Overlord Vol 7 Bab 2


Butterfly Entangled in a Spider's Web 

Overlord Light Novel Bahasa Indonesia

Kupu-kupu yang terperangkap di jaring laba-laba


Beberapa tim worker sudah berkumpul di rumah Earl sebelum senja. Tim terakhir yang tiba adalah 'Foresight' dari Hekkeran. Total jumlahnya, delapan belas orang yang hadir. Para worker yang berkumpul untuk pekerjaan ini termasuk yang terbaik dalam profesi mereka di ibukota.

Tim worker mempertahankan sebuah jarak diantara satu sama lain saat mereka saling mengukur satu sama lain. Ketika empat anggota 'Foresight' akhirnya tiba, mereka disambut oleh berbagai tatapan dari tim worker lainnya. Pemandangan ini bisa dianggap sebagai spektakuler dalam caranya sendiri.

"Ah, entah bagaimana aku merasa seperti pernah melihat semua wajah-wajah ini sebelumnya. Seperti misalnya Beetle-san yang ada di sana, bukankah aku baru saja melihatnya baru-baru ini di dataran Katze?"

"Eh? Bukankah aku sudah menyebutkan hal ini di hotel? Tim Greenham juga menerima permintaan ini... Apakah aku tidak mengatakan hal ini? Entah bagaimana rasanya aku sudah mengatakan ini sebelumnya... Bagaimanapun, tim-tim worker yang berkumpul hari ini seluruhnya memiliki ketenaran yang perlu diperhitungkan di dalam ibukota! Mati kita bertepuk tangan untuk kantung-kantung yang dalam dari client."

"Kurasa aku akan melewatkan itu. Lagipula, yang ada di sana adalah pemimpin tim, ya kan?"

Di dalam area di antara tim yang terpisah, tiga orang berkumpul di tengah, bertukar informasi.

"Greenham seharusnya ada disana, kelihatannya. Tidak diragukan lagi. Kalau begitu, waktunya pergi dan menyapa mereka."


"...Cih! Urgh, Laki-laki itu juga ada disana? Ah, pasti gadis-gadis elf yang ada di sebelah sana... Hmph, laki-laki itu benar-benar paling bejat. Mati saja, dasar kotoran."

Imina terang-terangan meludahi kalimat terakhir tersebut. Meskipun dia menjaga suaranya tetap lirih, masih membuat Hekkeran dan lainnya cukup khawatir sampai-sampai mereka harus memeriksa sekeliling untuk melihat jika ada orang lain yang menyadari.

"Imina-san!"

"Aku tahu, aku tahu, Rob. Dia akan menjadi rekan di dalam pekerjaan ini... Namun, aku benar-benar tidak ingin melihat wajahnya."

"-Aku juga tidak suka."

"Yah, jika aku harus memilih antara suka dan benci, aku juga tidak menyukainya. Meskipun begitu, kamu masih harus mempertimbangkan situasinya."

Hekkeran, yang menyela percakapan antara Imina, yang sedang menunjukkan wajah dongkol, dan Roberdyck, yang mengangkat bahu.

"...Oi, oi, kamu masih harus menyapa dia setelah ini, jadi jangan memikirkan hal-hal yang tidak menyenangkan, atau itu akan terlihat di wajahmu, okay?"

"Lakukan sebisamu, pimpinan."

Hekkeran mengerutkan dahi menjawab dorongan dari Roberdyck, seakan berkata "jangan ikut campur dengan urusan orang lain." lalu berjalan ke arah kelompok tiga orang itu.

Orang pertama yang menyapa Hekkeran ada seorang pekerja yang memakai armor full plate - baja berwarna biru. Desain dari armor itu anehnya bundar, hampir seperti lingkaran. Karena penutup bahu yang sangat besar, pria yang memakai armor itu lebih terlihat seperti kumbang yang tegak lurus daripada seorang manusia.

Namun, setelah melihat penutup kepala yang di desain seperti tanduk dan menjulur keluar dari dahinya, jelas sekali armor itu memang sengaja dibentuk agar terlihat seperti itu.

Namun, satu hal yang tidak disengaja adalah panjang dari kaki pria tersebut. Mereka sangat pendek. Gambaran dia memakai armor tersebut seperti seekor kumbang badak asli yang dipaksa berdiri tegak oleh anak-anak yang sedang bermain. Istilah halusnya, kaki pendek seperti milik dwarve tersebut memberikan stabilitas yang lebih. Itu adalah salah satu ciri yang cocok sebagai seorang warrior.

"Seperti yang kuduga, kamu juga datang, Hekkeran."

"Yo, Greenham. Aku kira permintaannya tidak terlalu buruk jadi aku datang."

Hekkeran mengangkat tangannya sebagai isyarat ke arah dua orang pimpinan tersisa dengan sikap yang santai. Dua orang itu merespon balik tanpa ada sikap tidak senang sama sekali. Meskipun Hekkeran adalah yang termuda dan terakhir dalam hal pengalaman dari mereka berempat disini, kemampuannya sebagai seorang worker berada pada level yang sama dengan mereka.

"Tentang dari pihakmu..." ucap Hekkeran, setelah menatap ke arah tim Greenham lalu cepat-cepat menghitung mereka. "Ada lima orang. Ada apa dengan sisanya?"

"Istirahat, menyembuhkan diri dari rasa lelah. Karena pekerjaan kita sebelumnya yang memang mirip, beberapa anggota kita harus tetap tinggi untuk membantu perpindahan dan perbaikan barang yang rusak."

Pria ini, Greenham, adalah pimpinan dari 'Heavy Masher', sebuah tim worker yang terdiri dari empat belas anggota.

Memiliki lebih banyak anggota pastinya memiliki keuntungan tersendiri, seperti misalnya memiliki pilihan yang lebih banyak tersedia dalam memilih bagaimana caranya menangani masing-masing request. Biasanya, itu bisa memberika fleksibilitas untuk bisa memilih anggota yang cocok untuk tiap-tiap permintaan berbeda.

Namun, itu juga bukan tanpa kerugian, seperti misalnya menerima pendapatan yang lebih sedikit karena harus membaginya pembayarannya dengan lebih banyak orang, atau terkena konflik yang lebih banyak karean adanya ketidakcocokan antara anggota, yang membuatnya lebih sulit bagi mereka sebagai sebuah tim untuk melakukan tindakan yang cepat.

Ketika mempertimbangkan kepribadian dari para worker yang sama, tidak aneh sama sekali untuk sebuah tim yang tiba-tiba saja bubar. Mampu mempertahankan kendali penuh dari sebuah tim besar dari para worker menunjukkan seberapa kuat manajemen dan skill kepemimpinan dari Greenham.

"Fuuhn, lelah sekali. Bagaimana kalau kamu mendukung kami agar bisa mendapatkan hasi lyang cukup dan tidak mengecewakan rekan-rekan yang tertinggal di belakang?"

"Saranmu itu adalah hal yang bodoh. Setelah menyelesaikan pekerjaan ini, bonus-bonus akan diberikan berdasarkan performa pimpinannya. Meskipun tidak beruntung, performa terbaik akan jatuh sewajarnya kepadaku."

"Oi, oi, yang benar saja. Memang tidak apa bicara seperti biasanya."

Greenham hanya menyeringai, merasa dia tidak berniat berhenti, Hekkeran mengangkat bahu dan berputar ke arah orang lain.

"Kurasa ini pertama kalinya kita bertatap muka."

Hekkeran mengulurkan tangannya, dengan niat "senang bertemu denganmu". Pria lainnya menggenggam tangan itu dan menjabatnya kembali. Dia memiliki genggaman yang sangat kuat.

Dia mengalihkan matanya dan menatap langsung ke arah Hekkeran.

"-Foresight', Aku dengar banyak hal tentang kalian."

Itu adalah sebuah suara yang terdengar secerah lonceng, yang sangat cocok dengan penampilannya.

"Sama-sama, 'Tenmu'"

Swordsman jenius yang tak terkalahkan di dalam arena, tidak ada satupun worker yang tidak mengenalnya. Pria ini adalah 'Tenmu', yang timnya terdiri hanya dia sendiri. Sebagian dari tim itu adalah alasan mengapa Imina membuat wajah tidak senang sebelumnya.

"Ahli pedang jenius yang dikatakan bisa setara dengan yang terkuat di Kingdom, Gazef Stronoff. Tenang rasanya ada tim anda bersama kami."

"Terima kasih. Namun, kurasa sudah waktunya itu dikatakan sebaliknya. Pria itu seharusnya hanya ditujukan mampu setara dengan Eruya Uzruth ini."

"Oh, Pandai sekali berucap."

Eruya tersenyum samar, menunjukkan seluruh arogansinya. Melihat senyum ini, perasaan tidak enak tersembunyi di dalam Hekkeran hampir muncul sekali lagi.

"Kalau begitu, kami akan mengandalkanmu di dalam reruntuhan."

"Tentu saja. Serahkan padaku. Akan baik sekali jika ada monster-monster yang bisa memberikan perlawanan yang mumpuni di dalam reruntuhan tersebut."

Eruya berkata saat dia menepuk senjata yang menggantung di pinggangnya, mengeluarkan suara 'pon pon'.

"Benar-benar tidak diketahui monster-monster macam apa yang ada di dalamnya nanti. Mungkin kita akan menemui naga-naga?"

"Itu bisa sangat mengerikan. Monster-monster seperti naga pasti akan memberikan pertarungan yang luar biasa. Namun, kemenangan masih akan tetap menjadi milikku."

Dengan menunjukkan senyum 'benarkah?', Hekkeran adalah orang terakhir yang bereaksi karena terpaksa harus menekan emosi miliknya yang lain.

Hanya mempertimbangkan skill-skill berpedang, ada rumor yang bilang bahwa Eruya bahkan bisa menang melawan petualang dengan peringkat orichalcum. Mempertimbangkan hal ini, ada semacam dasar dibalik bualannya. Percaya diri adalah hal yang bagus, karena itu juga penting untuk para worker menunjukkan kemampuan mereka dan terlihat menarik bagi clientnya.

Namun, seharusnya ada sebuah batas seberapa besar seseorang bisa membual.

Ras terkuat di dunia, Naga.

Pemilik dari langit, mampu mengeluarkan nafas yang kuat, dengan sisik-sisik yang hampir tidak bisa ditembus, dan memiliki kekuatan tempur yang unggul sejauh ini. Saat mereka menua, mereka bahkan mampu menggunakan magic. Memiliki sebuah kehidupan yang hanya tidak bisa dibandingkan dengan manusia, kebijaksanakan yang mereka kumpulkan akan lebih sederhana daripada para sage (pertapa).

Mereka adalah makhluk yang sering disebutkan dalam legenda, apakah sebagai penjahat keji atau sebagai makhluk yang membantu para pahlawan. Sama seperti di dalam kisah dongeng dari Tiga belas Pahlawan, lawan terakhir dari petualangan mereka adalah seekor naga yang dikenal sebagai 'Dragon God'. Di dalam banyak cerita, naga cenderung menjadi lawan terakhir dari para pahlawan.

Meskipun keberadaannya hanya digunakan sebagai contoh ketika percakapan, tanpa masih bisa bersikap searogan ini memang mengejutkan. Tak perduli bagaimana seseorang menafsirkannya, Kalimat Eruya terlihat seperti sebuah lelucon. Namun dia bisa tahu bahwa Eruya benar-benar serius hanya dari tatapan matanya. Seberapa jauh kesombongan dirinya?

Masih tidak yakin monster-monster macam apa yang akan ada di dalam reruntuhan. Penilaian dari Eruya pasti akan menjadi rintangan dari operasi secara keseluruhan.

Mungkin akan lebih baik untuk tetap menjauh darinya.

Akan lebih baik baginya untuk musnah sendirian, namun masih akan menjengkelkan jika formasi secara keseluruhan akan menjadi hancur. Sebuah senyum samar muncul di wajah Hekkeran saat dia mendapatkan kesimpulan, dan mengubah sikapnya kepada Eruya, ke arah 'buang setelah digunakan'.

"Di sebelah sana pasti adalah anggota dari 'Foresight'. Oya-"

Tatapan mata Eruya ketika dia melihat Imina dipenuhi dengan prasangka dan hinaan.

Ada rumor jika Eruya berasal dari Slane Theocracy, dimana manusia dianggap sebagai ras unggulan. Sebagai penduduk yang setia kepada Theocracy, dia memiliki kecenderungan untuk menganggap mereka dengan darah campuran sebagai manusia rendahan.

Bagi seorang manusia seperti itu yang melihat half-elf seperti Imina ikut ambil bagian sebagai kesetaraan benar-benar tidak membuat dia senang.

Karena hal inilah rumor-rumor tersebut akhirnya memang benar... Namun, orang-orang dari Theocracy seharusnya memiliki nama baptis, meskipun ada juga rumor bahwa dia sudah mengabaikannya.

Hekkeran mempertimbangkan hal ini jauh di dalam hatinya, dan berkata dengan suara keras.

"...Oi, oi, jangan terlalu memusuhi rekan-rekanku, okay?"

"Tentu saja. Kita akan menjadi rekan untuk pekerjaan yang sama kali ini. Aku pasti akan bersikap kooperatif."

"Aku akan menyimpan ucapanmu."

Mungkin bocah liar yang kuat seperti Eruya sudah dewasa, namun Hekkeran masih takut jika dia bisa mengamuk. Kesimpulannya, dia bisa merasakan mental Eruya yang tidak stabil. Hekkeran tidak bisa bersikap santai meskipun dia sudah memberikan peringatan, seperti itu suasana yang menjadi tidak menyenangkan tersebut.

"Ay, percaya padaku. Lagipula, kembali ke topik semula, aku tidak keberatan membiarkan orang lain memimpin ketika perjalanan ini. Selama tidak kasus tertentu, aku akan mengikuti perintah yang diberikan. Jika kita menemui masalah, aku tidak keberatan ambil bagian di baris terdepan. Aku akan membiarkan kalian menyaksikan kemampuan pedangku."

"Ya ya, mengerti."

"...Kalau begitu, aku akan kembali ke dalam timku. Jika ada masalah hubungi saja aku."

Eruya membungkuk, lalu berjalan menjauh.

Wajah Hekkeran sedikit berubah setelah melihat banyaknya wanita yang mengikuti Eruya. Namun, menunjukkan emosi seseorang disini benar-benar tidak bisa diterima. Tidak aneh jika situasinya tiba-tiba saja berubah tidak menyenangkan setelah emosi seseorang keluar. Sebagai pimpinan tim, sikap semacam ini tidak bisa diterima.

Hekkeran menekan emosinya, dan menyingkirkan seluruh ekspresi wajahnya.

Memalingkan muka dari apa yang dia anggap sebagai sampah, dia menyapa orang terakhir.

"Hello, tetua. Ternyata anda masih sehat dan bugar."

"Hoi, Hekkeran. Kamu juga terlihat baik."

Suara yang dikeluarkan dari ucapan itu karena hilangnya gigi depan.

Parupatra 'Green Leaf' Ogrion.

Juga dikenal sebagai 'Origin', dia memakai armor yang terlihat seakan memancarkan cahaya hijau daun-daun yang basan karena embun pagi. Armor tersebut tidak terbuat dari logam, namun dari sisik-sisik naga hijau. Tim Parupatra sukses memburu seekor naga. Tentu saja, dari ukuran sisiknya bisa diketahui bahwa naga itu tidak seberapa kuat. Namun, meskipun begitu seekor naga dengan ukuran tersebut masih dianggap berbahaya bagi para petualang dan worker.

Terlebih lagi, Parupatra sudah berusia lebih dari delapan puluh tahun.

Biasanya, di dalam bidang kerja seperti ini, mayoritas orang akan pensiun ketika sudah menginjak usia empat puluh, beberapa bahkan sebelum empat puluh. Ada sangat sedikit petualang yang ada di atas usia lima puluh. Sesulit apapun, bagi sebuah profesi yang terus dikelilingi kematian, sulit untuk mengabaikan turunnya kemampuan fisik seseorang.

Kenyataannya, meskipun ada kasus spesial, jika dibandingkan saat masa jayanya, waktu ketika dia berada di peringkat orichalcum, kemampuannya sudah menurun drastis. Meskipun begitu, Parupatra masih belum meninggalkan garis depan.

Banyak orang di dalam industri yang menghormati Parupatra karena terus berpetualang meskipun sudah menginjak usia senja.

"Fumuu. Namun, dia itu terlihat sedikit berbahaya."

Wajah keriput dari Parupatra menjadi tegang saat dia berbicara dengan suara yang lirih. Hekkeran juga setuju.

"Benar sekali. Tidak perduli meskipun dia akan terbunuh sendiri, bisa gawat jika kita akhirnya terseret jatuh dengannya."

"Memang benar dia sangat kuat, namun rasa percaya dirinya yang berlebihan bisa membahayakan kita semua. Seperti musibah yang sedang berjalan."

Greenham juga menambahkan dengan berbisik "menyusahkan sekali menghadapinya". Setelah melihat sikap Eruya, hampir tak ada worker yang berpikir sebaliknya.

"Juga, memangnya seberapa kuat dia? Aku jarang ke arena baru-baru ini."

"Apa kamu tidak tahu? Aku bagaimana; a-apakah tetua juga tahu?"

"Aku hanya mendengar hal itu namun tak pernah menyaksikan sendiri. Mungkin aku bisa mencari tahu lebih jika aku tanya rekan-rekanku. Pada akhirnya, bagaimana cara kita menentukan ukuran untuk yang kuat? Jika kita menggunakan Gazef Stronoff sebagai titik acuan, dari apa yang diketahui oleh orang tua ini.. sebagai conoh, ah benar juga... dimana kita meletakkan Empat Knight Empire."

"Gelar Knight 'Heavy Explosion', 'Unmovable', 'Lightning', dan 'Violet Wind' huh.... Sulit sekali memutuskannya. Meskipun memang benar jika dibandingkan dengan pria itu, Kapten Warrior dari Kingdom, Empat Knight memang sedikit lebih lemah. Namun, masa-masa Gazef Stronoff menjadi yang terkuat sudah usai. Aliran waktu akhirnya memicu kehadiran makhluk yang lebih kuat, menandakan lahirnya era baru."

"Apakah kamu bicara tentang Uzruth? Apakah dia benar-benar kuat? Disamping itu, aku tak pernah menyaksikan kekuatan yang sebenarnya dari Empat Knight Empire dengan mata kepala sendiri... Yang terkuat dan kusaksikan sendiri sejauh ini adalah kapten dari Penjaga Kekaisaran Mithrill dibawah komando Kaisar. Dia juga sangat kuat... mungkin berada dalam level yang sama dengan Empat Knight?"

"Dari apa yang diketahui oleh pak tua ini, yang terkuat diantara semuanya adalah Dragon Lord dari Republik. Itu bukanlah sesuatu yang bisa dilawan oleh manusia."

"Aku memang pernah mendengar bahwa ada lima atau tujuh orang dari mereka... Opps, pertama kita kembali mengira-ngira kekuatan dari Uzruth. Mari kita batasi dengan batasan swordsmen diantara manusia saja sekarang."

"Jika kita melakukannya seperti ini maka kita harus mengeluarkan swordsmen dari Republik Argrand karena mereka kebanyakan terdiri dari demi-human. Sama halnya dengan King Warrior di arena. Yang tersisa adalah Knight Valkyrie dari Holy Kingdom yang menggunakan Sacred Blade (Pedang Sakral), namun itu artinya kita hanya akan bisa membandingkan kemampuan berpedang saja."

Bagi para worker, mengumpulkan informasi mereka yang kuat bisa menjadi sangat penting untuk menyelesaikan permintaan. Karena jika mereka nantinya harus berhadapan dengan lawan yang harus dihadapi selama menyelesaikan permintaan, seseorang akan bisa dengan cepat memutuskan bagaimana melanjutkannya. Di luar hal ini, memang wajar bagi mereka yang hidup dengan pedang mengumpulkan informasi semacam ini.

Itulah yang sedang terjadi sekarang. Awalnya, diskusi tersebut seharusnya mengenai seberapa kuat Uzruth sebenarnya, namun perlahan berubah menjadi pertukaran informasi mereka-mereka yang kuat. Hampir menjadi seperti sebuah argumen antara anak-anak dimana kalimat seperti 'dia itu kuat!' bisa terdengar.

"Memang keseluruhan skill dari mereka yang berasal dari Slane Theocracy sangat tinggi, aku masih belum mendengar satupun yang menonjol. lagipula, jika memang ada, kita tidak akan memasukkan magic caster divine disini ya kan?"

"Bukankah Kingdom Re-Estize memiliki warrior wanita dengan peringkat tertinggi di dalam petualang? Seberapa bagus dia?"

"Ah, 'Si dada besar tanpa payudara'. Dia memang kuat. Namun, aku dengar bahwa dia kalah dari Kapten Warrior ketika turnamen."

"...Rasanya aku pernah ingat dia menghajar seorang petualang hingga hampir mati karena memanggilnya seperti itu. hya, hya, hya... Wanita yang mengerikan!"

"Kalau seperti ini, akan semakin sulit untuk menyebutkan beberapa nama lagi. Mari kita lihat, yang dianggap sebagai Dark Knight dari City Alliance (Aliansi Kota), Serabright si 'Flash' dari tim petualang peringkat adamantite 'Crystal Tear' dan Optic 'Crimson' dari tim worker 'Great Blaze of the Crimson Lotus', keduanya dari Kerajaan Draconic. Juga, mengambil dari Kingdom Re-Estize... Brain Unglaus."

Percakapan berhenti sesaat.

"Brain Unglaus? Siapa lagi itu?"

Parupatra secara tidak sadar bertanya kepada Greenham dengan sikap yang terkejut.

"Apakah tetua tidak tahu? Dia juga pengguna pedang yang terkenal dari Kingdom... bagaimana denganmu?"

Hekkeran menggelengkan kepalanya. Itu adalah nama yang tidak dia ketahui.

"Ternyata begitu, kamu itu itu bukan..."

Tak mampu menyembunyikan kekecewaannya, Greenham menggunakan nada yang tidak dapat diandalkan saat dia mencoba untuk mengingat apa yang dia ketahui.

"Meskipun ini dari masa sebelumnya, ketika saat itu aku memasuki turnamen yang diadakan oleh Kingdom, dia adalah lawan yang aku hadapi saat perempat final. Aku yang saat itu bahkan tidak bisa meraih pergelangan kakinya."

"Bukankah itu adalah turnamen dimana Gazef Stronoff juga ikut?"

"Benar sekali. Hasilnya adalah Brain Unglaus kalah dari Gazef Stronoff. Namun, sebuah pertandingan antara yang kuat benar-benar bisa disebut spektakuler. hampir seperti sebuah buku tulis sempurna bagi para pengguna pedang. bagaimana mereka saling mementalkan dan menangkis setiap sabetan, bagaimana mereka memutuskan sudut pandang dari ayunan seseorang berdasarkan situasi yang ada... dll. Mereka hanya bisa disebut sebagai yang mencolok mata dan menunjukkan kepadamu dalamnya permainan dengan pedang."

Bagi seorang pria seperti Greenham yang berkata seperti ini, pastinya itu menunjukkan seberapa ahlinya Brain Unglaus itu dulunya karena bisa bertarung setara dengan warrior terkuat yang terkenal di dalam Kingdom. Kemampuannya pasti kelas atas.

Hekkeran menghela nafas. Kelihatannya memang masih banyak sekali orang-orang kuat di luar sana yang tidak dia ketahui.

"Fumuu.. Kalau begitu, antara Unglaus dan Uzruth, yang mana yang lebih kuat? katakan kepada kami pemikiranmu."

"Uzruth." Greenham menjawab "Jika dibandingkan dengan Unglaus yang saat itu maka pemenangnya pasti adalah pria tersebut. Tidak lama aku melihat beberapa pertempurannya di arena, jadi aku yakin sekali."

"Jadi dengan kata lain, Uzruth akan bisa setara melawan kapten warrior Kingdom yang dulu? Apakah dia memang benar-benar sekuat itu!? Otto!"

Karena terlalu gembira, Hekkeran tidak sengaja mengangkat suaranya dan harus menahan diri.

"Ternyata begitu, Unglaus huh. Kelihatannya aku bisa mendapatkan sedikit informasi tentang Kingdom.. Oh benar juga, apakah kalian sudah dengar? Bukankah Kingdom sekarang memiliki tim petualang dengan peringkat adamantite yang ketiga?"

"Tentu saja, aku sudah dengar, tetua."

"Ah, maaf. Aku belum dengar."

"Hekkeran... ketidak tahuanmu itu bisa membawa bahaya bagi timmu."

"Aku sudah tahu itu. Namun, sulit sekali mengumpulkan informasi berdasarkan mereka yang memiliki profesi yang sama dengan kita di dalam Kingdom. Dan juga buang-buang uang."

"Hya hya hya. Pemberani sekali. Pak tua ini tidak membenci itu!"

"Tetua, aku ingin mendengar opini anda tentang ini. Aku dengar banyak rumor tentang Momon dari 'Darkness', tapi beberapa diantaranya benar-benar terlalu berlebihan. Seperti misalnya, mampu menaklukkan dengan sukses Gigant Basilisk dengan hanya dua orang anggota saja tanpa dukungan apapun dari healer."

"Uwah, bukankah itu hanya rumor?"

Bahkan bagi petualang adamantite, mampu mengalahkan lawan sekuat seperti Gigant Basilisk dengan hanya dua orang benar-benar hampir mustahil.

"Apakah kamu juga setuju, Hekkeran? Semakin banyak informasi yang kukumpulkan, semakin meragukan kelihatannya. Bahkan menurut informasi kejadian yang baru-baru saja terjadi di dalam ibukota Kingdom Re-Estize, rumor bahwa dia mengalahkan seorang demon dengan tingkat kesulitan lebih dari 200 hanya dengan sekali pukul. Menurut pendapatku, kelihatannya seperti Guild Petualang di dalam Kingdom sengaja menyebar rumor yang salah karena kepentingan pribadi, hanya ingin mendapatkan tambahan petualang dengan peringkat adamantite."

"Itu mungkin saja. Tampilnya petualang dengan  peringkat tinggi pastilah hal yang menakjubkan. Namun, akankah Guild benar-benar melakukan hal semacam ini? Mereka sangat ketat dalam hal tertentu, itulah kenapa mereka disebut sebuah guild."

"Meskipun begitu, sedikit berbeda di tiap-tiap kota tergantung dari Guild master yang bertanggung jawab. Dulu ketika pak tua ini masih seorang petualang, guild master yang bertanggung jawab di kotaku benar-benar buruk sekali. Aku akhirnya memukul dia langsung di wajahnya. Hya hya hya! Sejak saat itu aku menjadi seorang worker."

Parupatra tertawa senang.

Cerita dibalik mengapa Parupatra menjadi seorang worker sudah sangat terkenal. Mungkin memang beralasan mengatakan bahwa seharusnya tidak ada worker satupun di dalam ibukota Empire yang tidak tahu hal itu. Itu adalah sesuatu yang sering dibicarakan oleh Parupatra setelah dia mabuk.

"Meskipun sudah berkata demikian, kurasa tidak mungkin Guild akan melakukan hal semacam ini."

"Kalau begitu, anda berpikir itu benar?"

"Memang sulit dipercaya. Meskipun ketika aku mencoba untuk memikirkannya secara rasional, kesulitan dengan tingkat 200 - sudah cukup susah untuk membayangkan seberapa kuat dan menakutkannya itu, mampu mengalahkan lawan semacam ini dalam sekali pukul sama sekali tidak mungkin. Meskipun itu memang bisa dilakukan, kemungkinannya sangatlah rendah. Jangan-jangan kejadian yang terjadi seperti ini, demon dengan tingkat kesulitan yang super tinggi muncul dan banyak tim yang mencoba untuk mengalahkannya, dan pukulan terakhir diberikan oleh 'Darkness'?"

"Jika anda berkata demikian, maka itu akan terdengar lebih bisa dipercaya."

"Kurasa itu memang mungkin. Tidak aneh bagi seseorang di dalam peringkat adamantite menjadi sekuat itu. Jangkauan skill antara petualang dengan peringkat adamantite bisa sangat besar."

"Jadi Hekkeran dan aku memiliki opini yang sama, namun tetua berpikit itu benar-benar terjadi seperti yang dikatakan, benarkah begitu?"

"Hya hya hya. Aku berpikir demikian."

"Melihat sendiri jauh mengalahkan mendengar dari ratusan cerita. Sekarang aku ingin bertemu dengannya setidaknya sekali.. namun di waktu yang sama tidak ingin juga."

Saat mereka berdua akan setuju dengan apa yang dikatakan oleh Hekkeran, suara seseorang terkena pukulan, diikuti dengan tangisan seorang wanita, menyela percakapan mereka.

Worker yang ada disana cepat-cepat memfokuskan perhatian mereka ke sumber keributan. Beberapa diantaranya sudah menghunus senjata dan masuk dalam kuda-kuda siap tempur.

Sumbernya adalah teriakan, yang datang dari arah Eruya, teriakan dari salah satu rekan wanita Eruya, yang sedang tergeletak di tanah. Mempertimbangkan situasinya, kelihatannya Eruya adalah yang memukulnya. Wajah Eruya berubah marah, sementara ekspresi ketakutan bisa terlihat dari wanita tersebut saat dia memohon untuk dimaafkan.

Sambil mati-matian mencoba menekan perasaan yang bergejolak di dadanya. Hal pertama yang terpikirkan di dalam otak Hekkeran adalah rekannya - dia cepat-cepat menatap Imina.
Setelah memperkuat diri, Hekkeran menyingkirkan ekspresi di wajahnya dan kembali seperti semula. Namun, tekanan yang dikeluarkan oleh Hekkeran menandakan bahwa jika ada kejadian yang lebih jauh lagi, dia pasti akan menjadi yang pertama meluncur.

Cepat-cepat, Hekkeran memberikan tanda kepada Roberdyck dan Arche, memberi instruksi kepada mereka untuk menghentikan Imina jika dia mengambil tindakan sendiri.

Secara pribadi, Hekkeran merasakan hal yang sama dengan Imina. Namun, sekarang ini dia tidak memiliki hak untuk ikut campur dengan urusan tim lain. Tentu saja, jika dia memang benar-benar menginginkan, tak ada yang bisa menghentikannya mengambil tindakan. Hanya saja dia harus bertanggung jawab. Karena alasan seperti ini, tim lain juga tidak menunjukkan tanda-tanda ingin ikut campur dan hanya mengungkapkan rasa jijik mereka.

Pada akhirnya, Imina akhirnya bisa menyadari, dan menekan emosinya. Dia membuat isyarat kasar ke arah punggung Eruya dan meludahi tanah.

"...Kelihatannya dia hanya bisa menyamakan kemampuan berpedangnya dengan Kapten Warrior dari Kingdom. Akan lebih hebat jika dia juga bisa menyamai kepribadiannya, namun itu hanya terlalu banyak meminta. Kalau begitu, mari kita akhiri percakapan yang tidak berguna ini."

"...Aku setuju. Karena Hekkeran sudah tiba, sudah waktunya memutuskan hal yang paling penting."

"Karena dia sudah mundur dari hal ini maka ini akan menjadi diantara kita bertiga saja, namun siapa yang akan mengambil kendali penuh dari operasi ini?"

Tiba-tiba saja semuanya jadi hening.

Ada empat tim worker disini. Jumlah potensi tempur yang digabungkan dari empat tim bisa dianggap sesuatu yang menakjubkan, namun jika tidak diatur dengan benar, maka hanya akan menjadi sia-sia. Tak perduli sebanyak apapun senjata yang dimiliki seseorang, jika tidak bisa memanfaatkan mereka dengan sesuai, tidak lebih baik daripada memiliki satu senjata.

Mengatur banyak tim dengan jangkauan kepribadian yang berbeda sudah cukup sulit untuk bisa diselesaikan, melakukan hal itu tanp menerima komplain bahkan lebih susah. Kesalahan yang terjadi ketika memberikan perintah bisa langsung menghasilkan kegagalan. Dan jika pemimpinnya memprioritaskan timnya dahulu, maka dia bisa menjadi target kebencian setiap orang.

Untuk memperjelas, itu adalah tanggung jawab yang membutuhkan kemampuan, namun mendatangkan lebih banyak kerugian daripada manfaat.

Mengetahui hal ini, para pemimpin menunggu tanpa suara sambil mempelajari ekspresi masing-masing. Setelah hampir satu menit terdiam, Hekkeran yang lelah membuat saran.

"Sejujurnya, kurasa akan lebih baik untuk tidak melakukannya dengan cara itu."

"Itu hanya akan memperlambat masalah. Bagaimana jika nantinya tambah kacau ketika pertempuran dimulai?"

"...Aku sarankan kita cukup bergantian. Dengan begini rasa tidak puas bisa ditekan hingga minimal. Kita juga bisa mendiskusikan ini lebih jauh ketika tiba di reruntuhan."

"Ah-"

"Benar juga."

Dengan begitu penawaran Greenham diterima baik Hekkeran dan Parupatra.

"Kalau begitu, mari kita gunakan urutan tiba untuk menentukan giliran."

"Apa yang kita lakukan dengan kelompok 'Tenmu' milik Uzruth?"

"Tidak masalah meskipun kita melompati gilirannya. Lagipula, dia tidak mampu memimpin sejak awal."

"Aku hanya bisa setuju, tetua. Kalau begitu, yang memiliki giliran pertama memimpin adalah diriku, 'Heavy Masher', yang menyarankan sistem ini."

"Kami akan mengandalkanmu kalau begitu, Greenham."

"Aku akan mangandalkanmu, anak muda."

"Aku mengerti. Namun, peluang kita menghadapi monster-monster berbahaya di dalam teritori Empire hampir nol. Hanya saat ketika kita di dalam Kingdom, dekat Hutan Lebat, masalah mungkin akan muncul."

"Ah, kita seharusnya membalik urutannya."

Dua orang itu tertawa lirih saat wajah datar Hekkeran muncul saat dia mengatakannya. Namun, tawa mereka cepat-cepat berhenti ketika mereka menyadari seorang pria yang menuju ke arah mereka.

Cahaya akhirnya mulai bersinar di dalam halaman Earl ketika kepala pelayannya muncul. Berjalan dengan punggung yang lurus dan tegang, kepala pelayan itu berjalan dengan sikap yang mencerminkan kedudukan dari mereka yang melayani Earl.

Tiba di depan para worker, kepala pelayan itu berhenti dan membungkuk. Meskipun tidak ada satupun yang membalasnya, kepala pelayan itu tidak keberatan dan mulai berbicara.

"Waktunya sudah habis. Mewakili keluarga Earl, Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua yang ada disini yang telah menerima permintaan rumah kami. Akan ada dua perwakilan dari rumah kami yang akan ikut dalam perjalanan ini. Termasuk para petualang yang dipekerjakan untuk keamanan kereta-kereta dan beberapa hal lain, semuanya menjadi enam orang tambahan. Tujuannya adalah reruntuhan yang belum dijamah terletak di dekat perbatasan Kingdom -  dari struktur bangunannya terlihat seperti sebuah makam. Waktu yang ditentukan untuk menyelidiki adalah tiga hari. Bonus tambahan akan diberikan setelah Tuan sudah memastikan barang temuan dari reruntuhan sudah diterima. Apakah ada pertanyaan?"

Detil yang diberikan oleh kepala pelayan hampir sama dengan permintaan awal. Informasi yang baru adalah para petualang akan menjaga kereta-kereta.

Banyak yang tertarik dengan detil dari rute yang akan dipilih untuk bepergian, namun sebagai worker, akan segera tahu perbedaan dari pertanyaan mana yang diperbolehkan untuk ditanyakan dan yang mana yang tidak boleh. Jelas sekali itu adalah sesuatu yang tidak ingin dibuka oleh Earl, jika tidak pasti sudah diumumkan.

Jika itu adalah permintaan yang bersih, mereka akan mempekerjakan para petualang malahan. Karena itu adalah pekerjaan kotor, yang meminta jelas tidak ingin mengungkapkan apapun. Beberapa hal memang lebih aman untuk tidak diketahui.

"..Kalau begitu, aku akan memimpin semua orang ke arah kereta yang sudah dipersiapkan."

Tanpa berkata apapun, seluruh kelompok mengikuti kepala pelayan.

'Foresight' dari Hekkeran ada pada kelompok yang paling belakang.

"Si Eru-kotoran itu, dia lebih baik mati saja. Bagaimana? Apakah akan kita lakukan?"

Tak mampu mentolerir Eruya lebih jauh lagi, Imina membisikkan hal ini kepada Hekkeran.

"Meskipun aku dengar banyak rumor sebelumnya, namun melihatnya sendiri benar-benar menunjukkan seberapa bejatnya pria itu."

"-Memang benar-benar paling bejat."

Dua anggota sisa juga tidak bisa menyembunyikan rasa jijik mereka.

Bagi 'Foresight', pendapat dengan tipe seperti ini memang wajar. Karena mereka sudah membuat wanita seperti Imina menjadi rekan mereka, hal yang dilakukan oleh Eruya memang tidak bisa dimaafkan.

Di dalam tim Eruya, kecuali dirinya, semua anggota lain adalah wanita. Mereka juga memiliki ras elf.

Jika hanya itu, maka Imina dan yang lainnya tidak akan mengungkapkan kemarahan sebesar itu. Namun, mereka memang memiliki alasan sendiri kenapa mereka menganggap Eruya sebagai makhluk rendahan dari yang paling rendah.

Anggota-anggota wanita efl hanya memiliki equipment hampir minimal, pakaian mereka dibuat dari kain yang paling datar yang ada, tanpa kemampuan bertahan apapun. Terlebih lagi, rambut mereka yang terpotong pendek menunjukkan benjolan dari sisa telinga panjang yang membedakan dari elf yang biasanya dimiliki oleh elf normal.

Alasan mengapa mereka, anggota tim Eruya, berada dalam keadaan seperti ini, adalah karena mereka adalah budak-budak yang dibeli dari Slane Theocracy.

Perbudakan juga pernah ada di dalam Empire, namun ketika kaisar sebelumnya memerintah, banyak hal berubah. Meskipun mereka masih dianggap budak, artinya menjadi benar-benar berbeda. Namun, tidak ada yang berubah bagi budak demi-human yang bertarung di dalam arena.

Budak-budak elf milik Eruya juga jatuh pada kategori ini.

Kekaisaran Baharuth, Kerajaan Re-Estize, dan Slane Theocracy, persentase penduduk manusia yang hidup di tiga negeri ini hampir bisa dihitung seratus persen. Dibandingkan negeri lain, tiga negeri ini benar-benar menunjukkan sikap jijik kepada ras-ras yang bukan manusia. Karena hal ini, bahkan mereka yang separuh manusia - seperti Imina - mengalami kesulitan.

Pengecualian ada pada para dwarve. Pegunungan Azellerisia membentang pada perbatasan antara kekaisaran Baharuth dan kerajaan Re-Estize, dan di dalam pegunungan ini ada kerajaan Dwarven. Selama kekaisaran Baharuth masih mempertahankan hubungan dagang dengan kerajaan Dwarven, hak-hak para dwarve masih dilindungi.

"Aku kasihan dengan elf-elf ini, tapi sekarang ini bukan waktunya untuk menyelamatkan mereka."

Imina menghela nafas dalam-dalam, jauh di dalam dirinya tahu hal itu, namun perasaannya memang hanya tidak bisa dilepaskan dengan mudah.

"Ayo pergi."

Saat Imina mulai berjalan maju, Hekkeran dan yang lainnya mempercepat langkah mereka untuk bisa menyusul. Apa yang mereka lihat ketika mereka menyusul kelompok utama membuat mata mereka membelalak karena terkejut.

Dua kereta yang disiapkan untuk perjalanan ke reruntuhan. Ada juga sekelompok orang yang mengelilingi kereta tersebut. Mereka pasti para petualang yang sudah disebutkan sebelumnya. Kepingan logam yang menggantung di leher mereka semuanya mengeluarkan kilau keemasan.

Namun, apa yang membuat mereka terkejut bukanlah kereta ataupun para petualang, namun terlebih kepada para kuda.

"-Sleipnir."

Suara terkejut juga terdengar dari worker-worker lain.

Dengan empat pasang kaki, Sleipnir memang jauh lebih besar dalam ukurannya dibandingkan dengan kuda-kuda biasa. Karena keunggulan dalam tenaga, daya tahan dan mobilitas mereka, Sleipnir dianggap sebagai binatang magis dengan tipe yang paling serba guna untuk bepergian ke seluruh penjuru daratan.

Tentu saja, biaya dari satu saja sudah selangit, cukup setara dengan harga dari lima atau lebih kuda perang. Bahkan bagi para aristokrat, tidak biasa bagi mereka memiliki satu saja.

Masing-masing kereta ditarik oleh dua Sleipnir, Ketika mempertimbangkan hilangnya kuda-kuda ini ketika berpetualang, orang-orang itu sadar dengan nilai mereka akhirnya mengagumi kemurahan hati dari Earl. Atau mungkin dia hanya takut jika kuda-kuda biasa tidak cukup kuat untuk menarik seluruh harta-harta yang akan ditemukan dari dalam reruntuhan.
Yang lainnya pasti juga berpikir seperti ini. Suara dari orang-orang yang menelan ludah mereka bisa terdengar.

"Silahkan manfaatkan kereta yang telah disediakan. Persediaan sudah diletakkan di dalam. Untuk keamanan kereta, dan juga keamanan lokasi tenda, kami secara khusus mempekerjakan para petualang. Dan juga, tolong dipahami mereka menandatangani persetujuan yang menyatakan bahwa mereka tidak akan masuk ke dalam reruntuhan."

Tiba-tiba terpikir untuk bergerak maju, Hekkeran meninggalkan rekan-rekannya dan menuju ke arah Greenham.

"Maaf, Greenham. Ada sesuatu yang ingin aku diskusikan."

"Ada apa? Apa yang ingin kamu bicarakan?"

"Ini tentang pasangan untuk kereta-kereta, bisakah kamu membantuku untuk tidak berada dalam kereta yang sama dengan 'Tenmu'?"

"Eh? Ah, aku tahu. Kamu tidak tentang aku mengerti. Alasan itu mengenai rekan-rekanmu ya kan? Kalau begitu tim kami yang akan berpasangan dengan 'Tenmu' malahan."

"Maaf mengenai hal ini, kamu sudah banyak membantu."

"Jangan khawatir dengan hal itu, kita semua berada dalam hal ini sama-sama sebagai teman dalam pekerjaan ini. Akan buruk jika ada sesuatu yang terjadi bahkan sebelum kita mulai penyelidikan. Jika-"

"-Apakah tidak apa bagi kita untuk mengandalkan para petualang dengan peringkat emas? Apa yang harus kita lakukan jika lokasi tenda diserbu bahkan sebelum kita kembali? Atau jika ada monster-monster yang berhasil menembus perimeter keamanan dari lokasi kemah?!"

Tiba-tiba saja, sebuah suara yang keras dan jelas seperti bola api yang terbakar bisa terdengar dari setiap orang, membuat Hekkeran dan Greenham memalingkan perhatian mereka ke tempat lain.

Kalimat Eruya diarahkan kepada kepala pelayan. Namun, dia tidak ingin menyembunyikan suaranya. Seakan waktu tiba-tiba saja membeku, gerakan dari para petualang yang membawa barang bawaan berhenti dengan isyarat.

Biasanya, bagi mereka yang mengincar tempat teratas, jelas sekali jalan akan menjadi lebih panjang dan terjal ketika semakin jauh pergi. Meskipun tidak masalah sejauh mana seseorang bisa menggapai akhirnya, usaha yang dibutuhkan untuk bisa sampai ke tempat di mana mereka sekarang berada bukanlah sesuatu yang bisa diraih dengan mudah. Perasaan mereka setelah mendengar apa yang Eruya katakan hanya bisa disebut sebagai tidak tenang.

Profesi dari seorang petualang memang sangat kompetitif, membuat kemampuannya diragukan - terutama oleh yang membuat permintaan - bisa berpengaruh sangat besar pada karir mereka di masa depan. Memang perlu untuk menunjukkan kekuatan mereka.

Tak perduli apakah mereka seorang petualang atau seorang worker, mampu menyingkirkan kalimat ini, yag berbicara harus setidaknya memilki posisi yang cukup kuat yang membuat mereka bisa lolos darinya. Oleh karena itu, Eruya tidak keberatan dengan suasana saat ini sama sekali, lalu melanutkan.

"yah, aku memang harus mengakui setidaknya mereka cukup bagus memiliki kualifikasi sebagai pesuruh untuk barang bawaan, namun untuk menjaga keamanan terhadap semuanya, aku tidak yakin."

Yang benar saja, ya ampun. Akan gawat jadinya jika keadaan menjadi buruk. Mereka juga harus menahan diri karena sudah dipekerjakan...

Para worker yang saat ini hadir semuanya sekuat para petualang dengan peringkat mythrill. Dengan kata lain, lebih kuat dari para petualang tersebut. Namun, masih ada hal tertentu yang tidak seharusnya dikatakan oleh seseorang, berdasarkan suasana saat ini.

Bisakah seseorang memberinya pukulan agar dia bisa diam?

Suasana diantara para pekerja mulai menegang saat mayoritas dari mereka mulai menatap Eruya karena tidak setuju. Melihat sekeliling, Hekkeran cepat-cepat bergegas ke arah sisi Imina. Bisa gawat jika pertumpahan darah dimulai.

Namun, orang yang membuat gerakan selanjutnya bukan seorang worker.

"Kamu pasti Uzruth-sama. Aku yakin tidak akan ada masalah apapun."

"..Apakah itu karena asumsi bahwa kami juga akan membantu mengamankan lokasi kemah? Jika memang seperti itu maka aku masih bisa menerima balasanmu."

"Bukan begitu. Hanya saja kami sudah meminta bantuan dari seseorang lebih kuat dari mereka yang sudah hadir - Momon-san."

Seakan merespon kalimat yang diucapkan beberapa saat yang lalu, seorang warrior yang berbalut armor full plate melangkah keluar dari salah satu kereta. Karena penutup kepala yang dia pakai, wajahnya tidak bisa terlihat.

"Biarkan saya memperkenalkan kepada semuanya. Tiba pada peringkat adamantite dengan kekuatan hanya dua orang, petualang Momon-san dari 'Darkness'. Rekan setimnya Nabe juga hadir. Dengan dua orang ini yang melindungi lokasi kemah, dengan susunan ini... aku harap setiap orang puas?"

Suasana itu tiba-tiba menjadi sama sekali berbeda. Bagi para petualang dan para worker, yang sedang berdiri di depan mereka adalah salah satu dari orang yang sudah meraih puncak profesi mereka. Dibalik kehadiran yang terkuat, setiap worker, tak perduli siapapun itu, langsung terdiam.

Melihat bagaimana para pekerja bereaksi terhadap munculnya seorang petualang dengan peringkat tertinggi, suasana hati dari petualang lain juga meningkat. Sebuah senyum gembira muncul di wajah pemimpin dari tim petualang saat dia bercakap-cakap dengan warrior dalam balutan hitam.

"Mohon serahkan kepada kami semuanya. Selama itu, bisakah Momon-san bergantian dengan para worker? Dan juga, mohon ambil alih kendali pimpinan dan berikan nasehat kepada kami tentang rencana keamanan selama perjalanan."

"Aku mengerti. Meskipun aku masih kurang, jika timmu tidak ada masalah dengan hal itu, aku akan menerimanya. Namun, aku masih mengandalkan kalian sebagai kekuatan utama keamanan. Tim kalian mengandung lebih banyak orang. Akan lebih baik bagi kami untuk membantu malahan."

"Tidak! Apa yang anda katakan?! Anda tidak kurang sama sekali!! Melakukannya seperti itu akan membuat Momon-san terseret--"

"Tidak, tim kalian akan tetap ditugaskan sebagai keamanan utama. Silahkan gunakan kami. Kalau begitu sekarang, Nabe."

Mengakhiri percakapan itu dengan sebuah suara yang membawa isyarat senyum samar, Momon menuruni tangga dari kereta. Orang yang mengikuti di belakang Momon adalah seorang wanita yang memmiliki kecantikan yang menakjubkan.

Biasanya, ketika seorang wanita muncul, akan selalu ada keributan. Namun, keadaan akan sangat berbeda jika level kecantikan itu sudah jauh unggul. Di hadapan wanita yang benar-benar cantik, satu hal yang bisa dilakukan adalah mencuri mata mereka.

"Hekkeran. Orang itu..."

"Benar, Rob. Aku juga berpikir hal yang sama. Kita melihatnya di pasar utara. Di sebelah sana... Momon dari 'Darkness'. Hanya dengan satu rekan. Jika memang seperti itu, kelihatannya rumor dia mengalahkan Gigant Basilisk bukanlah hal yang berlebihan seperti pada awalnya."

"Giga-! Tentang itu, apakah benar?"

"Kelihatannya memang begitu. ada juga rumor bahwa mereka mengalahkan seorang demon dengan tingkat kesulitan lebih dari 200 dengan sekali pukul. Aku dengar ini dari Greenham."

"-Itu tidak nyata ya kan? Tingkat kesulitan lebih dari 200 berada jauh melebihi batas kemampuan manusia. Itu bukan ranah yang bisa dijangkau oleh manusia.. Jangan-jangan kamu salah dengar 100 jadi 200?"

"Meskipun begitu, itu masih tetap menakjubkan. Namun entah bagaimana aku mendapatkan perasaan bahwa itu memang benar-benar terjadi seperti yang dikatakan oleh rumornya. Setidaknya, begitulah yang kurasakan."

Meskipun hanya sesaat percakapan dengan petualang dengan peringkat emas, kepribadian Momon terlihat jelas. Konsisten dengan apa yang orang-orang harapkan dari para petualang dengan peringkat adamantite. Kesan yang diberikan oleh Momon adalah orang yang disenangi.

"Sebelum kita mulai bergantian... ada sesuatu yang aku ingin dengar dari kalian."

Suara Momon tidak seberapa keras. Namun, kesan yang diterima ketika mendengar suara itu adalah keagungan dan kebesaran.

"Mengapa kalian memutuskan pergi ke reruntuhan? karena kalin sudah menerima permintaan? Namun, berbeda dengan bagaimana guild yang bisa sewaktu-waktu memaksa para petualang untuk mengambil permintaan, tak ada siapapun yang bisa menghalangi kalian menolak permintaan ini. Apa alasan kalian memutuskan untuk pergi?"

Para worker bertukar tatapan satu sama lain, ragu-ragu bagaimana harus membalas. Pada akhirnya, yang pertama berbicara adalah seseorang dari Tim Parupatra.

"Jelas sekali karena uang."

Jawaban sempurna untuk pertanyaan itu. Tidak ada lagi alasan lain. Alasan mengapa para worker ragu menjawab bukan karena pertanyaan itu sulit, namun lebih karena mereka mencoba mengukur tujuan sebenarnya dari Momon karena sudah bertanya hal yang sudah jelas itu.

Setelah memastikan bahwa setiap worker setuju dengan jawaban yang diberikan, Momon meneruskan pertanyaannya.

"Dengan kata lain, hadiah yang ditawarkan dari permintan ini cukup bagi kalian untuk mempertaruhkan hidup kalian?"

"Benar sekali. Jumlbah yang ditawarkan cukup menarik bagi kami semua. Dan juga, bonus-bonus juga akan diberikan jika kita menemukan harta karun tambahan dari reruntuhan tersebut. Bukan itu sudah cukup bagi kami untuk mempertaruhkan hidup kami?"

Yang merespon adalah Greenam.

"...Ternyata begitu. Jadi ini adalah keputusan akhir yang kalian buat. Aku mengerti. Kelihatannya aku sudah bertanya hal yang percuma. Maafkan aku."

"Apa yang anda tanyakan bukanlah hal yang menyinggung kami... Kami tidak keberatan."

"Hya hya hya. Kelihatannya anda sudah selesai dengan pertanyaan tersebut. Kalau begitu, bisakah pak tua ini meminta sesuatu?"

"Silahkan, senior."

"Aku sudah mendengar banyak rumor tentang anda. Entah apakah itu benar atau tidak, pak tua ini berharap untuk mengetahuinya sendiri."

"Begitu. Melihat sesuatu sendiri jauh mengalahkan ratusan cerita huh? Baiklah. Aku juga tidak apa. Kalau begitu biarkan aku untuk, tidak, biarkan kami sebagai penjaga keamanan untuk menunjukkan nilai kami. Dalam sikap apa yang anda inginkan dari kami dalam melakukan ini?"

"Tentang hal itu, jelas sekali anda harus menghadapi seorang lawan, ya kan?"

Semua yang hadir tiba-tiba memfokuskan perhatian mereka terhadap-

"-Tentu saja, harus oleh orang yang menawarkannya. Pak tua ini sendiri."

"Apa? Jadi senior ingin memilih diri sendiri?... Kalau begitu saya harus minta maaf dahulu, karena saya bukan seorang pria yang terbiasa menahan diri ketika bertarung. Meskipun mungkin saja saya tidak bermaksud ingin menyebabkan luka, saya tidak cukup peracaya diri saya bisa mengendalikan kekuatan dengan baik - apakah anda masih tidak apa dengan hal ini?"

"Hya hya hya! Seperti yang diduga dari peringkat adamantite! Pak tua ini sudah memutuskan untuk mengambil resiko itu. Saya tidak akan menyalahkanmu ata kejadian nantinya."

Sebuah tawa samar bisa terdengar dari balik penutup kepala Momon.

"Seperti yang diduga dari Senior. Ini adalah perbedaan dari kekuatam tempur - saya memang kuat. Lebih kuat dari semuanya yang hadir. Itulah kenapa saya berperingkat adamantite."

Kesombongan yang luar biasa, dan sebuah sikap seakan melihat ke bawah dari atas. Namun, tidak sedikitpun rasa tidak enak dirasakan dari para worker yang hadir. Ini jelas karena kesan tekanan yang dikeluarkan dari pria yang dipanggil Momon. Kalimatnya memang ditemani dengan tekanan yang luar biasa dan memberikan kesan menatap kematian itu sendiri, oleh karena itu kalimat tersebut terasa seakan mereka mengandung kekuatan kepercayaan.

"...Menakjubkan."

"...Aye, benar-benar menakjubkan."

Banyak orang yang hadir tidak bisa tidak mengeluarkan suara mereka karena tekanan yang memancar.

Ada banyak wanita yang akan jatuh cinta terhadap pria yang kuat dan perkasa. Di dalam istilah hormat dan kagum, banyak pria yang juga tertarik dengan kekuatan dari yang kuat. Seperti ngengat yang tertarik dengan api, orang-orang yang hidup di dunia darah dan baja tidak bisa menolak pesona dari daya tarik yang tak bisa ditahan, meskipun mereka tahu bahwa mereka akan terbakar jika terlalu dekat.

"Hya hya hya! Kelihatannya tidak ada disini yang keberatan dengan anda menjadi petualang dengan peringkat adamantite! Meskipun aku sudah berkata seperti ini, karena ini adalah kesempatan yang langka, aku masih terus saja meskipun tahu aku akan kalah. Gerobak yang ada disini menghalangi. Bisakah kita menggunakan area kosong disebelah sana, malahan, pak kepala pelayan?"

Menerima izin dari kepala pelayan, Parupatra bergerak dahulu ke arah halaman yang kosong. Semua worker juga mengikuti. Para petualang dan kepala pelayan juga datang.

"Menilai dari apa yang dikatakan oleh Tetua, kelihatannya kita tidak akan bisa menyaksikan banyak hal."

"-Orang itu memang terlihat sangat kuat."

"Uun, bukan hanya kuat, lebih kepada luar biasa gila kuatnya. Rasanya dia seperti lebih kuat daripada setiap tim petualang peringkat adamantite lainnya di dalam Empire."

"Kelihatannya memang begitu. Satu-satunya alasan tim petualang 'Silver Canary' memiliki peringkat adamantite adalah karena seluruh anggota mereka adalah orang-orang dengan profesi yang langka. Meksipun mereka memiliki kemampuan aneh, kekuatan mereka yang sebenarnya tidak seberapa tinggi. 'Eight Ripples' berhasil sampai di tempat dimana mereka berada utamanya karena mengandalkan sepenuhnya dari jumlah mereka dan kerjasama yang spektakuler."

'Silver Canary' adalah sebuah tim yang dipimpin oleh seorang Bard yang sudah meraih tingkat heroic, sementara anggotanya memiliki banyak profesi yang aneh. 'Eight Ripples' didirikan oleh sembilan anggota, namun karena jumlah mereka, mereka sering dianggap sebagai sebuah tim tiap-tiap individu anggotanya masih belum mencapai level adamantite. Namun, jika itu mengenai kerjasama tim, mereka dikenal sangat ahli melebihi semua tim-tim peringkat adamantite lain yang bisa diraih.

Namun, semuanya dianggap sudah mencapai capaian yang tidak mungkin naik ke ranah peringkat adamantite.

Bisikan-bisikan diskusi seperti itu bisa terdengar dari anggota-anggoota tim di belakang.

Isi dari diskusi itu bukan hanya sebatas hal-hal sebelumnya. Jika didengarkan baik-baik, banyak hal bisa terdengar. Topik yang paling banyak didiskusikan adalah seberapa lama Parupatra bisa bertahan, semacam itu. Tidak ada satupun orang yang percaya dia bisa mengalahkan Momon. Alasan utama untuk itu adalah karena pria yang dikenal sebagai Momon telah memancarkan sebuah tekanan yang hanya bisa dimiliki oleh mereka yang sudah memiliki peringkat adamantite, meskipun hanya beberapa saat.

Sementara Hekkeran jatuh dalam lamunan, seseorang berjalan ke sampingnya. Mempertimbangkan suara logam yang dihasilkan, jelas sekali siapa itu.

"Apa yang Greenham pikirkan tentang pertarungan yang akan terjadi di antara mereka berdua?"

"Meskipun aku tidak enak berkata seperti ini, namun aku tidak bisa melihat bagaimana tetua bisa menang. Hingga titik ini, apa yang tersisa hanyalah melihat sejauh apa Tetua bisa menahannya, itu saja. Apakah kamu berencana ingin pergi selanjutnya setelah Tetua?"

"Tidak mungkin, yang benar saja. Bagaimana denganmu?"

"Aku juga akan menyerah. Aku akan puas dengan hanya menyaksikan kekuatan dari warrior yang unggul. Namun, aku harap bisa menerima petunjuk berpedang ketika perjalanan ini."

"Aku juga berpikir demikian - Oh!"

Setelah tiba di halaman, Momon dan Parupatra mulai mundur dari masing-masing saat mereka mulai mempersiapkan kuda-kuda mereka.

Tatapan Parupatra jelas bukan tatapan yang bisa dibuat oleh orang tua biasa, itu pasti mata dari seorang warrior yang terbiasa dengan pertarungan.

Suasana itu perlahan berubah menjadi dipenuhi dengan nafsu membunuh, kedamaian yang mengelilingi halaman itu tidak lagi ada.

Saat para hadirin sedang melihat, tekanan yang diciptakan serasa tidak enak dan beberapa diantara mereka bahkan mulai berkeringat.

"...Oh ya ampun, gawat. Tetua kelihatannya benar-benar serius."

Greenham, yang berdiri di sisi Hekkerna, secara tidak sadar menunjukkan dirinya yang sebenarnya.

"Melawan seorang musuh dengan peringkat adamantite, memang bisa dipahami bertarung seakan nyawanya dipertaruhkan-"

Sambil membalas, Hekkeran memalingkan tatapannya ke arah warrior hitam, mencoba meletakkan diri di posisi tetua, dan terperangah.

Dia tidak bisa merasakan apa-apa sedikitpun dari Momon.

Kedua tangannya di rendahkan di samping tanpa menunjukkan tanda-tanda mengambil tindakan bertahan apapun, bertemu dengan haus darah langsung seakan bukan apa-apa. Benar-benar seakan dia sedang menghadapi anak kecil yang tidak berbahaya dan sedang memegang pedang, perasaan semacam itu.

"Ahriya! Menakjubkan! Menghadapi nafsu membunuh semacam itu dan tidak menunjukkan tanda-tanda reaksi apapun. Tidak mungkin baginya tidak menyadari aura haus darah sebesar ini yang dikeluarkan, jangan-jangan dia sudah tiba pada puncak yang paling atas dari warrior, keadaan mental terakhir akan kehampaan?!"

"Swordless Heart? (Hati tanpa Pedang)? Ataukah memang keadaan mentalnya sudah mencapai ranah awan dan air? Mampu berdiri tanpa takut seperti itu ketika ada banyak perbedaan antara senjata keduanya, dia pasti sangat percaya diri dengan kemampuannya... benar-benar mengerikan."

Tombak yang ada di tangan Parupatra adalah item magic yang terbuat dari gigi seekor naga, dimana senjata yang dipegang Momon adalah sebuat tongkat kayu yang dipinjam sebelumnya dari salah satu petualang. Tak perduli bagaimana melihatnya, tongkat kayu itu jelas tidak ditambahi magic apapun. Senjata-senjata yang ditambah dengan magic bisa meningkatkan ketajaman mereka, meningkatkan kemampuan pengguna dengan drastis dan memberikan efek-efek tambahan yang bermacam-mcam. Hanya melihat ke arah senjata, Parupatra memiliki keunggulan yang luar biasa.

"Tidak, kurasa bukan demikian. Memang benar bahwa ada perbedaan kuat dalam istilah senjata, armor dari Momon-san seharusnya jauh lebih baik di atas Tetua dalam hal properti magicnya. Dan juga, item magic tambahan yang dipakai seharusnya lebih baik pula. Perbedaan secara keseluruhan tidaklah sebesar itu, namun Momon-san seharusnya menggenggam keunggulan."

"Bukankah itu terlalu dini melompat kepada kesimpulan? Aku dengar bahwa jumlah item-item magic yang dimiliki oleh tetua jauh lebih besar dan sama dengan yang dimiliki oleh kebanyakan petualang adamantite... Tetua sudah berkelana dalam waktu yang lama, dan sudah menyelesaikan pekerjaan dalam jumlah yang tak bisa dihitung lagi. Jika kita mempertimbangkan jumlah bayaran yang diterima, tak ada satupun di dalam Empire yang memiliki bayaran yang lebih banyak darinya!"

"Tidak, tidak, tunggu sebentar-"

"Yang seharusnya menunggu seharusnya adalah-"

Sementara dua orang itu masih berdebat, tekanan di dalam halaman sudah sampai pada klimaksnya dan percikan pertempuran pertama akhirnya mulai muncul.

"Kalau begitu, ayo!?"

"masih ada hal-hal penting yang harus dilakukan setelah ini. Jangan membuatnya terllau keras untuk dirimu dan datanglah kepadaku, senior-"

Tanpa menyelesaikan kalimatnya, Parupatra menyeruak ke arah Momon dengan sebuah kecepatan yang tidak bisa dibayangkan oleh banyak orang dari seorang kakek-kakek berusia delapan puluh tahun. Halus dan kuat, dia menyelesaikan tindakan itu dengan sebuah kelenturan sehingga lawannya, Momon masih tidak bisa mengangkat tongkat di tangannya.

"[Dragon Fang Thrust]!"

Mata Hekkeran melebar karena terkejut dengan Parupatra yang tiba-tiba menggunakan sebuah martial art di awal pertarungan.

Sebuah serangan dua tusukan beruntun dengan tongkat yang melekuk seperti gigi naga. Selain dari memberikan damage tambahan berdasarkan atribut yang ditambahkan oleh penggunanya, teknik martial art ini juga termasuk efek kembali ke tempat semula sehingga meningkatkan peluang memberikan damage kritikal. Menggunakan 'Piercing Strike' sebagai dasarnya, teknik ini adalah teknik yang diciptakan oleh Parupatra empat puluh tahun yang lalu. Sebuah teknik dengan keseimbangan yang sangat baik dikenal oleh banyak orang dan bahkan sekarang banyak orang masih mempelajarinya.

Ditambah dengan 'Dragon Fang Thrust', Parupatra menambahkan lapisan 'Blue Dragon Fang Thrust', yang membuat damage ringan tambahan.

Apa yang dipikirkan oleh pak tua itu! Meskipun kita memiliki magic healing disini, siapa mati-matian bertarung seperti itu?

Efek dari penggunaan martial art adalah meskipun goresan kecil akan menyebabkan jumlah serangan petir yang cukup. Sangat cocok ketika bertarung melawan musuh yang menggunakan armor terbuat dari logam. Keputusannya untuk menggunakan serangan ini menunjukkan keseriusan Parupatra.

Namun, bagi sebuah serangna yang dikenal menyusahkan bagi mereka yang memakai armor logam, Momon dengan mudahnya menghindari itu seperti bukan apa-apa. Tindakannya membuat seperti sedang memakai armor yang seringan bulu. Gerakan melambat yang biasanya disebabkan karena memakai armor full body tidak muncul sama sekali. Apa yang membuatnya mengejutkan adalah daripada membuat gerakan yang berlebihan seperti melompat ke belakang, Momon mampu menghindari serangan yang datang dengan usaha minimal sambil berdiri tegak.

"Tidak mungkin! Seberapa bagus pandangan kinetis dan kemampuan fisiknya?"

"-[Gale Acceleration]!"

Paruptra membalas langsung dengan martial art lain.

Pak tua itu sudah terlalu berlebihan! Apakah otaknya sudah menjadi fosil?

"[Dragon Fang Thrust]!"

Dengan menggunakan teknik yang sama seperti sebelumnya, Parupatra menusuk Momon sekali lagi. Pisau yang ada di tombaknya berkilauan dengan lapisan putih hawa dingin yang datang dari 'White Dragon Fang Thrust' yang dia gunakan kali ini.

Empat serangan beruntun yang tidak memberikan lawannya ruang untuk bernafas-

Sebuah keributan terdengar dari gerombolan orang-orang yang sedang menonton.

Tentu saja. Bahkan serangan seperti itu tidak mampu mendarat satupun atau membuat goresan sedikitpun pada armor Momon.

Parupatra cepat-cepat melompat mundur untuk menciptakan jarak dari Momon. Keringat mulai berkumpul di dahinya. Itu bukan karena habisnya stamina, namun lebih karena jumlah tekanan mental yang besar yang dia terima ketika menghadapi kematian.

"Menakjubkan!"

"-Lebih kuat daripada Hekkeran."

"Jelas saja, Arche. Jangan menggunakan aku sebagai perbandingan. Apa yang kamu lihat disana adalah petualang yang tertinggi. Puncak absolut dari semuanya. kekuatan dari petualang dengan peringkat adamantite."

"Kalau begitu, kelihatannya giliranku untuk menyerang."

Momon perlahan mengangkat tongkatnya, masuk ke dalam kuda-kuda. Sebaliknya, Parupatra malah meletakkan tombak itu di bahunya, mengendurkan posturnya. Dia menyerang, karena kalah sudah kehilangan semangat bertempur.

"Luar biasa. Aku menyerah, aku mundur. Jangankan menang, pak tua ini bahkan tidak bisa menggores armor anda sedikitpun."

"...Begitukah."

Ke arah Parupatra yang mengumumkan kekalahannya, mayoritas penonton mengeluarkan suara "uooooh" saat mereka menghela nafas. Tidak diragukan lagi, sebuah kemenangan yang luar biasa oleh Momon, seperti orang dewasa yang sedang main-main dengan seorang anak kecil.

Diskusi seperti "Sekolah beladiri mana yang dipakai oleh teknik gerakan kaki Momon?" mulai muncur saat penonton yang sudah kegirangan mulai berbagi pemikiran mereka satu sama lain. Tak perduli dengan hal ini, Hekkeran dan Greenham berjalan ke arah Parupatra yang sedang sibuk mengusap keringatnya sambil bercakap-cakap dengan Momon.

"Sudah selesai, Senior?"

Rasanya seakan suasana dan nada suara tiba-tiba berubah.

"...Aku kira anda ingin menunjukkan kemampuan yang sebenarnya."

"...hya hya hya. Itu terlalu berlebihan bagi orang tua sepertiku. Apa yang sudah kutunjukkan adalah kemampuanku yang sebenarnya, Momon-dono."

"-Ah, maafkan aku karena sudah bersikap tidak hormat."

"Tidak perlu minta maaf, tapi sejujurnya aku sedih sekali. Dan juga, anda tidak perlu rendah hati seperti itu. Apa yang kami pak tua hormati adalah kekuatan dan bukan siapa yang hidup lebih lama. Diberikan rasa hormat sebanyak itu oleh seseorang yang kuatnya luarbiasa seperti anda hanya membuat saya tidak merasa enak."

"...Ternyata begitu. Baiklah. Namun, Mengakhirinya seperti ini tanpa membiarkan aku bahkan mengambil satu ayunan meninggalkan rasa yang tidak enak bagiku. Jika ada lain kali, aku yang akan memulainya. Kalau begitu, aku akan kembali untuk memindahkan barang bawaan."

"Sudah ada orang lain yang melakukannya. Anda seharusnya tidak perlu melakukan itu ya kan?"

"Kurasa bukan begitu. Tak perduli status apapun yang saya miliki, ketika sebuah tugas sudah diberikan kepadaku, aku masih harus menyelesaikannya dengan benar."

Setelah berkata demikian, Momon berbalik badan dan menuju ke arah kereta. Mengikutinya seorang wanita yang memiliki kecantikan yang tiada tara. Hekkeran dan Greenham yang jalannya dilalui tidak bisa berhenti memalingkan matanya menempel ke arah mereka sekali lagi.

Terpesona oleh siluet yang lebih besar daripada punggung Momon.

"Hya hya, kamu membuat wajah orang tua ini ingin bertanya sesuatu."

"-Tetua, bagaimana menurut anda dengan hal ini?"

Wajah keriput Parupatra mulai berubah, seakan ingin tersenyum pahit.

"Sangat kuat. Tidak, seharusnya itu sudah dapat diduga karena menjadi seorang petualang adamantite. Namun, aku tak pernah membayangkan sejauh mana itu. Saat kami berhadapan, Aku mendapatan kesan bahwa tak perduli berapa kalipun aku menyerang, aku takkan pernah bisa menyentuhnya."

Hekkeran juga memiliki perasaan yang sama. Setiap serangannya mungkin akan dihindari oleh pria yang bernama Momon, lalu serangan balik akan datang. Meskipun dia bisa mendaratkan sebuah pukulan setelah menggunakan trik terbaik yang bisa dipikirkan, gambaran serangannya dipentalkan oleh armor itu masih muncul di pikiran Hekkeran. Parupatra yang mengalaminya langsung, pasti sudah menerima kesan yang bahkan lebih kuat.

"Jadi itu... peringkat adamantite huh?"

"Benar sekali. Itulah yang dinamakan level adamantite. Sebuah dunia dimana hanya sedikit yang bisa meraihnya. Aaah, benar-benar menakjubkan dan megah. Sebuah ketinggian yang tidak bisa kamu raih dan sentuh... Yah, apakah kalian sudah puas setelah melihat ini?"

"Tidak diragukan lagi! Berkat menjadi pengamat, aku mampu melihat detil keseluruhannya. Jika aku yang bertarung, Aku takkan pernah bisa mengamati semuanya dengan tenang. Meskipun aku harus minta maaf sudah berkata seperti ini kepada Tetua, namun secara pribadi, aku benar-benar ingin melihat Momon-dono saat dia akan menyerang."

"Itu tidak mungkin. Momon-dono tak pernah berniat menyerang sejak awal. Dia bahkan tidak menunjukkan semangat bertarung sedikitpun. Kelihatannya, itu hanya kata dia saja, jika dia tidak bisa menahan diri. Jika dia benar-benar menyerang, Tetua kelihatannya akan kehilangan nyawa."

Jika memang seperti itu, memang terdengar sangat arogan. Tetua Parupatra juga adalah seorang warrior yang memiliki kekuatan yang perlu dipertimbangkan, seorang veteran yang tidak seharusnya diremehkan.

Namun, memang karena setelah mendapatkannyalah menunjukkan seberapa kuat petualang adamantite sesungguhnya.

"Mau bagaimana lagi. Ada perbedaan besar dalam kekuatan antara pak tua ini dan orang itu. Meskipun aku sangat tidak senang, tidak ada yang bisa kukatakan setelah dia mampu menghindari semua serangan ini seperti bukan apa-apa."

Itulah artinya menjadi kuat.

Memilih senjata yang tidak terbiasa baginya, dimana berat dan keseimbangan sama sekali berbeda, menunjukkan seberapa besar kepercayaan diri yang dia miliki terhadap kemampuannya. Perbedaan antara keduanya sebesar itu.

Dengan kalimat akhir seperti "lelahnya, lelahnya", Parupatra berbalik dan berjalan menjauh ke arah kereta.

Saat figur Parupatra perlahan semakin jauh dan jauh, Hekkeran mendengar dia menggumamkan kalimat berikut.

"Meskipun saat usiaku masih muda dan mencapai puncak aku tidak mampu sampai di level itu, jadi itu peringkat adamantite huh... terlalu jauh untuk diraih."

Figur Parupatra yang terlihat semakin mengecil ketika dibandingkan dengan Momon, yang mengeluarkan tekanan yang luar biasa.

"jadi itu peringkat tertinggi... adamantite."

"Yeah. Benar-benar menakjubkan."

Hanya suara setuju yang bisa terdengar dari mereka berdua.


**********



Di Jalan beraspal di dalam Arwintar, sebuah kereta berjalan seperti angin.

Makhluk yang menarik kereta mewah itu adalah seekor binatang buas berkaki delapan, seekor Sleipnir. Dua warrior yang terlihat tangguh duduk di platform depan, di atas atap kereta tersebut. Area dimana barang-barang bawaan biasanya ditempatkan sudah dimodifikasi menjadi tempat duduk untuk sekelompok yang terdiri dari empat orang magic caster dan archer, yang sedang mengawasi sekitar dengan mata waspada.

Bisa disamakan dengan benteng bergerak yang sedang berjalan dibawah pengawasan ketat di siang hari yang terik. Dan tentu saja, yang mengendarai di dalamnya cocok dengan status tinggi.

Hanya dengan melihat lambang di samping kereta, yang terdiri tiga tongkat yang bertumpuk, semua orang dengan pengetahuan / kebudayaan tertentu akan bisa tahu siapa yang sedang duduk di dalam dan siapa pemilik dari kereta itu. Dengan demikian, para knight yang sedang berdiri berjaga tidak membuat suara apapun.

Ada tiga orang yang ada di dalam kereta. Semuanya memakai jubah dan berpakaian seperti magic caster.

Meskipun tiga orang itu adalah figur terkenal di dalam Empire, tidak ada magic caster yang lebih terkenal dari pria ini. Pria tua ini adalah magic caster yang paling kuat di dalam Empire, 'Tri Arts' Fluder Paradyne.


Di seberang Fluder ada dua muridnya, keduanya bisa menggunakan magic hingga tingkat 4.

Seakan tidak lagi bisa mentolerir suasana yang berat setelah berangkat dari ibukota kekaisaran, salah satu murid dengan malu-malu berkata:

"Master, apa yang harus kami lakukan dengan perintah dari Yang Mulia Kaisar?"

Keheningan memenuhi kereta sekali lagi. Saat mereka berpikir bahwa itu masalahnya, Fluder menjawab dengan suara yang dalam dan tenang.

"Jika yang mulia menginginkannya, kita sebagai bawahannya hanya bisa melakukan perintahnya dan mulai penyelidikan kita. Namun, terlalu beresiko melakukan penyelidikan dengan menggunakan magic. Apakah kita harus mulai mempelajari arsip atau melakukan pemanggilan demon? Pada akhirnya, kita masih perlu mengumpulkan informasi."

"Apakah anda berkata bahwa bahkan anda sendiri tidak tahu, Master?"

Fluder menutup matanya dan membuka lagi beberapa detik kemudian.

"Pengetahuanku kurang. Aku tidak tahu apapun tentang demon kuat bernama Jaldabaoth."

Sekitar sebulan yang lalu, sekelompok demon menyerang ibukota kerajaan. Menurut informasi yang mereka kumpulkan, komandan Jaldabaoth dan pelayannya adalah makhluk mengerikan dari dunia lain.

Karena krisis demon, serangan terjadwal ke ibukota Kingdom belum dilakukan tahun ini. Dipikir biasanya, Empire seharusnya sudah mengambil keuntungandari situasi itu dan menyerang Kingdom ketika mereka masih kelelahan setelah serangan demon.

Rupanya, ada dua alasan mengapa Empire melakukan perang terhadap Kingdom.

Alasan pertama adalah untuk menguras sumber daya dari Kingdom. Tidak seperti Empire yang membentuk pasukan khusus, Kingdom membentuk pasukan dari wajib militer kepada rakyat. Oleh karena itu, Kingdom akan kalah dalam kualitas setiap kali Empire menggerakkan pasukannya, jadi mereka harus menebusnya dengan kuantitas dari pasukan. Itulah alasan mengapa mereka memilih musim panen untuk mengajak perang. Para petani akan menjadi prajurit dan tak mampu memanen ladang mereka, yang mana adalah rencana jangka panjang untuk menyedot sumber daya Kingdom.

Alasan lain adalah untuk melemahkan kekuatan dari para bangsawan yang ada di dalam Empire. Selama perang, mereka akan memberlakukan pajak khusus kepada para bangsawan yang melawan Kaisar dan menyedot uang mereka. Jika mereka menolak, mereka akan dituntut dengan pengkhianatan. Pada akhirnya, satu-satunya perbedaan adalah mempererat jerat di leher mereka atau membunuh mereka karena sudah mengeluarkan ide yang salah.

Karena itu alasannya, Kingdom yang sudah habis-habisan dari pertempuran itu bisa dibiarkan saja - begitulah kesimpulan dari kaisar Jircniv. Lagipula dia harus menarik taring-taring dari kebanyakan bangsawan.

Namun, masih ada alasan lain.

Dimana Jaldabaoth sekarang, yang melakukan kejahatan yang cocok dengan gelar seorang demon? Dan figur macam apa makhluk yang sudah menciptakan bencana seperti itu.

Wajar ada perintah untuk menyelidiki Jaldabaoth jatuh kepada Fluder, magic caster yang paling terkenal di dalam Empire.

"Dan yang telah mengalahkan Jaldabaoth, 'Dark Hero' Momon dan rekannya 'Beautiful Princess' Nabe. Menarik sekali. Dan magic caster misterius Ainz Ooal Gown. Apakah semua pahlawan yang bersembunyi mulai membuat gerakan? Mungkin pertempuran sengit yang mirip dengan pertempuran melawan Demon God dua ratus tahun yang lalu akan terjadi sekali lagi."

"...Apakah itu akan terjadi?"

"Aku tidak tahu, namun hanya orang bodoh yang membuat persiapan hanya setelah kejadian. Bersiap sebelum itu terjadi adalah tindakan orang yang bijak."

Kereta itu akhirnya tiba di tujuan.

Area luas yang dikelilingi oleh dinding-dinding yang tebal dan tinggi dengan beberapa menara pengawas yang sedang menjaganya, menjaga terhadap bahaya yang datang baik dari luar dan dalam. Beberepa knight terpilih - dari Orde Knight elit pertama adalah yang terbaik dari orde delapan Knight di Empire - membentuk kelompok-kelompok dengan magic caster dan membuat patroli secara rutin.

Jauh di langit ada penjaga pribadi dibawah yurisdiksi langsung dari Kaisar, Penjaga udara kekaisaran yang mengendarai binatang buas yang terbang, dan bahkan magic caster level tinggi dengan menggunakan magic flight.

Ini adalah simbol dari kebesaran kekaisaran, dan tempat dimana kaisar yang lampau menginvestasikan kerja kerasnya yang paling besar, Kementerian Magic.

Produksi equipment untuk para knight, perkembangan mantra-mantra baru, meningkatkan standar hidup melalui percobaan magic, esensi dari pengetahuan magic Empire semuanya ada disini. Dan orang yang bertanggung jawab terhadap keseluruhannya - meskipun orang lain yang menjadi menteri magic - adalah Fluder.

Kereta yang bergerak melalui teritori, dan akhirnya berhenti sebelum menara yang paling dalam.

Satu hal yang umum adalah berbagai bangunan yang mereka lewati terdapat orang-orang yang masuk dan keluar dalam jumlah yang besar. Namun, hanya sedikit orang-orang yang masuk dan keluar dari menara ini. Sebaliknya, keamanan di pintu masuk jauh lebih banyak daripada bangunan lain.

Pertama adalah bagaimana para knight untuk keamanan terlihat. Mereka bukan dari Orde Knigth ke-1 yang bisa terlihat dimanapun di sekitar situ.

Mereka memakai armor full plate yang ditambah dengan magic, memegang perisai magic dan memiliki senjata magic yang menggantung di pinggang mereka. Jubah merah tua mereka, dijahit dengan simbol Empire, juga magic pula.

Magic yang ditambahkan mungkin tidak sekuat itu, namun equipment tersebut bukanlah sesuatu untuk melengkapi knight-knight biasa, bahkan di dalam Empire.

Knight-knight elit ini adalah Imperial Earth Guard dibawah komando langsung dari Kaisar.

Para magic caster di sampingnya sama-sama mumpuni. Mereka adalah para veteran dan ahli dalam pertempuran, mengeluarkan aura yang bisa setara dengan warrior veteran.

Dan ada lagi. Empat Golem batu dengan tinggi 2.5 meter berjaga di pintu masuk. Tanpa makan ataupun istirahat dan tak pernah malas, mereka adalah yang paling cocok untuk keamanan.

Tempat ini, yang memiliki sistem keamanan yang setara dengan yang melindungi kaisar, hanya memperbolehkan masuk para magic caster yang sudah sampai pada separuh terakhir dari pelajaran magic tingkat 3, mereka yang memiliki kondisi khusus dan para magic caster yang ahli dalam riset.

Setelah merespon dengan sikap paling hormat kepada para knight dan magic caster dengan lambaian lembut, dia memasuki menara. Dia tibai di atas ruangan dengan bentuk mangkuk setelah melewati lorong yang lurus. Banyak magic caster bekerja cepat. Magic caster dengan peringkat tertinggi buru-buru datang ke arah Fluder.

"Apakah ada yang terjadi?"

"Tidak ada yang bisa dilaporkan, Master."

Setelah menelan ludah, murid tersebut memaksa keluar sebuah jawaban yang muncul baik kabar bagus dan buruk.

Fluder mengangguk dengan ekspresi rumit saat dia melihat ke arah tiga puluh murid yang dilatih secara pribadi - yang dikenal sebagai tiga puluh murid yang terpilih. Yang paling terkenal adalah wakilnya yang bertanggung jawab dari tempat ini.

"Begitukah, kami tidak bisa menyambungkannya dengan peristiwa alam?"

"Ya Master. Kami tidak bisa menyambungkannya kepada keberadaan dari undead tingkat paling rendah, skeleton. Sekarang ini kami sedang melakukan percobaan dengan meletakkannya di samping mayat untuk melihat jika zombie-zombie akan bangkit dengan wajar."

"Hmmmmm...."

Fluder mengusap janggutnya yang panjang saat dia melihat pemandangan yang berkembang di depannya.

Ada lusinan skeleton yang melakukan pekerjaan tani.

mengangkat cangkul dan mengayunkannya ke bawah. Gerakan dari seluruh skeleton tersebut teratur dan sempurna. Jika ada yang melihat dari samping, mereka hanya akan melihat satu skeleton yang bergerak.

Gerakan yang sangat teratur itu terlihat seperti RPG taktis. Ini adalah sifat sebenarnya dari proyek besar dari Empire yang dilakukan secara rahasia. 'Menggunakan Undead sebagai pekerja kasar'.

Undead tersebut tidak memerlukan nutrisi atau istirahat, dan tidak akan menjadi lelah. Undead tingkat rendah bukanlah makhluk berakal, jadi mereka hanya bisa melakukan tugas-tugas yang diperintahkan dan tidak bisa melakukan hal-hal rumit lainnya. Namun, jika ada seseorang yang memberinya perintah dari samping, masalah akan selesai.

Mengeluarkan undead ke ladang akan memberikan hasil yang besar, seperti mengurangi tenaga manusia yang dibutuhkan dan turunnya harga-harga hasil ladang... Tanah-tanah ladang bisa diperluas, dan manusia-manusia yang terluka dan mati bisa dihindari. Tidak berlebihan jika menyebut hal ini sebagai proyek yang besar.

Ada penawaran yang mirip dengan menggunakan monster-monster yang di summon atau menciptakan golem-golem sebagai pekerja, namun setelah mempertimbangkan biayanya, efisiensi dan optimisasi, penggunaan undead termasuk pilihan yang terbaik.

Tapi mereka yang melarangnya - terutama kelompok yang dipimpin oleh para priest - berpendapat bahwa menggunakan undead yang merupakan manifestasi dari kebencian terhadap makhluk hidup, akan merusak jiwa dari yang sudah tiada.

Berbeda jika kamu melihatnya dari sudut pandang reliji.

Meskipun undead bangkit dari mayat-mayat kriminal, menurut ajaran reliji, dosa-dosa kriminal itu sudah luntur saat mereka dieksekusi, dan merubah mereka menjadi undead adalah sebuah penodaan. Sulit untuk meyakinkan mereka yang berpikir demikian.

Jika mereka menghadapi masalah pangan, karena banyaknya yang mati karena kelaparan, akan lebih mudah untuk meyakinkan mereka. Namun, persediaan makanan dari Empire sangat banyak dan tidak ada masalah terhadap pekerjanya pula.

Dan itu adalah alasanmengapa para priest menolak proyek ini.

Namun, tujuan dari proyek ini adalah memperkuat kekuatan militer Empire. Dengan menyerahkan baris produksi kepada undead dan membebaskan pekerja untuk area lain, akhirnya akan membuat gerombolan besar dari manusia yang bisa dipilih untuk menjadi beberapa knight yang bermutu.

Apa yang tersisa adalah rasa tidak senang dari para pekerja manusia dengan amannya pekerjaan, dan keraguan terhadap patuhnya undead. Dan juga, sebagai ganti dari jumlah undead yang besar, keseimbangan antara yang mati dan yang hidup mungkin akan runtuh, menyebabkan terciptanya undead yang bahkan lebih kuat. Jelas sekali sumber tidak tenang itu bagi orang-orang yang mendengarkan khotbah-khotbah para priest.

Fasilitas ini ada untuk bisa melakukan percobaan dan menyingkirkan perasaan tidak tenang itu.

"Alasan utama masih belum jelas, huh?"

"Ya, maafkan saya sebesar-besarnya, Master."

Mengapa undead bangkit secara wajar. Mengetahui alasan utama penting untuk masa depan.

Tempat yang dikatakan tertutup oleh kabut selama bertahun-tahun itu dan hanya bersih ketika Kingdom dan Empire melakukan perang, tempat terkutuk yang dikenal sebagai dataran Katze. Dimana undead terkuat, seperti Skeletal Dragon yang kebal dengan seluruh magic, muncul dengan peluang yang sangat tinggi.

Meskipun Empire memiliki rencana untuk mencaplok daerah di sekitar E-Rantel dibawah pemerintahannya, mereka enggan mengambil alih tempat dimana undead bangkit dengan tingkat rata-rata yang paling tinggi. Oleh karena itu, mereka harus mengetahui berapa lama undead akan bangkit, yang mana pasti akan membantu untuk mengendalikan mereka. Bahkan mungkin saja untuk bisa menghentikan kemunculan dari undead itu untuk selama-lamanya.

"Begitukah, Aku mengerti."

Meninggalkan wakil yang bertanggung jawab, Fluder mulai berjalan mengelilingi ruangan yang berbentuk mangkuk.

Ketika dia tiba di pintu seberang, jumlah murid yang mengikuti di belakang Fluder meningkat.

Di depan pintu yang dibuka oleh knight yang menjaganya, barisan orang-orang itu maju. Itu seperti lorong sebelumnya, namun keberadaan manusia perlahan berkurang. udara yang berbau seperti debu dan cahaya seakan kalah dari kegelapan.

Lorong dengan aura yang mengganggu itu memanjang lurus dan tersambung ke tangga yang memutar ke bawah. Saat mereka melewati pintu-pintu selama perjalanan, waktu antara suara langkah kaki mereka bergema di dalam menara semakin pendek. Mereka hanya menuju lima lantai di bawah tanah. Namun, suasana berat membuatnya seakan lebih lama.

Alasannya hanyalah karena mereka sedang ada di bawah tanah. Ini dibuktikan dengan ekspresi tegang semua orang, termasuk Fluder, karena kegugupan mereka.

Di lantai terbawah, wajah semua orang berubah, tekanannya sangat tinggi sehingga tidak mengejutkan untuk berkata bahwa mereka siap bertempur.

Semua orang terfokus pada sepasang pintu berat. Itu adalah sebuah pintu yang terlihat seperti memisahkan dengan dunia lain. Agar tidak bisa dibuka atau dihancurkan dengan mudah, pintu-pintu itu diperkuat dengan pertahanan magic dan fisik yang berlapis. Itu adalah sebuah pintu yang tak boleh ditembus.

Bebeberapa pasang pintu berat yang mereka lewati selama perjalanan mengatakan bahayanya tempat ini. Pintu-pintu itu memiliki arti untuk mengulur waktu jika ada hal berbahaya yang terjadi disini, dan juga memiliki arti utama untuk memisahkan area ini.

Fluder memberi peringatan kepada para muridnya dengan suara kaku.

"Jangan sembrono."

Peringatannya cukup pendek dan sederhana, yang mana memberitahu seberapa menakutkan itu.

Magic caster yang mengikutinya mengangguk dalam-dalam. Fluder mengulangi peringatannya setiap kali dia datang kemari. Meskipun mereka tahu apa yang ada disana, ekspresi mereka tidak tenang.

Tersegel di dalam sini adalah undead terkuat. Jika dia terlepas, tidak usah ditanya lagi tragedi mengerikan apa yang akan jatuh kepada Empire.

Beberapa orang mulai merapal mantra perlindungan. Bukan hanya mantra-mantra perlindungan fisik, mereka merapal magic untuk perlindungan mental juga. Setelah beberapa saat, Fluder melihat ke arah murid-muridnya sekali lagi untuk mengukur tekad mereka.

Setelah mengangguk, dia merapalkan mantra pelepas segel.

Dengan kekuatan dari mantra tersebut, pintu berat itu perlahan terbuka dengna suara 'gong'.

Sesuatu yang mirip dengan udara dingin meluber keluar dari interior kegelapan, dan beberapa murid memperkuat bahu mereka karena dingin. Bahkan dengan item magic yang melindungi dari lingkungan, kebencian terhadap makhluk hidup dari makhluk di dalam sudah cukup mengirimkan getaran merinding hingga ke tulang belakang mereka.

Suara seseorang menelan ludah terdengar sangat keras.

"Ayo pergi."

Merespon suara Fluder, para murid membuat berbagai cahaya penerangan magic, mengusir kegelapan dari dalam ruangan. Kegelapan yang berkurang terlihat seakan menyembunyikan cahaya, membuat keadaan sekitar bahkan lebih gelap - begitulah rasanya.

Dengan Fluder memimpin, kelompok itu berjalan ke arah ruangan dimana aura kematian menggantung.

Sebagian alasan adalah karena sempitnya, dan ruangan itu langsung diterangi oleh cahaya magic.

Apa yang ada di dalam adalah sebuah pilar raksasa yang tingginya sampai ke atap. Obyek yang seperti batu nisan itu sangat mencolok. Namun, ada sesuatu yang terikat oleh rantai yang lebih menarik perhatian.

Makhluk itu benar-benar terikat oleh rantai yang lebih tebal daripada ibu jari. Ujung rantai itu diamankan oleh sebuah batu besar, dan bola besi yang besar terikat pada masing-masing anggota badan.

Sulit bagi makhluk apapun bergerak dalam situasi tersebut. Ikatan yang berlebihan ini mencerminkan seberapa waspadanya mereka terhadap lawan ini. Itulah kenapa beberapa anggota kelompok itu masih tidak tenang meskipun sudah diikat dengan rantai yang tebal. Mereka yakin jika makhluk ini bisa menghancurkan ikatan itu dan memperoleh kebebasan dengan mudah.

Makhluk itu muncul seperti seorang knight yang mengenakan sebuah armor full plate, naun armor itu sangat berbeda dibandingkan dengan perlengkapan dari manusia.

Ciri yang paling menonjol adalah tubuhnya yang besar. Tingginya lebih dari dua meter.
Selanjutnya adalah armor full plate hitam. Pada armor itu terdapa ukiran-ukiran yang mengingatkan kepada pembuluh darah, dan duri-duri yang melambangkan kekerasan terlihat dimana-mana. Tanduk yang mirip dengan demon keluar dari penutup kepalanya, dan wajah yang bisa terlihat dengan jelas. Di dalam penutup kepala itu ada wajah yang membusuk. Lubang mata yang kosong dengan kilau warna merah cerah dari kebenciannya terhadap makhluk hidup dan dahaganya terhadap pembantaian besar-besaran.

Itu bukan makhluk hidup, namun sesuatu yang sudah mati. Hanya itu yang mungkin karena makhluk tersebut memancarkan kebencian yang sangat besar terhadap makhluk hidup.

"Death... Knight."

Salah satu murud yang datang kemari untuk pertama kalinya menggumamkan nama dari undead legendaris itu. Setelah terusir dari ranah legenda, nama dari undead ini tidak seberapa terkenal.

Kilau merah di mata Death Knight itu berkelip-kelip, tatapannya terlihat seperti sedang menjilati para magic caster yang ada di depannya. Tidak, tindakan cepat seharusnya tidak terlihat sama sekali. Namun, aura yang membuat gemetar memberikan para magic caster bayangan seakan makhluk itu menatap mereka.

Yang menemani mereka setidaknya bisa menggunakan magic tingkat 3, sekelompok elit, namun sekarang ini, mereka tidak bisa menghentikan gigi-gigi mereka yang bergemeretakkan.

Meskipun dengan mantra-mantra pelindung mental di sana, ketakutan itu tidak berhenti meluber. Kenyataan bahwa tak ada yang mencoba lari menunjukkan bahwa magic itu masih efektif.

"-Kendalikan semangatmu, Sebuah jiwa yang lemah akan disambut oleh kematian."
Fluder memperingatkan saat dia mendekati Death Knight tersebut. Membalasnya, Death Knight itu mengeluarkan haus darah dan mendesak kekuatan melalui anggota badannya.

Rantai yang bergemeretak seakan mereka mengerang, namun tubuh makhluk itu hanya bergerak sedikit.

Fluder mengulurkan tangan ke arah Death Knight tersebut.
Cahaya Magic mendorong kegelapan, dan suara Fluder merapalkan mantra bergema. Sebauh versi yang dimodifikasi dari 'Summon Undead Tingkat 6', Magic asli Fluder.

"-Patuhlah."

Magic itu sudah dirapalkan - Seakan meleleh dengan sekitarnya, suara Fluder yang lembut menjadi terkikis.

Sebaliknya, mata dari Death Knight masih dipenuhi dengan kebencian terhadap makhluk hidup. Siapapun bisa tahu mantra itu gagal.

"...Kita masih tidak bisa mengendalikannya, huh."

Suara Fluder dipenuhi dengan penyesalan. Bahkan setelah lima tahun, dia tidak berhasil mengendalikan undead ini.

Monster ini ditemukan di dataran Katze, dimana undead berkeliaran.

Sekelompok Knight dari Empire berjumpa dan melawan makhluk itu sebagai bagian dari misi penumpasan mereka, meskipun mereka tak pernah melihat tipe undead ini sebelumnya. Beberapa detik kemudian, mereka menyadari ini di luar kemampuan mereka. Wajah-wajah dari para knight Empire, yang dikenal dengan kedisiplinan dan kekuatan mereka, dipenuhi dengan teror dan putus asa.

Sebuah pertempuran berat sebelah - Lawannya terlalu kuat.

Setelah memotong lusinan knight seperti rumput, para knight menyadari batas dari kemampuan mereka dan mulai mundur.

Dan tentu saja, mereka tidak bisa meninggalkan monster seperti itu sendirian. Terutama setelah mereka menyaksikan sendiri para knight yang terbunuh berubah menjadi undead ghoul, mudah sekali membayangkan kerusakan yang menyebar jika mereka memberikan lawan mereka waktu.

Setelah berkali-kali berdebat, pimpinan teratas dari Empire memutuskan untuk mengirimkan kartu as mereka - unit tempur terhebat dari Empire, Fluder dan murid-muridnya.

Dan hasilnya adalah Death Knight itu bisa tertangkap, Dengan Fluder dan timnya yang berhasil memperoleh kemenangan. Namun, Fluder hanya menang karena Death Knight tidak memiliki cara untuk menangkal magic flight. Dengan menggunakan karpet sebagai bomber - berulang kali melemparkan 'Fireball' dari atas - untuk melemahkan gerakan Death Knight dan mengalahkannya. Tertarik dengan kekuatannya, Fluder menangkap dan memindahkannya ke tempat ini.

Sekarang ini, makhluk tersebut terikat oleh beberapa mantra, item magic dan metode-metode - Mereka menanamkan berbagai cara untuk mendominasi undead tersebut karena Fluder ingin mengendalikan Death Knigth ini.

"Sayang sekali.. Jika aku bisa mengendalikannya, aku akan bisa melewati magic caster itu dan menjadi yang terhebat dalam sejarah."

Melewati salah satu dari tiga belas pahlawan, sang necromancer Rigrit Bers Coural. Melewati dirinya dengan pesat.

Sebenarnya, Fluder tidak terobsesi mengejar kekuasaan. Apa yang dia cari adalah untuk menatap ke dalam jurang magic. Ini adalah proses terhadap tujuan terakhirnya.

Namun, murid-muridnya tidak tahu dan menenangkannya.
"Kurasa Master sudah melewati pahlawan itu."

"Benar sekali. Tiga belas pahlawan adalah barang peninggalan dari masa lalu. Mereka tidak bisa menang melawan Master yang berada pada kecanggihan dari teknik magic baru."

"Saya juga merasa seperti itu Master sudah melewati Tiga belas pahlawan. Jika Master bisa mengendalikan Death Knight, Empire akan mendapatkan kekuatan tempur terbesar."

"Mereka bilang kekuatan dari seseorang yang bisa mengalahkan kekuatan banyak orang, namun itu hanya karena kekuatan dari individu itu masih lemah. Death Knight ini benar-benar makhluk yang terkuat."

Tak ada siapapun yang melihat senyum masam Fluder karena dia berdiri di baris yang paling depan. Hanya mata Death Knigt yang melihatnya.

"Bahkan Master tidak bisa mendominasi... Death Knight ini. Seberapa kuat dia?"

"Itu... tetap tidak bisa diketahui. Secara teori, makhluk ini bisa didominasi. Apakah ada yang tahu apa yang kurang?"

Setelah beberapa saat, jawabannya masih tetap hening.

Undead bisa didominasi melalui magic, namun satu-satunya yang berhasil dalam melakukannya adalah salah satu dari Tiga belas pahlawan. Fluder cukup kuat untuk mendominasi undead yang memiliki level yang cukup tinggi dan dia cukup kuat sehingga dia mungkin bisa mendominasi Death Knight yang ada di depannya.

Namun, ini hanyalah teori, mendominasi undead membutuhkan proses yang lumayan rumit. Pada dasarnya, pengendalian dan kehancuran dari undead seharusnya dilakukan oleh para priest dengan menggunakan kekuatan dewa. Dengan menggunakan magic sebagai ganti dari kekuatan dewa, wajar saja berbagai masalah muncul.

"..Saya tidak bermaksud menyinggung Master.."

Salah satu murid berbicara dengan sikap berat, dan Fluder mengisyaratkan padanya untuk melanjutkan.

"Mungkin Master belum cukup kuat? Death Knight ini mungkin ada karena sudah dipanggil oleh magic dengan tingkat 7..."
"Itu adalah pengamatan yang bagus."

"Aku dengar para petualang menggunakan jumlah untuk mengukur tingkat kesulitan dari monster-monster. Bagaimana kalau menggunakannya?"

"Namun ukuran mereka sangat samar, aku dengar jika usia dan ukuran dari monster akan membuat angka itu tidak ada artinya."

Murid yang lain berbicara.
"Selain dari monster yang tidak diketaui, tak ada yang lebih jelas dan sederhana dari itu. Dan karena mereka sudah mewakili dari pengalaman yang terkumpul dari para petualang, mereka seharusnya tidak terlalu jauh luputnya."

"Bukankah itu akan percua bagi monster legendaris seperti Death Knight?"

"Ngomong-ngomong Master, apakah buku rahasia mencatat berbagai monster yang menyebutkan monster seperti itu?"

"Tidak." Fluder mengusap janggutnya. "Selain dari Eryuentiu yang lengkap, versi yang dibuka kepada umum percuma."

Salah satu murid bertanya sekali lagi. Suara mereka lembut, namun terdengar keras di ruangan yang hening itu.

"Apa itu Eryuentiu?"

"Bukankah itu adalah nama dari sebuah kota?"

"Aku dengar tentang hal itu. Tapi namanya seperti banci."

"Ah... aku pernah mencarinya, itu artinya 'pohon yang ada di tengah dunia' di dalam lidah kuno."

Memperingatkan para murid yang bicara dengan santainya, Fluder memukulkan tongkatnya ke tanah. Ini adalah tempat yang memenjarakan undead dengan level legendaris, bukan semacam tempat dimana kamu bisa mengendurkan kewaspadaan.

Mematuhi peringatan dari sang master, keheningan kembali ke ruangna tersebut. Satu-satunya suara adalah geliat Death Knight yang mencoba untuk menghancurkan ikatannya.

"Sayang sekali, tidak ada lagi yang bisa kita lakukan disini. Setidaknya untuk hari ini. Ayo pergi."
"Ya Master."

Setelah menerima beberapa balasan, Fluder mulai bergerak menjauh dari Death Knight...

Bahkan Fluder memiliki kecepatan langkah berbeda dibandingkan dengan saat dia tiba dan pergi. Dengan tekanan dari tatapan Death Knight di belakangnya, dia secara tidak sadar mempercepat langkahnya. Itu berlaku sama dengan para murid.

Berjalan mendahului, Fluder teringat dengan nama dari yang disebutkan oleh salah satu muridnya.

"Eryuentiu."

Ibukota dari negeri yang didirikan oleh Delapan Raja Tamak, dan juga kota terakhir yang tersisa. Di waktu yang sama, itu adalah sebuah kota yang dijaga oleh tiga puluh penjaga yang memakai senjata magic yang luar biasa kuat.

Jika dia memiliki item magic dari Delapan Raja Tamak, Fluder yakin kemampuan magicnya akan meningkat. Tidak akan pernah jatuh ke tangan orang lain, satu-satunya pengecualian adalah beberapa item dari Tiga belas pahlawan yang diperbolehkan untuk dibawa oleh mereka.

Sebuah api gelap berkelap kelip di hati Fluder.

Tiga belas pahlawan. Pahlawan dari masa lalu. Fluder adalah seseorang yang bisa setara dengan mereka, namun mereka mendapatkan izin sementara dia tidak. Dia tidak mengerti apa yang kurang darinya.

Fluder menyingkirkan api yang menyala dan menenangkan diri. Status dia saat ini dan apa yang dia capai setara dengan pencapaian dari Tiga belas pahlawan. Tidak, di hati para magic caster Empire, Fluder sudah melewati mereka dalam status.

Namun api hitam dari kecemburuan tidak bisa dipadamkan dengan mudah. Dia bukan cemburu dengan kekuasaan, talenta kekuatan, namun kesempatan untuk menatap ke dalam jurang magic yang ada di depannya.

Fluder adalah magic caster terbaik. Ini adalah kenyataan yang diakui oleh semua orang, dan satu-satunya yang bisa disetarakan dengannya adalah Tiga belas pahlawan di masa lalu. Namun, dia tidak bisa mendominasi Death Knight, dan hanya bisa menggunakan - menurut rumor - enam dari sepuluh tingkat magic.
Dia masih jauh dari capaiannya ke jurang magic.

Dan dia sudah tua.

Fluder adalah seorang magic caster mental yang menggunakan salah satu sistem dari kelas berdasarkan Wizardry - Seni yang dilarang. Dengan menggunakan mantra-mantra yang tabu, dia menghentikan penuaan. Tentu saja, itu adalah mantra rumit mempertimbangkan tingkat latihannya, namun dia memaksanya dengan melalui kombinasi dari ritual dan mantra-mantra.

Namun, metode Fluder dalam membuat yang tidak mungkin menjadi mungkin masih memiliki sebuah celah. Fluder, yang seharusnya tidak bertambah tua lagi setelah merapalkan mantra dengan sempurna masih bisa merasakan dirinya bertambah tua perlahan-lahan.

Sekarang masih bisa dikendalikan, namun dengan berlalunya waktu, hari akhir baginya suatu hari akan datang.

Benar sekali. Fluder akan mati sebelum melihat jurang magic. Jika orang lain telah melakukannya sebelum dia, dia mungkin mampu tiba di tingkat ini lebih awal, namun dengan tiadanya orang yang mendahului, dia harus menata langkahnya sendiri.

Fluder melihat ke arah murid-murid yang ada di sekeliling dirinya.

Yang sedang berjalan menapaki jalan yang telah ditata oleh figur yang dikenal sebagai Fluder.

Dengan bensin yang ditambahkan kepada api kecemburuan, api tersebut menjadi semakin berkobar.

Dia, yang paling berbakat dari yang ada disana, sudah berapa banyak waktu yang dia habiskan untuk bisa tiba di tingkat dimana muridnya berada? Tidak, bahkan tanpa memikirkannya sekalipun, dia pasti lebih tua dari muridnya. Seseorang yang mengajarkan dan menjadi pionir dalam menata jalannya, selebar itulah perbedaannya.

Mengapa dia tidak memiliki seorang master?

Fluder mencoba merubah cara berpikirnya.

--Itu juga tidak apa. Meninggalkan namanya di dalam buku-buku sejarah sebagai pionir. Magic caster yang telah mencapai tingkat yang baru setelah Fluder akan berterima kasih kepada Fluder atas pencapaiannya. Murid-muridnya adalah harta bagi Fluder. Jika ada satu saja orang yang menjadi lebih hebat dari dirinya, itu akan menambah kekuatanku-

Saat dia berpikir demikian, Fluder teringat seorang murid yang pernah dia miliki. Jika memang gadis itu, seberapa jauh capaiannya?

"-Arche Eeb Rile Furt."

Seorang anak yang luar biasa. Mempelajari magic tingkat 2 di usia yang masih belia dan sudah sangat mendekati tingkat 3. Jika dia melanjutkannya, mungkin saja dia bisa sampai pada dunia Fluder suatu hari. Namun pada akhirnya, dia menyerah menjadi seorang murid...

Dulu, Fluder hanya berpikir betapa bodoh dan mengecewakan hal itu.

"Sayang sekali."

Mungkin Fluder sudah melepaskan sebuah tangkapan besar.

Dimana anak itu sekarang? Dia berpikir ingin mencarinya. Jika dia bisa menggunakan mantra-mantra tingkat 3, mungkin saja ada jaminan sebuah status dalam tingkatan tertentu untuk gadis itu.

Mungkin memang demikian, namun dia memiliki tugas yang harus dikerjakan sekarang.

Fluder menggumamkan kalimat kode dan pintu yang berat itu terbuka.

Setelah keluar, para murid di sekelilingnya mengambil nafas dalam-dalam dengan frekuensi yang sama. Udara dimana aura dari Death Knight berada terlalu berat. Jika mereka tidak melakukan ini, pasti sudah tidak tahan.

"Master!"

Sebuah suara yang rendah dan kasar terdengar. Itu adalah salah satu muridnya, seorang petualang yang terkenal. Karena pengalamannya, dia ditunjuk sebagai Wakil Direktur keamanan di dalam Kementerian Magic.

"...Ada apa? Apakah ada masalah?"

"Tidak, tak ada masalah, hanya saja petualang adamantite meminta bertemu dengan Master."

Fluder melihat ke arah pria itu dengan aneh.

Mereka tidak memiliki jadwal untuk bertemu. Sebagai magic caster terbaik di dalam Empire, Fluder memiliki segala macam tugas selain penelitiannya, dan seseorang yang sangat sibuk. Jika seseorang ingin bertemu dengannya tiba-tiba, dia hanya bisa menggelengkan kepalanya. Hanya Kaisar yang bisa bertemu dengan Fluder sesuka hati.

Mungkin memang benar, namun ini terlalu dini untuk menolaknya. Petualang adamantite adalah pahlawan, bukan orang-orang yang bisa diabaikan begitu saja. Sama halnya dengan Fluder. Mereka adalah salah satu sumber dari artifak langka yang bisa dia dapatkan, jadi dia tidak bisa menganggap remeh mereka.

"Apakah itu adalah kunjungan kehormatan dari 'Silver Canaries'? Atau tamu terhormat dari 'Eight Ripples'?"

Fluder menyebutkan nama dari dua kelompok petualang adamantite yang ada di dalam Empire.

Namun murid tersebut menggelengkan kepalanya.

"Bukan, itu adalah sebuah tim dengan dua orang yang dikenal dengan 'Darkness'. Mereka menunjukkan plat adamantite mereka sebagai bukti."

"Apa!?"

Tim petualang terkenal 'Darkness' dari Kingdom. Dengan hanya dua orang, mereka sudah menyelesaikan tugas-tugas dengan level pahlawan. Mereka bahkan menghadapi Jaldabaoth ketika krisis yang terjadi di ibukota kerajaan dan mengalahkannya.

Mengapa figur seperti itu mengunjunginya? Dia memiliki beberapa pertanyaan, namun ide untuk mendiskusikan magic dengan magic caster tingkat tinggi 'Beautiful Princess' membuat dia membuang keraguannya.

Namun, sebagai bawahan dari Kaisar, dia masih teringat dengan tugas yang diberikan kepadanya oleh sang tuan Jircniv.

Dia akan bertanya tentang hal itu setelah bertemu dengan mereka. Saat dia memikirkan hal itu, Fluder berkata kepada muridnya:

"Persilahkan tamu kita untuk masuk. Aku akan segera kesana setelah merapikan diri."


**********


"Ah, disini benar-benar ada reruntuhan, itu membuatku terkejut. Aku tidak mengira mereka akan berbohong ketika menawarkan bayaran seperti itu, namun masih sulit dipercaya memang ada reruntuhan untuk dijelajahi di tengah-tengah dataran."

Rekan-rekannya yang menatap reruntuhan tersebut setuju dengan monolog Hekkeran.

Meskipun reruntuhan tersebut terlihat seperti sebuah makam. Tanah yang seakan tenggelam sedikit ke dalam tanah, seakan seluruh tanah di sekitarnya juga turun, memberikan kesan seperti sebuah baskom.

Alasan reruntuhan itu belum dijelajahi mungkin karena padang rumput yang ada di sekitarnya. Tak ada apapun yang seperti sisa-sisa kota kuno yang menarik mata para petualang. Hal lainnya adalah keberadaan beberapa bukit kecil di sekitarnya yang terlihat seperti menyembunyikan keberadaan reruntuhan tersebut, membuatnya sulit terlihat. Meskipun atap bangunan di tengah sedikit menjulur, tidak akan terlihat jika kamu tidak melihatnya dari titik ini.

Beberapa tanah yang mengitari reruntuhan sudah berjatuhan, menampakkan sebagian dari dinding-dindingnya. Itulah engapa reruntuhan ini baru saja ditemukan. Begitulah keseimpulan dari masing-masing tim.


"Kelihatannya memang benar. Ngomong-ngomong, aku sedikit bersemangat. Kemungkina menemukan hal-hal mengagumkan dengan menjelajahi reruntuhan tersebut benar-benar tinggi."

"Siapa yagn tahu? yah, tidak ada masalah dengan tempat ini. Setidaknya tidak ada monster-monster berbahaya apapun. Namun, apa yang membuatku tidak tenang adalah tempat yang dijadikan sebagai markas tenda utama."

Memasang tenda adalah pilihan terbaik untuk sebuah tempat seperti dataran.

Tempat itu tertutupi oleh bukit-bukit dan tidak bisa terlihat dari jauh. Jika mereka memperhatikan penggunaan lampunya, akan sedikit sulit melihat keberadaan mereka.

Dan itulah kenapa - terlihat menakutkan.

"Tapi memang benar, mengapa client kita tahu tempat seperti ini?"

Tebakan terbaik adalah area ini adalah titik yang paling cocok untuk mendirikan tenda, dan reruntuhan itu terlihat oleh client ketika mereka membuat tenda. Itulah yang paling masuk akal.

Namun, hal itu membuat pertanyaan baru. Mengapa mereka memasang tenda di tempat yang seakan sangat jauh ini? Terlebih lagi, itu adalah seorang bangsawan dari Empire yang memasang tenda di dalam teritori Kingdom.

"-Aku dengar ada organisasi bawah tanah yang besar di dalam Kingdom. Kurasa disebut dengan Eight Finger. Mereka kelihatannya seperti gerombolan yang menyusahkan."

"Mereka kelihatannya memiliki deal-deal rahasia dengan Empire. Mereka memiliki kekuatan substansial di dalam Kingdom, namun akan menyusahkan untuk menyelidikinya lebih jauh. Aku dengar seseorang dari kontakku sebagia thief komplain tentang hal ini."

Imina menekan rambutnya yang tertiup oleh angin dan Arche mengikutinya juga. Roberdyck bergumam.

"Aku dengar sesuatu tentang obat-obatan terlarang. Itu adalah barang yang bagus jika digunakan dengan benar. Namun, orang-orang menggunakannya untuk memperbudak yang lemah, benar-benar telah salah menempatkannya."

Dia tidak bisa menahan diri meninggikan suaranya sedikit.

Lagipula, Roberdyck menjadi seorang worker untuk menolong yang lemah.

"Ini tidak ada kaitannya dengan permintaan kali ini, jadi mari kita hentikan asumsi-asumsi yang tak ada dasarnya. Lagipula, penyelidikan Arche memutuskan bahwa sang client tidak ada masalah, ya kan?"

Arche bergumam bahwa penyelidikan mungkin tidak terlalu mendalam sehingga bisa menggali dengan hati-hati hal-hal yang tersembunyi, namun setuju.

"Semuanya, kalian semua mengerti ya kan?"

"Tentu saja. Aku takkan mengatakannya di depan tim lain. Lagipula, para worker mungkin sudah menerima permintaan rahasia dari Eight Finger. Tim lain mungkin ada hubungannya dengan organisasi itu, namun kita tidak bisa membuat tuduhan tanpa dasar. Setidaknya, tidak sebelum permintaan ini selesai."

"Aku tidak tahu seberapa banyak darah dan air mata yang menodai uang kita."

"-Tak perduli seberapa kotornya, uang adalah uang dan kita harus menerima hal itu."

Stelah menatap ke arah Roberdyck, Arche menghirup nafas dalam-dalam untuk mendinginkan dirinya.

"-Maaf, aku sudah berkata hal yang tidak sopan."

"Tidak, akulah yang hampir ceroboh mengatakannya begitu saja hal yang kurang sopan, aku minta maaf."

"-Tolong jangan memperdulikanku. Kamu tidak berkata apapun sama sekali. Tolong simpan saja dalam hatimu. Aku menghargai uang lebih dari kesadaranku, namun-" Arche mengangkat tangannya untuk menekankan kalimat yang akan dikatakan berikutnya. "Aku tidak akan membiarkan teman-temanku melakukan hal-hal yang tidak etis. Aku sudah menyaksikan sendiri beberapa orang mati karena ketamakan mereka."

"Aku percaya kepadamu, Arche."

Arche menganggukkan kepala dan tak ada yang mengatakan hal lainnya. Mereka bisa berkomunikasi dengan pemikiran mereka tanpa berkata-kata. Itu karena mereka sudah berdebat seperti ini berkali-kali sebelumnya, sehingga mereka akhirnya memutuskan untuk percaya satu sama lain.

"Jadi bagaimana menurutmu? Perasaanku berkata bahwa kemungkin makam ini berada dalam kendali sesuatu sangat tinggi."

Hekkeran menatap rerumputan yang dipotong rapi. Patung-patung dari para angel dan dewi-dewi hanya bisa disebut sebagai cantik, dan jelas sekali dirawat secara teratur.

Di lain pihak, pepohonan yang muncul dimana-mana memberikan suasana yang suram.

Penataan makam tersebut tidak teratur, namun tersebar tidak karuan seperti gigi dari penyihir buruk, yang sangat berlawanan dengan bersihnya tempat ini.

Ada sesuatu yang merawat area ini. Dan itu bukanlah makhluk biasa. Sebuah hawa dingin yang menandakan bahaya menggerogoti perut mereka.

Hekkeran menyingkirkan hawa dingin itu dan terfokus dengan bangunan raksasa. Ada empat ruang bawah tanah pada masing-masing titik kompas, dengan sebuah mausoleum yang besar dan elegan duduk tepat di tengah. Empat patung warrior yang mengelilingi ruang bawah tanah berukuran besar, mengeluarkan perasaan mengancam kepada siapapun yang datang mendekat dan menodai tempat ini akan dihabisi.

"Keadaan di sekeliling dijaga dengan baik. Aku tidak melihat lumut sedikitpun. Seseorang melakukan tugasnya dengan serius di sini, tapi orang semacam apa dia?"

Seluruh tim - kecuali Tenmu - berpikir aneh ketika mereka membaca penjelasan dari pekerjaan tersebut.

Sekarang setelah sampai disini dan memastikan bahwa tidak ada apapun kecuali dataran di sekeliling area tersebut, rasanya tidak wajar sebuah makam dibangun disini.

Hal pertama adalah lokasi makam. Membangun makam yang semewah itu di tempat yang sangat jauh memang mengherankan. Terlalu tidak wajar. Jika ini bukan tempat untuk menangisi yang telah tiada namun hanya monumen untuk mengenang legenda dari seseorang yang hebat, masih bisa dimengerti. Lagipula itu memang pernah terjadi.

Ini terlalu tidak wajar.

Perasaan akan adanya sesuatu yang aneh disini tersangkut di tenggorokan mereka, menjadi alasan mengapa mereka mengerutkan alis mereka.

"Jika ada seseorang disini, akan menjadi masalah yang gawat. Apa yang harus kita lakukan kalau begitu?"

"...Akan menjengkelkan menyeret orang-orang tidak bersalah ke dalamnya."

"-Para wakil tim telah mendiskusikan hal ini sebelumnya. Tidak ada catatan-catatan apapun dari reruntuhan yang terletak di sekeliling area ini. Karena desa terdekat jauh sekali, kemungkinan orang biasa hidup disini sangat rendah. Paling banter, mereka itu adalah penghuni liar atau monster-monster. Memperhitungkan tak adanya jejak satupun, mereka mungkin tidak membutuhkan makanan, atau mereka bisa menyediakan makanan sendiri dari dalam reruntuhan. Kita kurang informasi saat ini, berspekulasi lebih jauh hanya akan membuat kita terkunci pada satu sudut pandang dan membatasi pikiran kita. Jadi mari kita berhenti berspekulasi disini." Biasanya, penemuan reruntuhan akan dilaporkan kepada administrasi negara melalui guild petualang. Sang penemu akan diperbolehkan menjelajahinya dalam batas waktu tertentu. Karena peraturan ini, di dalam reruntuhan yang ditemukan oleh badan nasional atau guild petualang, membunuh para penghuni liar juga diperbolehkan.

Ini sesuai dengan ungkapan lebih baik membiarkan ribuan orang tak berdosa mati daripada satu orang bersalah bebas.

Mungkin itu adalah peraturan yang terlalu brutal, namun manusia memang makhluk rapuh di dunia ini. Itulah kenapa menjengkelkan jika ada makhluk yang tidak diketahui membangun sarang di dekat manusia.

Kenyataannya, dua puluh tahun yang lalu, sebuah kelompok yang dikenal sebagai Zuranon menempati sebuah reruntuhan dan melakukan percobaan mengerikan, yang akhirnya menjadi bencana. Informasi tentang hal ini memang sedikit, namun sebuah kota kecil hancur.

Ini adalah sebuah peraturan agar sesuatu yang seperti itu tidak pernah terjadi lagi.

"yah, seharusnya seperti biasa adalah undead. Jika tempat ini ditempati oleh undead, akan gawat jika kita tidak menghabisi mereka dan mengusir energi negatif dengan kekuatan suci."

"Ini lebih buruk dari yang kamu pikirkan. Jika kita membiarkan saja undead tersebut, ada kemungkinan undead yang lebih kuat akan bangkit. Itulah alasan mengapa ada undead yang sangat kuat di dalam reruntuhan."

"Jika sebuah golem yang dibuang membawa perintah terakhir dari tuannya dan merapikan tempat ini, itu akan menjadi berkah. Satu hal berkurang untuk dikhawatirkan. Apa rencananya setelah itu?"

"-Kurasa Hekkeran seharusnya pergi menggantikanku."

"Jangan khawatir tentang hal itu. Pemimpin lain tidak pergi juga ya kan? Kirimkan orang terbaik untuk pekerjaan ini, ya kan?"

Arche menghela nafas menjawab Hekkeran yang mengedipkan mata.

"-Bagaimanapun, ketika malam sudah datang, seluruh tim akan bergerak bersama-sama. Kita akan masuk ke dalam dari empat sisi dan berkumpul di mausoleum yang besar di tengah."

"Ternyata begitu, kita akan diketahui dengan mudah jika kita melakukannya di tengah hari."

"-Itu benar."

Mereka mendapatkan pandangan jelas dari area sekeliling dan tidak melihat tanda-tanda apapun akan adanya pengawasan atau para traveler. Kelihatannya tidak ada masalah untuk menyusup sekarang, namun mereka harus mempersiapkan hal-hal yang tak terduga. Bergerak dalam kegelapan lebih aman.

Meskipun operasinya dimulai di malam hari, mereka mungkin bisa mendapatkan informasi lebih jauh dengan terus mengawasi reruntuhan tersebut. Mereka memiliki waktu terbatas untuk menyelesaikan pekerjaan mereka, namun waktu yang digunakan disini akan dihabiskan dengan baik, setidaknya menurut otak dari operasi itu.

Memang tidak mengejutkan jika mereka menghabiskan beberapa hari untuk mengamati lokasi tersebut.

"Bukankah lebih aman untuk mengamati tempat itu dengan 'invisibility'?"

"-Kami juga mempertimbangkan hal itu, namun ada peluang keadaan akan mungkin bertambah gawat nantinya, jadi mungkin kita sebaiknya melakukan ini bersama-sama. Bahkan dalam kasus terburuk, kita setidaknya akan menmukan sesuatu."

Ada bermacam-macam cara untuk mendetiksi invisibilitas, jadi itu bukanlah mantra yang sempurna. Jika para worker mendekat setelah menggunakan magic dan diketahui oleh keamanan dari reruntuhan tersebut, level keamanan musuh akan meningkat jika mereka tidak tahu siapa penyusup itu nantinya. Jika mereka mengacaukannya, mereka mungkin tidak akan bisa menyusup ke tempat itu dalam berhari-hari.

Untuk menghindari kejadian tersebut, mereka mengeluarkan rencana untuk bergerak masuk secara bersama-sama.

Hekkeran mengangguk mengerti. Ada banyak celah, namun rencananya masih seimbang antara resiko dan peluang penyelesaian misinya.

"Aku harap mereka memberi kita waktu untuk beristirahat."

"--Begitukah. 'Darkness' dan 'Screaming Whip' akan mengambil alih keamanan. Untuk amannya, kita akan bergantian berjaga. Kita akan masuk ke dalam dengan urutan saat tiba di rumah Earl, masing-masing dua jam."

"Aku paham, jadi kami akan menjadi orang terakhir."

"-Benar sekali. Kami akan mengambil giliran yang terakhir."

Arche memutar kepalanya setelah mengangkat bahunya.

"Terima kasih atas kerja kerasmu."

Roberdyck mengangguk kepada Arche.

"-Lelahnya. Makan waktu lama karena si brengsek itu menyarankan untuk menyusup melalui cara brutal. Butuh banyak usaha untuk meyakinkannya. Dia benar-benar tidka tahu apa arti koordinasi."

"Ahhh, si jenius dalam berpedang itu.."

"Memanggilnya si brengsek menjijikkan sudah cukup."

Di hadapan kalimat mematikan Imina, Hekkeran tersenyum masam dan merubah topik.

"Kalau begitu, mari kita kembali ke kemah dan menunggu giliran kita."

"Setuju. Mungkin tidak akan hujan sementara, namun kita akan telat bersiap jika hujan turun. Imina-san, giliranmu selanjutnya, jangan memasang muka menakutkan itu."

"Okay, ah, menjengkelkan sekali. Aku benar-benar ingin menusuknya. Mari kita pasang tenda jauh dari mereka."
"Tidak apa selama masih di sekitar titik yang ditentukan."

Sejujurnya, itu tidak baik, namun akan lebih buruk jika mereka terlalu dekat satu sama lain dan mulai bersitegang.

Memutar punggung mereka menghadap ke arah reruntuhan, keempat orang itu mulai berjalan.

"-Tapi semakin aku memikirkannya, semakin aneh rasanya. Aku tidak mengerti mengapa Earl memberikan permintaan semacam itu."

Saat mereka memutar kembali karena kalimat ini, mereka melihat Arche yang berhenti menatap reruntuhan tersebut.

"Aku tidak bisa menemukan alasan apapun, atau periode pembangunan reruntuhan ini. Seperti muncul begitu saja. Patung-patung itu mirip dengan periode sebelum bangkitnya Demon God, namun serasa agak timur. Lalu batu nisan berbentuk salip itu... Aku tidak mengerti sama sekali."

Setelah mendengarkan gumaman Arche, Hekkeran menekan senyumnya dan berusaha gembira.

"Itu artinya peluang menemukan sesuatu yang menarik sama tingginya, benar kan?"

"Benar sekali. pasti ada hal-hal yang menakutkan di dalam."

"... Mungkin akan banyak undead menakutkan di dalam, semuanya."

"-Uwah~, ngerinya."

"-Terlalu palsu, Hekkeran. Itu tidak terdengar sama sekali mirip denganku. Dan menirukan suaraku itu mengerikan."

"Ah, maaf tentang itu."

"Tapi-itu akan menarik."
"Yup. Mengapa makam ini ada? siapa yang dimakamkan disini? Rasa ingin tahuku terstimulasi dan haus akan pengetahuan."

"Aku setuju. Menemukan hal yang tidak diketahui memang menyenangkan."

"-Dan akhirnya uang. Akan bagus jadinya jika ada banyak disana."

Hekkeran merasa puas dengan senyum rekan-rekannya. Ada saat-saat dimana mereka melakukan pekerjaan kotor untuk uang, tapi itu bukanlah sesuatu yang bisa dibicarakan dengan ceria. Melakukan pekerjaan yang seperti petualang lebih cocok dengan mereka.

Arche mungkin tidak akan bergabung dengan petualang mereka setelah menjaga saudari-saudarinya. Pastinya akan memakan waktu untuk bisa menemukan anggota pengganti Arche, dan waktu lebih lagi dibutuhkan untuk beradaptasi dengan kerja sama tim mereka. Memang perlu untuk memilih pekerjaan yang memiliki tingkat kesulitan yang lebih rendah.

Ini mungkin adalah pekerjaan tersulit dan terakhir yang mungkin akan mereka lakukan sebagai sebuah tim.

Mulai sekarang... Seperti para petualang... bagus juga menjelajahi hal-hal yang tidak diketahui dengan mengambil pekerjaan untuk berpetualang...

Hekkeran melihat ke arah langit yang memanjang kemana-mana.

====

Saat langit mulai menyelimuti dunia, para worker keluar dari tenda-tenda mereka yang tersembunyi dengan baik. Untuk individu-individu yang penuh rahasia seperti mereka, sudah waktunya untuk bekerja. Para petualang mulai mempersiapkan makanan.

Setelah menyalakan kayu, yang merupakan bahan putih yang solid, batu bara ditambahkan ke api. Cahaya dari api ditutupi oleh 'Darkness'. 'Darkness' menutupi kecerahan, namun bukan api itu sendiri. Di dalam kegelapan, api dari air yang mendidih dikeluarkan dari kantung air tanpa batas.

Air mendidih diguyurkan ke dalam mangkuk-mangkuk kayu. Jatah makanan untuk perjalanan dimasukkan ke dalamnya lalu berubah bentuk dan menjadi sup yang beraroma. Setelah menambahkan roti keras, ini adalah makanan yang dihidangkan untuk semuanya.

Sisanya adalah pilihan pribadi masing-masing.

Meskipun mangkuk itu hanya terdapat sup kuning - yang disukai oleh para worker karena nutrisinya dan hemat, beberapa orang menambahkan irisan daging, bumbu-bumbu lain, atau mereka minum seadanya.

Semuanya berhenti setelah satu mangkuk. Mempertimbangkan pekerjaan di depan, jumlah ini terlalu kecil.
Namun, memakan sesuatu yang terlalu berat pasti akan mempengaruhi misi. Tidak makan apapun juga akan bahaya. Tak ada yang tahu kapan mereka bisa makan lagi.

Suplai makanan darurat juga terbatas, karena terlalu banyak membawanya akan mempengaruhi kelincahan mereka. Harus diukur dengan tepat.

Setelah menyerahkan mangkuk yang kosong kepada para petualang, para pekerja memakai tas punggung mereka.

Saat para petualang melihatnya, worker-worker itu mulai bergerak sama-sama. Para petualang bertanggung jawab dengan keamanan tenda dan tidak mengambil bagian dalam penyusupan ke dalam reruntuhan.

Setelah memanjat bukit, mereka berpencar mengelilingi reruntuhan. Mereka sudah mempersiapkan tindakan pencegahan jika mereka diketahui ketika fase ini.

Banyak orang yang memakai armor full plate, jadi gerakan mereka akan melambat dan suara-suara itu akan membuat operasi rahasia menjadi tidak mungkin, namun itu sudah dipertimbangkan. Bagi orang-orang yang bisa menggunakan magic, masih memungkinkan melewati masalah remeh semacam itu.

Pertama, mereka akan menggunakan 'Silence', sebuah mantra yang menetralkan semua suara di dalam area tertentu. Baik suara armor dan suara langkah kaki tidak akan terdengar.

Selanjutnya adalah 'invisibility', yang membuat target tidak bisa dilihat oleh pandangan biasa.

Sebagai pencegahan, seorang pengepung dengan tambahan mantra 'Silence', 'Invisibility' dan bahkan 'Hawk Eye' sedang mengawasi dari langit sekeliling. Agar bisa cepat-cepat menyelesaikan masalahnya, dia dipersenjatai dengan anak panah spesial yang bisa memberikan efek mati rasa.

Setelah kedua fase persiapan ini, kelompok tersebut tiba di tujuan mereka.

Disini dimana operasi itu secara resmi dimulai.

Mereka turun dari bukit ke reruntuhan beberapa meter di bawah. Setelah menjelajahi permukaannya, mereka bertemu di mausoleum besar di tengah-tengah. Dan mereka perlu melakukannya dalam waktu efektif dari 'invisibility'. Untuk meminimalkan peluang hal-hal yang tak disangka terjadi, ada sebuah kebutuhan untuk mengikuti langkah masing-masing. Namun, akan sulit untuk membedakan posisi setiap orang ketika gelap dan semuanya tidak kelihatan.

Namun, sudah ada cara untuk menangani ini.
Sebuah tongkat aneh dengan panjang 30cm tiba-tiba muncul di tanah. Tongkat itu mengambang di udara seakan ada orang yang tak terlihat sedang menggenggamnya, dan mengeluarkan cahaya samar setelah dibengkokkan.

Tongkat spesial ini - tongkat bercahaya - dibuat dengan cairan kimia yang spesial di dalamnya akan bercampur ketika dibengkokkan dan mengeluarkan cahaya. Tongkat itu diletakkan karena efek dari invisibilitas juga termasuk seluruh item yang dibawa oleh user. Agar terlihat orang lain, tongkat itu harus meninggalkan pemiliknya.

Setelah berkedip sesaat, tongkat itu sudah menyelesaikan tugasnya dan hancur. Cairan kimia yang berpendar terpercik ke tanah lalu hilang tanpa jejak setelah menyentuh tanah.

Dengan cara demikian, seluruh tim memberiakn sinyal bahwa mereka sudah siap.

Terlalu jauh untuk melihat tim-tim lain, namun empat tali yang secara beruntuh dijatuhkan dari permukaan Great Tomb of Nazarick. Tali-tali tersebut memiliki ikatan-ikatan dengan interval tertentu agar mudah dipanjat.

Akhir dari talit tersebut tersambungkan dengan kepada piton yang dijatuhkan ke tanah, dengan ujung yang lain sedikit bergoyang.

Jika seseorang bisa melihat menembus magic invisibility, mereka akan bisa melihat orang-orang yang turun dengan tali.

Bahkan orang seperti Arche, yang lebih fokus dengan latihan magic dan pengetahuan daripada kelincahan, bisa melakukannya. Atau lebih tepatnya, para worker dan petualang harus melalui latihan kekuatan untuk menyelesaikan tugas seperti itu.
Berkat latihan mereka yang terkumpul dan efektifitas ikatannya, tak ada satupun worker yang jatuh, dan semuanya mendarat dengan selamat di dalam makam.

Tujuan pertama dari masing-masing tim adalah ruang bawah tanah yang lebih kecil.

Saat durasi invisibilitas sudah habis, seluruh anggota sekarang bisa terlihat. Tim-tim iu menuju ke arah ruang bawah tanah yang ditugaskan kepada mereka.

Merunduk dan tetap di dekat batu-batu nisan, pepohonan dan patung-patung, mereka berlari ke dalam makam yang redup. 'Silence' masih ada sehingga mereka tiak membuat suara apapun. Para warrior yang memakai armor full plate juga berusaha sebisa mungkin menyembunyikan diri. Beberapa bayangan bergerak menyeberangi tanah tersebut.


===


Ketika pimpinan dari Heavy Masher, Greenham, semakin dekat dengan ruang bawah tanah, matanya sedikit terbuka lebar. Ruang bawah tanah itu bahkan lebih mewah daripada yang dia bayangkan.

Meskipun mereka menganggap ini sebagai ruang bawah tanah kecil, itu hanya karena dibandingkan dengan mausoleum besar di tengah. Setelah didekati, ukuran dan arsitektur agungnya bisa jelas terlihat.

Dinding-dinding batu putih digosok dengan halus. Meskipun menghabiskan banyak waktu dalam pembangunannya, tak ada tanda apapun akan adanya kerusakan yang disebabkan oleh angin dan hujan.

Dibalik tangga tiga langkah ada pintu logam yang tebal. Pintu tersebut digosok dengan baik sehingga tidak terlihat adanya karat sama sekali. Meskipun baja hitam memang mengkilat. Jelas sekali seberapa hati-hatinya mereka dalam merawat bangunan tersebut.
-Itu artinya sudah dipastikan bahwa makam ini memang sudah ditempati.

Setelah Greenham mengambil kesimpulan ini, rekan-rekan thief miliknya masuk ke dalam dan perlahan melakukan penyelidikan, dimulai dari tangga-tangga.

Greenham menerima sebuah sinyal perlu mundur karena 'Silence' - dan perlahan mundur. Ini untuk menghindari jebakan dengan efek luas.

Thief tersebut mencari jebakan-jebakan dengan sabar. Ini tidak bisa dihindari meskipun mereka sudah merasa tidak sabar.

Jiwa-jiwa ada di dalam tubuh pria, dan ketika tubuh itu sudah membusuk, jiwa tersebut akan dipanggil kembali atas kehendak para dewa. Itulah mengapa yang telah meninggal harus segera dikebumikan, dengan penguburan bawah tanah seperti biasanya, namun sedikit berbeda bagi mereka yang memiliki status spesial seperti para bangsawan.

Jika yang telah tiada langsung dikubur, mereka harus menggali mayat tersebut agar bisa memastikan tubuhnya sudah membusuk. Untuk melihat bukti pembusukan, mayat tersebut akan dipinggirkan untuk beberapa saat sebelum dikuburkan. Namun, mayat tersebut tidak akan diletakkan di dalam rumah para bangsawan.

Apa yang akan mereka gunakan adalah sebuah ruang bawah tanah di kuburan. Setelah meletakkan tubuh itu disana untuk beberapa saat, priest akan memutuskan jika tubuh sudah membusuk dan jiwanya sudah dipanggil oleh dewa sebelum menguburkannya.

Tempat dimana banyak mayat beristirahat adalah tempat umum di ruang bawah tanah. Area yang luas ini memiliki beberapa platform batu dimana mayat-mayat diletakkan. Pemandangan akan beberapa mayat yang membusuk disana dan berbaris memang mengerikan, namun itu adalah hal yang wajar di dunia ini.

Keadaannya akan berbeda untuk bangsawan besar yang memiliki otoritas dan kekayaan. Daripada ruang bawah tanah umu, mereka akan menggunakan ruang bawah tanah keluarga yang sudah diwariskan turun temurun sejak leluhur mereka. Ruangan dimana mereka yang memiliki otoritas dipanggil oleh sang dewa dan tempat peristirahatan mereka yang terakhir - yaitu ruang bawah tanah seperti itu dimiliki dan diwariskan secara turun temurun di dalam keluarga sebagai simbol-simbol dari kekuasaan.
Wajar jika menemukan perlengkapan rumah tangga dan harta karun juga. Itu artinya ruang bawah tanah tersebut adalah ruang harta bagi para penjarah makam. Dan karenanya, tempat itu juga dibangung dengan jebakan-jebakan yang berbahaya untuk menghalangi para penyusup.

Hal seperti itu sudah pasti benar untuk ruang bawah tanah semewah ini. Rekan Thief Greenham memeriksa tempat tersebut dengan hati-hati.

Setelah thief itu telah menyelesaikan beberapa pemeriksaan dan pergi ke pintu, suara itu tiba-tiba kembali.

Durasi dari 'Silence' sudah habis. Waktunya pun tepat. Thief tersebut dengan diam-diam melangkah masuk ke depan pintu dan memeriksa dengan hati-hati. Akhirnya, dia meletakkan sesuatu seperti stethoscope dan mendengarkan.

Setelah beberapa detik, thief itu berpaling ke arah Greenham dan rekan-rekannya yang lain lalu menggelengkan kepalanya.
Yang berarti 'Tidak ada apa-apa'.

Thief itu sendiri berpikir aneh lalu memiringkan kepalanya.
Itu adalah sebuah misteri mengapa tempat tersebut tidak terkunci, namun karena thief tersebut tidak mendeteksi hal lainnya, maka selanjutnya adalah giliran dari penjaga baris depan.

Greenham menuju barisan depan dan thief tersebut menggapai pintu. Di belakang mereka ada seorang warrior dengan sebuah perisai.
Greenham mendorong gagang pintu tersebut ke bawah dan perlahan membuka pintu tersebut. Mungkin karena secara rutin di beri oli atau mungkin yang merawat tempat ini melakukan pekerjaannya dengan serius, pintu berat tersebut terbuka dengan mudah berlawanan dengan penampilannya.

Warrior yang sudah bersiap bertindak berdiri di antara Greenham dan pintu tersebut, mengangkat perisainya untuk bertahan dari serangan tiba-tiba atau jebakan.

Namun, tidak ada apapun yang seperti anak panah ditembakkan. Pintu besi tersebut benar-benar terbuka dan kegelapan yang dalam muncul di depan Heavy Masher.

"[Continual Light]."

Magic caster rahasia memanggil cahaya magic. Cerah cahaya magic itu kurang lebih bisa disesuaikan. Ruang bawah tanah itu menjadi terang. Dengan mantra lain, senjata warrior tersebut juga bersinar.

Apa yang diterangi oleh cahaya tersebut, adalah sebuah ruangan yang bisa dengan mudah disalahartikan sebagai ruangan-ruangan dari para bangsawan.

Di tengah ruangan tersebut ada sebuah peti batu yang biasa terlihat di dalam kuil. Dengan panjang 2.5 meter dan dipenuhi dengan ukiran-ukiran dasar. Empat patung batu pualam diukir menjadi bentuk warrior-warrior bersenjata dan memakai armor penuh. Dengan banyaknya pedang dan perisai di depan armor full plate yang berdiri di masing-masing sudut.

Dan juga-

"-Hmm, apakah simbol ini mirip dengan sesuatu dari ingatanmu?"
"ERm, entahlah."

Bergantungan di dinding, sebuah bendera dengan sudut-sudut emas, terdapat sebuah simbol yang tidak pernah dilihat oleh siapapun sebelumnya. Kingdom Re-Estize mungkin memang negeri asing, namun thief dan magic caster sudah mengingat Heraldik dari banyak bangsawan dan raja-raja. Karena mereka tidak bisa mengenalinya, bisa diasumsikan bahwa itu adalah bendera asing.

"Jangan-jangan beberapa bangsawan dari sebelum pendiriannya Kingdom Re-Estize?"

"Maksudmu ini lebih dari 200 tahun yang lalu?"

Banyak negeri yang hancur karena demon god dua ratus tahun yang lalu, yang mana mengapa hanya ada sedikit negeri dengan sejarah lebih dari dua ratus tahun yang lalu. Kingdom Re-Estize, Holy Kingdom, Republik dan Empire semuanya didirikan sesudah dua ratus tahun yang lalu.

"Jika itu memang benar, mengapa keadaannya masih sangat baik dan awet setelah selama ini? Bahan apa ini?"
"Mungkin sudah diberi mantra untuk mengawetkan ya kan? Mungkin sudah diperbaiki oleh magic."

"Ngomong-ngomong ketua. Anda bisa berhenti berbicara dengan cara yang aneh, ya kan? Hanya kami yang ada disini."

"Hmmm..."Greenham mengerutkan dahi, lalu bersikap santai. "Ahh, itu melelahkan sekali. Semua benda-benda seni itu, bodoh sekali."

"Pasti sulit bagi anda. Seperti yang dia bilang, tidak apa jika kita sendirian ya kan?"

"Nah, aku tak bisa melakukannya, cara berbicara yang kaku itu membuatku terliat seperti worker yang mumpuni. Menyusahkan saja menggantinya di tengah-tengah, ya kan? Apa kalian tidak tahu peraturanku ketika bekerja?"

Greenham menjawab senyum masam rekannya dengan senyum masam sendiri.

Greenham pada awalnya adalah anak ketiga dari seorang petani yang bekerja di dalam Kingdom Re-Estize. Seperti pepatah bilang, jika banyak orang membagi tanah ladangnya, setelah beberapa generasi, tanah dari masing-masing yang bisa diwarisi akan semakin kecil. Ladang yang dihasilkan dari masing-masing keluarga juga akan menurun. Itulah kenapa anak tertua akan mewarisi tanahnya, anak kedua juga akan bekerja sebagai pembantu, namun anak ketiga dan yang lainnya hanya akan menjadi masalah. Wajar bagi mereka untuk pindah ke kota mencari kehidupan.

Namun, Greenham diberkahi dengan tubuh yang bagus, dan berhasil pada akhirnya. Namun pada akhirnya dia hanyalah seorang petani dan pendidikan yang dia terima sebagai cadangan dari cadangan juga bukan apa-apa. Begitu juga dengan membacam, menulis dan bersikap.

Memang benar para worker memfokuskan kemampuan dan melakukan tugas yang diberikan, bukan kepada cara bersikap. Namun, itu bukan hal yang baik bagi seorang pemimpin.
Dia berusaha keras untuk itu, namun tidak seperti bakat lain yang dia miliki, dia tidak diberkahi dengan hal itu dan hasilnya hanya lumayan saja. Greenham tetap memiliki posisi sebagai pemimpin karena dia dianggap tinggi di dalam aspek-aspek lain. Namun, agar tidak membuat malu rekan-rekannya, Greenham mulai berbicara dengan sikap yang aneh.

"Cara bicara yang unik ini adalah cara yang biasa untuk mempromosikan timku." Itulah yang ingin clientnya pikirkan.

Meskipun begitu, orang-orang masih memandang rendah dirinya. Namun, gambaran seperti itu masih lebih baik daripada petani dungu.

"Baiklah, waktu istirahat sudah selesai. Kita bergerak anak-anak."

Greenham mengelurkan pengumuman dan semuanya mulai bergerak tanpa protes.

Pertama adalah thief yang masuk dengan hati-hati ruang bawah tanah tersebut untuk mencari jebakan-jebakan.

Sisa kelompok tersebut meletakkan batang logam yang tebal diantara pintu agar tidak tertutup penuh jika ada mekanisme untuk menutup pintu. Untuk menghindari cahaya meluber keluar, pintu tersebut ditutup separuh. Sementara thief memeriksa ruangan dengan hati-hati, Greenham dan yang lainnya tidak mengendurkan kewaspadaan. Penggunaan cahaya memang tidak bisa dihindari. Sangat mungkin jika mereka terlihat oleh pihak lain.

Sementara Greenham dan yang sisa tim berjongkok dan mengamati sekeliling, thief itu pergi ke area di bawah bendera dan mengamatinya sejenak. Setelah menguatkan tekadnya, dia menggapai bendera tersebut, lalu menariknya dengan gugup saat dia menyentuhnya.

"Tidak ada masalah disini, semuanya masuklah."

Thief tersebut memutar kepalanya kembali ke arah Greenham dan yang lainnya saat dia menunjuk bendera itu.

"...Ini benar-benar berharga, terbuat dari kain emas."
"Haaaahhhh?! Kain emas? Meletakkannya disini begitu saja, apa ada yang salah dengan kepala mereka?"

Semua orang itu terperangan karena terkejut. Semuanya berkumpul di bawah bendera dan bergantian menyentuhnya. Bahan dingin di bawah jari-jari mereka memang bersifat logam.

Mempertimbangkan betapa besar bendera itu, penaksiran dari thief pasti benar. Dari ukurannya, berat dan nilai artistik, pasti bernilai banyak.

"Client kita memenangkan ini. Meskipun milik kita, atau lebih tepatnya, pembayaran penuh untuk empat tim masih belum diambil, pasti banyak sekali harta karun disini."

"Apakah kita membawanya langsung sekarang?"

Greenham menjawab pertanyaan thief tersebut.

"Ini terlalu besar. Dan berat. Kita ambil nanti saja, ada yang keberatan?"

"Tidak, akan sulit jika bergerak menggeret ini. Sedangkan untuk hasil penyelidikannya, tidak ada jebakan atau pintu rahasia apapun."

"...Kalau begitu, silahkan."

Greenham mengangguk kepada mage - magic caster misterius. Rekannya membalas dengan merapalkan mantra.

"'Detect Magic' - Aku tak mendeteksi jebakan-jebakan magic satupun pula. Kita bisa membuang kemungkin siapapun yang bersembunyi dengan magic menyembunyikan."
"...Penyelidikannya hampir selesai, mari kita menuju target utama."

Tatapan mereka jauh ke arah peti batu di tengah ruangan.

Thief tersebut menghabiskan banyak waktu menyelidiki dan memutuskan bahwa tidak ada jebakan.

Greenham dan warrior itu mengangguk satu sama lain dan mulai dengan tugas membuka peti batu. Bentuknya memang besar dan seharusnya sangat berat, namun ternyata lebih ringan daripada yang mereka perkirakan. Mereka menggunakan terlalu banyak tenaga dan hampir kehilangan keseimbangan mereka.

Penutup peti batu itu terbuka, menunjukkan banyak cahaya berkilauan dari dalamnya.

Emas, Perak dan perhiasan dengan berbagai warna, di tambah lagi berbagai aksesori yang berkilauan. Dan lebih dari ratusan koin emas yang tersebar dimana-mana.

Mereka memang mengharapkan sesuatu yang bagus setelah melihat bendera itu, namun Greenham masih menyeringai dengan lebar mulut dari telinga satu ke telinga lainnya karena pemandangan ini. Thief itu langsung mengamati dengan hati-hati mengambil salah satu item di dalam - sebuah kalung emas.

Itu adalah sebua perhiasan yang sempurna. Kelihatannya seperti kalung emas biasa saat pertama kali menatap, namun setelah memeriksa dengan teliti, rantainya memiliki ukiran yan bagus.

"...Perkiraan sederhana adalah seratus koin emas. Dengan pembeli yang tepat, mungkin seratus lima puluh."

Reaksi dari perkiraan thief berbeda. Beberapa diantara mereka bersiul sementara yang lainnya tersenyum. Satu hal yang sama adalah kegembiraan dan api ketamakan membara di mata mereka.

"Separuh saja dari yang bisa kita dapatkan akan menjadi sebuah bonus lima puluh emas. Sepuluh emas masing-masing, Itu adalah jumlah menakutkan untuk bayaran tambahan."

"Itu benar-benar... Mungkin reruntuhan ini adalah sebuah harta karun."

"Menakjubkan. Ini benar-benar menakjubkan."

"Yang benar saja. Sayang sekali kalau ditinggalkan begitu saja harta karun ini disini. Mari kita manfaatkan dengan baik."

Saat dia berbicara, wizard tersebut mengambil sebuah cincin dengan batu rubi besar yang menempel lalu mencium batu tersebut.
"Itu besar sekali-"

si Priest memasukkan tangannya ke dalam, mengambil koin dan membiarkannya mengalir di antara jari-jarinya.
Suara gemerincing dari koin emas yang berbenturan satu sama lain terdengar.

"Aku tak pernah melihat koin emas sebanyak ini sebelumnya. Periode waktu yang mana dan negara apa asal mereka?"

Dengan menggunakan pisau untuk menoreh permukaannya koin emas secara ringan, thief tersebut berkata dengan sebuah helaan nafas:
"Ini adalah emas murni. Beratnya saja dua kali koin emas biasa, nilainya mungkin lebih tinggi, dengan mempertimbangkan nilai estetikanya."

"Ini benar-benar - Kukuku..."

Tawa lepas keluar dari kelompok yang sudah tak bisa menahannya.
Dengan hanya membagi hasil jarahan disini saja bukan jumlah yang kecil.
"Kalian semua, berterima kasihlah kepada dewa nanti. Mari kita ambil apa yang bisa kita ambil lalu menuju tujuan utama. Bagian kita akan diambil jika telat."

"-Ho!"

Greenham menerima balasan yang penuh semangat, dipenuhi dengan kegembiraan dan semangat.


**********

Mausoleum besar terletak di pusat reruntuhan. Patung-patung raksasa dari para warrior yang terlihat seakan mereka hidup suatu saat mengelilingi ruang bawah tanah besar seperti para knight yang menjaga raja mereka. Hekkeran bersembunyidi kaki patung warrior yang mentap ke arah salah satu ruang bawah tanah yang lebih kecil.

Setelah beberapa saat, Hekkeran melihat lima orang yang berlari dari ruang bawah tanah yang lebih kecil. Mereka bergerak cepat namun masih bisa menyembunyikan diri. Hekkeran menatap dengan rasa takut jika ada siapapun yang mungkin mengawasi mereka atau ada kejadian aneh yang terjadi. Akhirnya setelah memastikan kelompok yang datang itu baik-baik saja, Hekkeran menghela nafas lega.

Dia memberikan tanda dengan mengintip dari bayangan patung raksasa dan Greenham bergegas kesana setelah melihatnya.
"Kamu benar-benar telat Greenham."
"Terima kasih sudah menunggu kami selama ini."

"Kita tidak memutuskan waktu bertemu jadi masih tidak apa. Sebagai gantinya, mari kita rubah lokasi lalu memutuskan apa yang harus dilakukan selanjutnya."
Hekkeran merunduk dan memimpin jalan dengan hati-hati.

Beberapa langkah kemudian, Greenham bertanya.

"Hanya ingin tanya, apakah timmu menemukan harta karun?"


Tak mampu menyembunyikan kegembiraannya karena teringat bagaimana rasanya, mulut Hekkeran tersenyum dan berkata:

"Tentu saja, Banyak sekali. Tetua juga mengatakan hal yang sama."
"Kamu juga, huh. Datang ke makam ini adalah gerakan yang benar."
"Memang benar. Aku bersyukur kepada pria hebat yang dikuburkan disini."

"Hmm. Mungkin memang benar, namun karena kita sudah menemukan banyak sekali harta karun, bukan kita seharusnya mempertimbangkan kemungkinan bahwa mungkin saja tidak ada apapun di tempat master dari makam ini dikuburkan??"

"Yah, aku bertaruh pasti ada lebih banyak lagi."

"Hmm- berapa banyak yang kamu pertaruhkan?"

"Banyak. Aku akan menemukannya lebih banyak lagi dan aku bisa mendapatkan jumlah yang pantas untukmu juga. Ini yang terbaik. Ah, masalahnya adalah kita berdua akan mempertaruhkan hal yang sama."

Dua pria itu tidak membuat suara saat sudut mulut mereka menyungging senyum.
"Memang benar. Ngomong-ngomong, apa itu?"

Di depan Greenham, di samping kaki dari patung raksasa, ada sesuatu seperti sebuah tablet batu.

"Itu?"

Hekkeran tidak berhenti, sambil memberikan jawabannya kepada Greenham. Kalimat yang tertulis di tablet itu adalah sesuatu yang pertama kali dari tiga tim yang tiba sebelumnya tak pernah lihat sebelum ini. Mereka menggantungkan harapan kecil jika tim Greenham mungkin tahu tentang hal itu.

"Sesuatu seperti tablet batu, terukir dengan mungkin saja kalimat."
"Terukir dengan mungkin saja kalimat? Mengapa kamu merasa samar dengan hal ini?"

"Itu adalah bahasa yang tidak dikenal. Bukan bahasa negeri dari Kingdom ataupun Empire, atau bahkan bahasa kuno di sekitar daerah sini. Mungkin saja bukan bahasa manusia juga. Tapi aku bisa membaca angka 2.0 ini."

"Angka? Jika dipikir-pikir dengan pikiran wajar, seharusnya itu adalah tahun pembangunan tempat ini. Tapi angkanya terlalu kecil."

"Arche berpikir mungkin itu adalah sebuah kata kunci untuk sesuatu di reruntuhan... Yah, mari kita ingat-ingat saja."

"Benar, kita lakukan itu."
Setelah melewati patung-patung raksasa dan memanjat platform miring yang panjang dan sempit dibentuk oleh peti batu, apa yang mereka lihat adalah sebuah pintu masuk terbuka.

"Bau kematian."

"Ahhh. Memang benar. Aku sering menciumnya dari kabut tebal di dataran Katze."

Greenham setuju dengan suara lembut dengan Hekkeran.

Memang bukan bau memuakkan yang kuat, namun bau dari undead yang ditemani oleh hawa dingin ditemukan di dalam makam.

Ini mungkin makam yang indah, namun pasti ada undead disini.

Kelompok itu memperkuat diri dan melihat ruang yang luas di dalam ketika mereka masuk. Banyak platform batu yang ditempatkan di kiri dan kanan, di sisi lain ada tangga yang menuju ke bawah. Pintu yang menuju ke bawah terbuka lebar dan sebuah suasana yang tidak mengenakkan mengalir keluar dari dalam.

"Sebelah sini."

Dengan Hekkeran memimpin jalan, Greenham dan yang lainnya menuruni tangga.

Di bagian bawah dari tangga ada sebuah ruang pemakaman dengan sebuah pintu di sisi lain. Selain itu, tak ada pintu lain yang terlihat.

Memang lebih sempit dari ruang bawah tanah di atas, namun ada banyak ruang kosong. Tim 'Foresight' Hekkeran, 'Tenmu' Eruya dan tim Parupatra semuanya disini.

"Kalau begitu, apa yang harus kita lakukan selanjutnya? Rencana kita adalah menyebar dan mengumpulkan informasi. Ada ide baru setelah memeriksa ruang-ruang bawah tanah?"

Setelah berbicara, Hekkeran menatap semua orang yang berkumpul.
Kelihatannya tidak ada lagi ide baru. Apakah itu adalah kerakusan yang berkilauan dari mereka ataukah hanya pantulan dari cahaya? Tidak jelas, namun mata semua orang memang bersemangat. Semuanya terlihat dipenuhi dengan kegembiraan dan tidak bisa menunggu lagi untuk pergi ke dalam pemakaman.

"Sebuah saran. Timku akan memeriksa pintu-pintu tersembunyi dan mencari di luar."

Itu adalah kaliat dari pimpinan mereka, namun anggotanya terlihat tidak senang dengan hal itu. Dikarenakan harta karun yang mereka lihat. Mereka tidak bisa setuju meskipun itu adalah pendapat dari pemimpin mereka yang berpengalaman baik. Mereka mungkin membayangkan sebuah gunung harta terbang lari dari mata mereka.

"Bagaimana menurutmu? Kita memang telah memeriksa permukaan, namun kita belum teliti melakukannya. Ada kemungkinan bahwa salah satu ruang bawah tanah yang lebih kecil memiliki lorong rahasia di dalam, ya kan? Bukankah sisa dari makam itu layak untuk di survei?"
"Elder ada benarnya. Aku dengar bahkan reruntuhan Sasasharu, yang dinyanyikan oleh para bard setiap saat, memiliki lorong rahasia yang langsung menuju pusat dari reruntuhan hanya satu langkah dari pintu masuk."

"A, Greenham. Kami sudah memeriksa semuanya hingga ruangan ini, namun tidak menemukan lorong rahasia apapun."
"Itulah kenapa aku menawarkan diri untuk melakukan ini. Sebagai kompensasinya timku mengambil pekerjaan yang lebih rendah ini, bagaimana kalau memberiku bagian dari barang-barang yang kalian temuka di lantai ini. Yup, bagaimana kalau sepuluh persen dari masing-masing tim? Dan besok, biarkan timku menjadi yang pertama memeriksa lantai di bawah yang satu ini?"

"Aku tidak keberatan dengan penawaran ini."

Yang pertama berbicara adalah Greenham. Hekkeran setuju beberapa saat kemudian.

"Bagus, kita semua setuju kalau begitu! Bagaimana denganmu Uzruth?"

"Aku tidak nyaman dengan hal itu, namun karena hanya sepuluh persen, ya sudah."
Tetua hanya tersenyum dengan suara sinis. Pada akhirnya, Eruya lah yang membuat ekspresi senyum pahit setelah sikap palsunya gagal mengumpulkan respon apapun.

"Ah, Tetua. Bisakah aku meminta anda bantuan karena anda akan melewati jalan itu. Kami menemukan sebuah bendera dengan benang emas di dalam ruang bawah tanah yang kami periksa, tapi kelihatannya terlalu susah untuk membawanya berkeliling. Bisakah kami menyusahkan anda untuk mengambilnya?"

"Aku setuju dengan Hekkeran. Mungkin akan menjengkelkan, namun bisakah anda membantu?"

"Kalau begitu, ambil milikku juga."

ERuya memberikan isyarat dengan dagunya ke salah satu elf, dan dia mengeluarkan sebuah kain yang lebar dan diletakkan di tanah, sambil mengerang karena beratnya.

"Aku mengrti. Selain dari ini, apakah ada apapun yang kalian inginkan dariku untuk dijaga atau dibawa kembali?"

Tidak ada jawaban atas pertanyaan Parupatra.

"Baiklah! Seperti yang aku tawarkan tadi, timku akan memeriksa di atas. Hati-hatilah. Tidak apa jika kalian nantinya meninggalkan barang berharga untukku."

"Haha, kami bisa menyisakan sepasang monster untukmu, namun tidak akan ada satupun koin yang tersisa untukmu."

Setelah satu putaran tawa, Hekkeran bertanya kepada yang lainnya: "Mari kita pergi?"

Semuanya langsung setuu. Mereka mengambil satu langkah maju. Dengan mata mereka yang berkilauan dengan kerakusan dan antisipasi, mereka mengambil langkah pertama mereka ke dalam reruntuhan yang tidak diketahui - Makam bawah tanah yang besar.

Pintu pun terbuka dan hanya ada satu jalan yang menuju masuk semakin dalam. Seperti yang mereka duga, jalan itu dijaga tetap bersih dan rapi.

Hal-hal seperti karat dan lumut tidak ditemukan di lorong batu, ada beberapa lekukan di dinding dimana figur dengan bentuk manusia, yang dibungkus dengan pakaian untuk penguburan, diletakkan. Tidak ada satupun bau yang unik dari mayat disini. Malahan, ada udara dinding dan bau undead.

Ada cahaya putih kebiruan yang berkelap-kelip di atap dengan jarak yang tetap pada masing-masing. Namun, karena jarak diantara mereka agak lebar, ada semacam kegelapan di sepanjang jalan. Cahaya tersebut membuat mereka bisa bergerak bebas, namun cukup redup sehingga mereka bisa luput dari sesuatu. Bahaya rasanya jika mereka tidak memiliki sumber cahaya alternatif.

"-Rob. Apakah ada reaksi undead apapund dari mayat itu?"

"Tidak, tidak ada."

Arche berterima kasih kepada Rob dan berjalan ke arah mayat di dalam kantung mayat, membukanya dengan pisau. Setelah melihat tindakan Arche, tim lain juga mengirimkan satu atau dua anggota untuk menyelidiki mayat yang ada di dalam kantung mayat.

"...Dari tinggi dan besar badannya, kemungkinan ini adalah manusia sangat tinggi. Seorang pria dewasa."

"Dia tidak memakai pakaian, jadi sulit dikenali dari periode waktu yang mana reruntuhan ini."

"Namun reruntuhan ini dipenuhi dengan banyak misteri. Arsitektur, metode penguburan dan periode waktu semuanya tidak dikenal. Mungkin sekitar enam ratus tahun yang lalu."

"-Jika memang benar, ini akan menjadi temuan sejarah."

Bagi orang yang melakukan penelitian, ini mungkin menjadi topik yang layak didiskusikan, namun mereka disini untuk melakukan pekerjaan.
Setelah menerima tatapan dingin dari Hekkeran dan Greenham, mereka bergegas mengumumkan hasil penyelidikannya "Periode waktu dan latar belakang dari rerunthan ini masih misteri."

"Aku mengerti. Mari kita bergerak? Secara pribadi, aku ingin membunuh beberapa monster."

Setuju dengan Eruya yang tidak puas, kelompok tersebut bergerak maju sebentar lalu berhenti.

Sikap mereka seperti bersiap menghunus senjata.

Suara dari tulang belulang yang berbenturan terdengar di depan.
Karena penerangan dari atap, mereka bisa melihat figur-figur undead di depan.
Setelah memperpendek jarak dan mengetahui lawan-lawannya, para worker bergoyang seakan mereka melihat sesuatu yang menakjubkan dan mendiskusikannya secara lirih.
"Bukankah itu terlalu..."


"Hey, yang benar saja..."

"Eh? Apakah mereka hanya skeleton?"


Saat seseorang akhirnya bicara tanpa pikir panjang nama dari monster tersebut, kelompok itu tidak tahan lagi dan akhirnya tertawa lepas.

"Hey hey hey!! Bukankah mengirim skeleton sia-sia saja? Kita punya banyak orang disini ya kan?"

Penampilan dari monster-monster kerangka terlihat kira-kira sama, jadi sulit dikenali tipe apa mereka.

Namun, mudah saja dinilai mereka adalah skeleton-skeleton biasa dari udara yang dikeluarkannya.

"Meskipun jika mereka hanya pengintai, mereka seharusnya mengirimkan monster-monster yang lebih kuat - Aku tahu! Mungkin memang tidak ada monster yang mengendalikan makam ini, atau mereka terlalu tidak kompeten untuk mengetahui seberapa kuat kita. Atau mereka hanya orang-orang bodoh yang bahkan tidak tahu mereka sudah disusupi!"

Mereka tidak berhenti tertawa.

"Eh, tidak mungkin hanya skeleton. Atau mungkin saja seluruh harta karun di reruntuhan ini ditempatkan di dalam ruang bawah tanah di permukaan?"

"Itu adalah hal yang buruk."

Bagi para worker yang setara dengan para petualang mythril, skeleton-skeleton memang terlalu lemah. Dan para worker bahkan unggul dalam jumlah.

Di depan enam skeleton, mereka saling melihat satu sama lain dan berpikir tentang siapa yang harus pergi menghadapi.
"Aku tidak mau."

Eruya menyatakannya. Mudah sekali memahami apa yang dia rasakan.

"Kalau begitu aku yang akan pergi."

Greenham berkata lalu bergerak maju.
Otak yang lemah dari skeleton terlihat seperti sedang berpikir sesuatu. Mereka mungkin berpikir tentang warrior seorang diri yang luar biasa kuat. Atau mungkin mereka sedang mempertimbangkan hal lain.

Para skeleton menyerang bersama-sama dan-
Mereka dengan mudahnya dihancurkan dengan ayunan perisai dan kapak.

Hanya memakan beberapa detik. Mungkin kurang.
Menghancurkan enam skeleton dan menginjak sisa-sisa mereka, Greenham menghela nafas seakan dia sedang lelah. Itu bukanlah kelelahan akibat pertarungan, namun karena kenyataan bahwa lawan pertama di dalam reruntuhan ini terlalu lemah, undead tingkat terendah skeleton.

"Rapuh sekali, namanya juga skeleton. Mungkin saja memang begitu, namun adalah hal yang bodoh bersikap ceroboh. Tetap hati-hati dengan kemungkinan adanya undead kuat yang mungkin akan muncul dan bergerak maju dengan sangat hati-hati!"

Mereka mengencangkan wajah mereka setelah mendengarkan kalimat dari Greenham lalu bergerak maju- ke arah terdalam dari reruntuhan tersebut. Jantung mereka dipenuhi dengan antisipasi akan adanya harta karun yang tergeletak di depan.

===

"Yare yare, jadi mereka pergi huh."
"Mereka memang pergi. Mereka mungkin saja hanya worker, namun kita sekarang bekerja dalam satu tim, jadi sekarang kita adalah rekan untuk pekerjaan ini. Bagus juga jika mereka kembali dengan selamat... Momon-san, bagaimana menurut anda?"

"-Mereka semua akan mati."

Ainz membalas dengan suara yang dalam, membuat pemimpin dari tim petualang terdiam.

Oh tidak, aku mengatakan apa yang ada di pikiranku dengan keras-

"Eh, oh, maksudku harus bersiap secara mental untuk kemungkinan itu. Yang sedang kita bicarakan ini adalah reruntuhan yang tidak diketahui. Tidak mungkin tahu bahaya apa yang akan dihadapi. Menggenggam harapan yang tinggi hanya akan menghasilkan kekecewaan yang besar."
"Ternyata begitu, jadi memang seperti itu... Maaf sudah membuat anda khawatir."

...Aku hanya mengarang, dan dia setuju denganku? Yah, itu bagus juga untukku. Ketua tim merendahkan kepala seperti ini karena dia berpikir buta bahwa kalimat dari pria dengan peringkat adamantite memang benar.

Usaha Ainz - responnya yang dipenuhi dengan niat baik dan sikap yang ramah ketika perjalanan ke Nazarick akhirnya terbayarkan.

"Jadi seperti yang kita rencanakan, aku akan beristirahat dahulu."

Ainz pergi menuju tempatnya - yang tentu saja berbagi tenda dengan Nabel. Karena memiliki jarak tertentu, beberapa orang bahkan mengasumsikan agar tidak ada orang lain yang mendengar desahan-desahan. Atau lebih tepatnya, itulah apa yang mereka dengar dari ketuanya barusan.

Dibandingkan dengan para worker, dia merasa lebih bersahabat dengan Momon yang juga seorang petualang, dan berbagi informasi yang dia dapatkan dari para worker dengan bebas.

Ainz dan Nabel menutup pintu masuk tenda setelah masuk. Mereka mengintip untuk berjaga-jaga dan kelihatannya tidak ada yang mengawasi mereka. Pada kenyataannya, ada beberapa orang yang memang sengaja menunjukkan tidak peduli.

"...Meskipun mereka bilang ini adalah sarang cinta, tidak menyangkalnya secara langsung mungkin adalah gerakan yang bagus. Mereka tidak curiga apapun meskipun tenda kita agak jauh. mereka tidak peduli dengan tempat ini dan mereka tidak mendekat."

Ada hal buruknya juga, namun keuntungannya melebihi berat dari kerugiannya.

Ainz melepaskan penutup kepalanya dan memperlihatkan wajah tengkoraknya.

"Kalau begitu, Nabe... Tidak, Narberal. Aku akan kembali ke Nazarick dan mengirimkan Pandora's Actor untuk menggantikanku seperti yang direncanakan. Jika ada sesuatu yang terjadi ketika itu, selesaikan sendiri."

"Sesuai perintah anda, Ainz-sama."

"Erm. Hubungi aku jika ada sesuatu."

Ainz melepaskan magic yang menciptakan armor dan pedangnya, lalu beban dari penutup kepala di tangannya menghilang. Perasaan bebas dari melepas armor membuat Ainz mengucapkan "ah" karena lega, meskipun itu tidak sulit baginya. Itu adalah alasan yang sama mengapa dia memutar bahunya yang memang tidak kaku sama sekali. Tindakan ini adalah sisa dari saat dia menjadi manusia.

"...Yare yare."

Sisa emosi manusia memang suatu saat menyusahkan.

Jika dia bisa menangani setiap situasi dengan tenang, keadaannya mungkin berbeda sekarang. Namun, jika dia kehilangan semua sisa emosi manusia miliknya, dia tidak akan mencintai Great Tomb of Nazarick sebesar yang dia lakukan sekarang. Rasa rindu dari manusia Suzuki Satoru kepada teman-temannya mungkin akan menghilang juga.

Sambil tersenyum masam, Ainz merapalkan mantranya. Berpikir tentang sisa dari sifat manusiawinya sudah hilang dari otaknya. Ainz bukanlah orang yang berbakat dan bisa terus fokus terhadap dua atau tiga hal dalam satu waktu. Dia harus melepaskan semuanya dulu ke samping dari apa yang sedang dia pertimbangkan.

Mantranya adalah 'Greater Teleportation'.

Karena dia sedang memakai sebuah cincin, Ainz membuat bisa menembus batas dari Great Tomb of Nazarick, hingga pintu masuk ruang takhta.

"Selamat datang kembali, Ainz-sama."

Beberapa saat kemudian, seorang wanita cantik menyambut kedatangannya.

"Aku pulang. Albedo."

Gadis yang membungkuk dalam-dalam itu mengangkat kepalanya, sebuah senyum yang merekah muncul di wajah cantiknya. Dia melihat luruh kepada Ainz - seakan tidak melihat apapun lainnya.

Ughh...

Melihat pupil-pupil emas yang dipenuhi sinar cinta, Ainz tidak dapat menahan perasaan berdebar di sekujur tubuh. Namun dia tidak bisa mengambil sikap yang tidak layak dengan nama Ainz Ooal Gown, penguasa dari Grand Tomb of Nazarick.

Ainz menekan perasaannya yang melemah sesaat ketika hening, dan pura-pura batuk.

"Seperti yang direncanakan, para penyusup ada disini. Tidak, mungkin mereka sudah di dalam. Bagaimana persiapan untuk menyambut mereka?"

"Persiapannya sudah selesai. Para tamu pasti akan senang."

"Ternyata begitu.. Albedo. Aku menantikan kegembiraan mereka."

Ainz berjalan ke pusat Great Tomb of Nazarick, ruang takhta. Albedo mengikutinya satu langkah di belakang.

Albedo hanya punya satu perintah terhadap penyusup kali ini. Itu adalah untuk melakukan tes praktek untuk penampilan dari sistem pertahanannya.

Dimana tempat untuk meletakkan POP di dalam Nazarick dan kombinasi monster-monster semuanya sudah dilakukan oleh teman-teman guild lamanya, dan pasti dilakukan dengan sangat baik. Namun karena situasi saat ini, sulit untuk berkata bahwa sebuah pengaturan yang lebih baik tidak ada.

Itulah kenapa perlu untuk memeriksa sistem pertahanan. Dan mereka bisa melakukannya sekarang.

"...Para penyusupnya memang rapuh, jadi tentu saja kita tidak bisa menguji apapun. Namun kita berdoa saja bisa mempelajari sesuatu dari hal ini."

"Saya mengerti. Saya janji tidak akan mengecewakan anda, Ainz-sama."

"Bagus. Seperti yang kamu tahu, hindari menggunakan jebakan-jebakan yang memakan biaya seperti menyebarkan gas beracun atau luapan undead yang tiba-tiba, cobalah gunakan POPs dan jebakan-jebakan dengan para budak. Ada masalah?"

Merespon senyum Albedo, Ainz mengangguk.

"Bagus sekali, untuk sementara, mari kita nikmati sendiri. Apa yang dilakukan oleh Guardian Floor yang lain?"

"Ya, saat Ainz-sama kembali, saya sudah memberi perintah kepada mereka untuk berkumpul. Tidak apakah memperbolehkan mereka masuk menurut urutan mereka tiba?"

"Diizinkan. Semakin banyak orang, semakin meriah."

Di depan singgasana yang diduduki oleh Ainz banyak hal yang terliaht seperti layar TV yang melayang di udara. Masing-masing layar tersebut menampilkan bagian yang berbeda dari Nazarick. Albedo yang mengendalikannya menunjukkan Ainz apa yang ingin dia lihat.

Selanjutnya adalah Albedo menunjukkan kendalinya terhadap jaringan pertahanan. Meskipun Ainz tidak yakin perubahan apa antara sekarang dan sebelumnya.

...Untuk memanfaatkan sepenuhnya latihan ini. Aku harus mempelajari sesuatu dari gambar-gambar yang ditampilkan. Jika ada sesi berbagi setelah ini, gawat jadinya.

Ainz adalah penguasa absolut dari Grand Tomb of Nazarick. Bagaimana mungkin pria seperti itu tidak mengerti apapun dari sistem pertahanan dibandingkan bawahannya?

"Untuk jaga-jaga, aku harus bertanya. Tidak ada kemungkinan memicu 'Ariadne', benar kan?"

Ainz membuka konsolnya dan mengendalikan kursor, memeriksa maslaah-masalah sambil bertanya.

"Saya kira tidak ada kemungkinan itu terjadi. Namun, saya ingin memastikan apakah Ariadne akan terpicu jika para penyusup terkunci?"

Ainz teringat dengan Q&A Yggdrasil yang dia baca di masa lalu, tidak, penjelasan catatan update dari para developer.

"Seharusnya tidak ada... seharusnya begitu... Kurasa memang begitu."

Meskipun itu masalahnya di dalam Yggdrasil, tidak ada jaminan jika peraturan ini masih bisa diterapkan di dunia ini. Bahkan keberadaan Ariadne sendiri belum dipastikan.

"Apa yang terjadi jika kita memanipulasi para manusia agar melakukannya sendiri?"

"Mungkin akan ada peluang sistem tersebut tidak aktif, namun mempertimbangkan kerugiannya jika memang begitu saya terlalu takut dan tak pernah mengujinya."

Sistem Ariadne.

Sebuah sistem yang memeriksa validitas dari markas yang diciptakan.

Ada cara sederhana menciptakan benteng yang tak terkalahkan: Dengan menyegel pintu masuk, tak ada yang akan bisa masuk. Hanya dengan memendam seluruh Grand Tomb of Nazarick ke bawah tanah sudah cukup. Namun sebagai sebuah game, ini tidak diperbolehkan.

Agar bisa menghentikan seseorang membuat markas seperti itu, Sistem pengawasan Ariadne muncul.

Harus ada sebuah jalan yang tembus dari pintu masuk ke jantung markas. Hal lain yang diperiksa oleh Ariadne adalah jarak yang bisa dilewati oleh seseorang di dalam, berapa banyak pintu-pintu yang ada dan berbagai peraturan lain berdasarkan konstruksi markas semuanya diatur dengan detil.

Dungeon-dungeon yang melanggar peraturan akan diberi tanda oleh sistem Yggdrasil dan didenda. Dana Guild akan dikurangi perlahan-lahan dengan tingkat rata-rata yang jelas.

Untuk Nazarick, maslah seperti itu sudah diselesaikan oleh lantai 5 dan 6 - Mereka harus membayar banyak untuk bisa memperluas dungeon dan merawatnya.

Ainz mengendalikan salah satu monitor yang menampilkan figur-figur dari para worker.

"Cih! kalau begitu, sudah waktunya mereka muncul. Mereka membuatku menunggu sangat lama."

Ainz merasa tidak senang ketika dia melihat gambaran-gambaran dari bentengyang dia buat dengan rekan-rekannya dikotori oleh kaki-kaki kotor dari para penyusup. Meskipun emosinya akan ditekan jika mencapai tingkat tertentu, namun masih belum menekan kegelisahannya yang membara.

"Albedo. jangan biarkan satu orangpun lepas."

"Tentu saja. Silahkan nikmati menonton nasib dari para pencuri ini yang sudah mengganggu kediaman dari Supreme Being. Dan juga... binatang percobaan yang mana yang harus harus kita pilih untuk melakukan percobaan?"

"Ah, benar. Aku melakukan sparring dengan pak tua ini. Aku melakukan sparring dengan pria ini juga di jalan. Tim ini tidak cocok untuk latihan. Mari kita musnahkan mereka dahulu."

Ainz menunjukk ke arah monitor yang bisa dilihat oleh Albedo dengan jari-jarinya.


============

Comments

Contact Us

Name

Email *

Message *