ke tempat ini. Tentu saja, menurunkan pertahanan berarti bahwa musuh-musuh bisa berteleport ke dalam pula. Agar bisa membuat mereka terkenal ‘ledakan’ – seperti yang mereka sebut di dalam Yggdrasil – Ainz memutuskan untuk membatasi pembukaan yang sebentar ini untuk waktu yang ditentukan sebelumnya.

[Mengerti. Saya akan sampaikan pesan anda kepada Shalltear-sama.]

Ainz membalas, “Bagus” Sebelum memotong [Message] dan bangkit.

“..Aku akan serahkan pemilihan pakaianku kepadamu. Seorang lizardmen datang sebagai utusan Cocytus. Ambil sesuatu yang tidak akan membuatku malu.”

“Baik!”

Sebuah api berkobar di mata Decrement.

Dia juga? Pikir Ainz, tapi dia tidak mengeluarkan suara perkataan itu. Seorang pria yang tidak percaya diri dengan selera gayanya tidak bisa mengatakan hal semacam itu.

Dengan Decrement di belakang, Ainz berjalan sambil memberikan perintah kepada seorang undead yang diciptakan sambil jalan. Perintahnya adalah memberitahukan kepada undead yang menjaga aula besar rumah ini tentang kedatangan seorang lizardmen melalui sebuah [Gate].

Saat dia melihat undead itu hilang di kejauhan, Ainz merenungkan kegunaan efektif dari undead yang telah dia ciptakan.

Jika undead Ainz bisa melaporkan kepadanya, maka dia bisa menempatkan mereka semua di seluruh penjuru dunia dan menciptakan sebuah jaringan informasi undead. Sayangnya, itu akan sangat sulit untuk dicapai. Bahkan jika Ainz memberikan sebuah perintah, undead hanya bisa merespon samar-samar. Ditambah lagi, sulit bagi Ainz untuk mengatur peningkatan secara masif dalam jumlah undead yang dia ciptakan. Selalu ada resiko yang mungkin terlewat dan memberikan perintah kepada undead yang benar-benar tidak ada hubungannya karena kecelakaan.

Di masa depan, dia mungkin bisa membuat semacam sistem untuk menangani masalah ini, tapi itu tidak mungkin melihat keadaan saat ini.

Mungkin aku bisa membiarkan Pandora’s Actor menangani hal semacam ini menggantikanku. Tapi nantinya aku harus menghadapi masalah semua undead yang dia buat akan terdiam ketika dia tidak lagi berbentuk diriku.

Dia akan mempertimbangkan masalah ini sungguh-sungguh setelah mencari pendapat Albedo dan Demiurge. Sambil memikirkan masalah ini, Ainz tiba di ruang ganti.

Seperti biasa, dua baris pelayan menyambutnya dengan mata berkilauan. Terutama, mata Decrement – sebagai pelayan yang bertugas untuk Ainz – tampak seperti haus darah.

Ainz mengizinkan para pelayan membantunya berganti sambil menanyakan lokasi Aura.

Hari ini, dia akan memakai sesuatu yang putih seluruhnya.

Kelihatannya terlalu mencolok untuk sesuatu seperti Ainz, yang terbiasa memakai coklat gelap.

Selain itu, para pelayan menghiasinya dengan sebuah kalung besar yang terbuat dari emas dan logam-logam lain. Itu membuatnya khawatir jika burung-burung magpie akan mencurinya karena kemilau sinarnya.
(TL Note : Magpie adalah sejenis burung yang masih dalam family burung gagak yang senang mengumpulkan benda-benda berkilauan)

Tapi bagian dari pakaian itu yang membuatnya kurang dalam hal gaya adalah bulu-bulu yang menjulur keluar dari punggungnya.

Apakah aku ini merak atau semacamnya? Ainz ingin berkata demikian, tapi ketika dia menatap sekeliling, dia melihat sebuah tatapan yang sama akan kebanggaan dan kepuasan dari seluruh wajah para pelayan. Tak ada satupun dari mereka yang terlihat khawatir, atau memiliki ekspresi yang bisa dianggap mendekati negatif. Mereka semua sama-sama terlihat gugup terkagum-kagum, pipi mereka bersemu merah muda.

Mereka seperti segerombol gadis-gadis penggemar yang berdiri di depan seorang idola yang dicintai.

Apakah ini benar-benar tidak apa? Apakah ini benar-benar sangat menarik bagi para gadis?... kelihatannya aku tidak memiliki selera dalam fashion ternyata.

Saat Ainz menutupi melankoli dalam jiwanya, para pelayan sudah selesai mendandaninya.

Dari cermin, dia menyadari bahwa ada bulu-bulu yang menjulur dari balik lengannya, yang membuat Ainz terbayang seorang monster dari Yggdrasil.

Entah itu Archaeopteryx atau semacamnya.. kurasa mereka adalah dinosaurus yang dijadikan peliharaan untuk para druid.
(TL Note : Archaeopteryx adalah jenis burung purba yang sudah punah dan fosilnya ditemukan di Jerman bagian selatan)

Bulu-bulu itu kusut ketika dia melipat tangannya di depan diri, yang mana sangat menjengkelkan.

Tapi apa yang akan mereka bilang jika dia berkata kepada mereka, “pakaian ini tidak bisa”? Mereka akan menjawab dengan barisan seperti “Bagian mana yang tidak cocok? Tolong katakan kepada kami pakaian apa yang harus kami pilih di masa depan nantinya.”

“Baiklah!”

Pada akhirnya, Ainz memutuskan untuk menyingkirkan hal menjengkelkan itu.

“Ayo!”

***

Ketika waktu yang ditentukan tiba, Ainz merasakan sebuah portal magic – sebuah [Gate] – terbuka di dalam aula besar.

Sementara itu dia sudah mematikan area magic yang mengelilingi bangunan ini, orang yang melewati [Gate] tidak muncul begitu saja, berkat [Delay Teleportation] yang dia rapalkan. Efeknya seperti saat bertarung dengan Shalltear.

[Delay Teleportation] menghalangi efek teleportasi sebentar yang memiliki tujuan di dekat perapal mantra itu, memberikan waktu kepada mereka beberapa detik, agar sang perapal mantra biasanya menggunakannya untuk kabur atau mempersiapkan sebuah serangan. Ditambah mantra itu juga memberitahukan kepada perapal mantra berapa banyak makhluk yang akan berteleport ke dekat mereka.

Jadi, Ainz tahu hanya ada satu orang yang berteleport kemari.

Entoma mungkin tidak datang kemari dengan Shalltear, tapi seharusnya dia segera tiba.

[Delay Teleportation] hanya mengundur teleportasi. Itu tidak bisa menggagalkan seluruhnya. Jadi, suatu ketika nantinya, sebuah bentuk separuh bola hitam muncul di dalam area mantra

Segera setelah itu, seorang lizardmen yang ketakutan memunculkan kepalanya dari dalam.

Saat dia – seharusnya benar ‘dia’ ya kan? – melihat sekeliling, garis pandangannya bertemu dengan Ainz, yang duduk di singgasana sederhana di tengah-tengah aula besar.

“Yang, Yang Mulia, Ainz Ooal Gown-heika. Maafkan sikap tidak sopan pelayan yang ada di hadapanmu.”

Ainz tidak bisa sepenuhnya menutupi keterkejutannya dengan cara bicara lizardmen yang pandai bicara. Sementara Zaryusu dan teman-temannya di atas rata-rata, gaya bicara lizardmen ini terdengar terasah dengan baik dan alami.

Apakah ini adalah hasil latihan Cocytus?

Pertanyaan itu menyebar di benaknya, tapi ada sesuatu yang harus dilakukan sebelum itu.

[Delay Teleportation] milik Ainz sudah bilang kepadanya hanya ada satu orang yang akan datang. Ketika dia yakin tak ada orang lain yang datang, dia memerintahkan seorang Death Knight yang sedang berdiri di samping untuk mengaktifkan kembali item magicnya. Death Knight mengangguk mengerti dan maju ke depan, lalu Ainz memalingkan tatapannya ke arah lizardmen yang sedang berlutut.

Di waktu yang sama, Decrement – yang berdiri di samping Ainz – bersuara dengan timing yang tepat.

“Lizardmen, kamu diperbolehkan menghadap.”

Ini benar-benar berbeda dari saat dia sedang memilih pakaian untuk Ainz.

Decrement memancarkan aura putri es.

Di dalam keadaan biasa, sebagian besar orang akan marah kepada seorang pelayan di sebuah istana (atau lokasi yang mirip) mengeluarkan nada seperti itu kepada mereka. Sang pemohon mungkin sebaiknya menyeringai saat dia menyadari jika penguasa melakukan itu ditemani hanya seorang pelayan. Jika tidak, dia mungkin akan mengasihani Sorcerous Kingdom karena hanya memiliki sedikit tenaga sehingga seorang pelayan harus melakukan tugas itu.

Namun, lizardmen ini telah dilatih oleh Cocytus, dan mereka sepenuhnya mengerti jika setiap NPC jauh lebih unggul dari mereka. Oleh karena itu, mereka tidak menanyakan sikap Decrement.

Ah, menyusahkan saja. Mengapa kamu tidak bisa membuang omong kosong ini dan bicara biasa saja? Yah, begitulah yang aku pikirkan, tapi seperti pepatah bilang, ketika di Roma, lakukan seperti apa yang orang Romawi lakukan.

Ainz Ooal Gown dimasalahkan oleh sedikit spirit milik Suzuki Satoru seorang pekerja kantoran, tapi mau bagaimana lagi.

Lizardmen itu bangkit, tidak tahu akan kegundahan hati Ainz. Sebenarnya, Ainz tidak tahu perbedaan antara satu lizardmen dengan yang lainnya. Jika sisi mereka berbeda warna, atau jika mereka memiliki fitur yang sangat membedakan dengan jelas – jenis-jenis atau sebuah lengan yang tidak biasa besar, contohnya – mungkin saja itu, tapi dia tidak bisa membedakan bagaimana lizardmen di depannya berbeda dari yang lainnya.

Bagaimanapun, Ainz memiliki Decrement untuk memerintahkan lizardmen itu memperkenalkan dirinya.

“Ainz-sama mengizinkanmu menyebutkan nama.”

“Saya mengerti! Saya berterima kasih atas kebaikan hati anda! Pelayan anda adalah Chuku Zuzu, mantan kepala suku Razor Tail!”

Ainz tak pernah mendengar nama itu sebelumnya.

Apakah dia harus secara terbuka menunjukkan ketidaktahuannya, atau pura-pura tidak tahu? Ainz tidak memilih satupun, tapi memilih pilihan ketiga – dengan kata lain, dia mengangguk untuk melanjutkan alur percakapan. Lagipula, Cocytus mungkin telah menyebutkan ini selama laporan sebelumnya.

Setelah itu, Ainz memerintahkan kepada Decrement agar lizardmen mengatakan kepadanya mengapa dia kemari.

Menyusahkan saja!

Pada dasarnya ini adalah cara yang berlaku ketika dia menemui seorang bawahan – seorang pelayan.

Jika aku tidak mengkhawatirkan orang-orang akan memandang remeh Sorcerous Kingdom, aku akan menyarankan untuk menyingkirkan urusan menyusahkan ini...

Saat Ainz menghela nafas secara internal, Decrement memberi perintah kepada lizardmen.

“Dalam ampunannya, Ainz-sama mengizinkanmu untuk menceritakan alasan kenapa ingin menghadap kepada beliau.”

“Mengerti! Cocytus-sama, penguasa desa kami dan tuan dari danau tersebut, berharap untuk mempersembahkan sesuatu kepada Yang Mulia Sorcerer King Ainz Ooal Gown, Supreme Overlord dan penguasa Great Underground Tomb of Nazarick, dan juga tuan dari Cocytus-sama.”

Ainz terkejut dengan begitu banyaknya gelar yang berhasil disambungkan oleh lizardmen itu, tapi dia tidak menunjukkannya di wajah. Malahan, dia mencondongkan kepalanya ke arah Decrement, yang melangkah maju dan menerima sebuah scroll (gulungan) dari lizardmen itu. Lalu, Ainz harus menunggu Decrement kembali dan mempersembahkan itu kepadanya sebelum akhirnya Ainz membacanya.

Gulungan itu ditutupi oleh tulisan tangan Cocytus. Ada begitu banyak angka yang tercatat di dalamnya sehingga akan memakan waktu yang tidak sebentar untuk membacanya secara keseluruhan di sini.

Oleh karena itu, Ainz menggulung scroll itu kembali dan memberikannya kepada Death Knight yang sedang berdiri di samping. Saat itulah akhirnya dia bisa menyapa Lizardmen secara langsung.

“Bagus sekali.”

“Yang Mulia terlalu baik!”

Sementara itu saja yang bisa Ainz katakan, dia tidak berniat untuk mengakhiri percakapannya di sana.

Ainz bangkit dari singgasananya, lalu berbicara kepada lizardmen itu.

“Sekarang aku akan bertanya, bukan sebagai kapasitasku yang seorang Sorcerer King, tapi sebagai tuan dari Cocytus. Lagipula, mereka bilang berbicara kepada bawahan seseorang secara langsung akan memperdalam pemahaman mereka berdua.”

Lizardmen itu samar-samar terlihat bingung. Ini karena dia tidak tahu bagaimana menghadapi ketika ditanya secara langsung. Setidaknya, itulah yang Ainz kira sedang terjadi, meskipun sulit membaca wajah lizardmen.

“Tenang saja. Ini bukan interview secara formal. Ketika kamu meninggalkan tempat ini, tak ada jejak peristiwa di sini yang akan tetap berada di dalam ingatan atau kenangan siapapun. Akupun takkan mengecammu karena kurangnya sikap hormatmu.”

Ucapan itu ditujukan kepada Decrement dan Death Knigt yang ada di sekeliling, begitu pula diarahkan kepada lizardmen yang ada di depannya.

“Sekarang, bagaimana keadaan Zaryusu? Aku mengerti dia tetap tinggal di dalam Great Underground Tomb of Nazarick akhir-akhir ini?”

“Memang benar! Atas karunia Yang Mulia, dia baik-baik saja. Dia adalah ayah dari anak yang sehat, dan hubungannya dengan istri juga sama baiknya.”

“Oh, begitukah! Aku izinkan dia kembali karena anaknya akan dilahirkan, dan sekarang memang benar. Begitu ternyata. Yah, bagus juga jika pasangan yang sedang bahagia dalam keadaan baik-baik saja.”

Ada pasangan yang sudah menikah di dalam guild Ainz Ooal Gown. Ainz pun mau tidak mau mengingat mereka. “Istriku agak menggerutu” menjadi semacam kutukan atau semacamnya yang mengungkapkan ketidakpuasan yang tidak bisa mereka tunjukkan di luar game itu.

Tersenyum karena kenangan lamanya – meskipun ekspresi Ainz tidak berubah – Ainz melanjutkan pertanyaannya.

“Apakah anaknya juga berwarna putih?”

Istri Zaryusu adalah lizardmen putih. Karena dia adalah peranakan lizardmen langka, dia menimbulkan spirit kolektor di dalam diri Ainz, dan meninggalkan kesan mendalam padanya.

“Ya, Yang Mulia. Seperti yang paduka duga. Sementara anak itu bisa dipastikan menjadi individu yang unggul tak perduli darah siapa yang dia warisi, kelihatannya dia cenderung kepada leluhur ibunya, karena sisiknya seputih salju.”

“Oh, jadi hanya –“

Ainz menutup mulutnya sebelum dia keceplosan “satu ekor anak”. Menganggap mereka sebagai orang mungkin akan lebih bijaksana. Sementara tidak ada satupun dari mereka yang akan menunjukkan sikap tidak senang terhadap hal ini, bukan berarti Ainz bisa begitu saja membuat kesalahan. Jika pemilihan katanya yang buruk membuat masalah bagi penguasaan Cocytus, Ainz tidak akan tahu kemana dia akan mulai minta maaf.

“--Kalau begitu, hanya satu anak?”

“Ya, Yang Mulia. Hanya satu.”

“Oh... Begitu. Hanya satu anak.”

Kelihatannya mereka berbeda dengan para reptil, yang memiliki kuku-kuku besar. Tetap saja, selama pasang itu memiliki hubungan yang baik, mereka mungkin akan memiliki lebih banyak anak di masa depan.

Ainz merasakan darah seorang kolektor bergemuruh di dalam dirinya. Dia ingin tahu jika dia bisa bermain-main dengan mereka, tapi memaksa anak dan orang tua pisah adalah hal yang buruk.

Namun, dia pernah mendengar bahwa lizardmen memiliki tradisi men cap diri sebelum bepergian jauh. Jika anak Zaryusu memilih jalan itu, maka dia mungkin bisa melatih mereka sebagai seorang petualang.

Guild yang menjadi visi Ainz adalah sebuah organisasi yang terdiri dari banyak spesies. Jika dia bisa mendapatkan lizardmen yang jarang terlihat di sana, mungkin akan menjadi publisitas yang baik, seperti seorang idola yang masuk sekolah.

“Bagaimana keadaan ibu dan anaknya? Apakah mereka diberi makan dengan baik?”

“Ya, Yang Mulia. Terima kasih banyak atas perhatian anda. Ibu dan anak itu dalam kondisi yang baik, dan anak itu kelihatannya akan tumbuh sangat periang.”

“Benarkah. Ini benar-benar bisa dirayakan. Kalau begitu, untuk memperingati lahirnya seorang anak dengan masa depan yang agung di depannya, izinkan aku untuk mempersembahkan sebuah hadiah. Namun, aku tidak seberapa tahu dengan liku-liku hadiah kelahiran di dalam kebudayaan lizardmen. Bagikan pendapatmu denganku; apa yang bisa menjadi hadiah yang bagus?”

Akan sangat membosankan memberinya ikan atau sesuatu sebagai ganti kue kelahiran. Dia lebih memilih memberi mereka sesuatu yang lebih jelas dan permanen.

“Saya mengerti. Memang benar suku saya tidak memiliki praktek memberi hadiah untuk merayakan kelahiran.. saya merasa bahwa Zaryusu akan senang telah menerima senjata dan armor.”

“Perlengkapan perang, ya...umu.”

Jika memungkinkan, dia ingin memberi sesuatu yang akan membahagiakan istrinya pula, tapi karena armor akan melindungi nyawa suaminya, bisa dikatakan itu secara tidak langsung akan membuatnya gembira.

Lalu, Chuku dengan agak takut berbicara.

“—Bolehkah pelayanmu ini bertanya, Yang Mulia?”

“Apa itu?”

“Mengapa Zaryusu layak mendapatkan pujian setinggi itu?”

Kenyataan bahwa Ainz tidak berniat memuji Zaryusu. Dia hanya menganggapnya sebagai suami dari lizardmen putih yang langka. Tetap saja, dia tidak bisa berkata seperti itu, jadi dia memutar otaknya untuk mencari alasan.

“..Dia adalah seorang pria yang luar biasa. Sebenarnya, aku dengar jika latihannya di Nazarick telah menunjukkan hasil yang pantas dipuji. Oleh karena itu, aku harus memberi hadiah terhadap loyalitas dan mutu yang tinggi dengan hadiah yang tepat.”

“Saya sangat berterima kasih sekali atas perkataan anda yang baik hati, Yang Mulia. Kami akan berusaha untuk menunjukkan loyalitas dan pengabdian yang lebih besar di masa depan.”

“Mm. Peganglah tekadmu itu.”

Setelah mengangguk dengan sikap yang berlebihan, Ainz mempertimbangkan jika ada hal lain yang ingin dia tanya. Seorang penguasa yang luar biasa mungkin akan ingin mendengar tentang status desa lizardmen dan membandingkannya dengan laporan-laporan Cocytus, dan dengan demikian dia akan langsung memiliki pertanyaan yang lebih dalam untuk ditanyakan. Namun, Ainz tidak bisa melakukan itu.

Saat Ainz akan membubarkannya, sesuatu muncul di dalam pikiran.

“Ini mungkin tidak berhubungan dengan desamu, tapi apa yang kamu tahu dengan para dwarf di dalam rangkaian pegunungan Azellisia?”

Desa lizardmen terletak di dasar rangkaian pegunungan Azellisia.

“Yang Mulia, saya memiliki sedikit pengetahuan tentang mereka.”

Ainz tidak menduga ada sebuah jawaban dari pertanyaan yang diajukan dengan sikap biasa. Ainz memerintahkan lizardmen itu bilang kepadanya tentang para dwarf saat dia muncul kegembiraan dari dalam hatinya.

“Dengan rasa hormat yang besar, pelayanmu mengatakan bahwa ini hanyalah dari ucapan seorang teman. Para dwarf adalah sebuah spesies yang membangun kota-kota di dalam tambang yang produktif, dan mereka menggunakan ore (bijih logam) yang diekstrak untuk diproses dalam segala macam peralatan perang. Diantara senjata-senjata dan armor itu dibuat dengan logam-logam ultra langka.”

“Logam-logam ultra langka, katamu?”

Untuk sesaat, Ainz mengira bahwa dia sedang menelan ludah karena terkejut.

Ucapan itu sangat menggoda bagi seorang pemain yang menyukai koleksi item-item langka.

“Apakah kamu tahu apa sebutan logam-logam ini?”

“Sayangnya, pelayanmu ini tidak tahu, Yang Mulia. Pemahaman hamba tidak sampai sejauh itu.”

Kekecewaan muncul pada Ainz, dan dia mencaci dirinya sendiri karena ekpektasi bodohnya.

Saat bertualang sebagai Momon, dia telah mempelajari tentang logam-logam, tapi tidak ada berita tentang logam apapun yang lebih keras dari adamantite. Di dunia ini, bahkan orichalcum dan adamantite dikualifikasikan sebagai logam-logam ultra langka. Sulit dibayangkan logam-logam eksotik yang dibicarakan oleh lizardmen itu lebih dari itu.

Meskipun begitu, Ainz tidak bisa menahan antisipasi yang membengkak di dalam dirinya.

Jika mereka adalah sebuah ras yang hidup di dalam bumi, akankah mereka memiliki akses kepada logam yang bahkan langka bagi standar Ainz?

Jika... ya, jika saja. Bagaimana jika dunia ini memiliki ore-ore prismatik dari Yggdrasil, dan para dwarf menambangnya? Memang benar, itu berdasarkan asumsi bahwa ada ore prismatik di dalam dunia ini, tapi jika memang begitu, jangan-jangan memungkinkan bagi mereka memproduksi sebuah [Caloric Stone] – salah satu item tersembunyi di Yggdrasil?

[Caloric Stone] adalah item kelas dunia. Hanya bisa didapatkan dengan mengumpulkan jumlah ore prismatik dalam jumlah sangat besar dan menghabiskannya. Biasanya, itu akan memerlukan proses yang sangat sulit, tapi Ainz Ooal Gown pernah melakukannya sekali.

Mereka secara tidak sengaja menemukan tambang Celestial Uranium, salah satu dari tujuh ore prismatik, dan sebuah elemen penting untuk [Caloric Stone].

Di bawah keadaan normal, sebuah guild yang menemukan sebuah tambang baru akan mengeksploitasi secara menyeluruh tambang itu sebelum menjual hasilnya di pasaran. Itu karena tambang yang sudah dihabiskan di dalam Yggdrasil perlahan akan pulih dan siap untuk dipanen lebih jauh. Ainz Ooal Gown berencana melakukan itu.

Oleh sebab itu, alasan mengapa mereka berhasil mendapatkan item kelas dunia seluruhnya karena keberuntungan yang luar biasa.

Pada awalnya, mereka membiarkan ore-ore prismatik berhamburan di pasaran, berharap untuk mendorong harganya naik karena kelangkaannya. Lalu, cadangan besar ore-ore prismatik di dalam Great Underground Tomb of Nazarick mengalami reaksi perubahan secara spontan.

Ainz masih bisa secara jelas mengingat suasana aneh di udara, yang dikeluarkan oleh semua orang saat merkea menyadari hampir semua ore-ore prismaik telah hilang, dan sebagai gantinya adalah sebuah item yang menggelinding di tanah. Apakah kami harus gembira untuk ini, mereka penasaran saat menatap satu sama lain, sebuah tampang samar-samar yang kosong muncul di wajah-wajah mereka.

Setelah itu, mereka menggunakan [Caloric Stone] ketika mereka tahu bahwa mereka bisa mendapatkan item kelas dunia yang bisa dibuat lagi dengan cara yang sama seperti sebelumnya. Kemudian, mereka mencoba memproduksinya lagi, tapi sayangnya, tambang Celestial Uranium telah diambil oleh mereka, dan impian itu lenyap seperti asap.

Saat Ainz dan yang lainnya melihat Celestial Uranium dijual dengan harga tinggi, sebagian dari diri mereka merasa gembira dan bersungut-sungut. Dari cara menanganinya, tidak mungkin mereka bisa menghasilkan World Class item.

Sebuah senyum keji muncul di wajah Ainz saat dia bersenang-senag dengan kenangannya, lalu dia mengejek mereka di dalam hati.

Dasar bodoh. Kalian harus memonopolinya agar bisa menimbun jumlah yang cukup. Tidak mungkin kamu bisa menghasilkan World Class Item itu jika kamu menjual ore-ore tersebut. Kecuali—

Ainz mengingat ucapan Punitto Moe.

“Seharusnay ada sumber Celestial Uranium lain selain yang ditemukan oleh Ainz Ooal Gown (kita). Dari yang kita ketahui, mereka sebenarnya memiliki tambang lain untuk itu, dan mereka mengambil milik kita untuk bisa menyembunyikannya dari orang luar,” katanya.

Namun, Ainz cepat-cepat membantah kesimpulannya. Itu karena dia telah mempelajari bahwa guild yang dimaksud telah menggunakan World Class Item [οὐροβόρος] untuk mengusir Ainz Ooal Gown dari tambang itu. “Meskipun jika mereka menginginkan kemampuan untuk menghasilkan [Caloric Stone] yang handal, apakah layak menggunakan salah satu World Class Item yang dikenal sebagai Twenty (Dua Puluh)?” pikiranya.
(TL Note: Ouroboros)

Ainz menggelengkan kepalanya, mengusir kenangan-kenangan masa lalu dari benaknya. Meskipun begitu, dia tidak bisa benar-benar menghilangkan ide yang datang ke dalam pikirannya.

..Meskipun nantinya tidak ada ore prismatik di sana, para dwarf mungkin tahu tentang logam-logam lain. Bagaimana jika ada pengetahuan yang belum tersebar ke dunia luar di sana? Jika aku menggunakan sebuah mantra daya tarik atau semacamnya – oh, aku terlalu terburu-buru. Harusnya aku tidak membiarkan imajinasiku menjadi liar. Tetap saja, apakah ini melibatkan rune pula. Seperti yang kuduga, ini adalah prioritas teratas dan harus langsung diurus.

Saat itu, Ainz menyadari lizardmen yang sedang mengintipnya. Kelihatannya Ainz telah tenggelam dalam dunianya sendiri.

“...Kelihatannya aku sudah tenggelam dalam perenunganku sendiri. Katakan kepadaku, siapa yang bilang kepadamu tentang dwarf?”

“Yang Mulia, dia adalah Zenberu, sesama ketua suku seperti diriku.”

“Hoh! Zenberu itu, hm?..Umu. Apakah kamu bilang Frost Pain juga adalah ciptaan para dwarf? Apakah itu hadiah dari Zenberu kepada Zaryusu sebagai tanda pertemanan mereka?”

Dia pernah mendengar asal dari pedang itu dari Zaryusu. Namun, akan lebih bijaksana untuk menanyakannya kepada orang lain tentang itu pula.

“Itu adalah warisan dari masa lalu, dan tidak berasal dari Zenberu.”

“begitukah...”

Memang seperti yang dia dengar. Namun, mungkin saja ada sesuatu di sana yang tidak diketahui oleh Lizardmen.

Ada begitu banyak senjata di dunia ini yang tidak bisa dibuat di dala Yggdrasil. Contohnya, ada senjata yang memiliki kemampuan pasif bisa menebas tembus pertahanan...

Senjata magic di dunia ini dibuat dengan menambahkan mantra-mantra oleh magic caster ke dalam senjata yang dihasilkan oleh seorang blacksmith (pandai besi). Dengan kata lain, seorang magic caster yang mumpuni akan lebih penting daripada seorang blacksmith yang ahli ketika yang dibicarakan adalah senjata magic yang kuat.

Namun, ada pengecualian untuk peraturan itu. Fluder bisa membuat stiletto yang dibawa oleh Clementine melalui pengetahuan magic, tapi hal yang sama tidak bisa dikatakan untuk pedang Gazef.

“Mungkin saja,” Fluder mulai berucap, “pedang Gazef diciptakan secara spontan oleh penyedotan mana secara alami, atau mungkin melalui magic para naga.”

Tetap saja, aku tidak bisa yakin apakah dia benar. Ada banyak hal yang Fluder sendiri tidak bisa pahami. Bisakah para dwarf membuat sebuah senjata seperti itu pula? Memang aku tahu aku agak mengharapkan hal ini...

Senjata Yggdrasil – beberapa selain senjata Guild – memiliki sebuah kapasitas data yang ditentukan oleh nilai dari material yang digunakan dalam pembuatannya dan kemampuan dari pembuatnya. Kapasitas data ini dibatasi oleh jumlah kristal data yang bisa ditambahkan ke dalamnya. Jadi, semakin langka logam yang diperbolehkan untuk pembuatannya setara dengan semakin kuat senjata itu.

Smith (Tukang tempa) juga adalah bagian kunci penting dari perhitungan itu. Memang itu juga berlaku di dunia ini, humanoid yang disebut dwarf di dalam Yggdrasil memiliki perkembangan yang lebih cepat dalam kelas-kelas untuk tipe crafting (pengrajin). Oleh karena itu, para dwarf sangat terkenal diantara orang-orang yang ingin memainkan karakter-karakter pembuat senjata dan armor.

Oleh sebab itu, apakah mereka akan memiliki pengetahuan pembuatan senjata yang tidak diketahui bahkan oleh Fluder?

Apakah juga termasuk rune-rune di dalamnya? Mm. Mengambil alih para dwarf... Tidak buruk. Kepala Perpustakaan dan Demiurge sedang melakukan percobaan dengan scroll. Nfirea sedang mengerjakan potion. Fluder menangani item-item magic. Maka aku akan biarkan para dwarf mengambil alih produksi senjata.

Segala macam percobaan untuk memperkuat Nazarick sedang dilakukan secara serentak. Ainz tersenyum puas saat memikirkan mereka. Kemudian, dia menyadari jika Six Great Gods (Enam Dewa Agung) benar-benar player, lalu Ainz mungkin 600 tahun di belakang mereka.

Kita mungkin harus menghabiskan beberapa tahun kemudian tidak, beberapa dekade berikutnya untuk pengembangan teknologi. Kita tidak boleh ceroboh di sini.

Dari yang dia ketahui, orang lain mungkin juga menyadari hal-hal yang bahkan dia ketahui. Sebagai seorang pemimpin, dia harus membuang gagasan yang tak berdasar yang mengatakan dia spesial atau unik.

Jika seseorang memikirkan hal yang sama denganku, maka ada kemungkinan yang lebih tinggi menemukan sesuatu yang berguna diantara para dwarf. Para pemain lain mungkin sudah meminta para dwarf untuk membantu mengembangkan teknologi atau membeli senjata dari mereka, dan dalam prosesnya mereka akan mempelajari pengaplikasian terhadap rune... Apakah aku harus meminta pendapat Albedo dan Demiurge tentang hal ini, dan mempersiapkan pasukan untuk operasi skala penuh?

Satu jam yang lalu, dia masih memikirkan untuk mengunjungi Dwarven Kingdom sendirian dan Aura sebagai teman seperjalanan. Namun, melihat Dwarven Kingdom prioritasnya naik, rencana untuk perjalanan itu harus dibuat kembali.

Dia harus mempelajari Dwarven Kingdom dan memastikan bahwa mata-matanya bisa mendapatkan informasi dengan cara sembunyi-sembunyi. Di waktu yang sama, menghindari pengawasan secara magic sangatlah penting.

Masalahnya sekarang berapa lama waktu yang dibutuhkan.

Jika pemain yang mencuci otak Shalltear bersembunyi di sana, akan sangat berbahaya memberikan lawan terlalu banyak waktu. Jika mereka bersikap pasif, musuh mungkin akan mengambil waktu yang tepat untuk melancarkan serangan. Untuk menghindari hal ini, mereka harus mengambil inisiatif dan membuat gerakan pertama.

... Jadi ini akan jadi pertaruhan. Kalau begitu sebuah kelompok duta besar. Kita akan membuat hubungan diplomatik dengan Dwarven Kingdom. Jika pemain lain menyerang itu akan menjadi casus belli bagi kami untuk melancarkan serangan invasi. Lalu kita bisa menggali informasi yang diperlukan dari sisa-sisanya.

Ainz memperhitungkan hal-hal yang harus dia lakukan setelah bertemu dengan para dwarf.

Satu: memastikan keberadaaan para pemain.

Dua: menyelidiki rune dan asalnya.

Tiga: mendapatkan informasi dan contoh dari metalurgi dan ore-ore mereka.

Semacam itu.

Namun, mereka akan sulit mengatakan semua itu kepada Ainz secara langsung. Memang wajar untuk menyembunyikan kecanggihan teknologi seseorang. Informasi menjadi semakin berharga jika semakin rahasia sifatnya.

Jika ada para pemain Yggdrasil yang membiarkan pengetahuan mereka meluber ke seluruh tempat, Punitto Moe pasti akan mengomeli mereka.

...Dan juga, bagaimana kalau aku buat mereka mengekspor senjata ke Sorcerous Kingdom agar para petualang kami bisa mendapatkannya dengan harga yang rendah? Sangat menarik, ya kan? Tapi agar itu bisa berjalan, aku harus berhubungan baik dengan para dwarf. Memang aku bisa saja membuat mereka sebagai budak di dalam Nazarick, itu adalah cara yang terakhir. Aku ingin menjaga janjiku kepada Ainzach agar lebih meyakinkan.

Tetap saja, semua ini tidak lebih daripada hanya dugaan semata.

“...Lizardman. Apakah Zenberu tahu kota para dwarf?”

“Ya. Dia bilang kepada saya dia pernah tinggal di kota dwarf untuk sebentar.”

“Begitukah. Apakah kamu kira Zenberu akan mengantarkanku kesana?”

Lizardmen itu merenung, dan memiringkan kepalanya.

“Maafkan saya sebesar-besarnya, tapi pelayanmu ini tidak bisa menjawab pertanyaan itu. Tentu saja, saya yakin jika Yang Mulia memerintahkan sesuatu, Zenberu akan sangat berusaha untuk memenuhinya. Namun, sudah beberapa musim dingin ini sejak dia kembali dari kota dwarf, jadi saya tidak terlalu yakin jika dia masih ingat...”

“Benarkah... yah, jika memang begitu, aku bisa menanganinya dengan menggunakan magic. Tidak ada masalah.”

[Control Amnesia] mungkin akan bisa menanganinya.

Setelah berharap agar Ainzach atau Fluder tahu sesuatu tentang ini, Ainz mengizinkan lizardman itu untuk pergi.


**********


Dua jam setelah pertemuan dengan Lizardman, Ainz menghela nafas lirih di dalam kamarnya.

Itu karena dia baru saja selesai berkomunikasi dengan Fluder dan Ainzach via [Message]

Mengapa aku harus berteleport kesana untuk membuktikan identitasku? Terutama Fluder. Kukira dia sudah terbiasa sekarang, tapi ternyata aku salah.

Ketika Ainz menggunakan [Message], tak ada dari mereka yang percaya bahwa dia adalah Ainz, jadi dia tidak ada pilihan selain [Teleport] ke tempat dimana mereka berada dan bicara kepada mereka secara pribadi.

Cara mereka meminta maaf karena menggunakan cara yang sama dan meminta Ainz untuk hanya menggunakan [Message] hanya dalam keadaan darurat membuatnya merasa seakan mereka sudah merencanakan ini sebelumnya.

Ainzach bisa dikesampingkan dahulu, kamu kira Fluder ingin membuang waktunya untuk masalah lain, mempertimbangkan buku yang sudah kamu beri kepadanya.


Tentu saja, Ainz cukup bijak untuk tetap diam.

Ngomong-ngomong, memang dia pernah dengar tragedi yang disebabkan penggunaan [Message] di masa lalu, sulit baginya untuk memahami mengapa mereka tidak yakin pada mantra itu sampai sekarang. Meskipun begitu, mungkin itu bukanlah sesuatu yang bisa diterima dengan mudah. Ditambah lagi, akan sangat merugikan jika mereka, sebagai kolaborator Ainz, ditipu dengan cara seperti itu. Dalam hal itu, yang bisa Ainz lakukan menerima dan menelannya saja MP yang berkurang akibat magic teleportasi sebagai biaya perjalanan.

Kekesalannya juga berhubungan dengan hasil percakapannya dengan mereka berdua. Penggunaan teleportasi akan lebih bermanfaat jika menghasilkan informasi yang bagus. Sayangnya, bukan seperti itu.

Ainzach tahu bahwa ada Dwarven Kingdom di dalam rangkaian pegunungan Azellisia, tapi dia tidak yakin dengan lokasinya. Kingdom Re-Estize tak pernah mencoba untuk menjalin ikatan level nasional apapun dengan para dwarf pula. Meskipun mereka melakukannya, itu mungkin sebatas urusan-urusan di dalam kota tambang Re-Brumelashul. Hubungan-hubungan seperti ini sangat berkaitan erat dengan keuntungan kota, bagaimanapun juga, sulit sekali untuk mencoba ikut campur dengan mereka.
 (TL Note: .ブルムラシユール)

Fluder merasa sama pula.

Meskipun dia pernah dengar kebudayaan Dwarven dan pemerintahan mereka, kenyataannya adalah dia tidak tahu apapun tentang mereka. Ada sesuatu tentang seberapa kuat naga yang menyebabkan kerusakan di kota Dwarf, tapi dia tidak tahu nama kotanya, atau nama dan kemampuan dari naga itu.

Kelihatannya Fluder tidak menyelidiki masalah itu karena itu tidak membuatnya tertarik. Namun, mereka mungkin bisa mulai menelitinya melalui saluran dari Imperial setelah ini. Setidaknya, itulah yang disarankan oleh Fluder, tapi Ainz menolak saran itu. Itu akan memakan terlalu banyak waktu, dan membuat pengkhianat seperti dirinya melakukan penelitian yang dimaksud mungkin akan menyebabkan masalah.

Pada akhirnya, satu-satunya orang yang bisa dia andalkan adalah Zenberu sang Lizardmen.

Sudah waktunya aku mengirimkan sebuah [Message] kepada mereka berdua dan bilang tentang para dwarf.

“Aku akan menghubungi Shalltear dahulu. Hm... orang yang tepat untuk pekerjaan itu?”

Itu adalah pujian yang tinggi dan kritikan yang keji di saat bersamaan.

Ainz menutup matanya – meskipun dia tidak memiliki bola mata – dan memikirkan masalah untuk beberapa menit. Lalu, dia membuka matanya dan merapalkan mantra [Message].

“-Shalltear Bloodfallen.”

[A, Apakah itu anda, Ainz-sama? Dimana anda menginginkan [Gate] dibuka kali ini?]

Shalltear adalah Guardian Floor terkuat, dan satu-satunya mengatur banyak lantai. Kenyataannya hal pertama yang dia tanyakan adalah dimana [Gate] akan dibuka kali ini sungguh menyedihkan. Di waktu yang sama, Ainz merasa sedikit bersalah menugaskan hal itu kepadanya.

“Tidak. Kali ini, aku akan mempercayakan tugas berat kepadamu.”

[Tu, Tugas berat?]

“Umu. Kamu akan menemaniku untuk melakukan perjalanan, dan memastikan keselamatanku.”

Keheningan berlangsung beberapa detik.

Jangan bilang dia tidak dengar itu. Ada apa? Saat Ainz mulai penasaran apakah ada yang salah, suara Shalltear – menjadi sumbang, mungkin dikarenakan terlalu gembira – terdengar di kepala Ainz.

[Pelayan anda akan melaksanakan tugas itu, meskipun dia harus menjadi debu dalam prosesnya!!]

“U-umu. Kalau begitu aku akan menjelaskannya lebih detil lagi. Datanglah ke ruanganku di dalam E-Rantel.”

Jika dia tidak memberikan detil seperti itu, sangat mungkin sekali dia akan berteleport ke kamar Ainz di Nazarick. Namun, itu hanya pernah terjadi sekali. Dia telah mengirimkan [Message] kepada Narberal yang berkata untuk datang ke kamarnya, dan setelah menunggu lama dia tidak datang. Hanya setelah dia mengirimkan [Message] lain kepadanya akhirnya diketahui Narberal sedang menunggu di kamarnya yang ada di Nazarick.

Ainz bercermin dalam hal itu, dan menyadari kesalahan berada pada perintah yang dia berikan. Oleh karena itu, dia bertekad untuk tidak membuat salah lagi.

[Mengerti! Pelayanmu akan langsung datang!!]

“Dan juga, berikan tugas mempertahankan pengawasan terhadap Great Underground Tomb of Nazarick kepada Nare. Beritahu dia apapun yang diperlukan ketika kamu menyerahkan tugas tersebut kepadanya. Pertimbangkan waktu yang diperlukan untuk itu. Kemarilah ketika kamu sudah menyelesaikan urusanmu yang ada di sana. Aku tidak punya janji yang membuatku harus pergi dari kamar, jadi aku akan menunggumu sampai tiba.”

[Baik!! Saya Shalltear Bloodfallen, akan melaksanakan tugas anda dengan tepat dan tanpa terlambat!!]

“Penyerahan tugas dan pengambil alihannya juga sangat penting. Jangan terburu-buru dan membuat kacau hal itu karena aku sedang menunggu, paham? Aku akan perintahkan Mare untuk bergegas ke kamarmu, Adipocere Chamber.”

[Mengerti!! Kalau begitu saya akan menuliskan tugas yang akan diserahkan ke dalam tulisan!!]

“Dan juga aku yakin tidak perlu mengatakan hal ini, tapi kamu harus berikan cincinmu kepada Mare.”

[Tentu saja!! Saya mengerti jika itu hanya untuk disimpan sementara!!]

Sangat berbahaya membawa cincin itu keluar Nazarick. Dengan kata lain, selama cincin dan tongkat Ainz Ooal Gown tidak diambil, akan ada cukup waktu untuk semua guardian berkumpul. Oleh karena itu, cincin-cincin itu disembunyikan di dalam tumpukan emas di dalam ruang harta, selain dari yang dipakai Ainz dan yang diberikan kepada orang-orang tertentu di dalam Nazarick.

Alasan mengapa Ainz memakai cincin itu meskipun tahu bahayanya karena tidak mungkin bisa masuk ke Nazarick jika tak ada yang memakainya dan musuh memblokade pintu masuk ke dalam Nazarick.

“Baiklah. Mulailah persiapanmu kalau begitu.”

[Ya!! Lalu, apakah ada hal lain yang harus saya bawa ke ruangan anda, Ainz-sama?]

“Sebuah pertanyaan yang beralasan, tapi tidak ada yang perlu kamu bawa. Aku akan jelaskan rencanaku kepadamu ketika tiba waktunya, lalu aku akan memberimu waktu untuk mempersiapkan diri.”

[Mengerti!]

Respon penuh semangat dari Shalltear hilang saat mantra itu dihentikan.

Lalu, Ainz mengirimkan kepada Mare sebuah [Message]. Ada sedikit perbedaan isi dari percakapan mereka, singkatnya dia bilang kepada Mare untuk mengambil alih tempat Shalltear sebagai pelindung Great Underground Tomb of Nazarick.

Setelah mendengarkan suara Mare yang tetap jernih namun kecil, Ainz mengakhiri [Message].

Akhirnya, Ainz mengirimkan [Message] kepada Aura.

“Aura, ini aku.”

[Ya, Ainz-sama! Apa yang anda ingin saya lakukan?]

“Umu. Aku ingin kamu menemaniku ke Dwarven Kingdom.”

[Mengerti]

“Pertama, aku harap kamu akan menemuiku di dalam kamar di E-Rantel sementara menunggu Shalltear”

[Shalltear?!]

Seruan serasa tidak percaya berikutnya membuat Ainz berterima kasih dia tidak punya gendang telinga untuk mendengar.

“Aura, kecilkan suaramu.”

[Sa, Saya minta maaf, Ainz-sama!]

Seperti yang kubilang, kecilkan suaramu.. Ainz berpikir begitu, tapi tidak mengatakannya.

[Ah, apakah kita akan menghancurkan Dwarven Kingdom?]

“Tidak. Bagaimana bisa kamu mengeluarkan kesalahpahaman yang berbahaya seperti itu? Aku hanya ingin melakukan negosiasi pertemanan.”

[Ah, begitu! Jadi anda sudah melihat negosiasi damai itu akan hancur kemudian?]

“Aura, kamu-“

[Ainz-sama, saya sudah di sini!]

“Apa? Maksudmu kamu sudah tiba di kamarku?”

[Ya, tepat sekali!]

Sebuah ketukan datang dari pintu saat dia mengatakan ini.

Ainz tersenyum pahit saat dia melihat Decrement pergi untuk menjawabnya.

“Ainz-sama, Aura-sama meminta izin untuk masuk.”

Ainz memberi isyarat setuju, lalu Decrement mengambil satu langkah menjauh dari pintu.

[“Maaf sudah menganggu anda, Ainz-sama!”]

Suara Aura tumpang tindih dengan mantra [Message] saat gadis Dark Elf itu menyapa Ainz.

Ainz menunjuk sepasang sofa yang saling berhadapan, lalu beraling ke arah Decrement.

“Persiapkan minuman untuk Aura.”

“Ya, Ainz-sama. Kami punya jus apel, jus jeruk, jus jeruk nipis, teh dan kopi saat ini.”

Decrement meletakkan jus apel yang diminta Aura di meja kecil antara dua sofa. Saat Aura mulai meminumnya, Ainz mulai penjelasannya.

“Pertama, biar kujelaskan terhadap pertanyaanmu mengenai penghancuran Dwarven Kingdom. Membawa serta Shalltear memang untuk memenuhi persyaratan kekuatan tempur, tapi ada alasan lain untuk itu.”

“Eh?!”

Mata Aura melebar. Melihat sikapnya, jelas dia menganggap Shalltear memiliki kegunaan yang sangat terbatas. Tetap saja – Ainz sulit sekali menahan kehangatan yang mengalir di dalam dadanya.

Mengingatkannya kepada hubungan Bukubukuchagama dan Peroroncino.

Sekali-sekali, Bukubukuchagama akan berkata, “Apakah adikku yang bodoh itu memberimu kesusahan?”

Ketika orang membalas dengan sebuah, “Uh, kurasa tidak?” dia akan langsung merespon seperti Aura, dengan “Benarkah?!”

Sulit bagi Ainz untuk membendung diri saat dia menyadari Aura dan Shalltear membawa hubungan yang sama. Kenangan itu jatuh seperti butiran salju, memenuhi hatinya dengan sebuh kebahagiaan. Kegembiraannya bergulung naik, dan saat dia akan tertawa – emosinya ditekan.

“...Sial.”

Ainz samar-samar mengutuk dirinya saat momen kebahagiaannya dikacaukan oleh penekanan emosinya. Itu memang membantunya beberapa kali di masa lalu, tapi dia menyadari itu melelahkan juga ketika mengganggunya. Ainz tahu dia hanya egois dan hipokritis, tapi dia masih sulit menerima interupsi kenangan akan mantan teman-temannya.

“Ah, er.. Ainz-sama? Ada apa?”

Namun, rasa tidak senangnya hilang seperti asap di tiup angin saat dia mendengar suara gemetaran gadis itu. Dia tidak boleh mengeluarkan emosi negatif dengan cara yang bahkan bisa terlihat oleh anak-anak. Ainz menghirup nafas dalam-dalam, lalu tersenyum kepada Aura.

“Tidak, maafkan aku. Bukan apa-apa. Seperti yang kukatakan sebelumnya, Aku membawa serta Shalltear kali ini untuk menyelidiki kemampuan adaptasinya. Dia diciptakan untuk menjadi Guardian terkuat. Saat itu, jika dia bertarung dengan benar, mungkin akupun tidak akan mampu mengalahkannya.”

“Yah, jika mengenai hal itu-“

“-Tidak, bukan seperti itu. Jika aku adalah Shalltear, aku akan memanggil Einherjar sejak awal lalu bersiap bertarung sambil menghadapi musuhku, lalu menyerangnya dengan magic saat MP milikku mengizinkannya, diikuti dengan penggunaan skill-skillku. Lalu, aku akan memicu Blood Frenzy dengan suatu cara lalu merangsek dengan bertarung jarak dekat menggunakan Spuit Lance saat kekuatan serangku meningkat.”

Ainz tersenyum, sedikit tidak nyaman.

“Jika itu terjadi, aku akan lari tanpa berpikir dua kali.”

Skillnya sebagai pemain dikesampingkan dahulu, karakter Ainz hanya bisa dianggap berada dalam porsi yang lebih atas di tingkat tengah dari seluruh pemain. Karakter Shalltera dibangun dan diberi equipment menempatkannya di porsi yang lebih rendah dari tingkat teratas. Jika dia memakai equipment penuh – dengan item-item kelas divine – dia akan berada di dalam porsi tengah di tingkat teratas. Jika dia bisa merubah perlengkapan untuk menyamai lawannya, dia mungkin akan mampu bertarung setara dengan eselon atas dari tingkat teratas.

“Namun, reputasinya sebagai guardian terkuat malahan menghalangi perkembangan Shalltear.”

“Eh?”

“Cara yang paling efektif bagi Shalltear adalah mengurangi sumber daya musuh, jadi dia harus meluncurkan serangannya seperti sebuah anak panah. Ketika dia meluncurkannya, dia harus dibiarkan mengamuk di dalam barisan pertahanan musuh. Namun – apakah itu benar-benar hal yang tepat? Mungkin itu adalah cara yang terbaik untuk menggunakan kekuatan Shalltear secara penuh, tapi bisakah kita benar-benar berkata itu adalah metode yang paling baik untuk digunakan?”

“Aku tidak seberapa mengerti... tapi jika anda merasa itu benar, maka seharusnya itu adalah tepat, Ainz-sama.”

Jawaban semacam itu benar-benar membuatnya sulit untuk menjaga percakapan ini. Apa yang sebenarnya ingin Ainz dengar sekarang ini adalah balasan beralasan dengan hati-hati terhadap keuntungan dan kerugian dari statemen Ainz, itulah yang akan dikatakan oleh orang dewasa yang tepat. Tetap saja, lagipula anak-anak memang bisa diduga sangat jujur.

“Be, begitukah. Namun, kurasa bukan itu masalahnya. Ketika aku bilang itu adalah yang terbaik, itu hanya untuk istilah memanfaatkan kekuatannya dengan penuh. Namun, mungkin itu bukan cara terbaik ketika Shalltear mulai mengumpulkan pengalaman.”

Ainz membuat progres sebagai seorang warrior. Tidak, yang paling baik adalah dia belajar untuk memanfaatkan seluruh kemampuannya dengan penuh. Sementara tubuhnya mungkin tidak akan mampu berkembang, bagian-bagian lain dari dirinya masih berkembang.

Tidak seperti bagaiman mereka dulunya ketika mereka hanyalah data, para NPC sekarang memiliki pikiran dan kapasitas untuk berpikir sendiri. Hal yang sama berlaku untuk Shalltera. Shalltear hari esok akan berbeda dengan Shalltear hari ini.

“Membuatnya melakukan hal-hal berbeda daripada mengulang-ulang tugas yang lama mungkin akan membantunya berkembang... Tentu saja, dia mungkin saja gagal, meskipun aku tidak berharap untuk itu. Tetap saja, meskipun jika dia mengacaukannya, yang kita perlukan hanyalah membuat orang yang ada di sisinya memperbaiki kesalahan itu. Itulah kenapa aku memintamu, Aura.”

Aura memiliki hubungan yang lebih baik dengan Shalltear daripada Mare. Ainz telah memilih si kakak dari si kembar karena dia bisa membuat Shalltear tetap pada aturan.

Setelah mendengarkan semua ini dengan teliti, Aura mengangguk mengerti dengan terpaksa.

“..Tetap saja, sementara aku berkata begitu aku ingin dia mengumpulkan berbagai pengalaman, itu mungkin akan melanggar kontrak sosialnya, dan itu akan menyebabkan masalah bagi perusahaan – bagi kelompok.”

“Eh? Apa maksudnya itu?”

“...Berpikirlah seperti ini. Tidak baik memaksa Shalltear melakukan hal-hal yang tidak ingin dia lakukan.”

“Mematuhi anda adalah apa yang harus kami lakukan, Ainz-sama!”

“...Bukankah menurutmu salah membuatnya melakukan sesuatu melawan keinginan Peroroncino? Jika perintahku berlawanan dengan keinginan Bukubukuchagama, bagaimana perasaanmu saat mematuhinya, Aura?”

“Ng! Yah, saya, ah, saya akan..”

Aura menundukkan kepalanya dengan gugup, dan bergumam sesuatu seperti, “sulit sekali mengatakannya.”

“Baiklah, jangan khawatir dengan hal itu. Itu hanya perbandingan. Alasanku memilih Shalltera kali ini adalah untuk menantangnya dan melihat apakah dia akan berkembang.”

“Oh begitu! Itulah Ainz-sama, pemikiran anda yang kompleks berjalan sangat dalam!”

Seorang atasan harus membiarkan pengalaman bawahannya tertantang agar mereka bisa berkembang.

Ini adalah salah satu rahasia yang dia intip dari sebuah buku yang dia baca tak lama setelah datang ke dunia ini.

Alasan mengapa dia tidak memberikan Shalltear kesempatan seperti ini sampai sekarang adalah karean situasinya sangat berbahaya, dan juga karena tidak ada waktu untuk hal semacam itu. Sekarang, bagaimanapun... tidak, tidak ada peluang yang lebih baik dari ini...

“Aku akan katakan sisanya setelah Shalltear tiba. Dengan begitu, aku tidak harus menjelaskannya dua kali.”

Saat Ainz berkata demikian, ketukan datang dari pintu, diikuti dengan Decrement yang pergi memeriksa pengunjung itu.

“Itu adalah Shalltear-sama.”

Orang yang sedang ditunggu telah tiba. Ainz menunjukkan bahwa Decrement harus membiarkannya masuk.

Saat pintu itu terbuka, dia melihat seseorang di pintu masuk.

“Shalltear Bloodfallen siap untuk pergi!!”

Ainz – yang bersiap berterima kasih kepadanya karena sudah datang kemari – terdiam di tempat, dan butuh waktu sesaat baginya sebelum dia bisa mengumpulkan akalnya dan bicara.

“Mengapa... mengapa kamu berpakaian lengkap untuk siap tempur?”

Bukan hanya dia memakai full platenya, tapi dia bahkan sedang memegang Spuit Lance.

“Ya!! Saya sepenuhnya bersiap untuk melindungi anda, Ainz-sama!! Saya akan habisi siapapun yang berani melawan anda, Ainz-sama!!”

Ainz menatap Shalltear yang terengah-engah, matanya terbuka lebar. Lalu, dia menatap ke arah Aura, seakan berkata, apa yang harus kulakukan dengan hal ini? Bukannya dia bisa berkata Shalltear sudah salah duga.

“Haaa~ kamu terlalu terburu-buru. Bagaimana kalau mengambil tindakan setelah Ainz-sama selesai bicara?”

Shalltear cemberut saat Aura meninjunya. Sebelum mereka berdua mulai berdebat, Ainz mengangkat tangannya untuk meminta perhatian mereka.

“Shalltear. Mungkin kamu sudah benar, tapi keadaannya berbeda kali ini. Maafkan aku tidak menjelaskannya kepadamu.”

Ainz cepat-cepat menjelaskan tujuan dari operasi ini kepada Shalltear – dan rencananya untuk membangun hubungan pertemanan dengan Dwarven Kingdom.

Sebuah tampang bingung muncul di wajah Shalltear setelah dia menerima semua itu.

“Jika, jika itu yang anda mau, apakah tidak apa membawa serta saya?”

“...Aku punya banyak alasan memilihmu. Menyuruhmu melindungiku adalah salah satunya. Tapi alasan terbesar adalah agar kamu bisa menambah pengalaman. Itu adalah pendapat pribadiku saat kamu menganggap dirimu tidak cocok dengan tugas ini karena keberadaan Blood Frenzy milikmu. Mungkin setelah kamu mencobanya, kamu akan menemukan bahwa ternyata secara mengejutkan kamu cocok dengan hal semacam ini.”

Mata Shalltear membelalak.

“Saya mengerti, Ainz-sama!! Saya akan memastikan anda tidak akan menyesali keputusan itu!!”

“...Umu. Lalu, Shalltear, aku akan menempatkanmu di bawah komando Aura untuk perjalanan ini. Karena Aura bertanggung jawab terhadapmu, aku harap kamu akan mematuhinya.”

“Saya mengerti!!”

Shalltear membungkuk kepada Ainz.

Ainz bertanya-tanya apakah balasan Shalltear terlalu lekas gugup, tapi lebih baik daripada jawaban tidak bersemangat. Tetap saja, akan menyusahkan jika semuanya menjadi percuma.

“Aku menghargai semangatmu, tapi kamu harus menenangkan diri, Shalltear.. Kalau begitu, mari kita mempertimbangkan masalah pengikutnya. Siapa lainnya yang harus kita bawa serta?”

“Ainz-sama – bolehkah saya berbicara?”

Ainz entah bagaimana terkesiap dengan respon yang datang dari sisi yang tidak terduga, tapi dia dengan dingin berpaling menghadap Decrement.

“Apa itu? Apakah ada masalah?”

“Ah, saya bertanya-tanya bagaimana menurut anda membawa beberapa pelayan ikut serta sebagai pengiring anda selama perjalanan ke Dwarven Kingdom. Secara tradisi, mereka yang memiliki kekuasaan selalu membawa serta pengikut untuk menangani tugas-tugas macam-macam. Saya merasa Dwarven Kingdom akan menganggap remeh anda jika tidak membawa pelayan ikut serta, Ainz-sama.”

“Oh begitu... kamu memang ada benarnya.”

Saat memata-matai Jircniv, dia menyadari bahwa pria itu keluar dengan ditemani oleh beberapa kereta, dan beberapa diantaranya mengandung para gadis berpakaian bagus. Mereka pasti orang-orang yang sedang menunggunya. Jika dia tinggal di Nazarick dulu, Ainz akan bisa mengamatinya dengan lebih hati-hati, tapi sayangnya dia tidak bermalam, yang mana agak sedikit disayangkan.

Tidak, kenyataannya adalah Jircniv telah data menempuh perjalanan yang lama untuk mengunjungi Ainz, dan Ainz akan sangat tidak sopan kepada Jircniv jika tidak memaksa dia bermalam. Memang benar, orang itu menolak dengan keras setiap tawaran bermalam yang Ainz buat, tapi mungkil yang benar adalah untuk membuatnya berubah pikiran.

Mungkin jika mereka membuat hubungan baik waktu dulu, masalah menjadikan negara bawahan mungkin tidak akan muncul di arena.

Oops, aku sudah keluar jalur... Decrement ada benarnya, tapi—

Ainz mempertimbangkan datanya. 41 pelayan biasa mungkin terlihat berbeda, tapi equipment dan statistik mereka sama.

Spesies heteromorfik yang dikenal sebagai Homunculi tidaklah sangat luar biasa, dan mereka sangat lemah, karena hanya level 1. Sementara mereka masih lebih unggul daripada level 1 manusia biasa dalam hal stats, jika mengenai bertarung, seorang Homunculi hanya akan memiliki 60% peluang menang.

Seragam pelayan yang mereka kenakan memang memberikan ukuran kekuatan bertahan, tapi itu hanya pada item kelas tinggi. Seragam itu mungkin kelihatannya luar biasa elastis bagi penghuni dunia ini, tapi tidak lebih dari sekedar lembaran kertas bagi pemain Yggdrasil.

Sejujurnya, tidak mungkin dia membawa mereka ke Dwarven Kingdom, melihat dia tidak tahu apapun tentang tempat itu. Ada kemungkinan seorang pemain mungkin sedang menunggu dengan pasukan yang siap diberangkatkan dan siap tempur.

“Tetap saja... Sayangnya, aku tidak bisa melakukan itu. Jika kita harus  memiliki pengikut – Shalltear, bisakah kamu membawa pasukan vampire bride milikmu dengan kita?”

“Tidak perlu ditanya. Semua yang ada di dalam Nazarick melayani anda. Anda hanya perlu memerintahkannya kepada kami?”

“Begitukah. – Decrement, penawaran yang kamu ajukan sangat beralasan. Namun, ada masalahnya, yaitu karena kamu lemah dan aku tidak tenang dengan keselamatanmu ketika bepergian ke negeri yang tidak diketahui.”

“Kami semua siap menghadapi segala macam bentuk bahaya!”

Ainz mengangkat satu tangan untuk menenangkan Decrement.

“Aku senang dengan loyalitas yang kamu – yang kalian semua tunjukkan. Oleh karenanya, ketika aku sudah memastikan Dwarven Kingdom aman, aku akan mengirimmu via teleportasi. Sampai saat itu, bagaimana kalau menyerahkan masalah itu kepada para vampire bride?”

Mulut Decrement bergerak beberapa kali, tapi tak ada kalimat yang keluar. Pada akhirnya, dia membungkukkan kepalanya. Ainz berharap bahwa dia tidak setuju karena dia diperintahkan seperti itu, tapi kelihatannya memang begitu.

Karena Ainz tidak punya hal lain untuk membujuknya, dan dia tidak akan merubah pikirannya tak perduli apapun yang dia katakan, Ainz berpaling dari Decrement.

Membangkitkan NPC level 1 memang murah, tapi bukan itu masalahnya di sini.

Tak ada yang ingin membawa anak dari teman-temannya ke dalam tempat yang berbahaya.

“Kalau begitu, Shalltear, bawalah serta – biar kulihat – enam Vampire Bride. Lalu tambahkan 30 pengendara selain itu. Lima diantaranya adalah Hanzo yang baru saja di summon.”

Tidak ada makna khusus dibalik angka 30. Hanya saja dia merasa bahwa jumlah itu sudah cukup. Mungkin karena ini adalah jumlah pemain yang diperbolehkan dalam sebuah kelompok penyerbuan?

“Aku akan menghubungi Cocytus sambil menunggu semua orang berkumpu. Baiklah, aku harus menyelesaikannya dahulu. Ketika semua orang berkumpul, kalian berdua akan bepergian ke desa Lizardmen melalui [Gate] Shalltear. Setelah itu, kita akan menuju utara untuk menemukan Dwarven Kingdom. Bagaimana menurutmu?”

“Mengerti!”

“Baik, ayo kita lakukan.”

Dua Guardian itu membalas setuju. Mereka tidak memberikan saran yang lebih baik, yang diharapkan Ainz. Sementara dua orang itu memang bukan wanita yang langsung meng-iyakan, kenyataan bahwa mereka telah berkata seperti itu membalas sarannya membuat Ainz merasa tidak tenang. Ini karena Ainz tidak memiliki rasa percaya diri dengan idenya sendiri.

“Kalau begitu, apakah kamu punya saran lain dengan pengikut sisanya?”

“Binatang buas magis saya—“

“Undead saya—“

Keduanya berkata berbarenangan, dan saling menatap satu sama lain. Saat Ainz berpikir mereka akan mulai berdebat, Shalltear membuang muka dahulu.

“Setelahmu.”

“..Apa? Kamu makan sesuatu yang aneh ya?”

“Hanya saja aku diperintahkan untuk mendengarkanmu.”

“...Rasanya agak menjijikkan.”

Alis Shalltear berkedut, tapi dia tidak berkata apa-apa.

“Kalau begitu, bagaimana kalau membawa 25 undeadmu mengendarai binatang buas magis milikku?”

“Aku tidak keberatan –“ Shalltear melihat ke arah Ainz ” – Tapi itu akan melebihi jumlah yang anda sebutkan, Ainz-sama. Apakah itu tidak apa?”

“Tidak apa.”

“Kita akan melakukan itu nanti.”

Karena mereka berdua kelihatannya sudah mencapai kata sepakat, Ainz melanjutkan bicara.

“Kalau begitu, mari kita segera bekerja sendiri-sendiri. Aku akan memberikan kalian berdua dua jam untuk memilih personel. Ingatlah kalian mungkin tidak akan bisa kembali sementara setelah pergi, dan jangan mengira kalian bisa berteleport kembali ke Nazarick dengan magic teleportasi. Aura, kamu khususnya harus hati-hati dengan ini sebagai salah satu makhluk hidup. Jika hanya itu, mari kita berpisah. Aku punya banyak hal untuk didiskusikan dengan Pandora’s Actor.”

Di waktu yang sama, dia membuat catatan mental untuk menghubungi Albedo tentang ini dengan sebuah [Message].

***

“Akhirnya, waktunya telah tiba!”

Setelah dia cukup jauh dari kamar supreme being sehingga suaranya tidak sampai terdengar kesana, Shalltear mengepalkan tinjunya dan berteriak kegirangan.

“Sudah laam sekali...tapi akhirnya, aku bisa menebus kegagalan masa laluku dan membuat semua orang tahu bahwa Shalltear Bloodfallen bisa berguna untuk semua orang!”

Shalltear menatap di kejauhan.

Aura sangat paham dengan perasaan yang terkandung di dalam suara Shalltear, yang mana tidak biasanya bagi dirinya. Meskipun Shalltear sudah dihukum karena kesalahannya dan Ainz-sama secara pribadi sudah bilang kepadanya bahwa itu bukan salahnya, Shalltear tetap ingin menghapus kesalahan yang telah dia buat. Sebagai sesama Guardian Floor, Aura bisa mengerti perasaannya dengan sangat baik. Tetap saja – dia merasa sedikit tidak enak.

“Sudah lama sekali datangnya... Semua pekerjaan yang diberikan kepadakku sampai sekarang adalah hal-hal yang mudah yang bisa dilakukan siapapun. Namun... Namun...”

“Ah~ Aku merasa pekerjaan yang diberikan oleh Ainz-sama kepadamu sangatlah penting, Shalltear.”

“Yah, seperti yang kamu bilang, sampai batas tertentu. Tetap saja, apakah pekerjaan itu benar-benar penting?”

“Melindungi Nazarick juga sangat penting, ya kan? Lagipula, menjadi barisan pertahanan pertama melawan segala penyusup adalah sebuah tugas yang diberikan kepada Guardian yang bisa diandalkan, ya kan?”

“Nngg!”

Shalltear tidak bisa menyangkalnya.

Lalu, dia menekan kedua jari telunjuknya lalu memisahkannya lagi dengan gugup.

“Apakah Ainz-sama benar-benar berpikir seperti itu?”

“Mm~ Mungkin. Ainz-sama bilang bahwa kamu sangat kuat, Shalltear.”

Shalltear tersenyum lebar. Respon itu membuat Aura menghela nafas lega. Jika dia membiarkan dirinya seperti ini, Shalltear pastinya akan terkena masalah karena percuma dan itu hanya akan menyusahkan Ainz-sama. Jika itu terjadi, dia tidak tahu bawaha dia akan minta maaf kepada Ainz untuk itu. Ditambah lagi, dia merasa kasihan kepada Shalltear.

“Tapi ketika aku berada di kota manusia, Demiurge menyingkirkanku sendirian. Dia pasti merasa aku tidak berguna. Jika itu adalah yang Demiurge – sebagai otak terbaik di Nazarick – pikirkan tentangku, maka bukankah yang lainnya, terutama Ainz-sama – yang kearifannya melebihi Demiurge – merasa sama?”

“Hm, kamu tidak bisa benar-benar berkata seperti itu. Mungkin karena Ainz-sama lebih pandai daripada Demiurge sehingga dia merasa seperti itu tentangmu.”

Saat itu, Shalltear terperangah dengan “Ho....”

“Seperti yang diduga dari Ainz-sama...”

“..Haah.”

Aura mulai merasa sedikit capek. Namun, dia merasa bahwa bersikap langsung dengan Shalltear tidak akan berhasil, jadi mungkin sebuah metode tidak langsung akan efektif.

“Tetap saja, itu berarti bahwa yang lainnya merasa sama seperti Demiurge.”

“...Aku tidak bisa menyangkalnya.”

Atau lebih tepatnya, itu memang benar. Aura bicara sebelum Shalltear dengan mata terbelalak bisa melanjutkan.

“Ainz-sama ingin menguji fleksibilitasmu dengan membuatmu terpapar dalam berbagai situasi, jadi kurasa menghadapi kesulitan bukanlah hal yang buruk. Sampai saat itu, jika kamu mencatat dan belajar dari sekitarmu, itu akan bisa membuat Ainz-sama dan yang lainnya terkesan kepadamu.”

“Jadi aku harus belajar dahulu sebelum itu?”

“Benar sekali. Pikirkan saja, kamu bepergian dengan orang terhebat di seluruh Nazarick, ya kan? Bukankah itu berarti kamu bisa belajar sesuatu dari Ainz-sama?”

“Oh begitu!... Tapi, apa yang harus kulakukan?”

“Shalltear, disitulah pelajarannya dimulai.”

“Benar, benar juga!”

Kehabisan kata-kata, Aura hanya melemparkan pertanyaan itu kembali kepada Shalltear.

Seharusnya itu tidak apa... ya kan?

Sebuah kerlipan rasa tidak tenang melewati hati Aura. Tetap saja, bolanya sekarang ada di halaman Shalltear, dan tidak ada lagi yang bisa dia lakukan lagi.

Apakah dia akan memperhatikan tingkah lakunya...

Aura berdoa kepada Bukubukuchagama, Supreme Being yang juga adalah dewanya:

Bukubukubchagama-sama, tolong awasi Shalltear, yang diciptakan oleh adikmu Peroroncino-sama!


**********

Ainz bepergian ke desa Lizardmen melalui sebuah [Gate].

Dia dikawal oleh para Hanzo untuk melindunginya. Dari Lima Hanzo, satu Hanzo berikatkan kain merah di lengan kanannya.

Itu bukan kain yang diberi magic; hanya untuk menunjukkan bahwa dia adalah pemimpin mereka.

Sejak awal, dia hanya menganggap dengan melakukan itu akan membuatnya lebih mudah untuk mengatur mereka. Namun, pimpinan yang baru ditunjuk sangat senang karena terpilih, dan Ainz tahu dia sedang tersenyum dari balik topengnya.

Sejujurnya, Ainz merasa agak bersalah. Lagipula, dia hanya memberinya secarik kain.

Dengan dilindungi oleh para bawahannya, Ainz sekarang bisa melihat patung dirinya.

Ainz sudah kemari beberapa kali sebelumnya, karena itu adalah tujuan teleportasi yang sudah ditentukan. Tetap saja, patung itu masih membuatnya malu.


Ada patung figur historis dan semacamnya di dalam dunia Suzuki Satoru, tapi tentunya siapapun akan merasa malu menyaksikan sebuah monumen dirinya sendiri sementara mereka masih hidup.

Apa yang sebenarnya membuatnya tidak nyaman adalah kenyataan bahwa tulang wajahnya sedikit berbeda dari dirinya. Kelihatannya mereka sedang mencoba untuk mempercantik dirinya.

Apakah tulang pipi terlihat lebih tampan jika seperti itu? Aku tidak paham sama sekali. Estetika macam apa yang bisa menghasilkan ini?

Saat Ainz merenungi masalah tersebut, dia berpaling dan menyadari Cocytus dan Lizardmen berlutut di depannya.

Dia terbiasa dengan pemujaan seperti itu sekarang saat dia semakin berpengalaman dalam memainkan perannya sebagai makhluk superior. Tetap saja, itu tidak menyenangkan bagi Suzuki Satoru yang seorang pegawai kantoran. Meskipun begitu, dia mengerti bahwa itu adalah simbol dari loyalitas mereka, jadi dia tidak meminta mereka untuk berhenti.

“-Angkat kepala kalian.”

Setelah izin itu – diberikan dengan perasaan campur aduk – dikeluarkan, lizardmen kembali melihat ke atas, seakan mereka baru saja hidup kembali.

“Terima. Kasih. Sudah. Datang. Hingga. Kemari. Ainz-sama.”

Ainz memberi isyarat kepada Cocytus yang masih berlutut agar dia seharusnya berdiri.

“Umu. Terima kasih atas kerja kerasmu. Aku sudah menerima laporanmu tentang desa. Meskipun aku hanya melihatnya sekilas, aku tidak melihat adanya masalah, yang mana itu bagus. Prestasimu di sini layak dipuji.”

“Terima. Kasih. Banyak! Ini. Bisa. Diselesaikan. Berkat. Keagunganmu. Ainz-sama.”

Aku tidak melakukan apapun, Ainz ingin berkata demikian. Malahan, dia menerima pujian setia dari Cocytus dengan sikap berwibawa. Lagipula, jika dia berkata yang lainnya, hanya akan berkembang menjadi putaran yang tanpa akhir dari “Tidak tidak”, “Tidak tidak tidak tidak” dan seterusnya. Ainz sangat yakin itu.

“...Meskipun begitu, hasil yang luar biasa yang kamu tunjukkan layak mendapatkan penghargaan.”

Setelah berpikir ke belakang, Albedo dan Mare sudah menerima sebuah cincin Ainz Ooal Gown masing-masingnya, Aura sudah menerima sebuah jam dengan suara Bukubukubchagama yang terekam di dalamnya, Shalltear sudah diberi bestiary (Buku Ensiklopedia tentang moster zaman abad pertengahan terutama) milik Peroroncino, dan Demiurge – dia telah memberikan patung demon kepada Demiurge yang dibuat oleh Urbelt.

Hadiahnya kepada Cocytus adalah nyawa dari lizardmen ini, tapi mungkin sudah waktunya untuk hadiah lain.

“Mungkin kamu akan berkata tidak perlu, tapi wajar jika hadiah dan hukuman harus diserahkan saat dianggap memang dibutuhkan... Katakan kepadaku, Cocytus, apa yang kamu inginkan?”

“Tidak. Ainz-sama. Saya. Tidak. Menginginkan. Hadiah. Lain. Selain. Melayanimu. Dengan. Setia.”

Sementara permintaan Solution atas “manusia tak bersalah” sangat mengganggu, sebuah permintaan seperti Cocytus juga sangat sulit dikabulkan.

Salah satu anggota guildnya komplain dengan tipe wanita tertentu yang menjengkelkan, semacam yang berkata, “Apapun itu ok” ketika ditanya “Kemana kamu ingin pergi makan siang”, lalu kemudian wanita itu berkata, “Kita seharusnya pergi ke masakan italia tadi”. Ainz merasakan hal yang sama. Ratusan kali jauh lebih mudah untuk bergaul dengan seseorang yang jelas-jelas berkata apa yang mereka inginkan.

“...Cocytus. Kurangnya hasrat suatu ketika lebih menjengkelkan daripada ketamakan. Aku sekarang memerintahkan kepadamu – katakan kepadaku apa yang kamu inginkan dalam waktu satu minggu, terbatas pada obyek materi. Apakah kamu mengerti?”

Sebuah tampang bingung muncul di wajah Cocytus. Ainz tidak menghiraukannya.

“Apakah kamu mengerti?” ulang Ainz.

“Jika. Itu. Adalah. Kehendak. Anda. Ainz-sama.”

“Umu. Itu adalah kehendakku. Baiklah kalau begitu. Cocytus, sudah waktunya berpindah pada alasanku datang ke desa ini. Aku ingin bicara dengan Zenberu.”

“Saya mengerti! Saya. Sudah. Membawanya. Kemari. Silahkan. Datang. Kesini. Ainz-sama.”

Cocytus bergerak di belakang dan ke samping Ainz, lalu memanggil lizardmen yang sedang berlutut.

“Zenberu. Jawablah. Pertanyaan. Ainz-sama. Kamu. Diizinkan. Untuk. Menghadapnya. Secara. Langsung.”

Zenberu mengangkat kepalanya dengan sebuah “Ya”, tapi ada kebingungan di dalam suaranya.

“Kalau begitu, aku akan langsung ke masalahnya. Aku ingin berkunjung ke Dwarven Kingdom. Jadi, aku ingin mempekerjakanmu sebagai penunjuk jalan. Bisakah kamu bawa aku kesana?”

Lizardmen itu terlihat seperti sedang memicingkan matanya.

Ainz tidak mengerti ekspresi lizardmen, dan dia tidak bisa membedakan tampang macam apa di wajahnya, tapi kelihatannya tidak baik.

“Maafkan saya sebesar-besarnya, Yang Mulia, tapi bolehkan saya bertanya niat anda menuju Dwarven Kingdom?”

Saat dia selesai mengucapkan itu, sebuah geletakan rahang terdengar dari belakang Ainz.

“...Zenberu. Ingin. Tahu. Niat. Dibalik. Keputusan. Ainz-sama. Adalah. Sikap. Tidak. Hormat. Yang. Paling. Tertinggi.. Yang. Kamu. Perlukan. Adalah. Menjawab. Pertanyaan. Itu. Dengan. Jujur.”

Cocytus sedang menggunakan nada yang sama seperti biasanya, tapi ada perbedaan sikap tidak senang dalam ucapannya.

Ainz ingin menyingkir saja dari suara tidak senang yang jelas terdengar dari belakangnya.

Tetap saja, sementara Ainz senang bukan menjadi target agresi dari Cocytus, Zenberu tetap terdiam. Dia melihat reaksi Ainz, tatapannya tidak tergetar.

Ketegangan memenuhi udara di tengah-tengah keheningan yang menakutkan, yang mana dipatahkan oleh suara mengancam dari Cocytus. Tidak banyak waktu yang telah berlalu, pikir Ainz. Ketika dia tiba-tiba menyadari bahwa Cocytus akan membuat gerakan lalu Ainz menyela untuk menahannya. Tidak melakukan hal semacam itu akan berbahaya.

“Tidak apa, Cocytus. Zenberu tidak menunjukkan sikap tidak hormat apapun kepadaku.”

“Tapi. Ainz-sama—“

“Tidak apa. Kalau begitu, aku akan mengambil sedikit sikap kasihan kepadamu, Zenber. Apa yang membuatmu mengeluarkan konsepsi yang salah seperti sekarang?”

Reaksi Zenberu memang wajar melihat apa yang telah dia lakukan kepada desa ini. Tetap saja, Ainz tidak membiarkan pemikiran seperit itu muncul di wajahnya. Jika Ainz menginginkannya, maka tidak ada kesalahan dari tindakan para pelayan Nazarick. Bertindak selain itu di depan para bawahannya mungkin akan membuat mereka ragu dan mempengaruhi aktifitas masa depan.

“Zenber. Aku tidak punya niat melukai para dwarf. Aku datang sendiri karena aku ingin membentuk sebuah hubungan pertemanan dengan para dwarf.”

“Apakah itu benar?”

“Kamu-“

Ainz berpaling kepada Cocytus.

“Cocytus. Loyalitasmu membuatku senang. Tapi aku sudah katakan bahwa itu tidak apa. Tidak usah menghiraukan apa yang Zenberu katakan di sini dan lupakan saja.”

“Saya mengerti!”

Apakah ini yang mereka maksud dengan “katakan pemikiranmu sejujurnya”? Jika bos memintamu untuk “katakan apa yang kamu pikirkan sejujurnya”, itu jelas jebakan.

Ainz berpaling kepada Zenberu.

“Memang benar, begitulah, Zenberu. Aku akan bersumpah atas namaku jika diperlukan. Aku ingin membangun hubungan pertemanan dengan para dwarf. Namun, ada juga kemungkinan aku akan menggunakan kekuatan yang mungkin dibutuhkan jika memang menjamin dari respon mereka. Bisakah kamu mengerti tindakan seamcam itu tidak bisa dihindari?”

“Memang wajar. Itu masuk akal. Di dunia ini, kekuatan memang benar. Meskipun begitu, bagaimana aku harus mengatakan ini... Aku tidak ingin membalas kebaikan dengan keburukan.”

Zenberu berhenti sejenak untuk mengambil nafas. Ainz teringat kepada para warrior yang bernafas ketika mereka akan meluncurkan sebuah serangan.

“Ditambah lagi, jika anda meluncurkan serangan kejutan dan menghabisi mereka setelah saya mengantarkan anda kesana, saya harap anda memaafkanku karena akan melawan.”

Sebuah geretakan yang keras datang dari belakang Ainz, lalu Ainz berkata, “Tidak apa” kepada Cocytus.

Meskipun tanpa memeriksa, dia sudah tahu itu adalah suara dari Cocytus yang sedang memperkuat genggaman senjatanya.

Apa yang harus kulakukan kepadamu, pikir Ainz saat dia melihat Zenberu dengan sombong. Kelihatannya latihan yang dia lakukan berulang kali terbayarkan, karena tubuh Zenberu terdiam karena teror.

“Yah, jika itu terjadi, aku cuman harus menghancurkanmu pula. Bukannya aku keberatan... tapi itu sangat berani sekali. Apakah kamu sudah mempertimbangkan bahwa kenyataan itu mungkin akan berakhir dengan kehancuran semua lizardmen di desa ini pula?”

“..Saya percaya anda tidak akan benar-benar melakukan itu, Yang Mulia?”

Saat Zenberu menatap Ainz dengan tatapan tajam, Ainz mengelus dagu dengan ibu jari dan telunjuknya. Lalu, dia membuat pengumuman.

“Kelihatannya kamu salah. Aku mempertimbangkan masalah itu atas dasar untung dan ruginya.  Mungkin memang aku tidak akan menghancurkan seluruh kelompok karena pengkhianatan satu orang, tapi jika ternyata pengkhianatan yang mirip mungkin akan muncul di kemudian hari, dan kerugiannya melebihi keuntungan membiarkan mereka hidup, apakah kamu kira aku tidak akan menghabisi mereka semua tanpa ragu? Atau apakah kamu mengira aku adalah seorang makhluk yang tidak punya otak dan penuh kasih?”

Ekspresi Zenberu berubah.

Namun, Ainz tidak tahu ekspresi macam apa yang dikeluarkannya.

Kelihatannya agak aneh berkata seperti ini sebagai makhluk undead sendiri, tapi dia merasa bahwa Lizardmen itu lihai.

Tidak perlu memahami ekspresi ras lain. Lagipula, dia hanyalah undead dengan kenangan dan pengalaman sebagai manusia yang disebut Suzuki Satoru.

Karena Zenberu kelihatannya tidak akan melanjutkan bicaranya, Ainz meneruskan:

“Ah, jangan khawatir. Aku tidak akan menghancurkan desa ini meskipun kamu mengkhianatiku. Lagipula, itu bukanlah pengkhianatan yang terorganisir, dan reaksimu sangat bisa dipahami melihat kepribadian dan sejarahmu. Mereka adalah teman-teman lamamu – penyelamatmu? Aku mengerti mengapa kamu berpihak kepada mereka. Namun, biarkan aku mengulangi ucapanku: Aku tidak akan menghancurkan Dwarven Kingdom tanpa alasan.”

Entah pemain lain itu ada atau tidak, Ainz tidak ingin meluncurkan sifat bermusuhan secara langsung tanpa adanya dialog.

Lagipula, keadaan tidak berjalan sangat baik dengan negeri-negeri tetangga.

Sekarang setelah mereka menjadikan negeri yang kelihatannya berhubungan baik, nama mereka akan terkenal buruk jika mereka akhirnya mendeklarasikan perang dengan para dwarf pula.

Oleh karena itu, mereka harus berusaha sebaik-baiknya untuk menandatangani perjanjian teman dengan para dwarf. Dengan begini, mereka bisa menunjukkan kepada negeri-negeri tetangga bahwa Sorcerous Kingdom adalah entitas yang bisa mematuhi pakta dan perjanjian. Ini juga akan memberi mereka moral yang tinggi dan membiarkan mereka membatasi tindakan yang bisa diambil jika ada pemain  yang sedang bersembunyi di sana.

Apa yang akan para pemain lakukan jika mereka mewaspadai Sorcerous Kingdom?

Kemungkinan terbesarnya adalah mereka akan menganggap Sorcerous Kingdom adalah kerajaan iblis, dan menggunakan alasan itu untuk meluncurkan teriakan peperangan kepadanya.

Di sisi sebaliknya, apa yang akan mereka lakukan jika mereka mendengar bahwa Sorcerous Kingdom telah menandatangani perjanjian pertemanan dengan Dwarven Kingdom, seperti sebuah negeri yang benar dan baik?

Beberapa orang mungkin akan berpikir itu ditandatangani di bawah tekanan atau itu adalah diplomasi kapal perang (diplomasi dibawah ancaman). Namun, dipermukaan akan terlihat sebagai perjanjian biasa dan adil.

Bicara berdasarkan asumsi, jika seorang pemain memutuskan untuk berperang melawan Sorcerous Kingdom, pemain itu pasti akan mengundang entitas yang sama levelnya – kelihatannya adalah para pemain lain – untuk bergabung dalam ekspedisi militernya. Namun, beberapa orang mungkin akan menganggap Sorcerous Kingdom sebagai negeri yang baik. Orang-orang yang ogah perang ini mungkin akan menyebut perjanjian dengan dwarf sebagai alasan untuk menyingkir dari konflik.

Memang benar, ini hanyalah asumsi yang tidak berdasar, tapi dia mungkin bisa menyerang sementara lawan dalam keadaan terpecah dan mengalahkan mereka, dimana saat sebuah bom “Itulah kenapa aku tidak ingin bertarung” akan meledak dan merobek-robek musuh.

Ini adalah alasan mengapa dia ingin menempatkan diri dalam moral yang tinggi.

 Lagipula, satu-satunya hal yang Ainz takuti adalah sekelompok pemain, bukan hanya satu atau dua pemain lain.

Memang benar jika para pemain dengan World Class Item adalah menakutkan, dan begitu pula para pemain dengan kelas-kelas yang sangat kuat, seperti World Champion. Meskipun begitu, jika mereka sendirian, mereka tidak akan bisa mengalahkan Nazarick tanpa menggunakan salah satu dari Dua Puluh World Class Item yang disebut Twenty.

“Jadi kamu bisa tenang.”

“-saya mengerti sekarang.”

“Umu. Itu memang yang terbaik. Bisakah aku percayakan tugas itu kepadamu, Zenberu?”

“Saya mengerti, Yang Mulia. Saya akan membawa anda ke kota gua para dwarf dimana saya pernah tinggal sesaat.”

Ainz mengangguk puas, lalu berpaling kepada Zaryusu.

“Bagus, sekarang aku akan memanggil Zaryusu. Tolong terima ucapan selamatku atas kelahiran dalam keluargamu. Apakah ibu dan anaknya sehat-sehat saja?”

Zaryusu dengan gugup menjawab:

“Ya, Yang Mulia. Mereka baik-baik saja. Kelihatannya anak saya akan mulai berjalan.”

“Itu cepat sekali!”

Meskipun begitu, penyelidikannya menunjukkan bahwa anak manusia di dunia ini berkembang lebih cepat dariapda di dunia Suzuki Satoru dalam segala aspek, baik tumbuhnya gigi, bicara atau berjalan sendiri. Tentu saja, itu hanyalah sesuatu yang dia pikirkan setelah membandingkan pengamatannya terhadap apa yang dia ingat dari ucapan Touch Me di masa lalu.

“Begitukah? Saya merasa itu sangat normal..”

“Ah, Ternyata begitu. Kelihatannya aku menganggap itu dari sudut pandang manusia. Anak... hm. Saat ini, aku sedang dalam proses membangung sebuah negara yang terdiri dari makhluk-makhluk dari berbagai spesies berjalan sama-sama. Jika aku memintamu untuk hidup di sebuah negeri manusia di bawah pemerintahanku untuk mempercepat tujuan itu, apakha kamu akan menerima?”

“Saya tidak bisa menolak perintah Yang Mulia.”

“Oh, jangan seperti itu.”

Sementara Zaryusu mungkin tidak berniat untuk mengatakan demikian, kedengarannya seperti sebuah ejekan.

 Hal yang sama berlaku dengan Ainzach sebelumnya, Ainz berpikir saat dia melanjutkan bicara.

“Aku ingin mendengar pendapatmu untuk masalah ini. Setelah pernah meninggalkan Lizardmen sebagai seorang Traveler, kamu harusnya mengalami hal semacam ini, apakah aku salah? Dengan kata lain, kamu harus mampu berpikir dengan cara yang berbeda dari Lizardmen biasa. Karena itu, aku ingin mendengar apa yang kamu pikirkan dan rasakan dengan dunia yang terus berubah di hadapanmu.”

“Saya menjadi seorang Traveler karena saya merasa keadaan tidak berjalan seperti dulunya. Saya terpaksa melakukannya karena keadaan.”

“Meskipun begitu, sudut pandangmu seharusnya lebih lebar setelah melihat dunia. Jika mungkin, mengapa tidak menggantikanmu dengan seorang lizardmen biasa lalu meninggikan evaluasi dari keuntungan Lizardmen yang bepergian ke negeri manusia?”

“Ya...”

Setelah berpikir sejenak, Zaryusu bicara sekali lagi.

“Secara pribadi, saya tidak ingin bepergian ke kota manusia. Saya merasa tidak tenang melakukannya dengan menggandeng istri dan anak. Meskipun itu adalah negeri yang dipimpin oleh Yang Mulia... Itu akan sangat sulit.”

Membuang keadaan sekitar yang familiar dan bepergian ke lingkungan yang benar-benar berbeda sangat melelahkan. Wajar saja jika seseorang ingin mempertahankan keadaan sekeliling yang terbiasa bagi mereka. Ini memang benar bagi Zaryusu, yang merupakan seorang pria dan harus memikul beban sebuah keluarga.

Mungkin ada beberapa orang yang tidak ingin dilindungi seluruh hidupnya. Tapi Ainz merasa orang-orang yang tidak bisa menerima perlindungan ketika keadaan membutuhkan adalah orang yang lemah, baik itu PK atau PKK.

“Oh begitu. Kalau begitu... apakah mungkin anak-anak akan terbiasa dengan hal semacam itu?”

“Apakah itu berarti anda hanya berniat untuk mengambil anak-anak, Yang Mulia?”

Ainz merasakan kritikan kecil di dalam ucapan itu.

Zaryusu pasti berpikir bahwa Ainz akan memaksa memisahkan anak-anak dari orang tua mereka.

“Jangan biarkan imajinasimu semakin liar. Aku berniat untuk membangun sebuah negeri dimana ras-ras berbeda bisa hidup berdampingan denga harmoni. Langkah pertama dari itu adalah menciptakan sebuah tempat dimana anak-anak Lizardmen, manusia, Goblin dan sebagainya bisa bermain dengan gembira sama-sama. Hanya itu... tetap saja, aku percaya jika kalian semua tidak berniat hidup dan mati di dunia kecil dari danau ini, tapi berencana untuk menginjakkan kaki di dunia yang lebih besar?”

Wajah-wajah lizardmen dipenuhi dengan ekspresi yang rumit.

“Apakah maksud anda... anda ingin lebih banyak orang yang menjadi Traveler?”

“Aku menganggap pekerjaan Traveler bukanlah pekerjaan mewah diantara lizardmen, apakah aku salah? Aku hanya ingi berkata bahwa kamu harusnya memperluas pikiranmu.. Aku tidak seberapa jelas dengan hal ini, tapi jangan-jangan kamu dan istrimu tidak berniat untuk memberikan anakmu sebuah pandangan yang lebih lebar akan dunia?”

Sebuah tampang aneh berkelebat di wajah Zaryusu.

“Itu... Sulit dikatakan. Saya ingin anak kami hidup di dalam sebuah desa yang aman dan tidak kekurangan makanan, tapi keadaaan sekarang berbeda.”

Dia pasti sedang berbicara dengan kapasitasnya sebagai orang tua. Ini sedikit berbeda dari apa yang Ainz inginkan dari NPC untuk hidup bahagia. Saat dia merenungkannya, Ainz mulai merasa sebuah kekerabatan tertentu dengan Zaryusu.

“Aku mengerti bagaimana perasaanmu. Seseorang tidak bisa mengharapkan perubahan dari mereka yang sudah memantapkan jalannya. Semakin cepat perubahan itu, semakin banyak generasi tua yang akan merengek dan menolaknya.”

Ainz mengangkat bahu sementara Zaryusu dan Zenberu tersenyum.

“Seperti yang dikatakan oleh Yang Mulia,” balas Zaryusu. “Orang-orang tua masih terus komplain saat ini dan seterusnya.”

“Apakah itu berarti kamu adalah salah satu orang tua itu, Zaryusu?”

Zaryusu melihat ke arah Zenber dengan bingung, tapi Ainz melanjutkannya.

“Orang tua dengan anak, ya? – Ya. Benar sekali.”

Ainz melihat dengan sayang kepada Cocytus, yang berdiri di sampingnya.

“Yah, kelihatannya aku harus memperjelasnya. Cocytus, aku sekarang akan memberimu perintah.”

“Mengerti!”

“Meskipun jika Zenberu memililh melawanku, kamu dilarang melukai teman-temannya di desa ini.”

“Saya. Dengar. Dan. Patuhi. Yang. Tertinggi. Satu-satunya!”

Ainz mengangguk puas kepada Cocytus yang membungkuk dalam-dalam, lalu melihat kembali ke arah Zenberu.

“Kalau begitu, Zenberu. Aku ingin tahu semua yang kamu ketahui. Katakan kepadaku dimana kamu bertemu dengan para dwarf, kehidupan macam apa yang kamu jalani dengan mereka, hadiah macam apa yang membuat mereka senang, dan semacamnya. Katakan kepadaku semuanya.”

“Tidak masalah, Yang Mulia.”

“Sikap. Kurang. Ajar. Itu-“

“Tidak apa, Cocytus. Dia akan kehilangan kepalanya karena hal seperti itu dalam keadaan resmi-“

Ainz melihat sekeliling.

“Namun, ini bukanlah acara resmi. Aku akan membiarkan itu tidak mendapatkan hukuman. Aku yakin aku mampu untuk itu.”

Ainz tertawa kecil, lalu Cocytus bicara lagi, bingung.

 “Ai-Ainz-sama...”

Ainz mengulurkan tangan untuk menyela Cocytus, lalu menatap Zenberu dengan dingin. Lalu, dia menggunakan sebuah gerakan yang dia latih berkali-kali di depan cermin.

“Namun, Zenberu, ada satu hal yang harus tidak boleh kamu lupakan. Cocytus akan merasa bersalah karena nada memalukan yang kamu ucapkan kepadaku.”

Tubuh Zenberu gemetara, mungkin karena takut.

Apakah ini gemetaran sebelum bertempur?

“..Maafkan saya sedalam-dalamnya, Yang Mulia. Pelayan anda sudah melangkah jauh dari yang seharusnya.”

“-Tidak apa, kamu harusnya berterima kasih kepada Cocytus, administrator desa ini. Karena dia, aku tidak akan melukainya secara langsung.. hm, kelihatannya aku sudah mengatakan hal yang percuma. Haruskah kita mulai mendiskusikan Dwarven Kingdom?”

“Sebelum. Itu. Apakah. Anda. Tidak. Ingin. Duduk. Ainz-sama?”

Ainz sedikit tidak nyaman dengan saran Cocytus.

Ainz tidak merasa lelah, jadi dia tidak perlu duduk. Namun, dia tidak bisa mengabaikan saran yang berharga seperti itu.

“Memang benar. Mari kita lakukan. Cocytus, jangan gunakan sesuatu yang terlalu wah. Apapun yang bisa aku duduki tidak apa.”

“Mengerti! Kalau. Begitu. Permisi.”

Cocytus meletakkan tangan dan lututnya, berlutut di tanah.

Gambaran Shalltear yang melakukan hal yang sama seperti Cocytus muncul dari ingatan Ainz.

“...Kurasa aku tahu apa yang sedang terjadi, tapi mungkin lebih baik untuk bertanya, untuk jaga-jaga. Apa yang kamu lakukan?”

“Saya. Dengar. Shalltear. Pernah. Melakukan. Ini. Pula. Oleh. Karena. Itu. Saya. Ingin. Menirunya.”

“Itu adalah hukuman untuknya. Tidak perlu kamu melakukan ini.”

“Tapi. Lizardmen. Di bawah. Saya. Telah. Bicara. Secara. Tidak. Hormat. Kepada. Anda. Ainz-sama—“

“Tidak perlu membawa masa lalu. Aku sudah bilang aku tidak keberatan. Apakah kamu tidak mendengarku?”

“Itu. Memang. Benar. Tapi—“

Haa—

Ainz mencoba untuk bicara dengannya, tapi Cocytus terbukti sangat keras kepala. Meskipun kenyataannya undead tidak lelah, keletihan memenuhi jiwa Ainz. Merasa sulit di sekelilingnya, Ainz memutuskan untuk mengabaikan penolakannya dan membuat pengumuman.

“-Ah, sudah cukup. Kalau begitu, aku akan mendudukimu, Cocytus.”

“Saya mengerti!”

Balasannya sangat memaksa.

Duduk seperti ini di depan orang lain sangatlah – yah, sampai titik tertentu, sangat memalukan.

Tetap saja, orang lain akan menganggapnya aneh jika dia ragu-ragu di sini. Apa yang harus dia lakukan adalah mengeluarkan aura seorang penguasa absolut saat duduk di atas tubuh bawahannya.

Ainz menekuk pinggangnya. Sebenarnya, itu sangat tidak nyaman. Sebenarnya, itu sangat tidak seimbang. Dan sebenarnya, kursi itu sangat dingin.

Selain itu, Cocytus kelihatannya seperti kegirangan, mengeluarkan kabut putih yang semakin tebal, jadi kelihatannya seakan seseorang mengguyurkan air ke atas es kering dan uapnya keluar di antara kaki Ainz. Kelihatanya seperti efek spesial yang digunakan untuk membuat orang-orang terkesan, dan itu membuat serasa sedang menduduki ranjang penuh paku.

“Apakah. Ini. Membuat. Ainz-sama. Senang?”

Sial. Ainz tidak bisa bicara jujur di sini.

Sebagian dari dirinya yang penasaran ingin tahu apa yang terjadi jika dia bicara sejujurnya, tapi memikirkan reaksi Cocytus terlalu mengerikan.

“Mm, tidak buruk...”

Apakah aku terdengar seperti seorang yang mesum jika berkata begitu. Ainz berpikir penuh ketakutan. Namun, dia tidak bisa memikirkan ucapan lain.

“Kalau. Boleh. Saya. Tahu. Apakah. Anda. Lebih. Memilih. Shalltear. Atau. Saya?”

“...”

Ainz menjadi bengong. Bagaimana dia harus menjawab?

“Eh... Mengapa, mengapa kamu ingin tahu?”

“Ya! Saya. Merasa. Bahwa. Saya. Harus. Berlatih. Untuk. Itu. Ketika. Suatu. Hari. Saya. Harus. Menahan. Tuan. Saya. Di punggung.”

“.....Eh?!”

Apa lagi yang sedang dia bicarakan?

Apakah Cocytus adalah spesies yang membiarkan wanitanya menungganginya ketika proses reproduksi? Atau apakah dia hanya seorang masochist secara sexual?

Takemikazuchi-san!

Tidak, dia harusnya lebih baik dari itu. Dia mungkin mencintai pertempuran, tapi dia seharusnya menjadi seorang pria yang baik yang jarang menyusahkan orang.

Tapi mengapa Cocytus berubah demikian? Ainz gemetara sampai pusatnya, seakan dia telah menemukan rahasia fetish orang lain.

“Be, begitukah. Itu bagus.”

Meskipun, Ainz tidak tahu apakah itu bagus sama sekali.

“Ya! Kalau. Begitu. Bolehkah. Saya. Bertanya. Apa. Jawaban. Ainz-sama?”

“Agak tidak seimbang, tapi tidak sampai titik aku tidak bisa duduk. Dalam hal itu, Shalltear sedikit lebih baik.”

“be.gi.tu.kah...”

“Tidak! Tidak, maksudku, kamu punya keunggulan juga. Ah, bagaimana aku harus menceritakannya, dingin.. ya, sensasi dingin adalah yang paling baik di musim panas.”

Ainz mau tidak mau penasaran mengapa dia berusaha mati-matian untuk menenangkan Cocytus.

“Oh. Begitu! Namun...Mm.”

Sambil samar-samar gembira karena Cocytus terdiam untuk berpikir, Ainz menyapa lizardmen itu.

“Ka-kalau begitu! Tidak usah dihiraukan apa yang terjadi di sini. Kemarilah, Zenberu, katakan kepadaku.”

“Ah, ya.”

Menurut Zenberu, dia mendaki naik dan turun lereng dan puncak gunung untuk menemukan para dwarf, menghabiskan sebulan dalam pencarian tanpa hasil. Saat ketika dia akan menyerah itu dia bertemu dengan seorang dwarf yang keluar untuk menjelajahi permukaan. Setelah itu, berbagai hal terjadi, dan dia mendapatkan kepercayaan para dwarf dan dibawa ke kota mereka.

Penampilannya tidak sedikitpun membuatnya beruntung, tapi kelihatannya dia mendapatkan kepercayaan mereka setelah meletakkan hatinya kepada mereka.

Setelah itu, dia mempelajari martial art di dalam kota Dwarven. Dia pergi ketika dia mendapatkan cukup kepercayaan diri dan kembali ke desa Lizardmen.

Hal terpenting diantara semua ini adalah apakah Zenberu bisa menunjukkan kepada Ainz dan kelompoknya atau tidak ke kota Dwarven.

Zenberu kelihatannya sedikit tidak nyaman, namun pada akhirnya dia membalas bahwa dia mungkin bisa melakukannya.

Kota Dwarven terletak di bawah tanah, di pedalaman gua, jadi seharusnya dia mampu menunjukkan jalan kepada Ainz selama medan gunung tidak berubah. Ketika Ainz mendengar ini, dia teringat dengan kota-kota bawah tanah di dalam Yggdrasil, dan dia pun mau tidak mau merasa kegirangan.

Hal terakhir yang Ainz tanyakan adalah jarak ke kota Dwarven.

Zenberu membalas bahwa perjalanan kembali dari Dwarven Kingdom memakan waktu sekitar seminggu menyusuri perbukitan. Itu membawanya ke ujung paling utara dari danau.

Karena Lizardmen tidak terbiasa berjalan di tanah, perjalanan selama seminggu dengan jalan kaki diartikan sekitar 100 kilometer.

Sayangnya mereka harus mengandalkan ingatan Zenberu, jadi mereka tidak bisa memberikan rute terpendek di peta.

Aku harus bersiap tersesan berkali-kali.

Itu membuat Ainz memikirkan petualangannya di dalam Yggdrasil, lalu Ainz tersenyum lebar.

“...Apakah informasi ini berguna bagi anda, Yang Mulia?”

“Tentu saja. Aku menyambut ekspedisi dalam kegelapan dengan hanya lentera kecil sebagai penerangan jalannya. Itulah yang mereka sebut dengan kegirangan, ya kan?”

Mungkin mereka menganggap Ainz sedang bercanda, tapi tawa yang keras datang dari barisan Lizardmen.

Ainz tidak berniat mengkoreksi kesalahannya. Orang-orang yang tidak tahu Yggdrasil akan sulit memahaminya.

“Kalau begitu, aku akan menunjuk Zenber sebagai penunjuk jalanku, dan kita akan bersiap untuk bepergian menurut apa yang telah dia katakan kepadaku. Aura dan Shalltear akan segera tiba dengan pengikut mereka di belakang, jadi kamu harusnya bersiap juga.”

“Saya dengar dan laksanakan, Yang Mulia.”

Ainz mengangguk dengan agung kepadanya, lalu bangkit dari tubuh Cocytus.

Dia tidak menghiraukan suara sedih yang lirih datangnya dari bawah Ainz.


============


No comments:

Post a Comment

Comments

Contact Us

Name

Email *

Message *