Overlord Vol 8 Side 2

A Day in Nazarick 

Overlord Light Novel Bahasa Indonesia

Sehari di Nazarick



Waktu Nazarick : 5:14

sebuah tetesan kecil mulai terbentuk pada ujung dari kran air emas. Tetesan itu mulai membesar, dan akhirnya gravitasi menariknya ke lantai dari kamar mandi.

Di dalam Great Tomb of Nazarick, ada banyak tempat untuk mandi. Ini adalah salah satunya.

Hanya ada satu siluet di dalam bak mandi marmer besar ini yang bisa ditempati oleh banyak orang sekaligus.

Sebuah tetesan air biru jatuh menelusuri kontur tubuh putih yang lembut. Warna 'biru' bukanlah istilah relatif, tapi pengamatan secara literal seakan itu sudah diwarnai dengan sengaja.

Ketika tiba di kakinya, cairan biru yang telah mengalir turun pada kontur dari tubuh itu menolak gravitas dan mulai naik dengan gerakan yang berbeda dari air yang wajar.

"-Fuaah."

Figur tersebut secara tidak sadar membuat suara yang bergema ke seluruh kamar mandi.

Seakan merasa malu atas suaranya sendiri, sebuah lengan ramping keluar dari caira biru. tidak ada suara tetesan air jatuh ke lantai atau riakan pada permukaan cairan. Itu karena cairan tersebut memiliki sifat meletak yang anehnya sangat tinggi.


Dengan lengan yang menjulur, figur itu membasuh wajahnya. Itu adalah wajah yang diidolakan oleh banyak orang karena penampilannya yang menawan.

"Ha-"

Figur tersebut mengeluarkan helaan nafas besar lalu bersandar ke belakang, tapi tubuhnya tidak tenggelam ke dalam air. Cairan biru itu perlahan mengalir ke bawah dan menyangga figur tipis tersebut. Gerakannya dan elastisitasnya seperti direngkuh oleh kasur air yang benar-benar empuk.

Cairan ini pasti memiliki kepribadian sendiri.

Cairan biru itu menggeliat sebelum mengeluarkan beberapa tentakel, masing-masing tentakel itu memiliki lebar beberapa jari. mereka bergerak seakan sedang memeluk siluet dari figur tersebut.

Wajah, dada, perut, lengan dan kaki... serta pinggang.

Makhluk itu bergoncang seakan puas menahan mangsanya. Identitasnya adalah 'Sapphire Slime', evolusi yang maju dari slime.

Tentakel tersebut menggali dalam-dalam pada bagian sensitif di sekitar pinggang.

"--Aa."

Sebuah erangan lagi keluar. Lebih keras dari sebelumnya, tapi tidak ada usaha untuk menekan suara itu kali ini pula. Seakan figur tersebut memfokuskan inderanya kepada slime yang sedang menggeliat di sekeliling tubuhnya.

Figur di dalam kamar mandi itu bicara sendiri.

"..Ahh. aku tidak bisa menahannya lagi. Aku tak bisa menjelaskan perasaan ini dengan kata-kata."

gumam Ainz, yang sedang di tengah mandi slime.

Dia meraup slime itu lalu mengguyurkan ke atas kepalanya. Slime yang dengan antusias itu membersihkan lubang-lubang di sekitar tulang panggulnya kelihatannya mengerti apa yang diinginkan oleh tuannya untuk dibersihkan selanjutnya. Ainz merasakan sensai menggeliat di sekitar atas kepalanya.

"Huu. Ini adalah surga. Memang benar surga."

Tubuh undead Ainz terdiri seluruhnya dari tulang.

Karena dia tidak berkeringat, tubuhnya pun tidak kotor ataupun bau tidak enak. Namun, itu bukan berarti tidak tidak perlu membersihkan diri. Debu dan kotoran akan terkumpul di tubuhnya, dan pada waktu tertentu dia ditutupi oleh darah musuhnya. Murni untuk membersihkan diri.

Ditambah lagi, sebagai orang Jepang, dia tidak tahan tidak mandi.

"Aku hanya pernah ke sauna di dunia asal. Aku hanya ingin menenggelamkan diri segera setelah aku tahu aku bisa mandi.... Mungkin mandi adalah sebuah bagian yang tak terpisahkan menjadi orang Jepang?"

Ainz tenggelam lebih dalam di dalam slime sambil menirukan gerakan menghela nafas. Sebauh sensasi licin perlahan menutupi seluruh tubuhnya.

Karena makhluk itu tidak berbahaya baginya, dia mengira itu seperti caira yang lengket malahan.

Jika aku ingin mandi secara normal, itu hanya akan menyusahkan.

Ainz melihat ke bawah ke arah bagian yang paling tidak nyaman dari tubuhnya untuk dibersihkan: tulang rusuknya. Untuk membersihkan tulang rusuk itu satu persatu menghabiskan banyak tenaga. Dia teringat berapa banyak waktu yang harus dia habiskan terakhir kalinya dan meskipun dia tidak mampu bernafas, jangan menghela nafas.

Hanya itu tempat yang menjengkelkan untuk dibersihkan. Tulang belakangnya juga masalah. Karena tonjolan-tonjolan pada tualng, handuk akan terus tersangkut disana, usaha teliti diperlukan.

Pertama, Ainz membersihkan setiap sudut dan celah, tapi meskipun dengan kekuatan mentalnya yang kuat, dia mulai jenuh dengan hal itu. Dia penasaran lelucon macam apa mandi hingga memakan waktu tiga puluh menit.

Lalu dia mencoba berputar-putar di dalam air sabun seperti mesin cuci yang berputar. Tidak buruk, tapi masalahnya adalah dia tidak merasa bersih sama sekali. Jika dia tidak menggosok tubuhnya dengan sesuatu, rasanya seakan semua kotoran tidak terlepas dari dirinya.

Selanjutnya dia mencoba sikat pembersih dengan pegangan yang menempel. Itu adalah ide yang benar-benar bagus.

Sikap itu menyemprotkan gelembung ke seluruh tubuhnya, tapi Ainz tidak harus membersihkan kamar mandi. Itu adalah pekerjaan dari para pelayan, dan mereka senang membersihkan sesuatu. Seperti membunuh dua burung dengan satu batu.

Tapi meskipun ide ini memiliki kekurangan. Dia tidak bisa memastikan apakah tubuhnya benar-benar bersih. Seperti orang-orang yang memiliki karang gigi meskipun mereka menyikatnya dengan baik, dia selalu khawatir apakah dia benar-benar membersihkan tubuhnya secara menyeluruh.

Oleh karena itu, Ainz tiba pada solusi terakhir dan penghabisan dengan menyiramkan seluruh slime ke tubuhnya.

"Tentu saja... ini adalah ide yang jenius dan revolusioner. Ini adalah rencana yang sempurna."

Ainz bergumam sambil melihat sapphire slime merangkak di seluruh tubuhnya.

Dia mengangguk penuh puas dengan idenya sendiri. Mungkin ini adalah ide yang terbaik sejauh ini sejak dia datang ke dunia ini.

"Semakin aku pikirkan tentang hal itu, semakin baik kelihatannya!"

Memuji diri lagi dan lagi, Ainz melihat ke arah slime yang menggosok seluruh bagian tubuhnya.

Memang sangat indah...

Meskipun mereka adalah monster berbahaya yang bisa melelehkan daging dengan asam dan cukup kuat untuk membengkokkan jeruji besi, mereka membersihkan tubuh Ainz dengan sangat baik. Dalam beberapa hal, dia merasa seakan mereka adalah binatang peliharaannya.

Yeah... mandi slime adalah bagus, tapi suatu saat aku harus mandi seperti biasa juga.

Lantai 9 Nazarick memiliki beragam fasilitas. Salah satunya adalah kamar mandi besar. Itu adalah fasilitas yang didesain menyerupai resort spa dan melayani fasilitas manding multiguna dengan berbagai macam bak dan jenis mandi.

"Apakah aku harus pergi...?"

Tapi pergi kesana sendirian tidak menyenangkan. Kalau begitu-

"Ya! Aku harus mengajak para guardian denganku. Baik juga jika setiap orang memiliki waktu senggang."

Ainz tersenyum cerah dengan idenya sendiri yang brilian.

Waktu Nazarick 7:14

Ada dua kelompok pelayan di dalam Nazarick.

Satu kelompok adalah pelayan tempur, yang diwakili oleh Yuri Alpha, dan yang lainnya adalah pelayan biasa yang tidak memiliki kemampuan tempur. Yang terakhir adalah homunculi, dengan kombinasi ras dan job level 1, dan mereka bertanggung jawab untuk berbagai pekerjaan di lantai sepuluh dan sembilan Nazarick. Khususnya, membersihkan berbagai kamar Supreme Being adalah sebuah tugas yang paling penting bagi mereka.

Di dalam kelompok pelayan itu, ada satu orang pelayang yang disebut Sixth (Keenam) yang tetap tenang sambil bergegas maju. Kemampuan ini adalah teknik yang wajar diantara para maid, tak ada yang spesial. Dia bergegas ke arah kantin staf.

Hanya ada satu alasan pergi ke kantin sepagi ini. Ketika dia tiba, hampir seluruh rekan-rekannya sudah berkumpul untuk sarapan dan mulai makan.

Kantin tersebut didominasi oleh warna putih, dengan dekorasi yang jarang. Gema dari suara riang gadis-gadis yang sedang bercakap-cakap itu menggema ke seluruh dinding seperti riak air. Bukan masalah besar jika hanya ada satu orang, tapi karena ada banyak orang yang bicara, suara mereka bercampur aduk ke dalam kebisingan yang tidak bisa dimengerti. Selain itu, suara dari peralatan makan yang saling berbenturan menambah keriuhan.

Para pelayan di dalam kantin bisa dipisahkan ke dalam empat kelompok utama. Tiga pertama adalah kelompok menurut pencipta mereka. Ada empat puluh satu pelayan biasa totalnya, tapi itu bukan karena masing-masing Supreme Being menciptakan pelayan mereka sendiri. Namun lebih kepada, pelayan biasa diciptakan oleh Whitebrim, Herohero, dan Coup De Grace. Sesungguhnya, kelompok terakhir bukanlah kelompok yang tepat sendiri, tapi terdiri dari para pelayan itu yang memisahkan diri dari tiga kelompok pertama agar bisa makan dengan tenang, makan sambil membaca atau bicara dengan para pelayan di kelompok yang lain.

Sixth, yang datang terlambat, termasuk ke dalam kelompok terakhir. Dia menyapa para pelayan yang diciptakan oleh Supreme Being yang sama dengan dirinya - mereka adalah saudari, dalam sewajarnya - lalu menuju tempat yang biasa.

"Selamat pagi.. apakah kamu sudah makan?"

"Selamat pagi. Dan ya, kami sudah makan. Sarapannya enak~ lembut sekali dan halus, lezat sekali~"

Foire mengirimkan balasan yang datar ini. Dia susah untuk berbohong, tapi berbohong juga akhirnya. Dia memiliki rambut pendek dan rok pelayannya kelihatannya dipendekkan untuk menyesuaikan penampilannya yang energik.

Disampingnya adalah Lumiere, yang wajah lembutnya dimahkotai oleh rambut pirangnya yang berkilauan seperti bintang-bintang.

"Selamat pagi. Kalau begitu sekarang Foire, karena kamu tidak seharusnya perlu tambah lagi, kamu bisa menunggu disini untuk kami. Aku belum sarapan, jadi aku akan segera sarapan. Kemarilah, Sixth, ayo pergi."

Lumiere berdiri, diikuti dari dekat oleh Foire, yang dengan gugup mengatakan "Aku hanya bercanda, benar kok~"

Setelah drama singkat itu, ketiganya pergi ke counter prasmanan. Sebelum mereka pergi, mereka memiliki pelayan yang disebut Increment, yang diam-diam membaca buku, menjaga dan mengawasi tempat duduk untuk mereka.

Hal pertama yang diambil oleh Sixth di bar prasmanan itu adalah daging goreng renyah. Sebagai anggota dari faksi yang percaya bahwa 'daging lembut adalah iblis', dia selalu menuju yang itu dahulu. Selanjutnya dia mengambil bebeapa sup. Dari tiga rasa hari ini - sup hari ini, jagung dan bawang - dia memilih yang terakhir. Setelah itu sosis, french fries dan danishes (kue kering dari denmark). Piringnya yang lain penuh tinggi dengan salad bawang, hampir meluber.

Akhirnya, Sixth meletakkan pesanan kepada pelayan bertopeng.

"Um, aku akan minta tiga keju, dua bawang, dan jamur tambahan."

Pelayan itu mengangguk, dan mulai membuat omelet.

Sixth kembali ke tempat duduknya untuk meletakkan makanannya, lalu dia mengambil segelas susu sebelum kembali ke tempat dimana pelayan tadi sedang menunggu dengan omeletnya yang dipersiapkan barusan.

"Terima kasih banyak."

Omelet yang dipersiapkan tanpa cacat tidak ada satupun celah padanya. Dan dia kembali ke tempatnya semula seperti yang teman-temannya lakukan.

Overlord Light Novel Bahasa Indonesia




"Kalau begitu, mari makan!"

"Mari makan~"

"Mari makan."

Tiga orang itu sarapan dengan hening. Perlahan tapi pasti, mereka memindahkan gunungan makanan - jauh melebihi apa yang dimakan oleh gadis biasa - dari piring mereka ke dalam perut. Itu karena mereka semua memiliki 'Increase Food Consumption (Meningkatkan konsumsi makanan)' sebagai penalti ras.

Karena itu, meskipun mereka sedang diantara teman-teman, mereka tak pernah berbagi ketika makanan. Foire mengunyahnya sambil pipinya masih penuh dengan makanan, Lumiere makan dengan elegan, tapi garpunya bergerak dengan kecepatan mengerikan, dan Sixth dengan kecepatan rata-rata diantara mereka berdua.

"Huuu..."

Tiga orang itu menghembuskan nafas bersamaan lalu saling melihat satu sama lain.

"Tambah?"

"Kedengarannya bagus, tapi mari kita istirahat dahulu."

"Yeah, aku kenyang sekali~ Katakan, Sixth, bukankah  hari ini giliranmu melayani Ainz-sama? Kelihatannya kamu lebih giat dari biasanya."

Foire tersenyum nakal, begitu jgua dengan Sixth.

"Kamu beruntung, berapa lama nantinya hingga giliranku?"

Lumiere menghitung hari-hari di jarinya.

Ruangan dari para Supreme Being di Nazarick memiliki skala yang sangat besar, sehingga satu orang harus membutuhkan satu hari atau lebih untuk membersihkan salah satunya dengan hati-hati. Dengan jumlahnya sendiri, mungkin saja bagi para pelayan untuk membersihkan semuanya dalam sehari-hari, meskipun dengan kamar cadangan Albedo dimasukkan, tapi itu akan membutuhkan banyak orang untuk mengerjakan sehari penuh tanpa istirahat.

Namun, ini bukan masalah bagi para pelayan. Mereka diciptakan oleh Supreme Being Nazarick; memang sepantasnya jika meeka harus mengerjakan hingga jari-jari mereka menjadi tulang dalam ketaatan penuh.

Lalu, pekerja fanatik ini dikatakan untuk berhenti oleh Dewa mereka, Ainz Ooal Gown.

Ainz tahu kerasnya pekerjaan di bawah perusahaan yang tak etis, dan dia tidak bisa membiarkan gadis-gadis ini, yang seperti putri dari teman-temannya, menderita seperti itu.

Dia sudah bilang kepada mereka, "Jangan bersihkan kamar yang tidak digunakan secara rutin", lalu "Kalian akan dikelompokkan ke dalam tim-tim untuk bekerja bergantian."

Oleh karena itu, pelayan biasa dari Nazarick diatur ke dalam dua shift; shift siang hari dan shift malam hari. Yang pertama ada tiga puluh orang dan yang terakhir ada sepuluh orang, sementara satu orang sisanya mendapatkan libur. Setelah menghitung hari bekerja untuk para pelayan, pengumuman mereka akan mendapatkan libur setiap empat puluh satu hari menemui komplain.

Bukan karena mereka mendapatkan terlalu sedikit hari libur, tapi sebaliknya. Mereka protes tidak butuh hari libur sama sekali.

Tujuan dari keberadaan mereka adalah untuk bekerja bagi para Supreme Being. Ketika mereka diberitahu mereka tidak perlu bekerja, itu merusak nilai mereka dan mereka merasa seperti tidak lagi memiliki alasan untuk hidup.

Oleh karena itu, para pelayan membawa urusan mereka langsung kepada Ainz. Mereka bilang, "tolong jangan ambil pekerjaan kami", "Kami ingin melakukannya setiap hari setiap malam", dan seterusnya.

Ainz membuat saran langsung. Sebuah sistem kelelahan ada di YGGDRASIL dan memang bisa diselesaikan dengan mudah oleh magic, tidak ada jaminan kelelahan akan bisa disembuhkan dengan mudah di dunia ini. Meskipun dengan magic, akan buruk jadinya jika tenaga kerja akan kelelahan hingga titik dimana tidak bisa lagi berfungsi, seperti sebuah roda gerigi yang perlahan semakin kehilangan giginya karena terlalu sering digunakan.

Namun, para pelayan dengan kuat menolak mundur. Menghadapi air mata mereka, Ainz menyerah dan menawarkan tipe pekerjaan baru bagi mereka, yang mana adalah secara pribadi melayaninya. Tugas itu mengharuskan tetap berada di samping Ainz untuk mengurus setiap kebutuhan dan keinginannya, dan para pelayan mengambil jatah untuk memenuhi peran itu.

Penawaran itu sangat menggiuarkan seperti madu manis yang ditaburi gula untuk para pelayan, yang kebahagiaan terbesar mereka dalam hidup adalah untuk melayani Supreme Being. Mereka menerima perintah itu tanpa berpikir lagi, berkata kepada diri mereka sendiri "kita harus menjaga diri dan beristirahat dengan baik hari sebelumnya, jadi kita bisa melayani dengan seluruh tenaga kita ketika tiba gilirannya."

"Kita perlu nutrisi agar bisa bekerja keras, tahukah kamu. Ditambah lagi, tergantung keadaannya, kamu mungkin harus melewatkan makan juga."

"Tentu saja, ketika kamu melayani Ainz-sama, otakmu memerlukan seluruh nutrisi yang bisa didapatkan."

"Aku ingin sesuatu yang manis~"

Tiga gadis itu mengangguk berbarengan. Perlu dicatat bahwa seluruh pelayan membawa beberapa makanan yang senilai dengan permen dan semacamnya. Mereka akan memakan makanan ringan itu kapanpun mereka memiliki waktu luang ketika melayani Ainz. Namun, beruntung atau tidak, mereka hanya tidak bisa menemukan waktu luang itu. Oleh karena itu, sarapan adalah hal yang sangat penting bagi mereka.

"Apakah kamu sudah dengar? Mereka bilang mereka akan memasak menggunakan bahan-bahan dari dunia luar dan akan mencobanya masakannya."

Dua gadis lain tersentak dengan kalimat dari Sixth. Dia merasa itu adalah hal yang wajar, karena beberapa pelayan menganggap dunia luar baik - dunia yang ada di luar Nazarick. Beberapa diantara mereka merasa bahwa dunia luar lebih rendah dari Nazarick, tapi kebanyakan takut dengan dunia luar, karena lantai di atas rumah mereka, lantai 8, pernah diserang oleh orang-orang dari luar.

"Apakah kita semua bisa mencicipinya? Ataukah hanya akan beberapa diantara kita saja yang boleh?"

Saat Sixth akan menjawab pertanyaan Foire, suasana di dalam kantin berubah. Udara disana kelihatannya semakin memanas. Saat yang baru datang masuk dalam penglihatan para pelayan, mereka mau tidak mau berteriak kegirangan.

"Shizu-chan!"

"Itu adalah Shizu-chan!"

Orang yang baru saja masuk ke dalam kantin adalah salah satu dari Pleiades, CZ Delta.

Battle maid yang seperti idola bagi pelayan biasa, dan CZ adalah yang paling populer dari semuanya. Sering ada rebutan untuk bisa duduk di sampingnya.

"Ah, si penguin juga disini."

CZ memegang seekor penguin di bawah lengannya, dan seorang pelayan bertampang khawatir mengikuti di belakangnya. Itu adalah asisten kepala pelayan, Eclair. Dia mengepakkan sayapnya dengan seluruh kekuatannya, tapi tidak mungkin dia bisa keluar hanya dengan kekuatan dari Manusia burung (Birdman) level 1. Usahanya yang sia-sia dengan cepat kehilangan semangat ketika para pelayan sedang melihatnya.

Pada akhirnya, penguin tersebut kehabisan kekuatan dan menjadi lunglai, seperti sebuah kain cuci piring yang basah.

"Shizu-chan! Sebelah sini! Makanlah dengan kami!"

"Tidak, kemarilah! Shizu-chaaaaan~"

"Buang saja kepala pelayan itu! Disini juga tidak apa!"

"Kirim saja burung tidak berguna itu kepada kepala koki, setidaknya dia akan berkontribusi kepada Nazarick dengan cara itu!"

Ada perbedaan mencolok dalam menerima asisten kepala pelayan dan CZ dari para pelayan biasa, tapi mau bagaimana lagi. Dia memang tidak disukai karena dia dengan lantang mengatakan bahwa dia ingin mengambil alih Nazarick, meskipun hanya seorang asisten kepala pelayan. Meskipun dia diciptakan seperti itu oleh Supreme Being, pengumuman yang sering dia utarakan atas kalimat liar itu membuat sulit berada di sekeliling orang lain.

CZ menatap tajam ke arah keributan di sekitarnya, seakan dia sedang mencari seseorang. Yang dia lakukan termasuk cara yang menggemaskan, seperti seorang anak kecil yang tidak tahu dimana harus duduk, membuat banyak hati para pelayan berdegup lebih kencang.

"Mengejutkan sekali, bahkan penguin itu terlihat lebih lucu ketika Shizu-chan memeluknya!"

"Aku ingin sebuah bantal pelukan Shizu-chan, Albedo-sama kelihatannya tahu cara membuatnya, Aku penasaran jika dia mau mengajariku?"

"Albedo-sama sangat baik, aku yakin dia akan setuju. Mengapa kamu tidak memintanya lain waktu?"

Suara buku yang ditutup dengan suara thud yang keras datang dari meja di seberang, dan ketika Sixth memutar kepalanya untuk melihat, matanya bertemu dengan Increment.

"Tempat ini menjadi semakin berisik, jadi aku akan kembali. Karena kamu akan melayani Ainz-sama hari ini, seharusnya kamu menyelesaikan sarapan cepat-cepat dan menuju kepadanya. Kesalahan apapun yang kamu buat akan tercermin pada kita semua."

Setelah mengatakan apa yang dia katakan, Increment berputar dan pergi tanpa menunggu balasan. Saat dia menatap rekan sesama pelayannya pergi, Sixth mengeluarkan jam sakunya. Untungnya, dia masih punya waktu sebentar lagi. Setelah menyegarkan diri, dia harusnya tepat waktu.

"Baiklah, aku akan pergi mengambil beberapa makanan lagi untuk dimakan ketika setiap orang terfokus kepada Shizu-chan!"

Foire dan Lumiere mengangguk kepada ide Sixth.

"Oh~ Itu ide yang bagus~"

Jawaban tiba-tiba dari samping membuat tiga pelayan itu terhentak.

"Lu-Lupusregina-san!"

Dengan tangan terlipat di dada, Sixth memalingkan wajahnya kepada sumber suara. Tadi disana tidak ada siapapun, tapi dalam sekejap ketika setiap orang teralihkan perhatiannya kepada CZ dan melihat kesana, Lupusregina muncul entah darimana. Dia duduk di sebuah kursi dengan kaki menyilang dan bahkan sudah mengambil makanan di meja.

"Aw, jangan menakuti kami seperti itu, ayolah~"

Foire masih terus memegang Lumiere dengan erat, alisnya tertekan membentuk / \.

"Jantungku hampir copot keluar dari mulut."

Lumiere bergumam seakan kaget dan tidak banyak memperhatikan Foire yang menempel kepadanya.

Lupusregina - battle maid paling ramah - adalah tidak bisa diprediksi. Tetap saja, karena dia menghabiskan waktunya bergerak diantara kelompok-kelompok pelayan yang berbeda, didekati olehnya adalah sebuah tanda keberuntungan, buktinya adalah muka iri dari beberapa pelayan lain, yang menyadari Sixth dan situasinya.

"Ah, maaf, kelihatannya percobaan di dalam desa memang efektif, kalian bertiga membuat reaksi yang sangat bagus~"

Cara Lupusregina menopang wajahnya dengan lengan di meja, sambil menyeringai jahat, membuat terlihat seperti seekor kucing kecil yang keluar dari buku-buku cerita. Meskipun senyumnya tidak jahat, ternyata herannya masih menarik. Senyum battle maid membuat kepala Sixth menjadi kosong sesaat. Dua orang lainnya kelihatannya merasakan hal yang sama, tapi yang pertama pulih adalah Fiore.

"Desa?"

Foire memiringkan kepalanya, membuat rambutnya yang pendek mengusap wajah Lumiere. Tak bisa menahan ingin bersin, Lumiere mendorong Foire lepas sebelum menghadap Lupusregina.

"Lupusregina-san, anda bekerja di luar, ya kan?"

"Yup, di desa manusia."

"Desa manusia, huh.. pasti sulit."

Lumiere melihat kearah Lupusregina dengan mata bersimpati.

"Nah, sama bukan seperti itu! Karena Ainz-sama memerintahkannya, maka itu layak dilakukan!... Meskipun, harus kukatakan, agak membosankan. Bagaimana aku harus menyebutnya... akan jauh lebih menyenangkan menggencet mereka di bawah kakiku."

Sixth tidak memiliki reaksi tertentu terhadap kalimat itu. Manusia dan desa-desa mereka dan lainnya tidak penting baginya. Apakah mereka makmur atau hancur, Satu-satunya hal yang penting adalah jika mereka bisa berguna untuk Nazarick.

"Bahkan jika Ainz-sama berkata desa itu memiliki nilai, aku masih belum bisa melihatnya~"

"Apakah Ainz-sama berkata demikian karena kebaikannya kepada orang-orang tidak berguna di desa itu?"

"Tidak, tidak, bukankah Ainz-sama seperti topan kematian? Aku yakin dia akan menggiling mereka menjadi debu ketika dia merasa ingin melakukannya."

"Apa yang kamu katakan? Apa kamu tidak tahu Ainz-sama adalah avatar hidup dari kebijaksanaan? Bahkan itu tidak cukup menjelaskannya. Semua ini pasti bagian dari rencananya."

"Ara, aku tidak bisa pura-pura tidak mendengar itu, memang benar kekuatan Ainz-sama adalah bagian yang terbaik darinya..."

Empat wanita cantik itu saling menatap satu sama lain....

"Ainz-sama itu orang yang indah dan penuh kasih."

"Ainz-sama adalah inkarnasi dari kematian."

"Ainz-sama adalah pahlawan yang luar biasa."

"Oh, kelihatannya setiap orang memiliki kesan yang berbeda terhadap Ainz-sama. Kalau begitu, mari kita berlomba titel siapa yang paling tepat untuk Ainz-sama."

Dalam sekejap, semua orang menjadi terdiam. Lupusregina tersenyum seperti biasa, tapi dia yakin tidak membiarkan pelayan lain mendahuluinya dalam hal mengapresiasi kualitas tuannya. Namun, Sixth dan dua orang temannya merasakan hal yang sama. Meskipun pelayan biasa adalah makhluk yang lemah, kecintaan dan semangat mereka untuk tuannya tidak kurang dari siapapun.

"Kalau begitu, kalian bertiga boleh mulai."

Yang pertama bicara adalah Lumiere.

"Kalau begitu, seperti yang kukatakan sebelumnya, aku ingin memuji keindahan Ainz-sama. Jadi bagaimana kalau 'Seorang figur Tuan yang pengampun, seperti porselen cantik, berkilau dan tanpa celah serta lembut."

Selanjutnya adalah Fiore.

"yah, kalau kita akan memuji Ainz-sama, maka kita harusnya memuji kekuatannya yang menakjubkan, ya kan? Apa yang lebih cocok daripada 'Memento Mori'!"

Yang ketiga adalah Sixth.

"Ainz-sama adalah satu-satunya yang mengkomandoi para Supreme Being, jadi skill management miliknya pasti luar biasa. Jadi dia adalah 'raja yang bijak'"

Meskipun nama setiap orang cocok sekali dengan tuan mereka, pada akhirnya mereka semua berpikir bahwa pilihan mereka adalah yang terbaik.

Lupusregina terbatuk lirih saat Sixth, Foire dan Lumiere melihat ke arahnya. Dengan wajah bangga, dia berkata,

"Pada akhirnya, dia adalah yang paling kuat dan paling-"

"...Ternyata kamu disini."

Sumber suara yang tenang itu adalah CZ. Asisten kepala pelayang yang sedang dia pegang di bawah lengannya telah hilang tidak diketahui.

"...Jangan menggunakan 'Invisibility'."

"Soz~ kebiasaan~"

"..Lalu. Kamu sudah sarapan."

Sebuah kemarahan yang membara terbakar dibalik wajah tanpa emosi dari CZ. Sixth merasa bahwa dia tidak seharusnya ada disini lagi.

"...Ah, aku-aku harus pergi kepada Ainz-sama!"

"Kalau begitu, aku juga akan pergi."

"Aku akan menemanimu~"

Sixth dan yang lainnya mengosongkan tempat duduk mereka tanpa suara, meskipun mereka memang merasakan sedikit tidak enak mengabaikan Lupusregina yang memohon kepada mereka. Mereka hanya berhasil pergi satu putaran lagi ke meja prasmanan. Perasaan menyesal yang muncul tiba-tiba menusuk jantung mereka saat mereka mencoba kabur, tapi sekarang adalah waktunya kerja. Sixth tidak perduli dengan tekanan yang terus memenuhi udara di belakang mereka. Malahan, dia dia menepuk pipinya dengan lirih untuk memfokuskan diri.

Wajahnya memiliki ekspresi berani dan bertekad kuat seperti seorang prajurit yang maju ke medan perang, tapi langkahnya ringan dan cepat.


-----

Waktu Nazarick 9:20

Lantai ke 6 Great Tomb of Nazarick

Undead yang berkeliaran di seluruh makam tidak terlihat sama sekali disini. Malahan, binatang buas milik Aura dan monster-monster lain yang tidak secara otomatis muncul kembali melindungi lantai tersebut. Lantai ini adalah yang paling luas di dalam Great Tomb of Nazarick dan kebanyakan dari lantai ini adalah hutan yang lebat. Itu adalah sebuah area yang cocok dengan kalimat 'lautan pepohonan'.

Namun, mantan anggota Ainz Ooal Gown tak pernah puas, dan tidak berhenti setelah hanya menutupi lantai itu dengan warna hijau.

Sebuah colosseum, pohon raksasa, reruntuhan yang tertutup oleh tanaman lain, sebuah danau, lubang beracun, pohon-pohon yang bengkok, hutan mangrove, rawa-rawa tanpa dasar, dan berbagai macam tipe tanah berhutan ditambahkan kedalam lantai tersebut - meskipun masih tetap lebih kecil daripada danau bawah tanah di lantai 4 - dan dikelilingi oleh dataran daripada hutan. Dibandingkan dengan seluruh lantai 6, dataran itu sekecil alis kucing, namun bagi mereka, itu cukup luas.

Yang pertama dalam kelompok itu adalah guardian floor lantai tersebut, Aura. Cara dia mengendarai di atas serigala hitam legam bulunya sangat gagah dan bisa dijelaskan tidak kurang dari sangat lihai.

Itu memang bisa diduga. Untuk berpatroli pada lantai seluas ini - meskipun dia memiliki kemampuan fisik yang luar biasa dan hanya berlari mengelilingi seluruh lantai memang mungkin bisa dilakukan - dia lebih memilih mengendarai punggung dari binatang buas yang sudah dia jinakkan.

Ada dua lagi yang lainnya bersama Aura.

Salah satunya adalah pengawas guardian, Albedo. Dia tidak memakai pakaian putihnya yang cantik seperti biasa, namun malahan berpakaian full plate armor hitamnya yang biasanya dia gunakan untuk bertarung. Namun, dia tidak membawa senjata atau perisai apapun.

Yang lainnya adalah Shalltear. Tidak ada yang berbeda dengannya dari pakaiannya yang biasa. Ada sedikit kilauan di matanya seakan dia sedang sedang menikmati situasi tersebut.

"Kalau begitu, aku akan mulai. Kemarilah, tungganganku."

Skill yang diaktifkan oleh Albedo adalah 'Summon Mount' (Memanggil Tunggangan).

Seekor monster dengan jubah berwarna seperti armor perak muncul entah darimana.

Dengan rambut dan ekor perak, itu adalah binatang buas magis yang mirip dengan seekor kuda. Makhluk itu memakai satu set armor untuk kuda (barding), begitu juga dengan sebuah sadel dan tali kekang. Binatang itu lebih kecil daripada kuda kebanyakan, tapi memiliki aura enerjik di sekitarnya. Perbedaan terakhir adalah kepalanya, dimana ada dua tanduk yang muncul, terarahkan ke depan.

Orang pertama yang bereaksi adalah orang yang paling tahu dengan binatang buas magis: Aura.

"Oh~ binatang itu berbeda dari bicorn biasa! Tanduknya menakjubkan dan tubuhnya ramping dan berotot!"

Albedo tersenyum puas.

"Tentu saja. Yang satu ini dijahit dengan spesial untuk menyamakan dengan kemampuanku. Itu adalah sesuatu yang layak menyandangkan nama 'War-Bicorn Lord'... Tapi sebenarnya hanya Bicorn level 100."

"Apakah dia bisa terbang?"

"Tidak, itu terlalu banyak. Status dasarnya tidak berbeda dari bicorn biasa. Tidak memiliki kemampuan spesial, hanya meningkatkan HP, strength dan agility."

"Ah, aku rasa kamu tidak memiliki skill kelas 'Rider', sulit sekali mengembangkan tunggangan. Jika dia bertarung dengan kita di dalam pertempuran diantara level seratus, bisa menjadi halangan karena kurangnya kemampuan spesial."

"Yea, tapi aku bisa melindungi anak ini dengan skill ku, jadi dia bisa bertarung bersamaku untuk waktu yang cukup lama."

"Tapi apakah kamu kira bukan hal yang sia-sia mengalihkan sumber daya milikmu seperti itu? Kamu akan memiliki banyak celah di dalam sebuah pertempuran seperti itu. Bagaimana kalau memperkuatnya dengan merubah perlengkapannya? Aku dengar jika monster-monster kelas tunggangan bisa dilengkapi dengan armor dan sepatu kuda."

"Benar sekali. Kamu bisa merubah perlengkapannya meskipun tunggangan itu disummon dengan sebuah skill. Entah kenapa ada hubungannya dengan pertanyaan Aura sebelumnya. Seperti misalnya, jika kamu melengkapinya dengan sepatu kuda yang diberi kekuatan terbang, dia akan bisa pergi terbang berkeliling, tapi karena aku sudah melengkapinya dengan perlengkapan untuk meningkatkan kecepatan.. Itu mungkin akan sulit."

Albedo menepuk dengan ringan tunggangannya yang sedang berdiri di sampingnya. Tapi bicorn itu sedikit terguncang saat Albedo memberikan sedikit kekuatan dalam tepukannya. Tidak mungkin tunggangan yang dia summon tidak mampu menahan tepukan seringan itu. Ketika Albedo mulai mengerutkan dahi, penasaran apakah binatang buas itu memberontak, Aura bertanya pertanyaan lain.

"Hehe~ Jadi siapa namanya?"

"Bicorn, seperti yang kamu katakan tadi."

"Tidak, bukan itu. Maksudku bukan nama spesiesnya, tapi namanya."

"Tidak perlu?"

Vampir tersebut mengangkat bahu terhadap Albedo, yang kelihatannya ingin pendapat kedua.

"Mungkin saja? Lagipula Itu adalah binatang peliharaanmu."

"Ini bukan binatang peliharaan yang sesungguhnya.. Apakah yang sama keluar setiap kali aku summon?"

Saat mendengar pertanyaan Albedo, Shalltear mengangkat suaranya setelah mendapatkan ide bagus.

"Bagaimana kalau Kyouhukou? Dia sangat ahli dalam summoning selain spesiesnya, jadi dia akan sangat mengetahui subyek tersebut."

"...Aku menolak, aku merasa tidak enak karena sebagai rekan di Nazarick, tidak seharusnya aku tidak menyukainya, tapi aku tidak bisa menahannya..."

"Ah... mau bagaimana lagi. Aku yakin dia bermaksud baik, tapi suatu ketika dia mencoba untuk merangkap naik ke atas bajumu. Meskipun kelihatannya bagi yang lain seperti Entoma sering mengunjunginya."

"Jangan membicarakan sesuatu yang sangat tidak mengenakkan. Itu membuat tubuhku gatal hanya memikirkannya.. Itu benar-benar ruangan teror. Itu adalah sebuah lantai di bawah kendali yang ini, tapi aku tidak ingin sekalipun pergi kesana."

"..Shalltear, apakah kamu tidak tahu? Entoma menyebut ruangan itu sebagai 'ruangan makanan ringan'."

"Eeeeeeeh? Benarkah? benarkah?! uwaaaah~ Aku tidak ingin pergi dekat-dekat Entoma lagi."

Albedo setuju. Dia tidak ingin mendekati siapapun yang akan kemana-mana memanggil makhluk itu sebagai makanan ringan. Di tengah-tengah suasana yang tidak menyenangkan, Aura berbicara dengan suara keras untuk mengubah subyek pembicaraan.

"Kembali ke topik semula, apakah kamu akan menamainya?"

"Yah, jika aku harus melakukannya, aku harus memanggilnya apa?"

Albedo bergumam sambil tenggelam dalam pemikiran yang dalam. Karena dia yang akan mengendarainya, dia tidak ingin menamainya dengan nama yang memalukan. Diantara semua kata-kata dan karakter-karakter, sebuah ide berbunyi seperti sebuah nyanyian di kepalanya.

"Apa yang mungkin sedang kamu gumamkan?"

"Ah, maaf."

Albedo menjawab seakan dia baru saja terbangun dari mimpi.

"Jika Ainz-sama mengizinkanku, aku akan memberinya nama yang membawa seluruh perasaanku: 'Top of the World' (Teratas di dunia)."

"Hmm. Itu adalah nama yang bagus, apakah itu maksudnya kepada orang yang berdiri di puncak dunia, Ainz-sama?"

Albedo hanya tersenyum tapi tidak menjawab.

Alis Shalltear terangkat menjadi sudut yang berbahaya.

Aura menyela suasana yang semakin tegang yang akan segera meledak setiap saat diantara dua orang itu.

"Yah, bagaimana! Karena kamu memanggil bicorn, mari kita menuju percobaan selanjutnya!"

"Baiklah."
Ketika Shalltear menganggap remeh Albedo, Albedo berbalik, menginjak pijakan kaki dan menunggangi binatang buas dengan gerakan ringan untuk seseorang yang memakai armor lengkap. Saat dia duduk di pelana, dia bisa merasakan tubuh bicorn yang gemetara ketika mereka melakukan kontak.

"Ada apa?!"

Albedo mengeluarkan seruan keras karena terkejut. Bicorn miliknya, yang level 100, seharusnya tidak semudah itu gemetar. Lalu dia teringat ketika dia menepuknya. Mungkin masalahnya muncul saat itu, tapi apa penyebabnya?

"Aura! Shalltear! Bicorn milikku bertingkat aneh. Bisakah kamu memeriksanya?"

Dua orang itu emnyadari bahwa bicorn itu sudah gemetar dan hampir tak bisa berdiri.

"Eeeh, turunlah dahulu Albedo."

"Ba-Baiklah."

Albedo akhirnya memikirkannya ketika dia mendengar Aura.

Bicorn itu gemetar lalu akhirnya roboh. Nafasnya terengah-engah dan kulitnya penuh keringat.

"...Mungkin berat badanmu sedikit naik, Albedo?"

Itu tidak dimaksudkan untuk memulai pertarungan. Bagi orang yang lewat, kelihatannya itulah yang menjadi alasan.

"Itu tidak sopan! Mempertimbangkan seluruh ototnya, aku berada dalam jangkauan berat yang ideal!"

"Mungkin saja ototnya mengalami atrophia karena kamu lama tidak mengendarainya?"

"Apa? Bagaimana bisa begitu... Karena itu adalah tunggangan yang bisa di summon, bukankah seharusnya sama dengan monster-monster yang disummon? Tidak mungkin itu terjadi."

"Bagaimana kalau aku yang mencoba menungganginya?"

"Sayangnya tidak. Ini adalah tungganganku. Orang lain tak bisa menungganginya. Jika kamu mencoba melakukannya dengan paksa. Dia akan menghilang."

"Bagaimana kalau tanya pada bicornnya langsung? Eh, bicorn, ada apa?"

Aura bertanya. Itu bukan karena Aura bisa berkomunikasi dengan kuda, tapi karena bicorn cukup memiliki kecerdasan untuk dia coba. Namun, bicorn tidak bisa bicara dan membuat suara yang hanya mirip kuda.

"Jika biara terlalu berlebihan.. Tidak bisakah menuliskannya?"

Bicorn itu meringkih seperti setuju.

Tiga orang itu saling melihat satu sama lain.

"Aura, tidak bisa kamu melakukan seusatu yang menakjubkan dengan kekuatanmu?"

"Apa maksudmu dengan 'sesuatu yang menakjubkan'? Kita suda saling bicara satu sama lain dahulu kala untuk bisa tahu betul jangkauan yang paling jauh dari kemampuan kita. Apakah sang pengawas lupa itu juga?"
"Ara... Kalau begitu bagaimana kamu biasanya berkomunikasi dengan Fenrir?"
"Biasanya, aku hanya bilang padanya untuk melakukan ini dan itu."

"Tapi apakah kamu tidak bicara dengannya? Jika kamu berusaha cukup keras, tidak bisakah kamu melakukan hal yang sama dengan anak ini?"
"Hanya karena aku bisa berkomunikasi dengan yang aku jinakkan, jangan berasumsi aku bisa melakukan hal yang sama dengan semuanya. Ditambah lagi aku sudah mencobanya. Kamu tahu Rororo, hydra yang dibesarkan oleh lizardmen? Kelihatannya aku tidak bisa tersambung dengannya."

Tiga orang itu saling melihat satu sama lain.

"...Ketika dalam masalah, apakah Demiurge bukan solusinya?"

"Sayangnya, Demiurge sedang berada di luar Nazarick karena perintah Ainz-sama. Dia jarang ada di dalam Nazarick hari-hari ini. Aku masih bisa menghubunginya, tapi aku lebih memilih untuk tidak melakukannya selain untuk urusan resmi."

Ada sedikit petunjuk iri di dalam mata Shalltear dan Aura. Demiurge, yang sedang sibuk membantu tuannya, adalah target dari kecemburuan dan iri diantara para guardian.

"Ah~ aku iri sekali. Aku tahu melindungi Nazarick adalah perang yang penting pula. tapi jika kita tidak mendapatkan penyusup satupun, kita tidak bisa mendapatkan hasil pula. Bagaimana kita bisa tahu jika kita berguna atau tidak? Aku ingin bekerja keras untuk Ainz-sama di luar pula."

"Aku hanya membuat satu kesalahan sejauh ini..."

"Tidak apa Shalltear. Segera, kamu mungkin akan bisa melakukannya - tidak, kamu pasti akan bisa melakukan pekerjaan yang akan membantu Ainz-sama. Tapi mungkin akan sedikit sulit hingga kamu bisa lebih cerdas..."

"Aura, bukankah perkataanmu sedikit... kasar?"

"Wah, wah memang benar kamu hanya melakukan kesalahan sejauh ini. Cobalah untuk mendapatkan hasil yang cocok dengan titel seorang guardian."

Shalltear menggeretakkan gigi-giginya dengan kalimat Albedo, tapi segera membuat ekspresi cerah seperti lampu yang dinyalakan.

"Hohoho, kamu kira kenapa aku mengangkat topik ini yang tidak menguntungkan bagiku? Bagimu, siapa yang tidak tahu apapun jika Demiurge tidak disini, aku akan mengulurkan tangan untuk membantumu. Aku akan menemukannya untukmu!"

Shalltear mengeluarkan sebuah buku. Buku itu sangat berat dan kelihatannya lebih dari seribu halaman. Bagi Shalltear, yang kelihatannya seperti seorang gadis rapuh di luar, tapi benar-benar berbeda di dalam, berat itu bukan apa-apa.

"Huuuuh? Itu.... apakah itu...?"
"Kuuuuh, itu adalah hadiah yang kamu dapatkan dari Ainz-sama!"

Aura dan Albedo mau tidak mau menatap iri kepadanya.

"Benar sekali. Ini adalah ensiklopedia yang ditulis oleh Peroroncino-sama! Sebuah hadiah karena sudah menjalankan perintah Ainz-sama!"

Itu lebih seperti hadiah partisipasi daripada hadiah yang sebenarnya, tapi Shalltear masih tersenyum karena itu adalah salah satu hadiah terbesar yang bisa dia terima. Atau lebih tepatnya, itu adalah bagaimana seharusnya. Sebuah item yang ditinggalkan oleh salah satu pencipta yang lebih penting dari hadiah apapun.

Kamus itu bernama "Ensiklopedia" diberikan kepada setiap pemain di awal game. Itu adalah item unik yang tidak mungkin diambil paksa kecuali pemiliknya memberikan secara sukarela.

YGGDRASIL adalah sebuah game yang menekankan kegembiraan dalam mempelajari hal yang tidak diketahui. Ini adalah sebuah item yang mencerminkan niat developer untuk merubah misteri-misteri ke dalam eksplorasi.

Ketika seorang pemain bertemu dengan monster baru, Ensiklopedia akan secara otomatis merekan data dasarnya. Namun, detil stat tidak terekam, hanya nama, penampilan, dan jika itu adalah monster mitologi, mitos dibaliknya. Jika seseorang ingin memanfaatkan sepenuhnya potensi dari item ini, mereka harus menyelidiki kelemahan monster-monster tersebut atau kemampuan spesialnya dan memasukkan secara manual ke dalam buku itu.

Ensiklopedia yang dipegang oleh Shalltear adalah sebuah item yang dulu dimiliki oleh Peroroncino dan yang sering dia tulisi. Ainz memberikannya kepada Shalltear setelah teringat bahwa Peroroncino meninggalkan buku itu di dalam ruang harta sebelum dia keluar.

Tapi sebuah jumlah besar catatan telah dihapus dari buku itu. Seakan Peroroncino takut seseorang membaca sesuatu yang tertulis disana.

Item itu tidak banyak berguna, tapi Shalltear tidak perduli itu. Baginya, lebih penting memiliki sebuah item yang penciptanya dulu pernah gunakan.

"B...bi.bico..."

Shalltear terus membalik halaman sambil bergumam.

Albedo dan Aura mencoba mengintip dari samping, tapi Shalltear mundur dengan buku itu dan menatap mereka dengan tajam.

"Hmph. Yah, tidak masalah. Lagipula aku mendapatkan gelang dari Ainz-sama."

Aura dengan lembut memegang pita perak di pergelangan tangannya dan Albedo juga melakukan hal yang sama dengan jari kelingking kirinya. Tapi ada orang lain yang telah menerima cincin yang sama selain dirinya.

Aku ingin menerima sesuatu yang spesial hanya untukku. Sebuah item spesial dari Ainz-sama....

Saat Albedo dengan lembut menggosok perut bawahnya, Shalltear bersuara. Kelihatannya dia telah menemukan halaman yang sedang dia cari.

"Bicorn! Ketemu, sekarang..."

Shalltear tiba-tiba berhenti bergerak dan melihat ke ara Albedo dengan ekspresi terkejut. Lalu dia melihat ke buku lagi.

"Apa? Apa yang dikatakan?"

Albedo bertanya penasaran.

"..Seekor sub-spesies dari Unicorn. Tidak seperti unicorn yang melambangkan kesucian, bicorn melambangkan ketidaksucian. Unicorn hanya memperbolehkan perawan untuk menungangginya, tapi bicorn sebaliknya dan perawan tidak bisa menungganginya.. Haaa?!"

Shalltear dan Aura membuka matanya lebar-lebar, kelihatannya mereka hampir terjatuh dari lubang matanya.

"Itu tidak mungkin... Albedo itu?"
"Apa maksudmu dengan tidak mungkin? Kamu pikir aku siapa?"

"Huh?Uh, tapi, bagaimana aku harus mengatakan ini, Albedo, bukankah kamu succubus?!"

"S..Su....Succubus...succubus."

Merasa bingung, Shalltear mulai mencari halaman succubi.

"Yah, aku memang succubus! Maafkan aku karena tidak memiliki pengalaman meskipun aku seorang succubus! Mau bagaimana lagi! Aku tetap di ruang takhta sebagai pengawas dari para guardian! Dan Ainz-sama tak pernah memanggilku ke tempat tidurnya... aku tidak ingin melakukannya dengan pria manapun selain Ainz-sama..."

Albedo tiba-tiba mengangkat kepalanya setelah dia bergumam sambil menatap lantai.

"Jika kita mempertimbangkan itu..."

Albedo menatap Aura sebelum menggoyangkan kepalanya. Jika Aura berpengalaman, itu akan menjadi masalah.

"Shalltear, bagaimana denganmu?"
"...Aku tidak memiliki pengalaman dengan lawan jenis. Tapi jika kamu membicarakan pengalaman dengan sesama jenis..."

Aura memiringkan kepalanya seakan dia tidak mengerti sesuatu sebelum menyadari apa artinya dan membuat suara 'Uwaaaah' sambil mengerutkan dahi.

"Tapi! Tidak ada pria yang cocok. Aku lebih memilih yang sudah mati, tapi yang sudah busuk agak keterlaluan.. ya kan?! Ya kan?!"

"Meskipun kamu ingin persetujuan kami, itu terlalu berlebihan bagi kami menerima fetish anehmu, Shalltear."

Semua tiga orang itu menundukkan tatapan mereka ke tanah bersama dengan persetujuan diam-diam untuk tidak membiarakan subyek ini lebih jauh.

"Yah... aku mengerti mengapa aku tidak bisa menunggangi bicorn... tapi ini adalah omong kosong. Apa yang harus kulakukan..."

Albedo mengerutkan dahi tidak senang. Bicorn itu gemetar seakan baru saja diomeli pula.

"Mmm... kelihatannya seperti sebagian dari kemampuan Albedo tersegel sekarang."

"Tapi lagipul memang pertarungan sambil menunggangi adalah spesialisasimu, dan itu hanyalah salah satu dari kemampuanmu yang tidak bisa digunakan. Jika kamu tidak bisa menunggangi bicorn, mengapa tidak meminjam binatang buas lain dari Aura? Apakah unicorn juga tidak baik?"

"Muu... aku tidak memiliki unicorn. Meskipun aku ingin mendapatkannya."

"Ada cara yang lebih baik. AKu hanya perlu mendapatkan bantuan dari Ainz-sama untuk menunggangi bicorn!"

Albedo tersenyum sambil berseru keras seakan tidak ada alternatif yang lebih baik lagi.

"Itu curang!"

"Hmph!"

Albedo mendengus kepada Shalltear.

"Bisakah kamu berhati-hati dengan mulutmu, Shalltear? Ini adalah masalah yang perlu agar aku bisa sepenuhnya memanfaatkan kekuatanku sebagai pengawas dari para guardian."

"Kuu! Hmph! Jika kamu tidak bisa menidurinya jika bukan karena tugas.. kamu gagal sebagai seorang wanita. Kelihatannya kamu tidak bisa menggodanya dengan hanya daya tarikmu saja."

"Aahh?"

Aura menyela dua orang yang saling menatap itu seakan sudah kehilangan kata-kata.

"Hey, aku mulai penasaran apa yang kalian sedang bicarakan, jadi bisakah kalian hentikan? Mari hentikan pembicaraan yang tidak ada hubungannya dan fokus dengan masalah saat ini. Karena kalian tidak segera membutuhkannya, itu bukan masalah besar, ya kan? Tidak bisakah kamu mensummon yang lainnya?"

"Yah, aku punya sebuah item magic, jadi mensummon tunggangan bukanlah masalah besar untukku."

"Kalau begitu, gunakan itu. Masalah selesai."

"Jika aku mensummon dengan menggunakan sebuah item magic, maka aku harus menukar equipment milikku atau mengeluarkan itemnya, jadi ada langkah tambahan dibandingkan dengan hanya melakukan summon dengan menggunakan skill. Ditambah lagi, seekor bicorn memiliki kemampuan tempur yang lebih baik..."

"Kalau begitu kamu bisa membiarkan bicorn menangkis musuh sementara kamu gunakan item magic untuk mensummon tunggangan. Itu adalah taktik yang paling umum dari seorang Beast Tamer yang baru saja mulai."

"Kurasa hanya itu satu-satunya cara."

"kalau begitu kurasa kita bisa bilang Albedo menjadi lebih lemah."

"Tidak bisakah kamu tertawa tidak sekejam itu terhadap ketidakberuntungan orang lain?"

"Kamu kelihatannya sangat gembira sekali ketika aku mengalami kesialan, Albedo."

Jika dia menyangkalnya, maka Shalltear akan menekannya dengan mengatakan dia memang begitu.

"Afu, yang benar saja... mari kita berhenti saling menatap satu sama lain disini dan pergi ke tempat lain. Ini adalah liburan yang langka yang bisa kita dapatkan dari Ainz-sama."

Albedo menyerah begitu juga dengan Shalltear, yang berhenti berdebat lalu mengangguk. Tapi-

"...Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan jika kita mendapatkan liburan. kita diciptakan untuk menjaga Great Tomb dan melayani Supreme Being. Untuk bekerja itu adalah arti dari keberadaan kita.."

"Namun, karena Ainz-sama bilang kepada kita untuk beristirahat. Kita harus istirahat."

Alasan mengapa tiga orang itu berkumpul adalah karena tuan mereka bilang:

"Kalian semua telah bekerja sangat keras setiap harinya. Mengapa semua guardian wanita tidak mengambil libur dan menghabiskan waktu bersama-sama sekali-sekali?"

Karena hal itu.

"Yah, karena kita sudah pergi bersama dan menghabiskan waktu besama, bukan seharusnya kita bubar? Tapi apakah ini terhitung menghabiskan waktu bersama-sama?"

"Pertanyaan yang bagus. Jika dia meminta kita untuk menghabiskan waktu bersama, berapa banyak waktu yang harus dihabiskan yang terbaik? Ngomong-ngomong, apa yang kalian biasanya lakukan dengan waktu kalian?"

"Aku berpatroli diantara lantai 1 dan lantai 3. Aku juga mengumpulkan pendapat dari guardian area, memeriksa keamanan dan status dari tiap lantai dan ketika aku memiliki waktu senggang, aku mandi dan memperbaiki make up milikku..."

"kamu bekerja lebih keras dari yang kuduga."

"Apa maksudmu dengan 'yang kuduga'?"

"Mandi... bagaimana denganmu, Aura?"
"Mmm... Ketika Mare ada di Colosseum, aku berpatroli di hutan. Ada beberapa pendatang baru pula. Lalu ketika aku kembali, aku tidur.. begitu saja."
"Hanya begitu!"

Aura dan Shalltear melihat ke arah Albedo terkejut.

"Begitu saja. Pendatang baru yang kamu maksud adalah penduduk dari desa baru di lantai ini, ya kan? Aku tak pernah kesana sebelumnya. Mari kita pergi sama-sama."

"Ara, kamu tak pernah kesana? Shalltear, bagaimana denganmu?"

"Aku pernah kesana."

Aura menjelaskan kepada Albedo yang sedang membuat ekspresi penasaran.

"Semua guardian lain sama. Cocytus melihatnya ketika dia datang untuk para lizardmen, Demiurge senang mampir dan memeriksa sesuatu, dan yang lainnya datang untuk berkunjung kadang-kadang. Mmm... ayo kita pergi sekarang. Sangat dekat kok."

----

Waktu Nazarick 9:38

Desa yang baru didirikan di lantai 6 terdiri dari sekitar sepuluh rumah kayu. Akan lebih akurat disebut sebagai 'dukuh'. Di sebelah kanan desa ada ladang untuk pertanian dan di kiri ada kebun buah-buahan yang beberapa kali lebih besar dari ladangnya.

Sekelilingnya tentu saja adalah hutan dan dari langit, akan terlihat seperti lubang raksasa, oleh karena itu dinamakan 'The Green Hole' (Lubang Hijau). Ketika menebabng pepohonan dan menggali akar mereka, tanah menjadi tidak rata adalah hal yang tak bisa terelakkan. Namun, desa itu anehnya sempurna, teratur dan bersih. Ini adalah berkat magic dari Mare.

Di dalam kebun buah-buahan ada berbagai figur yang sedang bekerja keras. Dalam sekali tatap, mereka kelihatannya seperti manusia wanita, tapi mereka memiliki kulit yang berwarna seperti kulit pohon. Di samping mereka ada makhluk-makhluk yang bisa disebut sepergi pohon bergerak.

Yang pertama adalah dryad (peri pohon dalam mitologi Yunani) dan yang kedua adalah treant (peri pohon dalam game dungeon and dragon).

Treant membawa dryad di lengan mereka dan mengangkat mereka keatas pohon buah agar dryad tersebut bisa merawat kebun buah.

"Selain dari mereka, sepuluh lizardmen tinggal disini. Mereka sering pergi ke danau di utara, tempat yang baru saja kita datangi, dan bermain air. Bukannya mereka hidup di dalam air pula, tidakkah itu aneh?"

"Ini lebih besar dari terakhir kalinya aku kemari. Lebih banyak penghuninya pula."

"Benar sekali. Ketika kita menaklukkan Great Forest of Tob, kami menemukan beberapa spesies yang cocok untuk tinggal di dalam Nazarick pula."

"Spesies yang diterima di Nazarick.. haruslah bukan manusia, tidak membutuhkan makanan dan bertemperamen lembut, itu adalah syaratnya, ya kan?"

"Yea, Ainz-sama berkata begitu. Lebih spesifiknya bukan 'tidak membutuhkan makanan' tapi 'bisa menopang hidupnya sendiri'... karena dryad dan treant bisa mengumpulkan nutrisi dari tanah, mereka tidak benar-benar membutuhkan makan. Meskipun jika nutrisi di tanah berkurang atau tidak hujan, mungkin akan sedikit berbahaya."

"Hmm, apakah Mare membuatnya hujan sekali setiap waktu? Atau apakah kamu menggunakan item magic?"

"Itu biasanya adalah pekerjaan Mare. Sama halnya dengan memulehkan kembali nutrisi di tanah. Kelihatannya ada magic yang membuat tanah lebih subur dan itu memulihkan tanah dengan sempurna. Menurut para dryad dan treant itu sangat lezat sehingga mereka bisa menjadi gemuk.... tapi aku benar-benar tidak tahu tentang rasanya."

Albedo, yang dengan dinginnya melihat sekeliling desa seperti sedang memeriksa alat-alat untuk sebuah percobaan sementara Shalltear dan Aura yang saling berbicara satu sama lain, menunjukkan sekilas emosi di matanya.

"Oh? Bukankah itu adalah koki saus yang ada di ladang sebelah sana? Apa yang sedang dia kerjakan?"

Mengikuti garis penglihatannya, mereka melihat seorang monster yang mirip dengan jamur sedang menggeliat di sudut ladang kecil, dikelilingi oleh sebuah pagar yang ditutupi oleh akar-akar yang mengeluarkan buah merah. Dilihat lebih dekat, kelihatannya dia sedang memetik buat merah itu sambil memakai pakaian yang bisa dibiarkan kotor.

"Memang seperti yang terlihat. Dia datang kemari setiap saat untuk mengambil bahan makanan. Dia juga mengembangbiakkan ini dan itu sebagai sampingan. Ingin melihatnya?"

Albedo dan Shalltear saling melihat satu sama lain, mereka melihat bahwa tak ada yang menolak ide tersebut dan merasa selama mereka tidak mengganggu tugas mereka, kelihatannya tidak apa melihat apa yang sedang dilakukan oleh rekan-rekan mereka.

"Yaho~. Bekerja dan berkeringat sekeras biasanya!"

Koki saus mengangkat kepalanya ke arah suara enerjik dari Aura dan melihat mereka bertiga.

"Tubuh ini tidak terlihat seperti berkeringat kok."

Dia berdiri dan meluruskan pinggangnya dengan sebuah erangan. Itu adalah isyarat tubuh yang tepat bagi seseorang yang sedang bekerja sambil berjongkok, tapi dia tidak benar-benar memiliki bagian tubuh yang bisa disebut pinggang. Karena tubuhnya benar-benar lurus dan tidak ada kontur atau titik yang menyempit dimanapun, sulit mengatakan apakah dia benar-benar sedang meregangkan pinggangnya atau hanya karena ingin melakukannya saja.

Selanjutnya, koki saus itu meregangkan lehernya seakan itu baru saja tegang. Kepalanya adalah sebuah jamur dan terlihat seperti ada cairan ungu yang mengalir keluar darinya, tapi karena kental dan lengket cairan itu tidak memercik kemana-mana.

"Apakah itu adalah tomat?"
Albedo tertarik dengan buat merah di tangan koki saus. Dia mengangkatnya hingga ke depan wajah dan memiringkan kepalanya seakan itu adalah hal yang aneh.

"Memang terlihat seperti tomat. Ini adalah tomat yang kalian semua tahu dengan benar. Bukan tipe yang mengumpulkan sinar matahari agar bisa meledak, bukan tipe yang menyerangmu dengan tiba-tiba, bukan tipe yang akan berkilauan seperti emas ketika kamu memotongnya, tapi tomat biasa."

"Jadi kalau tidak salah adalah hal yang wajar menggunakan tomat setiap hari sebagai bahan masakan, ya kan?"

"Ya, karena aku tidak memiliki skill untuk itu, aku tidak bisa mengolah sayuran apapun yang memberikan efek spesial. Apakah kamu tertarik dengannya karena kamu ingin sebuah hidangan yang terbuat dari tomat? Sayangnya, aku hanya bisa membuat minuman."

"Tidak, aku hanya bertanya karena penasaran. Bukankah Shalltear yang menginginkan sebuah hidangan yang terbuat dari tomat?"

"...Mengapa kamu berpikir vampir akan meminum jus tomat? Undead tidak bisa menerima buffs (peningkatan) dari makanan sama sekali."

"Ngomong-ngomong, tidak banyak orang di Nazarick yang butuh makan."

Seperti yang Aura bilang, kebanyakan NPC menggunakan item, jadi mereka tidak lagi butuh mengkonsumsi makanan.

"Mau bagaimana lagi. Jika mereka mulai makan, biaya perawatan Nazarick akan meroket tajam. Terutama pemakan besar seperti binatang buasmu akan mengalami masalah."

"Yang benar? Kalau begitu aku akan biarkan mereka pergi keluar dan mencari makan disana?"

"Tidak perlu. Ainz-sama, beserta Supreme Being lain, sudah menghitung pendapatan dan pengeluaran kita dengan cara tertentu sehingga mereka bisa menyeimbangkan ketika mereka menciptakan makam ini."

"Ahhh, apakah itu alasannya mengapa Ainz-sama memerintahkan agar hanya orang-orang yang bisa menopang kebutuhannya sendiri yang diperbolehkan masuk? Jadi agar tidak menganggu keseimbangan dari populasinya?"

"Yea... Apakah kamu tidak tahu tentang itu?"

Albedo melihat kepada wajah mereka bertiga, satu persatu.

"Ini benar-benar menyusahkan. Tidak tahu apapun tentang tempat yang kamu lindungi itu tidak baik. Luangkan waktu di jadwal kalian. Aku akan jelaskan semuanya nanti."

Albedo menghela nafas dan melihat ke arah ladang tanpa berpikir banyak. Lalu dia menyadari daun tanaman yang tersebar di depannya.

"Apakah itu adalah wortel.. tidak, wortel magic?"

"Tidak, bukan itu. Apakah pengawas tidak menerima laporan tentang ini?"
"Apa maksudmu?"

Tatapan koki saus menuju ke arah Aura.

"Mm, bukan apa-apa... ternyata begitu. Kamu tidak diberitahu. Kalau begitu Aura-sama, apa yang harus kulakukan? Apakah Aura-sama akan mendemonstrasikannya? Aku yakin aku sudah mengajarimu pula?"

"Aku yakin sudah meletakkannya dalam laporan..."

Aura tersenyum sebelum menghirup nafas dalam-dalam lalu berteriak dengan suara kencang.

"-Panjang Umur Ainz Ooal Gown!"

Barisan daun itu mulai bergerak meresponnya. Akar utama, yang ditutupi oleh tanah seperti wortel biasa, menggali tanah lalu keluar sendiri dengan bergoyang penuh semangat ke kiri dan ke kanan.

Mereka berbentuk seperti gingseng, tapi ada perbedaan jelas diantara mereka dengan gingseng. Mereka memiliki lengan dan kaki yang berbeda, dan bergerak dengan kesadaran diri yang jelas. Di sekitar batang ada lubang-lubang yang mirip dengan mata dan mulut.

Shalltear membuka matanya lebar-lebar dan menyebutkan nama mereka.

"Apakah ini adalah mandrake? Aku kira mereka tidak ada di dalam Nazarick..."

"Ah! Jadi itu rupanya! Aku tahu itu ada di laporan, tapi ini adalah pertama kalinya aku melihatnya dari dekat."

Mandrake membariskan diri mereka sendiri ke dalam formasi sambil berteriak 'Panjang Umur Ainz Ooal Gown! Panjang Umur Ainz Ooal Gown!' berbarengan.

"Mereka tidak terlalu cerdas. Sayang sekali, jika melihat sepupu mereka Galgenmaennlein, Alruna dan Alraune yang sangat cerdas.. kita tidak melihat satupun dari mereka di hutan itu. Mungkin hutan itu hanya terlalu besar dan itulah kenapa kita belum bertemu satupun. Ada gua bawah tanah yang ukurannya sangat besar di dalam pegunungan. Kelihatannya ada suku myconid disana. Kita belum menyentuh mereka."

"Tapi aku benar-benar tergerak kamu mengajari mereka bisa berbicara sebanyak ini."

Koki saus mengambil salah satu mandrake yang berbaris dalam formasi dan menatapnya. Mandrake tersebut menggeliat, seakan digenggam pada batang yang ada di atas kepalanya sakit.

"Panjang Umur Ainz Ooal Gown! Panjang Umur Ainz Ooal Gown!"

Mandrake itu buyar dari formasi mereka dan mengelilingi koki saus seakan mereka protes terhadap kekerasan yang dilakukan terhadap rekan mereka. Namun, mereka hanya mengulangi frase yang sama.

"Maafkan saya, Aura-sama. Bisakah anda membuat mereka kembali?"

"Okay! Bagus! Kembalilah!"

Bersama dengan mandrake yang dengan lembut diturunkan ke tanah oleh koki saus, seluruh mandrake kembali masuk ke dalam lubang mereka. Cara mereka mengubur diri ke dalam tanah lagi mengingatkan setiap orang kepada binatang yang siap untuk hibernasi.

"Ternyata begitu. Jadi pada dasarnya seperti teriakan binatang."

"Benar sekali. Mereka hanya bisa membunyikan kalimat tertentu dan tidak bisa berbicara dalam cara yang mempunyai arti bagaimanapun. Mereka juga memiliki batas kecerdasan minimum dan tidak bisa bicara jika mereka tidak melewati batas itu. Detilnya masih dalam penelitian sekarang ini."

Koki saus itu jugam menambahkan - "Saya hanya mengulangi apa yang dikatakan oleh Demiurge-sama."

"Hmm, Albedo, tidak apakah jika aku menanyakan sesuatu kepadamu? Apakah bermasalah jika kamu sebagai seorang pengawas, tidak mengetahui orang baru? Apa yang akan kamu lakukan jika ada mata-mata?"

Seseorang menyela sebelum Albedo bisa menjawab.

"Ahahaha, Shalltear, itu adalah lelucon yang bagus. Tentu saja, karena lantai 6 sangat luas, jadi jelas kamu akan berpikir sulit menemukan penyusup. Jika mereka berhasil keluar dari colosseum... dan menyebar ke setiap penjuru seperti bayi laba-laba, mugkin akan menjadi menyebalkan jika ada banyak."

Tawa Aura kosong dan tatapannya dingin.

"Tapi bukankah kamu meremehkanku? Ini adalah tanah tempatku berburu. Apakah mereka menyebar atau tidak, aku bisa langsung memburu merka. Meskipun jika mereka berencana untuk melukai Ainz-sama dan entah bagaimana berhasil keluar dari pintu ini, mereka masih harus melewati area dari Guren di lantai 7, dan mereka takkan mampu selamat meskipun satu langkah di lantai 8. JIka mereka memang memutuskan lari, mereka harus menapaki jalan menembus air kegelapan di lantai 4 dan areamu.. Bukankah kamu pikir itu tidak mungkin?"

Shalltear menggelengkan kepalanya.

"Itu tidak mungkin."

"Jadi itulah kenapa tidak perduli sebanyak apapun pendatang barunya di lantai ini. Kamu perlu mengkhawatirkan hal itu."

"Aura sudah bilang semua yang ingin aku bilang. Rencananya adalah untuk mengumpulkan seluruh monster baru disini, atau begitulah seperti yang didiskusikan."

"Huh? Bukan hanya monster-monster tipe tanaman?"

Aura bertanya kaget dan Albedo hanya tersenyum.

"Itu adalah rencana awalnya, tapi berkat dirimu, Aura dan Mare, kami tidak melihat masalah apapun sejauh ini. Jadi kami memutuskan untuk mengambil satu langkah lebih jauh. Tapi ini masih merupakan langkah perencanaan dan aku tidak tahu jika itu bisa diimplementasikan. Jadi itulah kenapa aku tidak bilang kepadamu meskipun kamu adalah guardian dari lantai ini."

Albedo menyatakan bahwa dia belum selesai dan menjelaskan sisa rencana itu.

"Nama proyek ini adalah Project Paradise (Proyek Surga). Dimulai dari markas yang dibangun Aura, Proyek raksasa yang didesain untuk mengumpulkan monster-monster yang ramah terhadap manusia yang hidup disini."

"Mengapa ada permintaan spesifik yang mengatakan harus makhluk yang ramah dengan manusia?"

Albedo mulai tertawa seakan dia sedang menunggu pertanyaan ini. Itu adalah tawa yang sangat jahat.

"Itu adalah inti dari rencan. Inti dari Project Paradise."

"Sejujurnya, aku sulit mengerti. Bukankah kita bekerja keras karena Nazarick harus menjadi surga bagi para Supreme Being? Mengapa kamu menamakannya seperti itu?"

"Itu adalah daya tarik bagi dunia luar agar kita bisa hidup damai berdampingan dengan yang lain."

"Ah-ha... apakah itu tujuannya?"

"Ya ampun. Shalltear akhirnya benar-benar memahami..."

Shalltear menatap Aura seperti mengancam, menunjukkan sebuah ekspresi yang bisa menghancurkan bahkan api cinta yang berabad-abad lamanya.

"Apakah kamu barangkali mengira aku bodoh?"

"...Tu-Tunggu sebentar Shalltear. Apakah kamu perlu bertanya, setelah semua yang aku lakukan sejauh ini? Hmm? Cobalah berhenti untuk mengingat-ingat sejenak.."

Dalam sekejap, seakan dia benar-benar mengingat semua kesalahannya, pupil matanya melebar seperti seekor binatang yang mati lalu dia memalingkan matanya.

Setelah melihat penampilan Shalltear yang menyedihkan, Albedo memutuskan untuk merubah topik.

"Uhmm, Ainz-sama menawarkan rencana ini pula. Ketika kita sedang membicarakan lantai 6, dia menyebutkan keinginannya untuk mengumpulkan berbagai monster pula. Itu bukan ide yang bisa datang dari pandangan yang sempit terhadap dunia. Aku membicarakan tentang bakat Ainz-sama dengan Demiurge sebelumnya, dan kami memutuskan bahwa dia adalah jenius seperti yang diduga."

"Semuanya tahu jika Ainz-sama adalah jenius, tapi aku dengar dia tidak banyak bicara."

"Demiurge berkata demikian, ya kan? Yah... Ainz-sama tidak ingin mengeluarkan pemikirannya dengan mudah. Dan suatu ketika dia bertingkat aneh, tapi pepatah yang mengatakan 'Orang yang bijak mungkin terlihat bodoh dan yang pemberani mungkin terlihat seperti penakut' tidak salah sama sekali sejauh ini."

Mata Albedo menjadi lembab saat dia menggelengkan kepalanya.

"Aku masih belum menyadari mengapa dia menciptakan persona dari Momon sang petualang, tapi dia benar-benar mengerikan... Karena semuanay adalah bagian dari rencananya sejak dulu hingga sekarang.."

"Maksudmu Ainz-sama yang menyamar sebagai petualang Momon? Kenapa dengan itu?"

"Kamu akan segera tahu.. Karena Momon. Dia akan menjadi pondasi dari pemerintahan Ainz-sama. Dia benar-benar hebat.. Bahkan rencana Demiurge mungkin adalah hasil dari petunjuk dari Ainz-sama-"

"Apa yang mungkin sedang kamu gumamkan? Bukankah itu sedikit menakutkan."

Albedo menenangkan diri atas kalimat Shalltear dan sedikit terbatuh sebelum melihat ke tiga orang lainnya.

"Apa yang tadi kukatakan? Ya, ya! Kalimat Ainz-sama dan tindakannya memiliki arti yang lebih dalam dibaliknya. Meskipun mungkin saja itu adalah hal yang tidak mungkin untuk bisa benar-benar mengerti maksud sebenarnya, cobalah untuk sedikit berusaha memahami rencananya."

"Itu terlalu sulit. Ainz-sama terlalu pandai. Ah, itu seperti spear needle (tombak jarum)."

Dua gumpalan putih raksasa dengan tinggi lebih dari dua meter perlahan berjalan goyang-goyang ke arah Aura dari tengah desa. Mereka adalah monster-monster yang terlihat seperti kelinci angora.

"Mereka sangat lucu."

Shalltear mengusap salah satu gumpalan bulu putih yang berdiri di samping Aura.

"Mereka lembut sekali, aku ingin satu juga..."

"Rasanya enak, ya kan? Tapi ketika bertarung, bulu mereka berubah menjadi setajam jarum."

Monster level enam puluh tujuh, Spear Needle.

Ketika memasuki mode combat (bertarung), bulu mereka berubah menjadi semak jarum tipis. Jika terbunuh dalam mode combat, bulunya akan kembali bentuk asal yang lembut, jadi penting sekali membunuhnya dengan mengendap-endap satu kali serangan. Itulah kenapa para pemain yang memburu Spear Needle memiliki level yang jauh lebih tinggi dalam level daripada monster itu sendiri.

"Benarkah itu? Oh wah, menakutkan sekali."

Meskipun setelah mengatakannya dengan keras, Shalltear terus mengelus-elusnya.

"Yah, dia tidak akan masuk dalam mode combat kecuali kuperintakan, atau jika ada musuh mendekat. Tapi kenyataannya, apakah ada orang yang akan menjadi penyusup kemari? Aku tak pernah mendapatkan laporan apapun dari lantai lain pula."

"Tentu saja. Lagipula, aku menempatkan para pelayan dengan kemampuan pendeteksi yang luar biasa di lantai 3. Sulit bagi siapapun yang akan menembus mereka tanpa diketahui."

Aura tiba-tiba berhenti bergerak dan mengarahkan kepalanya ke arah Colosseum.

"Ada apa, Aura-sama?"

"Pintu dari lantai 7 baru saja diaktifkan."

"Dari lantai yang lebih bawah? Demiurge sekarang sedang keluar... Mungkin itu adalah salah satu bawahannya? Apakah kamu yakin tidak apa tidak memeriksanya?"

"Mmm- Mare ada disana, jadi seharusnya tidak apa. Jika ada masalah, dia akan menghubungiku."

Aura menyentuh bagian anting-anting di kalungnya.

"Bukan sesuatu yang istimewa pula. Jika seseorang ingin pergi ke permukaan dari lantai yang lebih bawah, mereka harus melalui gerbang pada masing-masing lantai pada titik tertentu. Ngomong-ngomong, kita memiliki seseorang yang menggunakan magic jadi mereka tidak harus lari, ya kan~?"

"Eh-hem! Great Tomb of Nazarick memang benar-benar benteng yang tidak bisa ditembus."

"Yea, meskipun jika ada seseorang yang menggunakan magic tingkat super (super-tier) 'Sword of Damocles' atau World Class Item yang kumiliki, mereka tidak akan bisa menghancurkan seluruh lantai. Itulah kenapa kamu jangan sampai kehilangan cincin yang memperbolehkan dirimu berteleportasi kemanapun semaunya."

Semuanya melihat ke arah cincin yang Albedo pakai di jari kelingking sebelah kiri.

"Benar sekali. Ketika Mare pergi keluar, dia selalu meletakkan di suatu tempat yang aman. Berpikir demikian, aku bisa memahami pentingnya cincin itu - Ah! Mare menghubungiku."

Aura membuat jarak diantara dia dengan kelompok itu sebelum dia menggenggam bagian anting-anting tersebut dan mulai bicara dengan Mare. Aura perlahan mengerutkan dahi dan ketika percakapan sudah selesai, ekspresinya sangat gelap.

"Maaf, aku tidak tahu kenapa, tapi Mare bilang dia bersiap pergi keluar. Aku harus kembali untuk berjaga-jaga."

"Begitukah? Yah.. kalau begitu kira harusnya kembali juga, Shalltear?"

"Aku tidak keberatan."

"Aku akan menyelesaikan dengan ladang sebelah sini sebelum pergi. Aku juga ingin bicara sedikit dengan dryad dan treant."

"kalau begitu mari berpisah sekarang. Terima kasih atas hari ini. Kurasa aku akhirnya belajar bagaimana menghabiskan hari libur. Jika kita memiliki waktu lagi.. yeah. mari kita pergi mandi sama-sama."


***********

Mare mengalihkan pandangan dari buku yang sedang dia baca untuk memeriksa gerakan pada gerbang yang menuju lantai 7.

Dia merasakan sedikit umpan balik kekuatan lalu menempatkan penanda buku sebelum menaruh buku tersebut ke bawah kursinya. Dia menggenggam tongkat di sampingnya; item kelas Divine, 'Shadow of Yggdrasil'.

Mare meraih item magic yang menggantung pada lehernya dengan tangan lain tapi berhenti di tengah jalan.

Tidak perlu menghubungi saudarinya. Karena tidak ada laporan adanya penyusup, orang yang mendekati kelihatannya adalah teman.

Mare turun dengan langkah kecil menyeret kaki saat dia menuju gerbang tersebut.

Saudarinya senang melompat ke colosseum dari tempat duduk penonton, tapi Mare tidak. Tangga disana ada karena adanya alasan dan menggunakan tangga itu kelihatannya seperti menunjukkan loyalitas terhadap Supreme Being. Mereka mungkin memang ingin tangga itu digunakan.

Aku tidak bisa bilang itu pada saudariku... Dia memberiku tatapan menakutkan...


Jadi Mare memutuskan bahwa setidaknya dia tidak akan membiarkan kebaikan hati dari para Supreme Being menjadi sia-sia dan turun menggunakan tangga. Dibalik ruang tunggu, ada seorang figur yang sedang berdiri di depan kaca yang berkilauan dalam tujuh warna.

"A-Apakah kamu sudah lama menunggu?"

"Oh oh! Bukankah anda adalah Guaridan Floor, Mare-sama! Tidak kusangka anda kemari secara pribadi, aku sangat terhormat."

Sang badut, berpakaian kostum warna putih polos dengan sebuah topeng yang berbentuk seperti paruh burung, membungkuk kepada Mare, yang melakukan hal yang sama.

"Hello, Pulcinella-san. Ada apa anda kemari?"

"Yah, saya tidak tahu apakah anda tahu hal ini atau tidak, tapi saat ini saya sedang bekerja di bawah perintah dari Demiurge-sama. Hari ini, saya datang sebagai utusan dari Demiurge-sama. Saya harap anda menerima ini."

Badut tersebut menyerahkan berkas yang sedang dia bawa.

"Jika ini dari Demiurge-san, apakah ini adalah berkas memo?"

"Benar sekali. Wah wah, Tidak kusangka Mare-sama datang kemari lansung. Aku benar-benar beruntung. Jika yang datang adalah Aura-sama aku harus memintanya untuk memanggil anda."

"Huh? begitukah?"

Berkas memo itu adalah sebuah sistem yang diciptakan oleh penguasa dari Great Tomb of Nazarick, Ainz Ooal Gown, sendiri. Itu adalah sebuah sistem yang memperbolehkan para guardian floor menuliskan pesan yang tidak mendesak dan berkomunikasi satu sama lain. Tak ada sistem yang mirip sampai sekarang.

Ketika Mare menerima berkas tersebut, dia mendapatkan sebuah perasaan aneh dan bergumam "I-ini adalah..." sambil memandangnya.

"H-Huh? Tapi mengapa kamu tidak bisa memberikannya kepada saudariku?"

Karena Aura juga adalah guardian floor, tidak ada alasan mengapa pesan tersebut tidak bisa diantarkan kepadanya pula. Dia juga adalah seorang pekerja keras, jadi dia tidak akan begitu saja melemparkan berkas tersebut ke suatu tempat.

"Saya tidak tahu detilnya sendiri. Tapi Demiurge-sama memberikan perintah spesifik kepada saya untuk tidak memberikannya kepada Aura-sama dan langsung menyerahkannya kepada anda."

"Oh begitu.. Ba-bagaimana dengan Demiurge-san?"

Itu adalah suatu pertanyaan pendek, tapi Pulcinella mengerti apa maksudnya.

"..Saya tidak bisa bilang saya mengerti sepenuhnya apa maksud Demiurge-sama pula. Namun, saya yakin jawaban atau alasan itu akan ada di dalam berkas tersebut."

"Ok..Uh, hmmm, ngomong-ngomong, uh, apa yang sedang dilakukan oleh Demiurge-san sekarang?"

"Dia sedang melakukan percobaan perkembang biakan. Manusia bisa berkembang biak dengan satu sama lain, tapi tidak bisa berkembang biak dengan Demi-human. Bukankah ini adalah tragedi yang sebenarnya? Bagi sebuah pasangan tidak mampu membuahkan hasil dari penyatuan mereka hanya karena mereka berbeda spesies! Untuk menyelamatkan jiwa yang tidak beruntung itu, Demiurge-sama bekerja keras. Untuk mengembangkan kemungkinan antar manusia dengan demi-human!"

Badut tersebut berbicara seakan sedang membacakan pidato dengan kedua tangan terbentang dan menunjuk ke atas. Mare berkedip kepada Pulcinella, yang tiba-tiba berubah.

"Ah, maaf saya permisi. Saya terlalu semangat terhadap kebaikan Demiurge-sama untuk mencoba membawa kebahagiaan terhadap manusia. Mohon maafkan saya."

"Ah, itu, uh, tidak apa."

"Demiurge-sama bilang bahwa dia akan membuat dirinya - atau lebih tepatnya para demon - yang menjadi target kebencian manusia, agar mereka tidak saling membenci satu sama lain. Betapa besar sikap tak mementingkan dirinya sendiri! Pulcinella ini bahkan tidak bisa melihat karena tergerak sampai meneteskan air mata."

Pulcinella bergerak mengusap air matanya di luar topeng. Tentu saja, tidak ada air mata sebenarnya dan dia berbicara dengan nadanya yang riang seperti biasa, yang mana tidak terdengar menyedihkan sama sekali.

"...Mengapa mereka membencinya?"

"Saya tidak bisa mengerti mengapa mereka membenci makhluk seperti kami dan Demiurge-sama yang baik hati, tapi dia bilang begitu sendiri. Ah, ngomong-ngomong, dengarkan ini. Karena Demiurge-sama sangat baik hati, dia mengasihani bahan makanan yang kelaparan. Jadi dia membuat mereka bertukar anak satu sama lain, memanggangnya lalu meletakkannya ke meja. Jika dia kejam, apakah dia akan menghindangkan itu kepada mereka tanpa menukarnya?"

"Be-Begitukah?"

"Tentu saja. Dia bahkan membiarkan mereka mengucapkan selamat tinggal dengan membawa kedua orang tuanya dan membiarkan mereka duduk di meja... Jika ada orang yang seperti Demiurge-sama, yang cukup perhatian kepada keluarga untuk mengucapkan selamat tinggal sambil tersenyum... Tidak ada yang lain kecuali para Supreme Being. Aku yakin itu."

"Kurasa..."

Mare memberikan respon datar kepada pidato mempesona dari Pulcinella. Dia tidak perduli apa yang terjadi kepada siapapun yang bukan berasal dari Nazarick. Setelah beberapa detik, Mare menghapus seluruh bayangan dari bahan makanan milik Demiurge.

"Ditambah lagi, ketika lapar, kepala mereka mungkin berkata ya, tapi perut mereka mungkin tidak. Demiurge-sama memikirkan ke depan dan setelah memberikan peringatan kepada mereka, memastikan mereka memakan semuanya, hingga gigitan terakhir. Dia benar-benar baik hati..."

Merasakan ceritanya tidak akan berakhir, Mare bergegas menyela.

"...Ba-Bagaimana keadaan Guren-san? Jika aku ingin mengirimkan pesan ini kembali, aku mungkin harus menyampaikan kepadanya, tapi aku tidak tahu apa yang sedang dia lakukan dan dimana."

"..Baik Pria maupun wanita, secara pribadi saya berteori Guren tidak memiliki gender. Terakhir kali saya lihat orang itu adalah ketika Demiurge-sama tidak ada dan sedang menyergap di gerbang lantai 7."

"Be-Begitukah."

Mare teringat rupa Guren.

Seorang Guardian area yang menyembunyikan tubuh raksasanya di dalam lava dan menarik lawan yang tidak dicurigai ke dalam medan yang menguntungkan baginya sendiri - Guren.

Dia hanya memiliki level 90, tapi karena dioptimasi untuk combat, dalam hal kemampuan tempur murni, dia berada di peringkat diantara yang terkuat di dalam Nazarick dan bahkan bisa bertarung setara dengan beberapa Guardian Floor. Oleh karena itu, dialah yang paling cocok untuk menjaga lantai 7 jika Demiurge tidak ada.

"Ah, kelihatannya saya terlalu banyak bicara. Karena saya sudah menyampaikan berkas memo itu kepada anda. Saya sekarang akan pergi untuk menyebarkan senyuman dan tawa."

"Te-Terima kasih."

Mare membungkukkan kepalanya dan Pulcinella membalas dengan lembut.

"Tidak perlu berterima kasih kepada saya. Saya puas hanya dengan melihat senyum anda, Mare-sama."

Badut tersebut mengangkat bahunya dengan dramatis.

"Sampai jumpa lagi."

Dia menghilang melalu gerbang menuju lantai 7 sambil melambaikan tangan.

Setelah melihatnya menghilang, Mare membuka memo tersebut. Dipenuhi perasaan lebih unggul dan puas karena hanya dia yang bisa membacanya dan bukan saudarinya, Mare cepat-cepat memeriksa halaman itu. Dia berkedip beberapa kali setelah selesai membacanya.

Ini adalah... ini lebih mirip seperti sebuah pesan yang dikirim Ainz-sama kepada guardian daripada sebuah memo.

Pesan itu ditujukan hanya kepada para guardian pria dan memuji kerja keras mereka seperti biasa. Isi selanjutnya bisa disimpulkan sebagai undangan untuk mandi bersama jika punya waktu.

Nama dari partisipan yang terdaftar adalah Ainz, Demiurge, Mare dan Cocytus. Dua orang pertama memiliki lingkaran 'ikut' diantara pilihan ikut atau tidak ikut. Biasanya, nama Sebas akan ada disana pula, tapi dia sedang keluar mengumpulkan informasi di dalam kota manusia dengan Solution.

Uh, tanggal berapa acaranya...

Ada catatan samping yang mengatakan bahwa tanggalnya tidak tentu dan akan diatur pada tanggal yang paling pas bagi para peserta yang ikut. Tidak ada alasan ragu-ragu dalam melingkari pilihan 'ikut'. Pesan itu berkata tidak apa bagi mereka untuk tidak ikut, tapi Mare hanya tidak bisa menolak sebuah tawaran dari tuannya yang baik dan murah hati. Tidak, tidak ada siapapun di dalam Great Tomb of Nazarick yang akan menolak.

Mare mengambil pensil yang ada di dalam berkas dan melingkari 'ikut' di samping namanya.

"...Ehehe."

Dia tersenyum sambil melihat lingkaran yang ada di samping namanya, tapi awan gelap lalu menyelimuti hatinya.

"Uh, tapi.. bagaimana aku memberikan ini kepada Cocytus?"

Ada beberapa hal yang disinggung di dalam pesan untuk tidak mengatakan apapun kepada guardian wanita dan Mare bisa merasakan niat dai tuannya yang ingin menyimpan ini secara rahasia hanya diantara para guardian pria. Dengan begini yang terbaik baginya adalah menyerahkan pesan itu secara pribadi.

Jika aku merahasiakan ini dan menyusup keluar... itu tidak akan bagus, ya kan? Karena jika aku ... uh, apakah mereka menyebutnya 'perhatian'? Sementara aku mendapatkan 'perhatian' itu, Aura harus menjaga lantai ini sendirian.

Jika bukan karena perintah, Mare akan selalu bilang kepada Aura kemana dia pergi, meskipun itu hanya untuk mengunjungi guardian-guardian lain. Itu adalah yang terbaik karena Aura dan Mare ditugaskan menjaga lantai ini bersama.

Mare menggenggam item magic yang menggantung di lehernya.

"K-Kak? Bisakah kamu mendengarku?"

Sebuah balasan langsung datang.

[Aku bisa mendengarmu Mare. Ada apa?]

"Ah, itu bagus. Uh, anu. Aku harus pergi mengunjungi Cocytus sekarang. Aku akan segera kembali."

[Ke Cocytus?]

"Yea. Aku harus bergegas."

[Ada apa kesana?]

Bahu Mare tersentak sesaat. Dia merasa suaranya akan retak, namun akhirnya dia berhasil memaksa kalimatnya keluar.

"Bu-bu-bu-bukan apa-apa? Tidak ada apa-apa.. tapi aku harus pergi."

[Hmmmm...]

Suara Aura terdengar seperti curiga, dan terpikir demikian menyebabkan tangan Mare basah oleh keringat.

Tapi, uh, mau bagaimana lagi. Itu adalah perintah dari Ainz-sama.

Selain dari pencipta Mare dan Aura - Bukubukuchagama - Ucapan Ainz memiliki peringkat lebih tinggi dari Supreme Being lain. Ucapan itu masuk dalam prioritas melebihi apapun.

[Yah, kurasa itu tidak masalah. Pergilah. Ingat... lantai 5 itu dingin, jadi lindungi dirimu dari dingin... Ah, tapi jika Mare sih bukan masalah.]

"Y-Yeah. Tidak apa jika aku menggunakan magic. Kalau begitu aku pergi dahulu."

Jika dia terus bicara terlalu lama, Mare mungkin akan keceplosan. Jadi Mare cepat-cepat melepaskan tangannya dari item magic itu. Kedengarannya kakaknya mencoba berkata hal lain sebelum dia memutusnya, tapi apakah itu keberuntungan atau tidak baginya, dia tidak bisa mendengarnya.

"Ba-Baiklah! Waktunya bergegas."

Mare mengaktifkan cincin yang paling penting yang dia terima dari tuannya.

Langsung setelah dia berteleportasi, Mare merasakan sesuatu yang putih menempel di wajahnya.

Itu adalah salju yang berterbangan di udara.

Nafas Mare menjadi lebih padat seperti awan putih yang langsung tertiup di belakangnya. Itu adalah hasil dari badai salju dan udara dingin yang ekstrim di area tersebut.

Salju dan es berterbangan bersamaan dengan badai yang hiruk pikuk, dan salju yang tak ada akhirnya menutupi setiap jejak kaki hampir langsung. Meskipun cuacanya dirancang untuk membuat setiap penyusup kehilangan jejak dimana mereka berada, biasanya tidak separah ini. Biasanya, awan hitam di langit akan menurunkan beberapa tetesan salju, dan meskipun ini adalah dunia yang kelam, awan tak pernah menutupi langit sepenuhnya.

"....Huh..."

Mare melihat ke kiri dan kanan. Dia menggunakan cincin Ainz Ooal Gown, jadi dia seharusnya dekat dengan tempat yang ingin dia tuju.

Mare bergerak dengan cepat setelah menemukan tujuannya. Tidak ada jejak kaki yang tertinggal di tempat dia berjalan. Tidak ada sensasi lembut tenggelam seperti melangkah di atas salju, rasanya seperti berjalan di tanah yang keras.

Dunia yang seluruhnya putih itu tanpa jejak satupun dari orang lain kelihatannya sedang mengatakan kepada Mare bahwa hanya ada salju disini. Tentu saja, mare tahu dengan ESP magicnya yang psif bahwa tanah gersang ini hanya samaran. Para pengepung tahu bahwa dia adalah Guardian Floor lantai 6, itulah kenapa mereka tidak menunjukkan diri.

Mare tiba pada di destinasinya tanpa bicara. Di depannya ada bola putih raksasa yang mirip sarang tawon yang terbalik.

Ada enam menara kristal yang mengelilingi bangunan ini, Ujung menara tersebut yang runcing menunjuk ke arah langit. Ada siluet yang mirip dengan manusia terlihat di dalam.

Saat Mare melangkah maju, suara retakan yang menakutkan datang dari bawah kakinya. Ketika dia mengalihkan perhatiannya ke lantai, dia bisa melihat sedang berdiri di atas lapisan es yang lembut, tidak seperti dataran yang tertutup salju yang dia lewati sejauh ini. Es tersebut terlihat tebal, tapi dia bisa tahu ada bayangan-bayangan gelap yang berkeliaran di bawah es tersebut.

Mare terus berjalan. Dia mengambil tiap langkah dengan percaya diri, seakan dia tahu es tersebut tidak akan hancur. Meskipun ada suara retak dan derakan, Mare tiba di depan bola raksasa tanpa masalah.

"Permisi. Uh, apakah Cocytus-san disini?"

Mare berbicara kepada salah satu kristal raksasa daripada bola itu.

Meresponnya, monster-monster dengan penampilan seperti manusia wanita menembus kristal tersebut. Jumlah monster-monster itu setara dengan jumlah kristal dan mereka mengenakan pakaian putih alami. Kulit mereka putih kebiruan dan rambut mereka hitam. Mereka adalah 'Frost Virgin' (Perawan Beku), sebuah monster tipe es dengan level 82, yang berperan sebagai penjaga untuk kediaman Cocytus 'Snowball Earth', begitupula bodyguardnya.

"Selamat datang, Mare-sama. Senang sekali bertemu anda."

"Uh, bagaimana dengan, uh, Cocytus-san?"

"Cocytus-san saat ini sedang ada di luar Great Tomb of Nazarick, mengunjungi desa lizardmen yang baru."

"Be-Begitukah."

Frost virgin tersebut menjawab sambil membungkuk.

"Ya. Jika ada pesan yang perlu disampaikan untuknya, kami akan menerimanya. Apa yang ingin anda lakukan?"

Mare ragu-ragu.

Karena dia sudah datang sejauh ini, dia bisa saja meninggalkan berkas itu di ruangan Cocytus dan meninggalkan sebuah pesan singkat kepada Frost Virgin. Tapi setelah mempertimbangkan isi memo itu, menyerahkan langsung kepada Cocytus akan menghormati perintah tuannya dengan penuh.

Jadi bagaimana dia harus pergi ke Cocytus, yang ada di luar.

Tidak ada aturan khusus yang melarang para guardian pergi keluar Nazarick. Namun, ada beberapa kondisi yang harus dipenuhi sebelum keluar. Itu karena tuannya telah melarang segala aktivitas bebas di luar Great Tomb of Nazarick.

Informasi yang dikumpulkan sejauh ini mengindikasikan makhluk dengan level 100 seperti para guardian Nazarick adalah bencana yang tidak bisa dibayangkan yang sedang berjalan di dunia luar ini. Tidak ada masalah meskipun Mare, yang merupakan salah satu bencana itu, melakukan tindakan sendiri. Seharusnya dunia luarlah yang takut kepadanya, tapi itu adalah kesalahan yang mungkin dilakukan setelah lupa terhadap satu insiden penting.

Ada musuh tak diketahui yang telah mencuci otak Shalltear dan mungkin memiliki World Class Item. Ada juga sekilas aktifitas pemain di dalam bayangan setiap saat.

Mereka harus mengambil tindakan pencegahan ekstra karena mereka tidak bisa mengukur seberapa banyak atau seberapa kuat musuh.

"Hm, mmm. Apa yang harus kulakukan..."

Siapapun yang ingin pergi ke luar harus ditemani oleh setidaknya lima pelayan level 75. Mare memiliki dua naga sebagai bawahan langsung, tapi mereka terlalu besar untuk dibawa secara rahasia. Akan lebih baik untuk meminta saudarinya, tapi mempertimbangkan bagaimana percakapannya, dia tidak ingin melakukan sesuatu yang menakutkan.

Lalu sebuah pencerahan menabraknya. Itu adalah pencerahan yang sempurna baik terhadap kebutuhan level dan jumlahnya.

"Ma-Maaf, tapi bisakah kalian ikut bersamaku?"

"Sa, Saya minta maaf, tapi kami diperintahkan oleh Cocytus-sama untuk menjaga tempat ini. Dengan pengecualian Ainz-sama, kami tidak bisa melanggar perintah Cocytus-sama... Mohon maafkan kami!"

"Ah, tidak, tidak, tidak apa."

Mau bagaimana lagi. Jika dia memikirkannya, maka sudah jelas bahwa mereka tidak bisa melakukannya. Ide selanjutnya yang datang di otaknya adalah meminta demon lord di lantai 7, tapi sampai dia memberikan alasan yang bagus, dia akan ditolak lagi. Memang benar dia tidak bisa mengandalkan lantai manapun kecuali yang dijaga oleh Demiurge. Sulit untuk meminta bantuan dari guardian siapapun di luar dari nama yang tertulis pada memo. Dan juga, kebanyakan dari pelayan yang lebih dari level 80 di dalam Great Tomb of Nazarick adalah bawahan langsung dari seorang gurdian dan mereka yang bukan, sangat sedikit dan jauh diantaranya.

Karena itu, Mare harus bertanya kepada Demiurge jika dia ingin meminjam Demon Lord.

Tapi bagaimana dia harus menghubunginya?

Satu-satunya cara menghubungi Demiurge yang ada di luar, adalah dengan mengirimkan seorang pelayan sebagai utusan atau menggunakan magic.

Tapi selain dirinya...

Mare teringat buku yang baru saja dia baca.

Apakah dia memiliki bawahan satupun yang memiliki level lebih dari 75? Tapi dia bukan seorang guardian.. Muu, Tidak apakah karena dia juga seorang pria? Jika aku meminta dia untuk menjaga hal ini secara rahasia...

"Te-Terima kasih! Uh, Aku tidak apa."

"Begitukah? Saya mengerti."

Mare mengaktifkan cincinnya. Tujuannya adalah perpustakaan besar di dalam lantai 10 Nazarick, Ashurbanipal.


----


Waktu Nazarick 9:54

Pemandangan langsung berubah dari dataran bersalju menjadi sebuah ruangan yang luas. Ruangan itu memiliki dekorasi yang sederhana, dengan hitam polos sebagai warna dasar, sementara cahaya remang-remang kemerahan menyinari area tersebut. Langit-langitnya membentuk kubah yang landai, dengan sepasang pintu kembar besar pada masing-masing sisi.

Golem-golem berdiri di masing-masing sisi pintu yang menghubungkan ke Aula Tahta. Golem-golem itu memiliki tinggi hampir tiga meter, hampir sebesar pintu itu sendiri. Golem-golem tersebut dibentuk seperti warrior berarmor dan karena mereka dibuat dari logam-logam yang langka, mereka lebih kuat daripada golem-golem biasa yang dibuat oleh para Supreme Being.

"Permisi, bisakah kamu membukakan pintunya?"

Merespon permintaan Mare, dua golem tersebut meletakkan tangan mereka pada pintu dan perlahan mendorongnya agar terbuka. Setelah sebuah suara yang berat dan berderit, Mare berjalan masuk ke arah pintu yang terbuka cukup lebar sehingga beberapa orang bisa masuk sekaligus.

Pemandangan yang ada di depan Mare lebih mengingatkan kepada museum seni daripada sebuah perpustakaan. Berbagai dekorasi menambahkan kesan yang lebih, sementara rak-rak buku dan bahkan bukunya sendiri terlihat seperti ornamen pajangan.

Tidak ada satupun debu yang terlihat pada lantai kayu keras yang dipoles dengan tapi dan permukaan permukaannya ditutupi oleh corak pahatan yang indah. Area yang lebih atas cukup luas, dengan desain seperti aula, dan sebuah balkoni yang memanjang dari lantai dua. Bahkan di lantai dua ada banyak rak buku, ditata seakan mereka mengintip ke dalam ruangan. Langit-langit yang semi bundar ditutupi oleh lukisan yang besar dan pahatan yang mewah.

Bahkan ada banyak buku pada berbagai rak-rak yang terbuat dari kaca di seluruh penjuru ruangan. Ada banyak sumber cahaya di dalam ruangan, tapi tak ada yang terlalu mencolok. Kenyataannya, seorang manusia biasa akan mengerutkan dahi, karena menganggapnya terlalu gelap.

Tidak mungkin melihat seluruh interior dalam ruangan dengan sekali tatap karena rak-rak yang menutupi pemandangan di setiap sudut.

Diantara keheningan yang cocok dengan sebuah perpustakaan, pintu-pintu yang ada di belakang Mare perlahan menutup. Ruangan itu menjadi lebih gelap karena tak ada cahaya yang masuk dari pintu. Kesunyian di udara menyorot keluar menciptakan suasana mengerikan yang membuat suara hening seperti suara lain.

Tentu saja, bagi seseorang seperti Mare yang bisa melihat di kegelapan sama halnya seperti siang hari, itu tidak menakutkan sama sekali.

Mare menuju ke dalam dengan langkah kaki yang agak cepat.

Ini adalah 'Ruang Logika'. Sebagian besarnya, perpustakaan itu dibagi menjadi tiga ruang besar; 'Ruang Kebijaksanaan', 'Ruang Logika', 'Ruang Magic'. Ada juga beberapa ruang yang lebih kecil yang didesain untuk penggunaan khusus dan ruang-ruang individu untuk staf. Tujuan Mare sangat jauh setelah mempertimbangkan ukuran dari area tersebut.

Pada masing-masing sisi dari terowongan ada barisan rak-rak buku dengan berbagai buku yang tertata.

Buku-buku di Yggdrasil bisa dibagi menjadi lima kategori besar.

Kategori pertama adalah koleksi dari data monster yang terekam, yang dibutuhkan untuk summon monster yang bersangkutan sebagai tentara bayaran.

Ada tiga tipe monster di dalam Nazarick. Tipe pertama terdiri dari monster-monster yang diciptakan di dalam cara yang sama seperti karakter pemain. Tipe selanjutnya terdiri dari monster-monster yang muncul secara otomatis dibawah level tiga puluh, dan tipe terakhir terdiri dari monster-monster yang disummon sebagai tentara bayaran. Memanggil monster tentara bayaran membutuhkan sebuah buku, sebuah ritual pemanggilan khusus dan jumlah emas yang memadai. Oleh karena itu, mereka tidak bisa dipanggil tanpa sebuah buku.

Kategori kedua adalah item-item magic.

Kristal data tertentu hanya bisa ditambahkan ke dalam obyek berbentuk buku. Buku-buku yang memiliki bentuk seperti item biasanya cenderung sebagai item magic satu kali penggunaan. Perbedaan antara sebuah gulungan dan sebuah buku adalah sementara gulungan-gulungan hanya bisa digunakan oleh kelas-kelas tertentu, siapapun bisa menggunakan sebuah buku.

Kategori ketiga adalah item-item event.

Tidak aneh sebuah item dibutuhkan ketika naik menjadi kelas spesial, dan beberapa item ini datang dalam bentuk sebuah buku. Bahkan Ainz membutuhkan 'Book of the Dead' (Buku Kematian) ketika dia berevolusi dari Skeleton Mage menjadi seorang Elder Lich. Ada buku-buku lain seperti 'Bibliography of Weapon Research' (Bibliografi penelitian senjata) atau 'Anecdotes of the Four Great Spirits' (Anekdot Empat Spirit Agung), Ada juga buku yang mengajarkan magic baru.

Kategori keempat adalah data kulit kosmetik.

Buku-buku ini mengandung data kulit kosmetik dari obyek-obyek seperti pedang-pedang, perisai-perisai dan armor. Para pemain dengan kemampuan skill blacksmith (penempa) tertentu bisa memakai skin-skin baru pada item dengan ini dan material yang sesuai lainnya.

Kategori kelima adalah novel-novel dalam bentuk item yang menyerupai buku.

Biasanya, ada literatur kuno dan klasik yang hak ciptanya sudah berakhir lama sekali, tapi ada juga cerita-cerita latar yang disebarkan oleh tim pengembang dan novel-novel asli yang ditulis oleh para pemain di dalam Yggdrasil. Ada juga yang berdasarkan fiksi yang ditulis oleh fans berdasarkan dunia Yggdrasil atau guide-guide untuk game di dalam bentuk diary atau novel-novel.

Mayoritas dari berbagai buku di dalam perpustakaan termasuk dalam kategori pertama, untuk memanggil monster-monster sebagai tentara bayaran. Tentu saja, tidak perlu sebenarnya menimbun begitu banyak cetakan kopi dari buku-buku itu.

Meskipun jika mereka menggunakan suplai emas seluruh guild, mereka masih tidak akan bisa menggunakan bahkan sepersepuluh dari buku-buku itu. Karena data-data monster tidaklah mahal, anggota guild mulai membuat duplikat dalam jumlah besar. Niatnya adalah untuk menyembunyikan item-item berharga diantara kumpulan yang tidak berharga.

Mare hanya melirik buku-buku itu saat dia berjalan melewatinya.

Lalu sebuah bayangan mengerikan tiba-tiba muncul dari balik rak buku seakan ingin menghentikannya.

Bayangan itu memakai jubah bertudung hitam yang kelihatannya membaur dengan perpustakaan itu sendiri. Pada ikat pinggangnya ada sebuah tongkat yang bertahtahkan permata, dengan berbagai tali pengikat yang terjalin dengan kristal-kristal. Bayangan itu memiliki wajah pucat yang kelihatannya seperti dibalsem. Setiap kali bergerak, kegelapan berputar-putar di sekitarnya sangat halus.

Itu adalah monster terkenal mengerikan diantara tipe dari magic caster, seorang 'Elder Lich'.

Julukannya di dalam Yggdrasil adalah 'white palter of false wealth' (Tipuan Putih dari kekayaan palsu). Karena hanya level 30, memiliki hirarki peringkat kedua terakhir dalam monster-monster tipe Elder Lich. Ada juga subspesies lain yang memiliki warna berbeda yang disebut 'red palter of false wealth' (tipuan merah dari kekayaan palsu) dan 'black palter of false wealth' (tipuan hitam dari kekayaan palsu).

Apa yang membedakannya dari elder lich yang lain adalah fakta bahwa dia memakai tali di lengan kiri. Kalimat 'Librarian J' tertulis pada tali itu.

"Selamat datang, Mare-sama."

Elder lich tersebut membungkuk sambil berbicara dalam suara yang patah-patah yang hampir tidak terdengar. Dia membungkuk dengan hormat sementara satu tangannya di dada.

"Aku-Aku kemari untuk menemui Chief Librarian (Kepala Pustakawan). Apakah dia, uh, di dalam ruangan dalam?"

Elder lich terlihat seperti sedang berpikir sejenak sebelum membalas.

"Chief Librarian mulai menciptakan gulungan-gulungan tidak beberapa lama, jadi dia seharusnya di dalam ruangan crafting (kerajinan)."

"Terima kasih."

"Saya akan mengantarkan anda kepadanya. Sebelah sini."

"Tidak apa! Aku tidak ingin mengganggumu."

"Saya harap anda tidak usah khawatir. Adalah tugas kami mengantarkan para pengunjung."

Akan tidak sopan bilan menolaknya lagi setelah ini.

"Baiklah, terima kasih kalau begitu."

Elder lich tersebut membuat senyum yang menakutkan lalul mulai berjalan. Mare melihat ke arah undead tipe Elder lich lainnya yang dia lewati, sambil mengikuti undead yang sedang mengantarkannya ini.

"Kalau begitu saya akan mengembalikan buku-buku ini untuk anda."

"Ah, tolonglah. Terima kasih."

Elder lich tersebut melihat ke arah judul buku yang dia terima dari Mare.

"Ah, 'The Adventures of Tom Sawyer' (Petualangan dari Tom Sawyer'. Apakah anda melihatnya menarik?"

"Ya, sangat menyenangkan! Aku penasaran apa yang selanjutnya akan aku baca."

"Kalau begitu saya memiliki rekomendasi untuk anda. Itu adalah sebuah buku yang akan membuat anda tertawa nonstop. Tentang Pembunuhan - Ah, sebelah sini."

"Terima kasih."

Mare membuka pintu yang ditunjuknya.

Ruangan itu terbuka lebar, namun rak buku yang luar biasa besar pada masing-masing sisi ruangan itu memancarkan tekanan yang tak terlihat.

Di dalam rak buku itu ada berbagai macam katalis seperti mineral, logam berharga, batu-batu dengan atribut spesial, permata, berbagai bubuk dan organ-organ dari binatang, seluruhnya ditata dengan cara yang rapi. Di samping item-item itu, ada berbagai perkamen baik yang tergulung ataupun yang tidak tergulung.

Semua item ini adalah material untuk membuat gulungan.

Tentu saja, ini bukanlah semua kekayaan yang dimiliki oleh Great Tomb of Nazarick. Bagian perbendaharaan mengandung ratusan kali lipat jumlahnya dari yang ada disini. Apa yang ada di dalam ruangan ini murni untuk apa yang dibutuhkan disini dan sekarang.

Di tengah ruangan itu terdapat papan gambar besar dengan sebuah gulungan di atasnya. Di depannya ada sebuah tulang belulang sesuatu yang terlihat sepeti hybrid antara seorang manusia dan seekor binatang. Tidak begitu besar, mungkin tingginya sekitar 150 sentimeter. Memiliki dua tanduk yang mirip dengan milik iblis yang keluar dari tengkoraknya, masing-masing tangannya memiliki empat jari, dan kakinya berkuku.

Sosok aneh ini memakai jubah di dalam 'himation' berwarna kunyit.
Juga ada satu himation di kepalanya, membungkus seperti sebuah tudung agar tanduk miliknya tidak merobek tudung itu. Dan ada satu di pinggangnya pula. Ada beberapa aksesoris lain, seperti gelang perak yang terbungkus dengan tujung permata dengan warna berbeda, sebuah kalung dengan 'ankh' emas, berbagai cincin yang terlihat seperti jari yang bengkok dan permata pada himation yang berperang sebagai ikat pinggang. Ada seluruh item-item magic dengan mana simpanan di dalam yang besar terletak di dalamnya.
TL Note : himation adalah pakaian yang umumnya dipakai oleh orang yunani kuno. Ankh adalah simbol seperti salib namun bagian atasnya bundar.

Meskipun penampilan dan equipmentnya aneh. Dia benar-benar salah satu dari spesies undead pertama, seorang skeleton mage. Satu tingkat di bawah elder lich yang baru saja dia temui. Tapi skeleton mage ini adalah kepala pustakawan dari perpustakaan yang sangat besar ini, Titus Annaeus Secundus.

Dia adalah seorang NPC yang diciptakan oleh seorang Supreme Being untuk skill craftingnya daripada untuk skill combat. Level keseluruhannya juga lebih besar daripada elder lich sebelumnya.

"Salam, Guardian Mare. Saya menyambut anda."

"Hello, Titus-san. Saya ingin minta bantuan."

"Tentu saja, tentu saja. Saya akan mengindahkan permintaan anda."

"Y-Yea, Uh, apakah anda tahu, saya pensara jika anda bisa meminjamkan kepadaku beberapa pelayan yang memiliki level lebih dari 75 dari sini."

"Saya mengerti. Anda ingin pergi keluar."

"Huh?Y-Yeah. Anda bisa menebaknya."

"..Telinga milik saya tidak pernah lupa akan kalimat yang diciptakan oleh Overlord, Ainz-sama. Dan juga mempertimbangkan posisi anda, 'itu adalah tebakan dari kesimpulan yang mudah - Bagus!"

Dia membuat keputusan dalam sekejap.

"Saya akan meminjamkan kepada anda Overlord dari perpustakaan ini: Cocceius, Ulpius, Aelius, Flavius dan Aurelius."

"Eh? Benarkah?!"

"Tentu saja. Sesungguhnya, keberadaan mereka disini terlalu berlebihan. Mereka akan senang sekali memiliki kesempatan melindungi anda daripada berjibaku dengan buku-buku kuno ini."

"Ka-Kalau begitu, uh, terima kasih banyak!"

"Tapi itu tidak berarti saya akan meminjamkannya dengan gratis. Saya akan menanyakan satu hal dari anda; untuk membantu dalam proses pembuatan sebuah gulungan."

"Ah, ya! Apa yang harus saya lakukan?"

"Tenang saja. Ketika saya katakan, tolong aktifkan mantra tingkat 4 milik anda ke arah gulungan itu."

"Bi-Bisakah itu segala macam magic?"

"Keputusannya adalah pada diri anda."

Mare mengerutkan dahi. Sulit baginya ketika dia harus membuat keputusan. Dia penasaran jika mantra biasa tidak apa.

Titur mengulurkan tangan ke arah meja kecil di samping meja gambar dengan sebuah perkamen yang tergeletak di atasnya. Ada sebuah gundukan koin emas yang berkilauan di atas meja kecil tersebut - itu adalah koin emas dari Yggdrasil.

Beberapa emas Yggdrasil meleleh di bawah tangan tulang belulang itu dan mengalir ke atas perkamen seakan memiliki pikiran sendiri.

Cairan emas itu mengalir hingga titik tempat perkamen sebelum menyebar. Saat dia mengambil nafas, ada sebuah lingkaran magic emas yang rumit di atas perkamen itu.

"Bersiap."

Mare cepat-cepat merapalkan mantranya setelah menunggu dengan tegang dan dia bisa merasakan magic miliknya disedot ke dalam lingkaran magic itu.

Sebuah gulungan biasa telah selesai dalam tahap itu, atau begitulah yang Mare pikir.

Sampai-

Ada sebuah api berwarna merah tua.

Sesuatu yang tak seharusnya terjadi, menjadi kenyataan. Saat Mare terlihat panik, perkamen itu terbakar seperti minuman keras berkada alkohol tinggi dan hilang dalam sekejap.

Tidak ada bekas yang tersisa, seakan itu hanyalah ilusi semata. Bahkan tak ada bau terbakar yang tersisa. Tapi ada satu buat bukti yang berbicara sebagai gantinya.

Itu adalah abu dari perkamen.

Titus mengambil abu itu seakan sudah menduga ini akan terjadi.

"Kelihatannya, perkamen ini tidak bisa menyimpan sebuah mantra tingkat 4. Hasil usaha keras tidak menghasilkan apapun."

Titus menuliskan dalam sebuah memo yang mengatakan 'panas - kulit berusia sepuluh tahu tidak bisa tahan' sambil bergumam.

"Uh, me-mengapa bisa seperti itu? Apakah aku?"

"Tidak usah dipikirkan. Percobaan saya dengan bahan-bahan dari dunia ini dilakukan untuk membatasi cadangan milik Nazarick yang semakin berkurang. Tapi yang menjadi dasar haruslah dari bahan yang berkualitas."

Ada batasan dari material macam apa yang digunakan untuk gulungan, tergantung dari tingkat magic yang ingin disimpan.

Sebagai contoh, gulungan biasa bisa digunakan untuk menyimpan magic tingkat 2, tapi tidak bagi yang di atasnya. Sebuah gulungan yang terbuat dari material yang memiliki tingkat yang lebih tinggi, seperti dragonhide (mirip dengan kulit naga), bahkan bisa menyimpan magic tingkat 10.

Tentu saja, dragonhide adalah item yang luar biasa langka yang tidak bisa didapatkan kecuali dengan membunuh naga. Semua anggota Ainz Ooal Gown terbiasa berburu naga bersama di masa lalu, tapi itu dulu ketika hari-hari Yggdrasil. Karena itu, Ainz membatasi penggunakan dragonhide hingga mereka bisa memastikan keberadaan naga dan makhluk lain di dunia ini.

Ada suatu saat mereka akan terpaksa menggunakan material itu, dan adalah hal yang bodoh menggunakan suplai mereka tanpa bisa menggantikannya.

"Tidak, jangan nagaku!"

"Tolong hilangkan pemikiran itu. Tidak perlu sampai segitunya. Naga milik anda adalah monster yang disummon oleh Supreme Being sendiri. Tidak terpikirkan sama sekali melukai makhluk yang sangat diberkahi itu."

Titus membuang abu tersebut, yang merupakan sisa dari gulungan tadi, ke dalam keranjang sampah. Saat dia melakukannya, dia melihat Mare yang merasa lega.

"Uh, apakah itu artinya perkamen dari dunia ini tidak cocok untuk membuat gulungan?"

Mare melihat ke arah abu itu.

"Kelihatannya begitu. Atau tidak - Saya rubah statemen sebelumnya. 'Sulit sekali diketahui. Tidak terpikirkan rasanya metode pembuatan saya berbeda dengan dunia ini. Seperti contohnya, metodologi pembuatan potion sangat jauh berbeda dari metode yang saya tahu sanga manjur."

"A-Apakah itu suatu kemungkinan? Tapi apakah anda yakin itu adalah kesalahan dari perkamennya setelah hanya satu kali gagal?"

"Hanya satu? Saya telah melakukannya berulang kali dengan berbagai macam material perkamen dari dunia di permukaan. Tapi dengan magic lebih dari tingkat 3, semuanya menjadi sama; terbakar api. Ini pastinya karena perkamen tidak bisa menyimpan magic itu dan terbakar sebagai hasilnya."

"Tapi bukankah magic caster di dunia ini menggunakan perkamen seperti yang baru saja tadi?"

"Kemungkinan besar, magic caster di dunia ini menggunakan perkamen biasa. Saya tidak bisa menyimpulkan jika praktek ini menyeluruh di seluruh negara di dunia ini. Tapi ketika memanfaatkan perkamen yang ditemukan di dalam negeri-negeri di dekat Nazarick-"

Titus mengeluarkan gulungan perkamen yang sedikit berbeda dari satu yang baru saja digunakan.

"-Percobaannya memutuskan bahwa magic tingkat 1 adalah batasnya."

"Apakah itu berarti manusia selalu menggunakan material yang kasar dan mentah belum dimurnikan?"

"Mungkin saja tidak. Perbedaannya ada pada proses pembuatannya. Meskipun sulit bagiku mengakui itu, teknik mereka sangat murni. Mau tidak mau saya harus menguasai metodologi baru ini dan oleh karena itu mengikatkan diri saya sendiri."

"Kamu benar-benar menakjubkan!"

Mare merasa terhormat kepada Chief Librarian yang berusaha keras mengasah dan meningkatkan kemampuannya.

"'Ini semuanya berkat para Supreme Being. Kalau begitu sekarang, Guardian Mare, saya akan pinjamkan tiga overlord sesuai janji."


----


Waktu Nazarick 10:28

Mare tiba di dalam bangunan berbatu di tengah desa lizardmen setelah menyimpan cincinnya kembali di Nazarick dan menggunakan teleportasi masal.

Lizardmen tidak memiliki kemampuan membangun material dari batu, yang memerlukan pondasi yang solid dan kuat dalam tanah yang lembab dan berawa. Pasti orang luar yang telah membangunnya - yang dikirimkan oleh Nazarick.

Alasan mengapa Nazarick repot-repot mengirimkan seseorang untuk membangun sesuatu seperti itu yang berdiri di belakang Mare, di dalam bagian yang terdalam dari bangunan.

Mare membungkuk kepada figur tersebut dan begitu juga overlord lain yang menemaninya.

Sosok yang berada beberapa tingkat di atas tanah adalah sebuah patung batu dari penguasa Great Tomb of Nazarick, Ainz Ooal Gown. Patung itu terlihat sangat realistis, seakan Ainz sendiri dijadikan sebagai patung, dan cara mengayunkan tongkatnya ke depan memberikan sebuah aura wibawa yang cocok sebagai penguasa.

Ada beberapa sesaji yang tergeletak di depan patung batu itu. Dari sudut pandang Mare, semua sesaji itu tidak berguna. Itu adalah obyek-obyek remeh seperti bunga dan ikan.

Tapi Mare tidak membenci sesaji itu. Persembahan adalah wujud nyata dari suatu kekaguman dan pemujaan. Sebagai contoh, bunga-bunga tidak tumbuh di rawa-rawa, tapi di dalam hutan. Karena hutan berbahaya bagi lizardmen, seseorang pasti mempertaruhkan nyawanya untuk mendapatkan bunga ini. Dan juga, ikannya jauh lebih besar dari yang biasa dimakan oleh lizardmen, dan dia bisa tahu mereka sudah memiliki yang terbaik untuk dipersembahkan.

Mare menganggukkan kepala puas. Fakta bahwa beberapa rakyat jelata entah darimana akhirnya mengakui keagungan dari tuannya membuat Mare senang.

"Terima kasih atas kerja kerasnya."

Mare berbicara dahulu kepada lizardmen yang sedang gelisah dan mencuri pandang ke arahnya. Mereka disana untuk membersihkan kuil. Ini adalah beberapa lizardmen yang memiliki kemampuan seorang druid. Di leher mereka ada sebuah medali dengan simbol guild dari Ainz Ooal Gown.

Diantara mereka dan Mare, perbedaan status mereka seperti jurang pemisah antara langit dan bumi. Hubungan mereka adalah seperti penguasa dan pelayan, dan tidak perlu memuji mereka atas kerja kerasnya. Tapi karena alasan yang sebelumnya dikeluarkan, Mare merasakan sebuah kepuasan dan kekaguman pada mereka.

Mare meninggalkan lizardmen yang sedang membungkuk dan melanjutkan bersama dengan para overlord. Apa yang berdiri di depan mereka adalah rawa-rawa dan desa lizardmen. Lebih makmur dari sebelumnya.

Populasi mereka telah berkurang karena perang, tapi dengan lima suku yang bersatu, mereka membentuk sebuah desa yang besar dan sehat.

Benteng kayu mengelilingi sebuah area yang luas dan meskipun seseorang bertanya-tanya bagaimana mereka bisa berhasil mendirikan menara pengawas di tanah yang lembut, skeleton-skeleton putih, yang mungkin adalah Penjaga lama dari Nazarick, berdiri mengawasi dengan busur mereka dari atas menara pengawas. Mereka kelihatannya sedang berpatroli untuk memastikan tidak ada penyusup yang bisa berhasil menerobos masuk.

"Uhmmm, dimana kira-kira Cocytus-san?"

Cocytus mudah dikenali dalam berbagai cara. Jika dia ada di desa, dia akan kelihatan dengan mudah dan meskipun jika dia berada di dalam salah satu rumah, pelayannya akan berdiri di luar. Mare telah melihat sekeliling ke seluruh penjuru desa, tapi Cocytus tak terlihat dimanapun.

"Bisakah seseorang bertanya dimana Cocytus berada?"

"Saya mengerti. Tolong tunggu sebentar."

Salah satu overlord, Aurelius, kembali ke dalam kuil.

Mare melihat ke arah rawa-rawa - desa lizardmen yang damai. Tidak ada siapapun yang merasa waspada terhadap penjaga lama dari Nazarick dan anak-anak lizardmen kelihatannya tidak keberatan pula. Mereka hidup berdampingan seakan itu adalah hal yang wajar.

Meskipun undead menyerang tempat ini dan mereka sekarang ditaklukkan, mereka kelihatannya tidak memendam dendam apapun. Apakah itu karena kebijakan integrasi Cocytus-san berjalan dengan baik atau apakah lizardmen memang asalnya seperti ini?

Sementara Mare berkeliaran dalam angannya, Aurelius telah kembali.

"Saya minta maaf sudah membuat anda menunggu, Mare-sama, Yang sedang bekerja di dalam kuil tidak tahu dimana Cocytus-sama berada. Tapi mereka bilang bahwa Shasuryu Shasha.. kepala konfederasi dari suku ini mungkin tahu."

"Ka-Kalau begitu, uh, mari kita pergi kesana."

Mare dan yang lainnya berjalan dengan Aurelius di depan. Daripada memotong melalui desa lizardmen yang baru saja berdiri di rawa-rawa, mereka berjalan menyusuri sisi danau. Sebuah hutan segera muncul di depan dan mereka bisa melihat beberapa penjaga lama Nazarick disini dan disana melalui hutan.

Ketika mereka keluar dari hutan, ada tepi lain dari rawa-rawa yang berbeda dari sebelumnya. Sebuah konstruksi bangunan yang cukup besar sedang berlangsung.

Airnya dibendung dan ditutup oleh sepuluh golem batu yang sedang menggali tanah dan lizardmen yang sedang membawanya dengan kereta ke suatu tempat. Ketika Mare sedang mengamati dan penasaran dengan apa yang sedang mereka lakukan, seorang lizardmen besar datang berlari keluar.

Lizardmen memiliki fisik yang luar biasa, dengan luka di sekujur tubuhnya. Dia berdiri mencolok diantara lizardmen lain dalam banyak hal. Medali di lehernya bergoyang ke kiri dan ke kanan karena segera berlari.

Medali itu adalah simbol sebagai yang takluk dan sebuah cara untuk melindungi mereka, namun medali itu sendiri tidak memiliki properti magic. Kenyataan mereka sedang memakainya di leher menunjukkan bahwa mereka adalah 'properti' dari Ainz. Oleh karena itu, tak ada siapapun yang berada di bawah perintah Supreme Being dari Great tomb of Nazarick boleh melukai lizardmen. Tentu saja, jika ada alasan yang bagus lizardmen harus mati, itu lain lagi ceritanya. Apakah mereka beruntung atau tidak, lizardmen menunjukkan hormat kepada yang kuat dan tak ada berani melangkahkan kaki keluar dari batasnya.

"Selamat datang, Mare-sama. Nama saya adalah-"

"Shasuryu Shasha, ya kan?"

"Benar sekali. Sebuah kehormatan anda mengingat saya."

"Ah, aku dengar dari C-Cocytus-san... Tolong katakan, apakah kamu tahu dimana Cocytus-san berada sekarang ini?"

Shasuryu kelihatannya sedang berpikir dalam-dalam.

"Saya yakin dia sedang keluar dengan bawahannya untuk menaklukkan Toadmen (Manusia Katak) dengan jumlah yang besar dari lizardmen untuk pengenalan area."

"Toadmen?"

"Mereka adalah demi-human yang hidup di sisi Timur Laut danau. Mereka terlihat mirip dengan katak dan tidak ramah dengan kami. Mereka memiliki kemampuan menjinakkan monster-monster besar, jadi mereka adalah lawan yang sangat menjengkelkan bagi kami. Saya pernah dengar ada sebuah perang besar di masa ayah saya. Kelihatannya kami mengalami kekalahan telak, hingga titik dimana salah satu suku harus bubar."

"Mereka kedengarannya kuat. Cocok sebagai spesies yang hidup di utara."

Danau ini kelihatannya seperti dua danau yang digabung sama-sama membentuk sebuah gourd. Di bagian selatan adalah danau yang lebih kecil - dimana lizardmen hidup sekitar separuh adalah rawa-rawa dan separuh lainnya danau. Karena tingkat air relatif rendah, tidak banyak monster-monster besar. Sedangkan perbandingannya, bagian utara dari danau lebih dalam dengan banyak monster raksasa dan mereka cenderung lebih kuat. Tentu saja, dari sudut pandang Mare, perbedaannya sangat kecil.
TL Note : Gourd adalah sebuah guci yang berbentuk seperti labu memiliki lekukan ramping di tengahnya.

"Bukankah toadmen itu sebenarnya adalah sebuah spesies yang dikenal sebagai 'Tuveig'?"

Mereka adalah monster-monster yang hidup di rawa-rawa beracun yang dulu mengelilingi Nazarick. Kakaknya telah menjinakkan beberapa diantaranya.

"Yah, saya tidak tahu hal seperti itu. Bagaimana kalau bertanya langsung ketika dia kembali? Seharusnya dia akan segera kembali."

"Kalau begitu aku akan melakukan itu. Ini adalah topik yang berbeda, tapi kelihatannya kamu sedang membangun sesuatu yang besar disini. Untuk apa itu? Kelihatannya tidak seperti sistem pertahanan untuk desa..."

"Ya, kami sedang membangun ladang ikan keempat."

Mare mengerti setelah Shasuryu menjelaskan detilnya.

Bagus sekali suku lizardmen bersatu, tapi ada masalah suplai makan mereka. Meskipun ada banyak yang telah tewas dalam perang, ada jumlah makanan yang terbatas yang bisa mereka buru di area ini saja. Solusinya adalah kembali hingga dimana desa yang lama dahulu dan berburu disana, tapi pengawas lizardmen yang baru, Cocytus, tidak memperbolehkan ini.

Tidak seperti ketika bergerak dalam kelompok besar, seperti seluruh suku, ketika bepergian dalam jumlah kecil, ada kemungkinan diserang oleh monster-monster. Cocytus khawatir jika jumlah lizardmen yang berjumlah sedikit akan berkurang lebih jauh lagi. Jadi Cocytus menjegal masalah makanan itu langsung untuk kemakmuran lizardmen.

Pertama, dia membawa makanan kemari dari Nazarick - dengan izin Ainz - lalu membagikannya kepada lizardmen. Selanjutnya, dia mencari cara untuk mengumpulkan makanan semi permanen. Yang menangkap perhatiannya adalah ladang ikan Zaryusu. Setelah berdiskusi dengan Demiurge, Cocytus meneruskan dengan membuat ladang ikan yang bahkan lebih efektif.

Konstruksi dai ladang ikan dilakukan dengan kecepatan luar biasa, dan saat ada tiga ladang ikan raksasa, dengan satu ini, yang keempat, sedang berjalan.

"Tapi kamu tak bisa mulai berladang ketika mereka masih kecil, ya kan?"

"Ya, Kami - tidak - pengetahuan adik kami hanya berhubungan membesarkan ikan yang entah bagaimana sudah besar. Tapi Demiurge-sama mengajarkan kepada kami dasarnya, jadi kami juga sedang mempersiapkan ladang ikan untuk yang kecil pula. Saya memprediksi dalam beberapa tahun, kami akan memiliki suplai makanan yang dua kali lipat hanya dari ladang ikan saja."

"Be-Begitukah. Dalam beberapa tahun, kami tidak perlu mengirimkan ikan apapun dari Nazarick. Dan tentu saja, kamu akan selalu bisa mendapatkan ikan walaupun keadaan darurat."

"Kami semua sangat berterima kasih kepada Ainz-sama dari lubuk hati kami. Karena beliau telah memberikan kami begitu banyak ikan.. Ngomong-ngomong, ikan yang kami terima tidak memiliki organ. Bagaimana mereka bisa hidup? Apakah mereka makhluk yang tidak memerlukan makanan, seperti semacam monster? Tidak, mempertimbangkan mereka tidak memiliki tulang sama sekali..."

"Itu adalah makanan yang dibuat oleh Supreme Being seperti Ainz-sama."

Apa yang Cocytus bawa adalah makanan yang dibuat dengan item yang disebut 'Dagda's Cauldron'.

"Benarkah itu! Dia bisa menciptakan fikan yang cukup bagi kami semua untuk dimakan!"

Shasuryu menggelengkan kepalanya.

"Ketika Zaryusu dan yang lainnya tinggal di dalam kastil kembali sebentar, mereka menceritakan dunia yang seperti mimpi. Mereka bilang berbagai dunia di dalam Great Tomb of Nazarick, seperti dunia para dewa. Apakah Ainz-sama memiliki kekuatan dewa?"

"Tentu saja?"

Mare penasaran mengapa lizardmen ini menanyakan pertanyaan yang sudah jelas. Sebuah ekspresi terkejut muncul di wajahnya.

Lagipula, Ainz Ooal Gown adalah yang terhebat dari para dewa dan merupakan penciptanya.

"Begitukah. Ini semua berkat Ainz-sama. Terima kasih."
"Baiklah. Aku akan teruskan terima kasihmu kepadanya."


**********

Waktu Nazarick 10:30

"Kamu terlalu banyak berisik. Tenanglah."

Ainz menggerakkan tangan kirinya, lalu menahan pose tersebut.

Dia mengambil satu langkah mundur dan kembali ke posenya semula.

"Kamu terlalu banyak berisik. Tenanglah."

Sekali lagi, dia menggerakkan tangan kirinya dan terhenti di tengah pose. Dia memeriksa bayangan dirinya di dalam cermin dan sedikit merubah posisi dari tangan kirinya.

"...Bagus?.. Apakah ini yang tepat? Tidak... Bukankah akan lebih keren jika aku ulurkan tanganku sedikit kekiri lagi?"
Dia kembali ke posisi semula.

"Kamu terlalu banyak berisik. Tenanglah."

Akhirnya merasa puas dengan posenya, Ainz mengambil papan memo pada meja di sampingnya.

"Karena aku sudah menyelesaikan posenya... seharusnya aku mengerjakan barisan itu ketika masih memiliki waktu tambahan."


Dia melingkari frase yang sedang dia praktekkan sebelumnya lalu membalik satu halaman. Mayoritas kalimat yang tertulis di halaman tersebut bervariasi pada frase "Aku akan mempertimbangkannya." Frase itu terlalu tinggi lalu tulisan tidak bisa digunakan disilang.

Bagi Ainz, yang dulunya adalah orang biasa, bertindak sebagai seorang pemimpin adalah hal yang sulit. Oleh karena itu, dia berulang kali melakukan praktek memainkan peran itu untuk jaga-jaga jika situasinya memang membutuhkannya. Tentu saja, seluruh papan memo itu dipenuhi dengan frase yang terpikirkan olehnya.

Meskipun satu jam telah lewat sejak Ainz mulai melakukan praktek, dia tidak membutuhkan istirahat apapun.

Ainz adalah Supreme Overlord, tapi pada kenyataannya, dia hampir tidak melakukan apapun. Jika tidak ada keputusan penting atau situasi darurat yang membutuhkan kepemimpinannya, tidak yang dilakukan. Albedo menangani semua detil dan yang hanya dilakukan Ainz adalah menyaring laporannya.

Karena tidak adalah laporan yang membutuhkan perhatiannya, dia benar-benar hanya menyari melewati semua. Itu bukan sikap yang tepat sebagai seorang penguasa, tapi selama Albedo ada, dan tak ada keadaan darurat, maka tak ada masalah.

Semua organisasi yang benar seharusnya memang seperti ini. Tidak baik seseorang yang berdiri di atas yang lainnya bekerja di barisan depan.

Itu adalah gerakan yang bodoh bagi seorang Komandan tertinggi dari sebuah pasukan yang ikut di dalam pertarungan di barisan depan kecuali dia kesana untuk mengangkat moral mereka. Karena adanya bahaya yang tak bisa dihitung.

Aku harus menghentikan urusan petualang ini dan mengumpulkan pengetahuan untuk menghadapi situasi darurat -  Aku tahu aku harus melatih otakku pula, tapi apa yang harus kulakukan? Siapa yang akan menjadi gurunya...? Bagaimana nantinya aku tidak mengacaukan imej dari Ainz Ooal Gown yang dipercaya oleh semua orang.

Semua yang ada di dalam Nazarick menghormati Ainz sebagai Supreme Overlord dan berlutut di depannya. Itu benar. Ainz menerima hormat dari bawahannya yang dulu diciptakan oleh rekan-rekannya, yang mana, merupakan, anak-anak mereka. Sama seperti seorang ayah yang tidak bisa mengkhianati kekaguman putranya, dia tidak bisa mengkhianati mereka pula. Itulah kenapa dia melakukan latihan berakting, berharap agar dia bisa setidaknya tampil memainkan perannya dengan tepat.

Ainz sangat paham jika itu memalukan. Jika tidak, mengapa dia mengunci pintu dan melarang para maid dan Eight Edge Assassins yang menjaganya agar tidak masuk? Suatu saat, dia bahkan menenggelamkan wajahnya kepada bantal dan berteriak "Argghhhh-!" ketika dia sudah tidak sanggup menghadapinya lagi.

"Sesuatu yang cocok dengan Supreme Overlord dari Nazarick.. Seorang figur yang dihormati..."

Ainz membuka halaman itu ketika merasa dia ingin muntah darah. Ada banyak baris kalimat yang dia pikirkan di waktu luangnya, dan rasanya seperti baris terakhir masih ada di balik ufuk.

Ainz Ooal Gown adalah undead dan emosi yang berlebihan pada batas tertentu akan ditekan. Tapi-

"Aku membutuhkan istirahat..."

Kesadaran dari Suzuki Satoru menjadi menurun karena kelelahan mental dan berteriak dengan keras. Dia berteriak bahwa dia tidak ingin lagi.

Tapi dari dagu Ainz yang tertutup erat datang suara lain.

"Apa yang kamu lakukan? Aku harus bekerja lebih keras."

Ainz mencambuk dirinya sendiri karena ingin menghindari semua ini, dan matanya terlihat sudah kembali kuat. Dia melihat ke dalam cermin.

Tiba-tiba, sebuah suara digital "pipipipi" berbunyi.

Sumbernya dari gelang di lengan kirinya. Itu adalah suara surga bagi Ainz. Dia mematikan suara beep yang tiba-tiba itu dan mengeluarkan helaan nafas.

"Jika waktunya sudah habis, mau bagaimana lagi. Ya, waktunya sudah habis."

Ainz mengembalikan memo pad miliknya ke dalam sebuah kotak. Ketika dia menutup kotak itu, dia bisa mendengar suara beberapa kunci yang mengunci. Jika seseorang mencoba membuka kotak itu dengan paksa, dia akan memicu susunan mantra penyerang yang luas, semuanya akan dipusatkan untuk menghancurkan kotak tersebut. Kecuali ada orang dengan level 90 dengan kelas job rogue atau seorang karakter lebih dari level 80 dengan spesialisasi penuh sebagai seorang rogue, hampir tidak mungkin untuk membukanya. Seaman itu kotak tersebut.

Hanya setelah menyegel memo pad tersebut ke dalam item yang seaman itu, dia lalu meletakkan item tersebut ke dalam pocket space. Pocket space miliknya juga memiliki item-item langka dalam jumlah yang tak bisa dihitung. Namun, seorang thief dengan level tinggi akan mampu mencuri item darinya. Hanya karena seorang rogue bisa melakukannya, bukan berarti rogue tersebut bisa begitu saja membuat lawannya tidak bisa bergerak dan merampoknya hingga kering. Batasnya adalah satu atau dua item tiap pemain. Tetap saja, kemungkin dirampok bahkan sekali dua kali membuat Ainz - yang seharusnya tidak mengalami yang namanya takut karena dia adalah seorang undead - gemetar karena teror.

Di dunia baru ini, ada faktor-faktor yang tidak diketahui seperti talent juga. Itulah kenapa dia meletakkan kotak tersebut dengan cara seperti itu agar yang lain akan menyasar item langkanya daripada kotak tersebut. Setelah dia meletakkannya, dia memeriksanya lagi. Dia memeriksa kotak itu berulang kali seperti seorang ibu rumah tangga memastikan pintu rumahnya terkunci sebelum bepergian. Hanya setelah dia merasa puas sendiri bahwa kotak itu masih ada disana barulah dia menghela nafas lega.

Ainz akhirnya meninggalkan kamar tidurnya. Tempat yang dia tuju adalah ruangan yang biasanya digunakan untuk belajar. Yang membungkuk dalam-dalam kepadanya adalah pelayan biasa, Albedo dan Mare.

Tidak ada hal yang mengejutkan tentang pelayan atau Albedo yang ada disana, tapi dia terkejut jika Mare, yang sangat jarang datang kemari, ada disana. Ainz memotong jalan menyusuri ruangan tersebut, berputar di meja dan duduk dalam gerakan yang sudah dia praktekkan lebih dari tiga puluh kali. Titik kuncinya adalah tidak menginjak pinggiran jubah dan atau tidak mendorong kursi keluar dari jalurnya.

Pose selanjutnya yang dia ambil adalah seseorang yang menyandarkan punggungnya ke kursi. Tidak bagus kelihatannya jika dia menyandarkan punggung terlalu dekat atau terlalu jauh. Seorang raja memiliki cara raja itu sendiri dalam - mungkin - duduk.

Aku tidak tahu bagaimana seorang raja duduk... Aku seharusnya bicara dengan seorang raja dari suatu tempat...

Sangat dianjurkan untuk orang-orang perusahaan duduk dengan ringan di tengah kursi tanpa menyandarkan punggungnya. Tapi Ainz Ooal Gown tidak lagi seorang pegawai perusahaan.

Oleh karena itu, Ainz mempraktekkan postur yang ideal dari seorang raja di benaknya.

"Angkat kepalamu."

Tiga orang itu mengangkat kepalanya. Fakta bahwa mereka tidak mengangkat kepala mereka tanpa perintah rasanya seperti buang-buang waktu, tapi dia tidak bisa mengabaikan niat mereka yang ingin menunjukkan loyalitas mereka yang paling tinggi setiap saat. Itulah kenapa Ainz mengendalikan diri dan melakukan ritual yang sama berkali-kali.

"Kalau begitu aku akan bertanya dahulu, Mare. Apa urusanmu?"

"Ah, ya!"

Entah karena dia sedang gugup, Mare mengeluarkan suara berdecit. Ainz tersenyum, tapi karena tak ada otot di wajahnya, tak ada yang bergerak. Namun, masih tetap membuat suasana lebih hangat. Seakan merasakan ini, Mare bernafas lebih mudah. Dia kelihatannya sedikit mengurangi ketegangan tubuhnya pula.

"Saya, uh, membawa itu, uh, itu."

Ainz tidak melanjutkan dengan "Apa yang sedang kamu katakan?" seperti seorang boss dengan kepribadian yang buruk. Malahan, dia hanya mengambilnya dari Mare. Itu karena kemungkinan bahwa dia telah lupa apa yang telah dia perintahkan.

"Begitukah- Tidak, tidak apa."

Ainz menghentikan pelayan yang bersiap untuk menerima obyek dari mare dengan sebuah lambaian tangannya.

"Mare, bawa kepadaku langsung."

"Ya!"

Mare meluruskan punggungnya, mendekati Ainz dan mempersembahkan sebuah berkas kepadanya. Ainz perlahan membuka berkas tersebut.

Ini.. ini adalah berkas memo.

Semuanya Tiga orang Guardian telah menerima penawaran Ainz dan melingkari kotak "Ikut".

"Mempertimbangkan urutan namanya, tidak apa jika bawahan Cocytus yang datang malahan. Kamu sudah bekerja keras, Mare."

"Tidak, tidak. Saya senang melayani! Disamping itu, karena Cocytus-san sedang bekerja, Saya yang malahan kemari. Ditambah-"

Mare dengan lembut mengusap cincin di jari manis kirinya itu adalah sebuah tindakan yang dipenuhi dengan perhatian dan cinta.

..Cincin Ainz Ooal Gown. Aku senang jika dia suka dengannya, tapi memakainya di jari itu agak sedikit... Dan mengapa dia melihatku dengan tatapan seperti itu...

Ainz merasakan hawa dingin yang tiba-tiba datang dari tatapan Albedo. Wajahnya tersenyum seperti biasa.

Ainz melihat ke arah jari manis kirinya. Sama seperti Mare, ada sebuah cincin disana, sepertinya itu adalah tempat yang tepat untuk cincin tersebut.

Apa ya, sebuah cerita kuno dari Yunani?

Dia teringat pernah mendengar jika meletakkan cincin di jari yang berbeda itu artinya berbeda dari Yamaiko di masa lalu.

Ada sebuah nadi yang mengarah langsung ke jantung di jari manis kiri atau sesuatu, ya kan? Mereka juga mencampurkan obat dengan jari manis kiri karena jika ada sesuatu yang beracun disana, itu akan langsung mempengaruhi jantung... apakah koki saus melakukan hal semacam itu juga? Ah, aku ngelantur... Mereka masih melihat ke arahku.

Ainz menggenggamkan kedua tangannya ke atas meja.

"Ada apa Mare? Apa yang sedang kamu lihat? Apakah ada yang lucu di wajahku?"

Ainz menelan luka yang perih untuk memastikan kalimat itu tidak keluar dalam sikap yang jahat.

"Ti-Tidak, tidak seperti itu. Saya hanya mengira Ainz-sama keren..."

"Aku... keren?"

Ainz secara tidak sadar mengusap wajah tengkoraknya.

"Ahhahah...Mare, kamu sangat bagus sekali dalam memuji."

"Itu bukan pujian!"

Suara itu keras sekali sehingga tak ada yang menduga itu datangnya dari Mare.

"Sa-Saya minta maaf. Tapi, saya benar-benar menganggap Ainz-sama keren. Meskipun anda sedang duduk, gerakannya sangat cocok dengan gelar Supreme Overlord Nazarick."

Ainz melihat ke arah pelayan dengan sikap tanda tanya, dan homunculus tersebut menganggauk setuju seakan dia mengerti apa yang ditanyakan Ainz. Albedo dengan semangat mengangguk pula, meskipun tidak diminta. Kenyataannya, sayap yang dia miliki mengepak naik turun pula.

"Begitukah? Aku lega mendengarnya."

Setelah Ainz menjawab dengan pendek, dia berdiri dan berjalan ke arah Mare. Saat dia berdiri di depan bocah yang kaku dan penasaran jika dia akan dimarahi, Ainz melahan dengan lembut mengusap kepalanya. Memang kasar, tapi isyaratnya lembut.

"A-Ainz-sama..."

"Terima kasi, Mare. Ucapanmu selalu membuatku gembira."

Dia tidak menunjukkan rasa malunya sebagai Suzuki Satoru.

"Aku selalu merasa bahwa aku harus berterima kasih kepada rekan-rekanku."

"Supreme Being yang lain?"

Ainz berlutut untuk melihat Mare dari mata ke mata.

"Benar sekali. Aku berterima kasih karena mereka telah menciptakan Great Tomb of Nazarick ini dan menciptakanmu, Mare dan yang lainnya. Kalian semua - tentu saja termasuk dirimu, Albedo dan Sixth."

Sayap Albedo terkepak lebar, seakan dia akan klimaks. Dan juga, pelayan yang tiba-tiba ditunjuk namanya terlihat seakan dia tidak tahu apa yang harus dilakukan. Dia biasanya tenang, tapi sisi dirinya ini membuat Ainz tertawa lepas.

"Kalian semua adalah harta karunku."

Ainz mengangkat Mare seakan membiarkannya naik ke bahunya.

"Aku bahkan tidak ingin menyerahkanmu kepada Bukubukuchagama-san."

"Saya merasa terhormat, Ainz-sama."

Sixth, yang berterima kasih kepada Ainz menggantikan Mare, merasa gembira hingga tangis mengalir di wajahnya.

"Atas nama Nazarick, aku berterima kasih kepada anda karena sudah tetap ada disini bersama kami, dari semua Supreme Being. Saya tahu ada banyak hal yang kami lakukan tidak menyenangkan anda dan anda kurang pada diri kami. Saya tahu tidak sopan meminta ini kepada sang pencipta, tapi saya mohon biarkan kami melayani anda dengan setia!"

"Aku akan memperbolehkan ini. Aku berakta seperti ini kepada Albedo dan Demiurge di masa lalu - Aku adalah tuan dari Great Tomb of Nazarick dan tuan kalian, Ainz Ooal Gown."

Ainz terkejut dia merasa nyaman mengatakan hal ini yang sebelumnya tidak dia persiapkan. Meskipun itu bukanlah hal yang mengejutkan, karena semua yang dia lakukan menunjukkan bagaimana perasaannya yang sebenarnya.

Mare memeluk Ainz dan memendam wajahnya di wajah Ainz. Sebuah suara kalem di dalam pikiran Ainz berkata bahwa adalah hal yang bagus dia tidak bertindak seperti biasanya. Sebuah sensasi hangat, basah datang dari bahu jubahnya, tapi Ainz membiarkan Mare menangis. Setelah suara sesenggukan sudah mereda, dia menurunkan Mare ke tanah sambil mengelusnya dengan lembut di kepala.

Ainz mengeluarkan sapu tangan dari kantungnya untuk membersihkan wajah Mare. Karena dia tak pernah melakukan ini untuk orang lain sebelumnya, dia akhirnya menjadi sedikit kasar daripada yang diduga, tapi Mare berdiri tegak dan membiarkan Ainz melakukan sesukanya.

"Kalau begitu, pergilah mencuci mukamu, Mare."

"Ba-Bagaimana dengan Ainz-sama?"

"Hmm. Aku harus pergi ke E-Rantel sekarang. Aku ada rapat dengan Guild Master. Aku menolaknya sejauh ini karena menjengkelkan, tapi aku tak bisa tahan lagi. jika tidak-"

Ainz melihat ke arah Albedo, yang sedang berdiri tanpa suara. Sulit diketahui ekspresi apa yang sedang dia buat karena rambut panjangnya menutup wajah. Tapi kenyataan bahwa dia sedang gemetar sedikit membuat Ainz takut. Mirip dengan sebuah gunung api yang mau mengamuk tepat sebelum meletus.

"Ada apa Albedo?"

Saat itu-

"-Ku. Ha!"

-Pandangan mata Ainz tiba-tiba berubah, dan dia merasa sesuatu mengenai punggungnya.

Tidak sakit, karena Ainz tidak akan merasakan luka dari sesuatu dengan properti magic. Hanya sedikit terkejut cukup mengataka kepadanya bahwa dia terkena sesuatu di punggungnya, tapi tak sedikitpun terasa sakit. Namun, reaksi dari sisi manusia Ainz membuatnya mengedipkan matanya yang tak memiliki kelopak mata sebentar.

Situasinya sangat tiba-tiba sehingga Ainz tidak bisa berfikir dengan jernih saat itu. Karena pikiran undead miliknya kebar terhadap kebingungan, pasti Suzuki Satoru lah yang sedang kebingungan.

"Mm, umm."

Ketika dia membuka matanya, Eight Edge Assassin masuk dalam pandangannya. Ainz mengerti bahwa dia entah bagaimana tergeletak di lantai dan mencoba untuk bangun, tapi dia hampir tidak bisa bergerak karena ada sesuatu yang lembut dan misterius sedang menahannya.

Bagaimana ini mungkin terjadi? Aku memiliki kekebalan dalam hal ikatan. Saat aku benar-benar tidak bisa bergerak, seharusnya aku sudah bebas. Ini artinya lawan memiliki level menahan yang tinggi!

Ainz melihat ke arah makhluk yang mencoba menahan dirinya dan memastikan bahwa itu adalah Albedo, seperti yang dia duga.

"Ainz-samaaaaaa!"

Setelah mengangkangi Ainz dengan kedua kaki dan menaikinya dengan lembut Albedo mengangkat tubuh bagian atasnya.

"A-Apa ini? Ada apa?!"

"Saya tidak perlu... menahannya lagi, ya kan!"

Albedo membuka matanya lebar-lebar. Pupil matanya terlihat seperti iris emas yang terbelah memberikan sensasi dingin pada Ainz di punggungnya.

"A-Apa yang sedang kamu katakan?!"

Ainz panik, tapi Albedo membiarkannya dan meletakkan tangannya pada gaun miliknya, mendekatkan jarinya di sekitar belahan dadanya. Dengan sebuah erangan "Hmph!" dia mencoba merobeknya, tapi material itu tidak bergeming.

"Pakaian magic memang menjengkelkan. Seharusnya aku menggunakan skill penghancur item atau melepaskannya saja seperti biasa."

"Sadarlah, Albedo. Turunlah dari tubuhku sekarang juga!"

Ainz mencoba mendorong Albedo dengan paksa, tap lawannya adalah warrior level 100. Ditambah lagi, dia tidak bisa menggunakan kekuatan penuh karena dia sedang menggenggam sesuatu yang sangat lunak sambil mencoba mendorongnya agar lepas. Tangan Albedo semakin mendekat dan mencoba membuka jubah Ainz.

"Jangan coba membuka pakaianku! Jangan menggerakkan pinggangmu! Oi!"

"Ah. Awawawawawawa..."

"Ini adalah kesalahanmu Ainz-sama! Saya sudah lama menahannya, tapi anda mulai mengatakan hal-hal yang membuat saya tidak bisa tahan lagi! Ini semua salah Ainz-sama! Aku hanya perlu sedikit! Hanya sedikit! Benar kok, hanya sedikit! Tolong berikan kepadaku rasa tubuh anda! Semuanya akan selesai ketika anda setelah selesai menghitung jumlah Eight Edge Assassin di langit-langit!"

Jika dia menyebutkan bahwa itu semua adalah salah Ainz karena merubah pengaturannya, dia akan kehilangan seluruh semangatnya untuk menolak. Namun, Albedo terlihat seakan dia ingin menelan Ainz bulat-bulat dan takut dimakan, seperti sebuah mangsa yang disudutkan oleh seekor predator, mengalahkan rasa bersalah Ainz dan dia berusaha keras melawannya.

Akhirnya, bawahannya, yang merasa bingung dengan situasi yang tiba-tiba ini, mulai bertindak.

"Albedo-sama sudah kehilangan akal!"

"Albedo-sama sudah kehilangan akal!"
Eight Edge Assassin melompat dari langit-langit secara bergantian.

"Turun dari Ainz-sama! Tidak, jangan! Jangan mencoba mengikatnya dengan skill! Hanya akan dibatalkan! Gunakan kekuatanmu!"

"Terlalu berat! Sekuat ini, dia memang pengawas dari para Guardian! Mare-sama, tolong kami!"

"-Awawa! Y-Ya!"

Ainz membetulakn pakaiannya setelah akhirnya terbebas dan menunjuk kepada Albedo yang sedang ditahan oleh empat anggota tubuh dari Eight Edge Assassin.

"Albedo harus dihukum selama tiga hari."

Eight Edge Assassin menyeret Albedo keluar dari ruangan.

"U-Uh, Ainz-sama... apakah anda baik-baik saja?"

"Aku baik-baik saja... tapi sejak kapan Albedo berubah aneh? Apakah dia makan sesuatu yang buruk? Iblis tidak butuh makanan, tapi seharusnya tidak ada masalah dalam makanan... ya kan?"

Mare melihat ke arah lain saat Ainz bertanya.

"Yah... kurasa, uh, ummm, ada kejadian ini dan itu yang terjadi padanya. Dia pasti sangat stres akibat seluruh yang berhubungan dengan pekerjaan."

Ainz berdiri dari tempatnya dan memanggil pelayan. Untuk mendapatkan kewibawaannya, dia berbicara dengan suara segagah mungkin.

"...Bilang kepada Narberal dan Hamsuke untuk bersiap. Sudah waktunya menuju E-Rantel."


-----

Waktu Nazarick 13:35

Berdiri di atas Hamsuke, Ainz menarik tali kekang untuk menandakan berhenti. Dia melihat ke arah gerbang E-Rantel yang berdiri tegak di depannya. Ainz bukan tidak senang dengan gerbangnya, yang bisa dengan mudah menghentikan seluruh pasukan dan memancarkan kekuatan serta gravitasi. Di dalam Yggdrasil, ada banyak gerbang yang lebih besar dan lebih gagah daripada ini, tapi tidak seperti data sederhana, gerbang ini dibuat oleh tangan manusia - meskipun kemungkinan ada bantuan dari magic tidak bisa dipisahkan - dan keringat. Berdiri di depan gerbang baja yang terendam dalam sejarah dan tenaga kerja, sebuah emosi yang sulit dijelaskan berkumpul di dalam dirinya.

Ada guild yang menaklukan dan menggunakan sebuah kota sebagai markas mereka di dalam Yggdrasil. Aku dulu sering penasaran mengapa mereka memasang markas di dalam are yang sulit di pertahankan... tapi kurasa sekarang aku mengerti. Menguasai kota besar mungkin adalah impian banyak manusia.

Dulu di Yggdrasil, memang wajar terjadi guild-guild berbeda menyerang sebuah kota. Kebanyakan dari anggota Ainz Ooal Gown tidak bisa mengerti mengapa mereka melakukan itu, tapi ada beberapa anggota yang berkata mereka ingin mencobanya pula.

Warmongers...

Itu bukan label yang baik, tapi setelah dipikir lagi, itu adalah ingatan yang bagus.

"Ada apa, tuanku?"

"Tidak ada apa-apa. Jangan khawatir."

Hamsuke bertanya karena tuannya berhenti dan tidak mengambil tindakan lebih jauh lagi. Ainz membalas dengan nada datar, seakan mencoba merubah topik. Itu adalah suara untuk menyembunyikan rasa malunya terhadap kenyataan dia terperangkap dalam ingatan dari masa lalunya.

"Kalau begitu, mari kita pergi ke Guild Petualang dan mendapatkan permintaan untuk menaklukkan beberapa monster."

Mereka bisa membooking sebuah kamar untuk semalam di E-Rantel, tapi mereka tidak bisa membuang-buang uang. Satu-satunya alasan Ainz, yang tidak butuh tidur dan makan, tinggal di penginapan kelas atas adalah untuk memamerkan statusnya sebagai petualang dengan pangkat tertinggi di kota dan membuat koneksi. Namun, dia sudah mengenal seluruh otoritas yang berhubungan dan akan disambut jika dia mengunjungi mereka. Oleh karena itu, tidak perlu lagi tinggal di penginapan lagi.

Ditambah, meskipun dia tinggal di penginapan, dia akan berteleportasi ke Nazarick dan menciptakan undead sampai pagi lagi. Karena tidak ada gunanya mondar mandiri disana, akan lebih bijak mengambil quest dan meninggalkan kota secepatnya.

Sebenarnya, dia mulai berpikir bahwa tidak ada gunanya lagi tinggal di sekeliling E-Rantel.

"Begitukah? Tuanku kelihatannya sangat menikmati pertarungan."

"Aku tidak terlalu menikmatinya. Meskipun jika aku menerima permintaan untuk menaklukkan, aku hanya akan menyapunya secepatnya dan mengahbiskan waktu di Nazarick seperti biasa."

Ainz menepuk kepala raksasa Hamsuke dengan enteng.

"Kita juga harus melatihmu agar bisa menggunakan senjata dan armor."

"Saya selalu berlatih dengan keras! Lizardmen itu banyak mengajari saya, tuanku. Saya akan segera bisa menggunakan serangan ultimate!"

"Jika kamu bisa menggunakan martial art, itu akan sempurna. Bagaimana dengan rekanmu yang berlatih bersamamu? Apakah kamu kira dia akan bisa menggunakan martial art pula?"

"Dia? Dia tidak biara, jadi saya tidak tahu. Meskipun saya merasa dia akan melalui jalan yang panjang untuk bisa melakukannya."

Ainz tidak berpikir 'dia' akan bisa bicara pula. Kemungkinan bahwa dia tidak akan bisa menggunakan martial arts juga mendekati nol. Itu adalah sebuah percobaan. Jika Death Knight Ainz bisa belajar skill kelas warrior, rencana akan langsung berubah. Jika dia bisa menjadi lebih kuat dari latihan, itu akan menjadi prioritas paling tinggi.

"Undead tidak perlu istirahat atau tidur. Karena dia bisa berlatih terus, seharusnya sudah belajar martial art lebih cepat dari Hamsuke. Tapi karena dia masih belum mempelajari apapun, kelihatannya memang gagal."

"Tunggu tuanku! Dia mencoba sangat keras pula! hari demi hari, bahkan setelah raja ini pergi tidur.. saya harap anda tidak membunuhnya!"

"...Siapa yang bilang tentang membunuh? Makhluk jahat macam apa kamu anggap aku ini?"

"Benar sekali! Tidak ada di dunia ini yang sebaik anda, Ainz-sama! Dia bahkan memaafkan makhluk lemah menyedihkan macam dirimu."

Kalimat dingin itu melayang dari Narberal, yang sedang mengendarai Hamsuke di belakang, dan Hamsuke menggoncangkan tubuhnya.

"-Nabe, kita akan segera tiba di E-Rantel, jadi panggil aku Momon."

"Sesuai perintah anda."

"Dan Hamsuke adalah bagian vital dari rencana untuk memperkuat Nazarick.. Pastikan untuk memperlakukan mereka yang bekerja untuk Nazarick dengan baik dan sesuai. Biarkan aku mengingatkanmu jika Hamsuke bukanlah satu-satunya yang sedang kubicarakan."

"Ya! Saya minta maaf."

Dia juga ingin bilang kepadanya untuk berhenti memanggil manusia dengan nama seperti 'tick' (kutu) atau 'flea' (kutu), tapi dia tidak mendengarkannya dan Ainz pun harus berhenti mencoba sepenuhnya. Jika setting Narberal Gamma memanggil manusia dengan nama itu secara tidak sadar, dia tidak ingin mengubah kerja keras dan pengabdian rekannya.

"Kalau begitu, ayo pergi."

"Saya mengerti!"

Hamsuke maju ke depan dengan Ainz di atasnya.

Ada beberapa orang yang berdiri berbaris di gerbang. Masuk ke kota jauh lebih ketat daripada meninggalkannya dan seluruh muatan diperiksa dengan teliti. Oleh karena itu, seringkali agak lama bagi para pejalan kaki atau pedagang keliling untuk mendapatkan gilirannya diperiksa.

"Kelihatannya tidak akan memakan waktu yang panjang.."

Ada beberapa traveler dalam barisan itu, bersama dengan sebuah kelompok yang kelihatannya seperti para petualang. Narberal bertanya dengan lirih ketika Ainz berdiri di belakang mereka.

"Momon sam-san, apakah kita tidak bisa pergi lebih dahulu?"

Dia memang benar. Ketika Ainz tiba, dia harus melewati pemeriksaan yang menjengkelkan dan menyeluruh, tapi saat dia menjadi lebih terkenal, pemeriksaannya menjadi lebih sederhana dan sekarang ini dia bebas langsung masuk. Bukan hanya itu, mereka sering mempersilahkan dia untuk lewat sebelum orang lainnya.

Bukan 'Darkness' yang spesial, tapi seluruh petualang lebih dari Mythrill diperlakukan seperti ini. Itu untuk memastikan mereka tidak merasa tidak senang atau kerepotan terhadap apa yang disebut sebagai 'senjata rahasia kota'.

Mereka seharusnya juga menggratiskan kita dari biaya masuk pula...

Itu adalah jumlah yang kecil dari apa yang dia peroleh melalui petualangan, tapi ini adalah sumber uang nomer satu dari Nazarick. Tetap saja, dia tidak mempertimbangkan untuk menggunakan 'Flight' hanya untuk melewati dinding.

Momon adalah seorang pahlawan. Oleh karena itu-

"Kita tidak akan memotong barisan.. kecuali ada kasus darurat atau sesuatu yang harus dilakukan secepatnya."

Narberal membalas dengan membungkukkan kepalanya ketika Ainz menatap ke depan, memandang dari atas Hamsuke.

"Barisannya kelihatannya tidak bergerak sama sekali..."

Barisan itu tetap diam, seakan ada kemacetan di jalan itu.

"Apa itu..? Mereka sedang memeriksa sebuah kereta... Memeriksanya dengan sangat teliti. Tidak, mereka hanya mengelilinginya dan tidak memeriksanya. Apakah mereka menemukan sesuatu yang ilegal? Permisi."

Ainz bertanya kepada pria yang kelihatannya kasar yang sedang berdiri di depannya.

"Ah, ya, ada apa?"

"Tidak perlu bingung. hanya saja kelihatannya barisan ini tidak bergerak, jadi saya penasaran ada apa."

"Saya tidak tahu detilnya, tapi saya melihat gadis muda yang melalui titik pemeriksaan dengan beberapa prajurit. lalu tiba-tiba--"

Meskipun dia mendengar kesimpulannya, sulit mencerna detilnya. Ainz mengeluarkan kepalanya dan mendengarkan dari arah titik pemeriksaan. Dia bisa mendengar sebuah teriakan kencang ketika dia mendengarkannya dengan hati-hati.

Hmmm.

Rasa penasaran Ainz semakin terstimulasi.

Ketika dia pertama kalinya tiba di E-Rantel, dia ditanyai beberapa pertanyaan pula, tapi pada akhirnya dia bisa masuk dengan mudah. Dia hampir merasa bahwa para penjaga agak ramah kepada orang biasa seperti para petualang dan traveler. Mungkin ada alasan sebenarnya mengapa mereka ramah kepadanya, tapi interogasi macam apa yang sedang dijalani oleh gadis desa itu?

Karena peringkat adamantite miliknya bersifat universal, ada beberapa kota yang tidak memperbolehkan Ainz masuk. Jadi Ainz ingin tahu apa yang sedang mereka tanya kepadanya. Di masa depan, dia mungkin perlu untuk menyusup ke sebuah kota sebagai seseorang yang bukan petualang berpangkat adamantite seperti, Momon. Untuk menghindari masalah apapun yang mungkin akan muncul pada titik itu, dia ingin bersiap.

"Tunggu disini. Aku akan memeriksanya."

"Saya akan pergi dengan anda."

"Tidak perlu. Aku hanya sebentar."

Semua prajurit yang melihat Ainz berteriak terkejut. Di E-Rantel, tidak ada satupun yang tidak tahu petualang dengan peringkat adamantite, Momon.

Ainz sangat perhatian terhadap penampilannya yang percaya diri saat dia mendekati titik pemeriksaan itu. Di dalam ada seorang magic caster yang gelisah, seorang prajurit dan seorang gadis desa yang sedang duduk di kursi.

"Kami ingin masuk ke kota secepat mungkin... tapi ada masalah apa?"

"Uwaahhh!"

Dua orang pria berteriak terkejut seperti prajurit di luar dan gadis desa itu melihat ke arahnya dengan ekspresi tertegun.

"M-Momon-sama! Saya minta maaf!"

"Apa yang kamu..Hm? Dia adalah..."

Itu adalah wajah yang akrab. Dia merasa seakan dia pernah melihatnya sebelumnya lalu dia mengorek pikirannya - meskipun dia tidak memilikinya - untuk informasi tentang gadis itu.

"Ya! Kami sedang menyelidiki gadis mencurigakan ini, jadi agak memakan waktu. Kami meminta maaf atas ketidak nyamanan ini pada anda, Momon-sama-"

Ainz ingat nama gadis itu sambil berpikir karena menganggap suara pria itu mengganggunya.

"-Enri. Yeah, kamu Enri Emmot, benar khan?"

"Uh, Maafkan saya tapi siapa... Ah, benar juga. Anda datang ke desa dengan Enfi. Saya tidak ingin pernah bicara dengan anda.. Apakah anda mendengarkan nama saya dari Enfi?"

Ainz terdiam tidak sengaja.

Yang menemui Enri adalah magic caster bertopeng, Ainz Ooal Gown. Sekarang ini, dia adalah petualang dengan peringkat adamantite yang mengenakan armor hitam legam, Momon.

Sialan! Aku mengatakannya dengan keras tanpa berpikir. Sial, aku harus segera pergi. Tapi mengapa dia ada disini? Jika dia sedang mencariku - tidak, mencari Ainz Ooal Gown, apakah ada yang salah? Aku harus mendengarkan detilnya.

Mempertimbangkan apa yang baru saja dia katakan, kelihatannya dia tidak tahu identitasnya yang sebenarnya, tapi dia harus mengambil kemungkinan bahwa dia diketahui sebagai pertimbangan. Meskipun dia tidak bisa membedakan Ainz dan Momon adalah orang yang sama dengan membandingkan suaranya dari beberapa bulan yang lalu dengan apa yang muncul dari celah penutup kepalanya sekarang ini, tidak ada yang dirugikan untuk bersikap hati-hati.

Ainz memanggil sang magic caster dengan isyarat memanggil. Magic caster tersebut akan lebih tahu situasinya daripada prajurit.

Dia membawa magic caster itu keluar dari titik pemeriksaan, cukup jauh agar tidak ada orang lain yang mendengarkan percakapannya.

"Jadi... dia adalah temanku. Bisakah kamu katakan padaku apa yang terjadi?"

Secara teknik, itu bukan kebohongan karena Nfirea adalah rekan dari baik Ainz dan Momon. Magic caster itu membuka matanya lebar-lebar. Ekspresinya mirip dengan rasa terkejut, tapi sedikit sekali perbedaannya. Seseorang mungkin membandingkannya dengan lembaran benang yang saling bersambung. Itu seperti dia baru saja menyelesaikan puzzlenya.

"Begitukah... Tentu saja..."

Dia ingin mengatakan kepada magic caster untuk berhenti bicara dengannya, tapi Ainz menunggu dia bicara.

"Kukira dia hanya seorang gadis desa biasa, tapi dia membawa item magic yang kuat dalam bentuk tanduk. Jadi aku akan mencari tahu bagaimana dia bisa memiliki item yang sangat kuat itu."

"Tanduk macam apa itu? Dan efeknya?"

"Efeknya adalah-"

Ainz melihat ke atas langit setelah mendengar cerita seluruhnya, tanpa tahu jika item semacam itu adalah hal yang tidak biasa di dunia ini. Dia tidak membayangkan bahwa item itu akan menyebabkan masalah baginya. Dia bisa membuat alasan, berkata bahwa itu bukan salahnya, tapi dia tidak bisa mengabaikan gadis itu pula.

Apakah harus kubantu? Aku tidak salah, yang memiliki item itu yang seharusnya bertanggung jawab... Tapi akan jadi masalah jika item itu berpindah ke tangan orang lain. Ditambah lagi, jika dia ditangkap...

Nfirea tahu Ainz dan Momon adalah orang yang sama. Jika dia mendengar tentang situasi ini nantinya, dia akan berpikir Ainz telah mengabaikan gadis itu.

Pasti nanti ada masalah... Tidak perduli apa yang terjadi kepada manusia tak berguna yang lainnya, tapi dia adalah yang berharga. Ada pepatah, 'Ubahlah rintangan gawat menjadi peluang'. Jika aku membantunya, Nfirea akan sangat berterima kasih dan aku akan bisa merantainya dengan balas budi.

Ainz berbicara dengan nada yang dia kira terdengar sangat berwawasan.

"Tidak usah khawatir. Aku sangat tahu betula orang macam apa dia. Dia pasti bukan orang yang akan menyebabkan masalah, jadi tolong biarkan dia pergi. Bisakah kamu melakukan itu?"

"Tentu saja. Jika itu adalah kenalan dari Momon dari 'Darkness', bahkan seorang kriminal akan bisa masuk ke dalam kota dengan bebas jika anda berani menjaminnya."

"Begitukah. Kalau begitu, maafkan aku sudah memintamu hal ini, tapi tolong lepaskan dia. Dan aku minta maaf sekali lagi, tapi bisakah kalian biarkan kami, 'Darkness' lewat juga?"


----


Ainz kembali kepada Narberal dan Hamsuke dengan izin masuk.

"Aku punya izin masuknya. Ayo masuk."

Dia melewati mereka yang berdiri sambil mengendarai Hamsuke. Dia menarik perhatian mereka yang sedang menunggu, tapi setelah mereka melihat armor hitam, pedang raksasa, Hamsuke dan Narberal, mereka memalingkan muka, seakan mereka telah menerimanya. Mereka sangat paham perbedaan jelas dalam status antara mereka dan Ainz.

Dia memasuki E-Rantel sambil menerima sikap hormat membungkuk dari para prajurit.

"Nabe, aku ingin meminta sesuatu darimu."

"Saya siap menerima perintah."

Terlihat sedikit tidak enak dipandang bagi seorang rekan petualang untuk menunjukkan tanda loyalitas di tengah kota, tapi Ainz tahu itu percuma, jadi dia melanjutkan.

"Seorang gadis yang dipanggil Enri akan segera melewati gerbang dengan sebuah gerobak. Pergilah dan tanyakan kepadanya diam-diam mengapa dia ada di E-Rantel."

Selanjutnya, Ainz mencari sebuah tempat untuk menyembunyikan diri. Itu adalah untuk menghindari percakapan lebih jauh dengan Enri.

Dia melihat sekeliling dan memutuskan bahwa kumpulan kotak kayu di dekat cukup tinggi untuk menyembunyikan dirinya dan memerintahkan Hamsuke kesana. Para prajurit yang sedang bekerja di belakang kota itu terkejut dengan kemunculan tiba-tiba Ainz dan Hamsuke.

"Para prajurit, bolehkah sebentar saja? Aku penasaran apa yang ada di dalam kotak ini."

Ainz memastikan dia tidak terlihat dari gerbang dan bertanya kepada para prajurit. Kenyataannya, dia tidak tertarik dengan kotak kayu itu, tapi hanya bertanya karena dia tidak ingin ditendang karena mengganggu.

"Ah, ya, sungguh terhormat karena Momon dari Darkness merasa tertarik. Ini adalah sayuran yang bernama 'kinshu' dari Grandel. Ini adalah-"

Ainz membalas dengan 'begitukah' atau 'menarik' kepada prajurit yang menjelaskan dengan tulus. Balasan dari Ainz tidak tulus, tapi prajurit itu mengabaikannya dan terus melanjutkannya. Setelah Ainz mempelajari banyak hal cara memasak kinshu, Nabe muncul dari belakangnya.

"-Maaf sudah memotongmu. Penjelasanmu sangat membantu, tapi rekanku sudah balik, jadi permisi dahulu."

Ainz memberitahu prajurit tersebut lalu pergi dengan Hamsuke.

"Jadi apa yang dia katakan?"

"Dia pertama ingin menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Momon-san. Dia memiliki tiga tujuan. Pertama adalah untuk menjual tanaman obat yang dia kumpulkan, kedua adalah untuk mencari tahu apakah ada orang di kuil yang ingin pindah dan ketiga adalah pergi ke guild petualang."

"Guild petualang? Permintaan macam apa yang ingin dia coba masukkan?"
"Maafkan saya, saya tidak bertanya hal itu. Apakah saya harus mencari tahu darinya dan menghajarnya hingga dia mau menjelaskannya?"

"Tidak, jangan lakukan itu. Kita akan cari tahu ke Guild petualang saja. Kita harus bisa cari tahu melalui guild itu."

Mungkin bukan sesuatu seperti ingin mengucapkan terima kasih kepada Ainz Ooal Gown secara langsung. Jika itu masalahnya, Lupusregina sering mengunjungi desa itu-

"Ngomong-ngomong Nabe. Apakah kamu menerima laporan spesial apapun dari Lupusregina?" Ainz mengerutkan dahi - meskipun dia tidak memiliki kulit di wajahnya - ketika dia melihat Narberal menggelengkan kepalanya.

Pada awalnya, dia telah menempatkan Shadow Demons di desa Carne, tapi untuk tujuan membangun hubungan baik dengan mereka, dia telah mengirimkan Lupusregina sebagai gantinya. Dia telah memerintahkan kepadanya untuk mengirimkan laporan jika ada masalah yang terjadi, tapi tidak ada laporan sejauh ini. Jadi dia memutuskan tidak ada hal yang bermasalah yang sedang terjadi di desa Carne sejauh ini.

Tidak perlu melaporkan jika Enri hanya pergi ke E-Rantel saja, tapi rasa tidak tenang keluar seperti awan dari dalam diri Ainz.

"Aku menganggap Lupusregina sebagai pekerja keras. Bagaimana menurutmu, Narberal?"

"Seperti yang anda bilang. Memang mudah menganggapnya tidak tulus karena caranya bicara, tapi itu hanyalah akting. Dia adalah pelayan luar biasa yang brutal dan licik."

Memanggil seseorang brutal dan licik sulit dilihat sebagai pujian. Ainz menatap wajah Nabe untuk memastikan itu bukan sesuatu yang dia katakan karena dia tidak menjunjung tinggi Lupusregina, tapi hanya melihat sikap hormat dan kagum.

"Kalau begitu apakah sudah tidak apa menuju Guild Petualang, tuanku?"

"Tentu saja. Kamu tahu tempatnya, ya kan? Kalau begitu Nabe, naiklah di belakang. Tidak perlu mengeluarkan 'Statue of Animal: Warhorse' lagi."

Setelah Ainz menggenggam tangan Narberal dan menariknya, Hamsuke meluncur ke depan seakan dia sudah menunggunya. Ainz tidak lagi merasa malu mengendarai Hamsuke keliling kota. Dia cenderung senang dengan bagaimana dia bisa bicara dan memberikan perintah kepadanya. Rasanya seperti taksi.

Guild Petualang muncul dalam pandangan, begitu juga dengan pemandangan Enri masuk bersama dengan gerobaknya.

"...Kurasa mau bagaimana lagi. Kita akan menggunakan pintu belakang. Hamsuke, memutarlah ke belakang."

"Sesuai dengan perintah anda, tuanku!"

Biasanya, para petualang tidak diperbolehkan menggunakan pintu belakang, tapi petualang adamantite diperbolehkan melakukan hampir hal apapun sesuka mereka. Tetap saja ini pertama kalinya dia menggunakan pintu belakang. Menggunakan keistimewaannya dengan berlebihan hanya karena dia spesial hanya akan mencoreng reputasinya.

Dia meminta kepada pegawai guild yang pertama dia temui setelah melewati pintu belakang untuk ditunjukkan bertemu dengan guild master. Untungnya, atau tidak, guild master ada di dalam ruangannya.

"Oh, Momon! Selamat Datang!"

Guild Master, Ainzack, menyambutnya dengan tangan terbuka. Dia menggenggam Ainz seperti itu lalu memeluknya. Tidak terlalu masalah karena dia mengenakan armor dan penutup kepala, tapi jika dia memakai pakaian tipis, itu adalah pelukan bergairah yang ingindia hindari bagaimanapun. Ada tepukan ringan di punggung sebelum guild master perlahan berhenti.

"Sepi sekali karena anda jarang kemari baru-baru ini. Silahkan, silahkan duduk. Kita akan bicara sebentar sambil menunggu para anggota tiba untuk rapat."

Guild master menunjuk ke arah kursi dengan ekspresi menyambut teman lama.

"Terima kasih."

Setelah Ainz duduk, guild master duduk di sampingnya. Jarak di antara keduanya sangat dekat dan rasanya hampir membuat sesak nafas, dengan lutut mereka hampir saling bersentuhan.

"Momon, kita sudah kenal lama sekarang. Bagaimana kalau bicara tanpa ada formalitas sekarang?"

"Tidak, tidak perlu ada formalitas bahkan diantara teman. Aku diajari bahwa ini adalah sesuatu yang sangat penting."

Ketika dia sebenarnya ada di tempat kerja, dia merespon lebih ramah dan bahkan berbicara tanpa formalitas untuk menunjukkan keakrabannya, tapi Ainz tidak berniat melakukan sesuatu seperti itu kepada guild master. Dia memutuskan itu adalah jawaban yang tepat untuk menjaga hubungan itu tetap profesional.

Terlalu dekat dengan sebuah organisasi akan menyebabkan masalah. Sebagai seorang petualang, aku tidak ingin terlalu dekat dengan sebuah kota. Sudah waktunya aku menemukan tempat lain. Tapi sebelum itu...

Ainz menatap ke arah guild master melalui celah penutup kepalanya.

Mengapa dia harus duduk di sampingku? Bukankah biasanya itu adalah tempat Narberal? Dengan dia duduk disitu terasa aneh.

jarak mereka membuat Ainz tidak nyaman, dan itu membuat menanyakan seksualitas dari guild master itu.

Aku dengar dari pemimpin asosiasi Magician bahwa guild master memiliki seorang istri.. atau apakah itu hanya kedok? Meskipun kelihatannya dia sedang mencoba untuk memperdalam hubungan kami... pasti ada niat tertentu di baliknya. Atau mungkin dia berpikir aku bermain untuk tim yang lain?

Pemikiran itu membuat Ainz menjadi berdebar meskipun sebenarnya tidak ada jantungnya.

Ainz semata-mata heteroseksual... atau lebih tepatnya, dia dulunya begitu. Selain itu, Suzuki Satoru adalah fans dari dada besar. Sifat itu diabaikan karena wujudnya yang saat ini seorang undead. Daripada katakan saja, Cocytus, Ainz lebih berhasrat kepada Albedo.

Ainz mengalihkan duduknya menjauh dari guild master dan berputar agar dia sedang menghadap pria itu.

"Maafkan ketidak sopananku. Sebenarnya, saya kemari untuk meminta bantuan anda. Salah satu temanku datang ke guild petualang dengan sebuah permintaan. Bisakah kamu katakan padaku permintaan apa itu?"

"Tentang itu.. yah, menurut peraturannya, kita tidak diperbolehkan untuk membuka detilnya."

"Meskipun begitu, aku masih berharap bantuanmu. Aku tahu aku sudah berlaku tidak adil, dan aku tahu bahwa peraturan ada untuk sebuah alasan. Tapi tetap saja, aku harap anda-"

Ainz merendahkan kepalanya, dan guild master menyilangkan tangannya. Dia menatap ke arah langit-langit dengan ekspresi kaku di wajahnya.

Namun, itu hanya berlangsung sesaat.

"Aku mengerti," guild master berkata kepada Ainz. "Aku tidak bisa menolak permintaan Momon-kun. Kalau begitu, katakan padaku siapa nama temanmu?"

"Dia adalah Enri dari desa Carne - tidak, namanya adalah Enri Emmot."

"Enri, ya? Kalau begitu, tolong tunggu sebentar."

Beberapa saat kemudian, guild master itu kembali ke ruangan, diikuti oleh seorang resepsionis wanita yang pernah dia lihat sebelumnya. Tubuhnya kaku, seakan terbuat dari es, lalu dia masuk ke dalam ruangan dengan cara yang tidak biasa.

"Maafkan sudah mengganggu, Momon-sama!"

Ini adalah pertama kalinya Ainz melihat seseorang bergerak sangat aneh, mengangkat lengan kanannya dengan kaki kanannya. Meskipun Ainz berpikir "Wow, itu.. menyedihkan" atau "Kamu tidak perlu sekaku itu, ya kan?" Ainz mempertahankan sikapnya yang kokoh lalu mengangguk dengan bijaksana. Kebutuhan untuk mempertahankan kewibawaan seseorang adalah beban bagi mereka yang memiliki peringkat adamantite.

"Dia menerima permintaan dari Enri Emmot yang berasal dari desa Carne. Akan lebih baik jika anda menanyakan langsung padanya. Silahkan, tanyakan apapun yang anda perlukan."

"Tentang itu.. kalau begitu - tidak, sebelum itu, guildmaster, tolong persilahkan dia untuk duduk. Aku bukan pemilik ruangan ini, tapi tetap saja..."

"Tidak! Itu sudah melangkahi batas saya! Saya akan berdiri, terima kasih banyak!"

Bagi Suzuki Satoru, rasanya salah membuat lawan bicaranya berdiri sementara dia sedang duduk. Namun, bagi Ainz Ooal Gown, penguasa dari Great Tomb of Nazarick... itu bukan masalah sama sekali. Dengan itu, dia bisa dengan mudah menghadapi perbedaan antara seorang pimpinan dengan pengikut. Kelihatannya latihannya yang setiap hari tidak percuma sama sekali. Malahan, rasanya dia perlahan meningkatkan total pengalamannya.

...Berapa banyak XP lagi sampai levelku naik, hm?

"Begitukah? Kalau begitu, mari kita mulai. Tolong katakan padaku, dalam detilnya, tentang permintaan yang dia buat. Karena ini sangat penting, aku arap tidak ada yang lupa."

"Y-Ya!"

Keringat lengket yang sebesar kacang mengalir di dahi resepsionis itu.

"Ada apa? Apakah ada masalah?"

"Tidak, hanya saja..."

Tatapan resepsionis itu maju mundur.

"Apakah aku menanyakan hal yang salah?... Yah, mungkin saja begitu. Kalau begitu. Biarkan kutanya; apakah itu adalah permintaan untuk menemukan seseorang?"

"Tidak, bukan seperti itu..."

"Ah, kalau begitu seperti apa? Apakah bukan sebuah permintaan?"

"..Sebenarnya, lebih kepada konsultasi untuk permintaan di masa depan. Itu berhubungan dengan monster-monster yang disebut Giant of the East dan Serpent of the West, monster-monster yang memiliki level yang sama dengan Wise King of the Forest yang dijinakkan oleh Momon-sama. Itu, er, begitulah, kurasa."

Momon menganggap terlalu langsung menuju inti dan memaksa hanya akan membuat resepsionis itu takut, dan melanjutkan pertanyaan.

"Kalau begitu, apakah ini akan menjadi masalah nantinya di masa depan?"

"Ti-Tidak! Saya-saya tidak tahu dia adalah teman dari Momon-sama! Jika saya tahu saya akan mendapatkan detil yang lebih banyak darinya! Itu yang sebenarnya!"

Pemandangan resepsionis itu di ambang air mata membuat Ainz gelisah. Bisakah seseorang dengan pengendalian emosi yang sangat kecil bekerja sebagai seorang resepsionis?

"-Guildmaster..."

"...Maafkan saya, saya tidak memberikan instruksi yang lebih baik kepada bawahan saya."

"Tapi, tidak apa! Itu adalah peraturan guild!"

Setelah mendengar keduanya, Anz menyadari bahwa mereka mungkin sudah mendapatkan kesan yang salah. Mereka mengira begitu karena Enri dan Ainz saling kenal, Ainz bisa mengambil permintaan itu dengan gratis, tapi sebagai cara menyelamatkan wajah Guild petualang, Enri meminta permintaan melalui guild itu.

Tapi resepsionis tersebut sudah memperlakukan Enri dengan dingin dan menendangnya keluar karena masalah uang. Mereka berdebat tentang siapa yang bertanggung jawab membanting pintu pada teman petualang peringkat adamantite.

Tapi... bukankah itu adalah hal yang benar, menurut peraturan guild?

Ainz memandang dengan mata tidak setuju kepada guild master, yang sedang menghukum resepsionisnya.

Itu adalah tugas seorang atasan untuk melindungi bawahan mereka ketika mereka membuat kesalahan. Atau mungkin dia sedang menunjukkan pameran besar dengan memarahinya di depan seorang customer untuk mendapatkan simpati baginya? Benar-benar teknik seorang master.. kelihatannya dia sudah terbiasa dengan hal itu.

Bagi Ainz, resepsionis itu sudah melakukan hal yang benar. Guild master itu mungkin berpikir demikian juga. Namun, baik Ainz yang masuk melalui pintu belakang atau dia yang sedang menghadap guild master, itu semua bisa dimaafkan karena dia adalah petualang dengan peringkat adamantite. Karena petualang adamantite layak untuk dipertahankan.

"Tapi aku benar-benar tidak tahu!"

Dengan resepsionis yang hampir menangis, Ainz memotong dengan ucapan lembut.

"Kamu tidak salah."

Mata resepsionis itu menjadi terkejut, lalu dia mengumpulkan air mata yang akhirnya jatuh.

"Memang sangat penting mematuhi peraturan organisasi. Memang ada kalanya peraturan itu bisa dibengkokkan, aku tidak menyalahkanmu."

"Terima kasih banyak! Terima kasih banyak sekali!"

"Meskipun itu menjengkelkan, tolong katakan kepadaku detil permintaannya. Ini bukan penerimaan format terhadap permintaan, tapi lebih kepada, agar lebih mudah bagiku untuk membuat tindakan jika situasi mengharuskannya."

"Saya mengerti! Saya akan segera mendapatkan detilnya dari dia! kalau begitu, permisi sebentar!"

Resepsionis itu kabur dari ruangan tersebut dengan kecepatan tinggi, seakan ada angin topan yang lewat.

"...Meskipun kamu ingin mendapatkan simpati dariku, tolong jangan memarahi orang yang tidak bersalah. Itu membuatku jengkel."

"...Seperti yang saya duga, saya tidak bisa menyembunyikan apapun dari anda, Momon-kun."

Guild master itu dengan tulus mengatakan bahwa hipotesis Ainz memang benar.

Kelihatannya trik-trik dari seorang pegawai kantoran orang Jepang bisa digunakan dimanapun. Kalau begitu, pertanyaannya adalah-

Bayangan Lupusregina muncul di otak Ainz.

Bagaimana mungkin Lupusregina tidak tahu monster-monster dikhawatirkan oleh gadis desa seperti Enri itu? Apakah ada kesalahan dalam meletakkan jaringan informasi? Aku harus memeriksanya.

Aku harus segera kembali ke Nazarick, pikir Ainz saat dia menunggu laporan resepsionis itu.


----


Waktu Nazarick 16:41

Lupusregina yang khawatir memasuki kantor Ainz. Kepanikan dan tidak tenang karena tiba-tiba dipanggil tertulis di seluruh wajahnya. Di dalam kantor ada Lupusregina, pelayan biasa Sixth, battle maid Narberal, Aura, yang paling akrab dengan hutan, Eight Edge Assassin di langit-langit, dan pemiliki ruangan itu, Ainz.

Ngomong-ngomong, Albedo masih dalam kurungan.

Lupusregina akan berlutut sebelum Ainz menyelanya.

"Lupusregina, apakah ada sesuatu yang kamu simpan dariku?"

Setelah melihat wajahnya yang bingung, Ainz penasaran apakah dia tidak tahu sama sekali tentang itu. Ainz memutuskan untuk mengulangi apa yang dia dengar tentang Giant of the East dan Serpent of the West dari Guild Petualang. Namun, saat Lupusregina sudah tahu tentang hal ini lama sebelumnya, suasana Ainz berubah drastis. Dia menghembuskan nafas panjang dan keras.

"Jadi kamu sudah tahu hal ini, kalau begitu?"

"Ya, Tentang itu-"

"Dasar bodoh!"

Teriakan Ainz yang menggelegar, dipenuhi kemarahan, kelihatannya seperti mengguncang ruangan ini. Saat yang lainnya tersentak seakan mereka habis ditabrak secara fisik, Ainz merasakan sesuatu yang menekan emosinya, tapi meskipun puncak kemarahan sudah dipotong, kemarahannya meningkat lagi, dan tidak mungkin dia bisa sepenuhnya mengendalikan amarahnya.

"Mengapa kamu tidak melaporkan hal itu kepadaku? Apakah kamu mau mencoba menipuku?"

"Ti-Tidak! Bukan seperti itu!"

"Lalu kenapa? Mengapa tidak ada yang sama sekali sampai kepadaku! Apa alasannya?"

"Ka-Karena saya ki-kira itu bukan masalah besar, ja-jadi saya tidak melaporkannya..."

Karena suatu alasan, pemandangan battle maid yang ketakutan mengintipnya hanya membuat tambah marah.

"Lupusregina Beta! Aku benar-benar kecewa denganmu!"

Lupusregina bukanlah satu-satunya yang tersentak dengan hal ini. Nabe dan Sixth juga gemetar, dan Eight Edge Assassin di langit-langit kelihatannya juga membeku pula.

"Aku memberimu tugas untuk menjaga desa, tapi itu bukan berarti kamu bisa sesukanya! Kamu sudah dibilangi untuk melaporkan apapun yang terjadi di desa, apapun itu, jadi apa artinya ini!"

"Itu..."

Wajah Ainz berubah saat dia memandang remeh Lupusregina, yang tidak mampu menjawabnya. Ini adalah dosa yang tidak bisa dimaafkan bagi seorang pekerja; tidak, bagi siapapun. Peraturan ini jelas sekali bagi siapapun yang melakukan bisnis, atau lebih tepatnya, bagi siapapun yang bekerja di dalam masyarakat: "Lapor, Komunikasikan, Diskusikan". Laporkan apa yang kamu pelajari. Komunikasikan dengan jelas kepada orang lain. Diskusikan masalah saat muncul. Mereka dianggap sebagai darah penopang hidup bagi operasional perusahaan, dan itu sangat penting.

Jika dia bahkan tidak bisa melakukan itu, kurasa aku tidak bisa memaafkannya dari sudut pandang seorang pemimpin... tidak....

Saat dia melihat ke arah Lupusregina yang ketakutan, Ainz mau tidak mau berpikir bahwa dia sebagian juga bersalah. Kesalahan ini muncul jika seorang pemimpin tidak mampu dan tidak bisa mengarahkan bawahannya dengan baik.

Sebuah kesalahan di dalam komunikasi kelompok adalah kesalahanku. Aku tidak bisa mengendalikan hal ini dengan baik.. mungkin aku harus mundur dan membiarkan Demiurge atau Albedo menangani hal semacam ini.

"...Lupusregina, apakah kamu tahu nilai dari desa Carne bagi Nazarick?"

"Hah? Tidak... ya. Er, Saya dengar Ainz-sama bilang desa itu sangat berharga..."

"Tidak, tidak, maksudku, apa yang kamu, secara pribadi, rasakan berharga sangat penting dari desa itu?"

"Yah, ada banyak mainan disana, dan..."

"Ah jadi begitu. Kalau begitu... aku minta maaf. Itu adalah kesalahanku. Aku tidak menyadari kamu berpikir seperti itu..."

Ainz tertawa lepas. Dia menyadari itu adalah kesalahannya.

"Aku ambil kembali apa yang kukatakan tentang kekecewaan. Aku terlalu jauh. Tolong maafkan aku."

"A-Apa yang anda katakan? Itu adalah kesalahanku!"

"karena sudah seperti itu, hati-hati saja lain kali. Kalau begitu sekarang, aku akan jelaskan lagi, jadi perhatikan betul-betul. Desa itu sangat berharga bagi kita. Terutama bocah laki-laki itu, Nfirea, dan neneknya Lizzie. Mereka sangat penting untuk Nazarick."

"Eeh? Be-Begitukah?"

"Memang benar. Aku telah menyerahkan tugas menciptakan potion baru kepada mereka berdua."

"Ah, itu-itu benar! Saya punya sesuatu untuk ditunjukkan kepada Ainz-sama!"

Lupusregina kenyataannya meneriakkan bagian terakhir itu, wajahnya pucat. Dia mengeluarkan sebuah botol potion ungu kecil dan Narberal, yang paling dekat dengannya, mengambilnya lalu menyerahkan botol itu kepada Ainz.

"Ini adalah..."

Ainz melihat ke arah potion itu melalui cahaya.

"Y-Ya! Ini adalah potion baru Nfirea!"

Kemarahan Ainz memuncak lagi. dan dia mencoba sebaik mungkin membatalkannya.

"Jika dia berhasil membuat ini, maka pentingnya keluarga itu meningkat lagi."

Ainz tertawa lirih saat dia melihat wajah yang tak mengerti.

Potion ungu yang dibuat oleh Nfirea ini diciptakan menggunakan berbagai item yang disediakan oleh Nazarick. Hal paling penting adalah tanpa memiliki skill crafting potion dari Yggdrasil, mereka berhasil menggunakan bahan-bahan dari Yggdrasil untuk menciptakan sesuatu selain dari potion biru dunia ini atau potion merah Yggdrasil.

"Sebagai awalnya, potion healing di dunia ini adalah biru. Tapi potion healing yang aku tahu adalah merah. Penasaran ya kan?" oceh Ainz.

Pengetahuan dan kekuatan Yggdrasil bisa diaplikasikan di dunia ini. Dari angel-angel yang pertama dia temui, hingga keberadaan World Class Item, ada kemungkinan yang sangat tinggi para pemain pernah ada disini di masa lalu. Kalau begitu, mengapa potionnya tidak merah seperti di Yggdrasil? Ada tiga kemungkinan. Pertama, runtuhnya sebuah negara mungkin membuat hilangnya teknik pembuatan potion itu. Teknik ini seharusnya sudah tersebar luas, dan tak ada kehancuran seluruh negara yang bisa menghapuskan semuanya.

Alasan kedua mungkin bahwa Nfirea hanya tidak tahu teknik ini karena mereka belum tersebar hingga negara-negara terdekat. Mungkin negeri di kejauhan menggunakan potion merah. Lagipula, di Jepang, sup yang sama terlihat benar-benar berbeda ketika disiapkan oleh ngeri yang berbeda. Ketiga alasannya adalah optimisasi; membuat potino dalam game akan membutuhkan material-material dalam game. Mungkin material-material itu sulit ditemukan disini, atau mereka tidak ada sama sekali, dan itulah kenapa potion biru bisa dibuat dengan material-material dunia ini.

"Begitulah, kecuali dari kemungkinan kedua, potion yang dibuat oleh Nfirea ini adalah-"

Ainz mengalirkan potion ungu di botolnya.

"Mungkin ini adalah revolusi teknologi yang ada hanya sekali dalam satu abad, yang kutahu. Yah, jika ini adalah kemungkin ketiga, ini mungkin akan menjadi produk gagal. Kerja kerasnya di masa depan akan memberiku jawaban."

Ainz berharap Nfirea akan bisamembuat potion dalam game tanpa menggunakan material dalam game. Siapa yang tahu, mungkin dia akhirnya membuat potion ketiga yang benar-benar berbeda.

"Kalau begitu, bukankah lebih efektif memberikan tambahan orang lebih banyak untuk meneliti subyek ini?"

Pertanyaan Narberal membuat Ainz mengerutkan dahi.

"Itu adalah pertanyaan yang bodoh. Narberal. Memang benar, pekerjaannya akan lebih cepat, tapi itu akan sangat berbahaya. Pengetahuan adalah kekuatan, dan menyalurkan kekuatan itu dengan bebasnya adalah tindakan yang bodoh."

Yggdrasil juga seperti itu, jadi Ainz bisa dengan percaya diri berkata seperti itu.

"Seperti contohnya, ada kemungkin bahwa potion ini bisa dimurnikan lagi hingga titik dimana bisa membunuhku dalam sekali serang. Kalau begitu, akan lebih aman untuk memonopoli pengetahuan ini daripada menyebarkannya... Memang lebih baik seorang bawahan itu sedikit bodoh, tapi perkembangan teknologi harus diamati dengan hati-hati. Ini sama halnya bagi Nfirea dan potionnya. Meskipun aku ingin menguncinya di dalam Nazarick dan membuatnya fokus sepenuhnya dalam penelitian dan pengembangan..."

Ini akan mencegah penyebaran teknik tersebut dan penggunaan potion itu.

"Kalau begitu, mengapa anda tidak melakukannya?"

Mata Narberal kelihatannya seperti mengatakan, "Tolong perintahkan saya untuk melakukannya," lalu Ainz langsung membalasnya.

"Daripada memenjarakannya dan memaksanya bekerja, aku akan membangun kepercayaan antara kami sebagai skema masa panjang yang akan memberikan keuntungan yang lebih baik untuk Nazarick. Demiurge menganalisa situasinya dan memutuskan bahwa lebih baik membelenggunya dengan hutang budi untuk kita - Hm? Ada apa , Lupusregina?"

"Ada satu hal yang tidak saya mengerti. Bisakah anda jelaskan kepada kami? Mengapa Ainz-sama memberikan potion itu kepada seseorang seperti Brita?"

Ainz tidak tahu siapa Brita itu, dari namanya saja. Sambil mencoba mempertahankan sikapnya yang seperti pertapa yang tahu segalanya seperti topeng - yang bisa dikatakan, ekspresi kosong yang hati-hati - dia berusaha memikirkan solusinya.

Jangan-jangan potion itu?

Ainz ingat malam pertama yang dia habiskan di E-Rantel. Saat ingatan itu datang, Ainz berterima kasih tubuhnya tidak bisa berkeringat.

-Apa yang harus kulakukan? Apa yang harus kukatakan?

Tapi dia tidak bisa diam saja selamanya.

Demiurge! Albedo! Mengapa kalian tidak ada disini? Tidak, Demiurge saat ini sedang bepergian jauh melakukan tugasnya, dan Albedo sedang di tahanan! Telat sekali memanggilnya kemari!

"-Begitukah, kamu benar-benar tidak mengerti?"

"Ya. Saya minta maaf karena kurangnya pengetahuan saya. Tolong cerahkan saya."

Kalau begitu jangan nanya! Ainz ingin berteriak. Namun, dia tidak memiliki pilihan lain, jadi yang hanya bisa dia lakukan adalah menggelindingkan dadu dan berharap yang terbaik. Saat pemikiran ini datang, keberanian memenuhi dirinya.

"Fufu...hahahaha. Memang benar, itu adalah gerakan yang berbahaya menurutmu, Lupusregina, kamu memiliki hak penasaran dengan hal itu. Itu bisa menghasilkan perkembangan situasi yang tidak akan bisa kita kendalikan. Namun, ada motif mengambil resiko tersebut."

"M-Motif? Bukankah itu hanya untuk memberikan kompensasi untuk potion miliknya yang hancur?"

Narberal yang menyela membuat Ainz menelan kalimat yang akan dia katakan. Otaknya berputar dengan kecepatan penuh, dan dia berusaha keras mengingat pertemuan itu di E-Rantel.

Benar sekali! Waktu itu, aku hanya melakukannya agar tidak dilihat sebagai orang pelit! Sial!

Ainz mempertahankan sikap tenangnya. Tertangkap basah, dia harus mengatakan sebuah kebohongan untuk menutupi kebohongan yang lain. Dia berusaha mengumpulkan sisa-sisa keberaniannya yang menghilang dengan cepat.

"...Apakah hanya itu yang kamu pikir aku sedang lakukan, Narberal?"

"Maafkan saya!"

"...Tidak, itu bukan sesuatu sehingga kamu harus minta maaf. Waktu itu, aku tidak percaya diri rencanaku akan berhasil, jadi aku memilih penjelasan yang lebih sederhana."

"Kalau begitu... apa tujuan anda yang sebenarnya?"

Menghadapi pertanyaan Narberal, rahang Ainz terbuka menggantung untuk sesaat karena kehilangan kata-kata. Tapi dalam sekejap itu, suatu inspirasi datang. Dengan itu sebagai dasar dari rasa percaya dirinya, Ainz bersiap bicara.

"...Itu adalah karena Nfirea..."

Saat Ainz perlahan membuka mulutnya, dia akan melihat bawahan yang ada di sekelilingnya. Jika Demiurge atau Albedo ada disana, mereka mungkin akan menyela dan berkata, "Ah jadi begitu. Seperti yang diduga dari Ainz-sama."

Narberal, di lain pihak, hanya bisa mengerutkan alisnya.

"...Nfirea...?"

Ainz menelungkupkan dagunya dengan sebuah bunyi lirih "Umu". Ketakutan mulai merayap di wajahnya karena Narberal dan yang lainnya, karena mereka mengira pose Ainz artinya, "apakah kamu masih belum mengerti, bahkan setelah aku berkata sebanyak ini?" Kenyataannya, Ainz membuat isyarat itu secara tidak sadar, tidak tahu apa yang harus dilakukan dengan tangannya.

Dalam waktu yang pendek, Ainz menderita tekanan yang luar biasa dan stres mental. Diantara dua kekuatan yang beradu, sebuah pencerahan datang kepada Ainz. Dia tidak tahu bagaimana terdengarnya sampai dia mengatakannya, tapi yang hanya bisa dia lakukan adalah maju terus sambil tersandung melewati kegelapan.

"...Mm. Aku bermaksud untuk mendapatkan perhatian dari farmasist yang dikenal sebagai Nfirea, apakah itu adalah jawaban yang cukup? Bagaimana aku harus mengatakannya... apa yang akan kalian lakukan jika kamu mendapatkan sebuah potion yang sama sekali berbeda dari potion lain yang pernah kamu temui?"

"...Mendiskusikannya dengan orang lain?"

"Tepat sekali! Lupusregina, seperti yang kamu katakan. Seperti yang kuduga, Brita membawa potion itu kepada farmasist yang dia percayai. Itulah bagaimana aku melakukan kontak dengan Nfirea."

Nfirea kelihatannya mengatakan hal yang mirip ketika mereka bertemu di desa Carne.

"Ah! Jadi begitu! itu tujuan anda sepenuhnya!"

"Kelihatannya kamu mengerti. Itu adalah sebuah umpan untuk pancinganku menangkap seorang master alkimia. Meskipun ada peluang nantinya akan berakhir di tempat aneh dan menyebabkan masalah, masih layak dicoba."

Ainz bisa merasakan para gadis yang mengerti hingga titik yang coba dia buat.

Aku berhasil menyambungkan semua titik sama-sama...

Saat Ainz akan bernafas lega, sebuah pertanyaan tiba-tiba dan tak terduga datang.

"kalau begitu... saya mengerti saya sudah sangat kurang ajar, tapi bisakah saya menanyakan satu pertanyaan lagi.."

Tidak, jangan. Hentikan. Tolonglah. Aku mohon padamu. Jangan bertanya lagi.

Ainz menangis di dalam hati, tapi wajahnya tetap tenang.

"Ada apa Lupusregina? Jika kamu memiliki keraguan, silahkan saja mengklarisifikannya dengan mereka."

"Ya."
Lupusregina menelan ludah, dan dengan sebuah ekspresi serius di wajahnya, dia bertanya,

"Apakah Ainz-sama selalu berpikir sejauh ini ketika membuat rencana?"

Bagaimana mungkin seperti itu? Kebanyakan, dia membuatnya di tempat. Tentu saja, dia merencanakan masa depan, tapi lebih seringnya daripada tidak, hasilnya selalu berbeda dari yang dia inginkan. Tentu saja, dia tidak bisa mengatakan semua itu.

Ainz tertawa lirih. Itu adalah tawa dari hasil latihan.

"Tentu saja. Aku adalah penguasa dari Great Tomb of Nazarick, Ainz Ooal Gown, ya kan?"

Ucapan serus yang keras dari "Ohhhh!" terdengar dari sekitarnya, dan mata Lupusregina menjadi lebar.

"Ada apa, Lupusregina?"

"Seorang raja yang bijak..."

Ucapan terperangah dari Lupusregina membuat Aura mengerutkan dahi, lalu dia maju satu langkah. Namun, Ainz menghentikannya.

"Tidak usah dihiraukan. Apakah hanya itu yang ingin kamu tanyakan?"

"Kalau begitu, er, satu lagi. Bukankah lebih baik kita biarkan monster-monster menyerang desa, lalu Ainz-sama menyapu habis monster-monster itu untuk menyelamatkan mereka, bukankah itu lebih baik? Maksud saya, bukan Nfirea dan neneknya akan merasa lebih berterima kepada Ainz-sama karena sudah menjauhkan mereka dari bahaya? Bukankah itu akan membuat mereka lebih berguna... ya kan?"

"Yah, itu adalah ide yang bagus, dan layak untuk dipertimbangkan, Namun, Nfirea mungkin akan menjadi terlalu membenci monster itu dan tidak lagi ingin membantu kita.. mungkin akan lebih efektif jika kita menyelamatkan Enri Emmot pula."

Desa Carne adalah sebuah desa yang pernah diselamatkan oleh magic caster Ainz Ooal Gown. Selama masih memiliki nilai, metode itu masih dipertanyakan manfaatnya.

"Ngomong-ngomong, orang yang paling penting di desa itu adalah - dengan urutan menurun - Nfirea, kekasihnya Enri Emmot dan terakhir neneknya Lizzie. Kamu harus melindungi tiga orang ini bagaimanapun caranya. Yang lainnya bisa digantikan. Jika harus, korbankan dirimu untuk melindungi Nfirea. Apakah hanya itu, Lupusregina?"

"Ya! Terima kasih banyak!"

"Sekarang, Lupusregina, aku akan memaafkanmu atas kesalahan ini. Sekarang kamu sudah tahu tujuanmu, jangan harap kamu bisa lepas dengan mudah ketika lain kali kamu membuat kesalahan ini. Apakah kamu mengerti?"

"Tentu saja!"

"Bagus sekali. Kalau begitu pergilah. Tunjukkan padaku hasil dari perubahan pendapatkan atasmu."

Lupusregina membungkuk dan keluar dari ruangan itu, diikuti dari dekat oleh Lupusregina, yang kelihatannya lebih seperti seorang polisi yang sedang mengantarkan seorang kriminal. Setelah mereka berdua hilang dari pintu, Ainz berpaling ke arah guardian di sampingnya.

"Aura, Giant of the East dan Serpent of the West, apakah kamu tahu-"

Tiba-tiba, sebuah teriakan yang keras datang dari luar ruangan.

"Ainz-sama memang menakjubkan! Saya tidak percaya beliau bisa berpikir sejauh itu, dan sedetil demikian! Dia pasti semacam monster!"

Suara yang datang melalui pintu yang tebal itu tidak seberapa keras, tapi cukup untuk membuat percakapan mereka berenti. Karena mereka bisa mendengar ucapannya dengan jelas, seberapa keras dia berteriak di dalam lorong?

".. Apakah kita harus bilang pada mereka setipis apa pintunya?"

"Kurasa dia hanya terlalu gembira, mungkin sebuah pukulan akan bisa membuatnya tenang-"

Ada sebuah suara pukulan dari luar pintu, lalu suara sesuatu yang diseret perlahan menjauh.

"Aura, kurasa kamu tidak perlu pergi lagi. Kembali ke topik semula; beritahu aku apa yang kamu temukan."

"Ya, Er, Maafkan saya, tapi saya tidak mendengar apapun tentang adanya Giant of the East dan Serpent of the West. Setelah kami melawan tiga monster yang disebut Zy'tl Q'ae, Saya melakukan sapuan cepat di hutan, selain dari gua di bawah tanah, yang saya tidak selidiki. Saya tidak menemukan musuh yang kuat.."

"Yah, jika mereka hanya sekuat Hamsuke, aku mengerti mengapa kamu tidak memandang mereka."

Bahkan seorang tukang kebun tidak akan tahu berapa banyak semut yang merangkak di daerahnya. Jika mereka sering melewatkan musuh yang kuat, itu hanya bisa dianggap sebagai bagian dari pekerjaan.

"Saya benar-benar minta maaf. Kalau begitu, Ainz-sama, apakah kita akan melakukan bersih-bersih rumah?"

"Itu kedengarannya ide yang bagus. Kita akan menyingkirkan lalat menjengkelkan itu dan meletakkan hutan di bawah kendali penuh Nazarick."

"Saya mengerti! Kalau begitu, saya akan mengirimkan beberapa binatang peliharaan untuk ikut serta-"

"Mm, tentang itu, kelihatannya itu agak membosankan. Aku ingin melihat makhluk macam apa Giant of the east dan Serpent of the west ini, yang katanya bisa menyamai Hamsuke."

"Kalau begitu, haruskah saya membawanya kemari?"

"Tidak, kurasa aku yang akan mengunjungi mereka sendiri. Berkat Hamsuke, aku menemukan cara lain dalam mengapresiasi nilai dari barang antik pula."

Ainz tertawa dengan ekspresi bingung di wajah Aura.

"Yah, tentu saja itu tidak semua. Aku juga bermaksud untuk memastikan Lupusregina melakukan pekerjaannya..."


---


Waktu Nazarick 19:16

Larut malam di hutan, Fenrir berlari dengan lancar tanpa membuat suara sedikitpun. Ada tempat-tempat dimana cabang-cabang pohon yang menonjol atau ditutupi oleh akar-akar, tapi tidak masalah bagi mereka berdua yang sedang mengendarainya. Fenrir seperti sebuah spirit tanpa bentuk fisik, tidak sedikitpun melukai rumput ketika melangkah. Salah satu skill Fenrir adalah gerakan yang dipercepat di atas tanah.

"Jauh di depan dicurigai menjadi kediaman dari Giant of the East seperti yang dilaporkan oleh bawahan saya."

Di dalam vegetasi yang lebat yang menghalangi cahaya bintang-bintang dan bulan, Aura tidak terdengar gugup sama sekali. Tidak seperti penglihatan manusia biasa, dia dan Ainz bisa melihat seakan itu adalah siang hari.

"Begitukah. Giant of the East dan Serpent of the West, terlalu serakah untuk mengharapkan mereka berdua ada disini. Aku akan serahkan Serpent of the West kepadamu, Aura."

"Okay! Saya akan bekerja keras! Apa yang harus kita lakukan dengan orang-orang bodoh yang melawan Ainz-sama?"

"Mari kita berbincang-bincang dengan mereka dahulu."

Aura menoleh ke belakang untuk melihat Ainz dengan wajah bingung.

"Hmm? Apakah anda akan membuat mereka menjadi bawahan anda?"

"Giant of the East dan Serpent of the West adalah monster yang tidak diketahui. Akan lebih baik untuk memulai dengan pembicaraan. Lagipula mereka adalah monster-monster berharga yang tidak ada di dalam game."

"Ainz-sama baik hati sekali."

Aura bukan sarkasme.

"Be-Benarkah? Aku hanya baik hati kepada mereka yang bisa kugunakan- dan penduduk Nazarick... Jika mereka setara dengan Hamsuke, mereka seharusnya berguna, begitulah aku melihatnya. Item-item yang langka layak untuk dikumpulkan."

"Aku dengar apa yang baru saja anda sebutkan barusan, tapi apakah Hamsuke benar-benar seberharga itu?"

"Tentu saja. Sebagai kelinci percobaan."

Hamsuke sedang menjalani latihan ketat sebagai seorang warrior dibawah asuhan Zaryusu. Ngomong-ngomong, seorang undead yang diciptakan oleh Ainz juga adalah salah satu muridnya. Apakah mereka berdua - satunya binatang buas dan satunya mayat - bisa menguasai skill-skill warrior? Jika undead bisa diajari menggunakan martial art, potensi pertempuran Nazarick akan meningkat tajam. Ainz tidak mengira itu mungkin, tapi dia tidak akan pernah tahu sampai mencoba melakukan percobaannya.

"Cukup penting untuk memberikan perintah kepada blacksmith membuatkan satu pasang armor lengkap untuknya?"

"Kamu mendapatkan informasi dengan baik. Ini adalah salah satu alasannya. Kita akan mengirimkan Hamsuke keluar untuk bertempur di masa depan, jadi meningkatkan pertahanan itu perlu."

Jika dia mempelajari martial art, Hamsuke akan bisa memakai armor full plate. Namun, penghindaran dan mobilitasnya akan berkurang dengan armor yang dipakai sekarang.. untuk bisa menangkal ini-

Jika Hamsuke bisa mempelajari martial art, itu akan bisa memberikan gerakan yang lembut baginya, bahkan ketika mengenakan armor full plate. Jika kita berada di dalam game - tidak, bahkan sekarang, aku tidak mampu memakai armor logam. Mempertimbangkan hal itu, kita masih jauh dari kata sukses... Jika ada Hamsuke yang lain, kita bisa mencoba metode lain..

Kesimpulannya, perbedaan yang paling tepat antara dunia baru ini dan peraturan game masih mister. Demiurge akan bisa mencari tahu dengan melakukan percobaan secara menyeluruh, tapi Ainz tidak merasa melakukan itu karena alasan tertentu.

Magic, sesuatu yang mengalir berlawanan dengan hukum fisika, ada di dunia ini. Konsep bahwa tak ada yang benar, semuanya diperbolehkan mungkin dipaksakan kepadaku...

"Apakah ada masalah, Ainz-sama?"

"Hmmm? Tidak, bukan apa-apa. Mengapa kamu bertanya?"

"Karena anda kelihatannya sedang memikirkan sesuatu. Aku hanya ingin tahu jika memang begitu."

"Ahhh, begitukah? Hanya memikirkan masalah remeh, tidak penting."

"Oh begitu."

Aura menghadap ke depan sekali lagi karena lega, rambutnya yang pirang dan lembut berayun dengan gerakannya. Ainz mengalihkan pandangannya turun ke punggungnya yang ramping - di tangannya yang sedang memegang pinggang yang ramping.

Pinggang yang ramping sekali. Begitulah anak-anak...

Ainz tidak memiliki anak sendiri dan penasaran. Dia menepuk pinggang dan punggung Aura dengan enteng, seakan memastikan sesuatu. Ainz melakukannya dengan lembut sekali karena mereka sedang mengendarai Fenrir, tapi Aura masih terkejut dan memutar wajahnya karena tersentak.

"Uwah! Apa-Ada apa Ainz-sama?!"

Seluruh wajahnya merah, sesuatu yang bahkan orang yang tidak memakai night vision akan bisa tahu.

"Ahhh, bukan apa-apa, aku hanya merasa pinggangmu ramping sekali. Apakah kamu makan dengan baik? Kamu memang memiliki equipment yang bisa mendukung kehidupan tanpa makan, tapi kamu masih bisa makan jika kamu menginginkannya, ya kan?"

"Ya-ya. Makan memang tidak memberikan peningkatan apapun, tapi saya masih makan dengan benar."

Di dalam game, manusia dan demi-human, yang memiliki usia yang terbatas, akan tumbuh dan bertambah tua dengan wajar. Sebaliknya, ras heteromorfik dengan usia yang tak terbatas akan berhenti tumbuh lagi. karena mereka masih tumbuh, Ainz berharap mereka bisa memiliki diet bernutrisi sebisa mungkin. Dengan teman-temannya yang sudah tiada, Ainz bertanggung jawab untuk pertumbuhan anak-anak ini.

"Makanlah dengan benar, ok?"

"Ya! Saya akan makan sampai Shalltear merasa putus asa!"

Mengapa dia menyebutkan Shalltear? Ainz memutuskan tidak terlalu mengkhawatirkan itu.

"...Equipment yang bisa menopang keberlangsungan hidup tanpa makanan mungkin tidak baik untuk pertumbuhan, gantilah jika situasinya memungkinkan. Di masa depan, kalian berdua mungkin akan bertemu orang yang kalian cintai.."

Aura dan Mare adalah anak-anak yang manis, dan ketika mereka tumbuh, masing-masing dari mereka akan menjadi seorang gadis yang cantik dan pemuda yang tampan. Ainz membayangkan keduanya dikelilingi oleh anggota dari lawan jenis menyatakan cinta mereka kepada Aura dan Mare.. Meskipun dia tak pernah mengalami hal ini sebelumnya, Ainz merasa malu hanya membayangkannya. Dan, mungkin dari pengaruh percakapan tadi, Hamsuke dalam jumlah besar muncul di otaknya.

"-Huh?"

Aura dan Mare dikelilingi oleh Hamsuke dalam jumlah banyak memang manis, tapi berbeda dari apa yang dia bayangkan.

Seekor hamster adalah sejenis tikus, dan seharusnya mereka bisa bereproduksi dengan cepat. Memang boleh memandulkan dan menetralkan hewan peliharaanmu.. aku memang berpikir untuk mengembang biakkan mereka dalam jumlah tertentu... Apakah ada pejantan dengan peranakan yang sama?

"Huh?! Itu terlalu dini, Ainz-sama. Aku hanya tujuh puluh-berapa tahun."

"Memang benar. kamu masih anak-anak, huh. Ngomong-ngomong, siapa yang kamu senangi di Nazarick, Aura? Apa tipemu?"

Ainz, yang tidak memiliki pengalaman dalam cinta, biasanya akan merasa iri ketika dia melihat pasangan yang menunjukkan kemesraan mereka di hadapan publik, tapi dia bisa menawarkan restunya jika itu mengenai NPC.

"Saya paling suka Ainz-sama."

"Haha, itu membuatku lega."

Senda gurau Aura yang masi kecil membuat Ainz senang. Bagi Ainz, yang mencintai NPC seperti anaknya sendiri, dia secara wajar akan tersenyum ketika dia mendengar mereka berkata mereka menyukainya.

"Jadi, siapa yang paling disukai oleh Ainz-sama? Albedo atau Shalltear?"

"Haha. Yah, aku paling suka Aura."

"-Eh?"

Ainz menepuk kepala Aura dari belakang, mengacak-acak rambut Aura dengan jari-jarinya.

"-Ehhhh!?"

Apakah aku harus memikirkan pendidikan Sex untuk anak-anak? Jika saja ada sekolah untuk dark elf, mengirimkan Aura dan Mare kesana akan membuat mereka tumbuh, ya kan? Apa yang akan dilakukan oleh Bukubukuchagama jika dia ada disini? Ngomong-ngomong tentang sekolah... Komedi Cinta di Kampus.. Itulah yang diteriakkan oleh Peroroncino-san kepada Slathan-san untuk membuat Akademi Nazarick bersama-sama. Kemana perginya data itu?


"-Ehhhhhhhhhhh!!"

"Ada apa Aura, itu keras sekali."

"Ah! Ma-Maafkan saya. Melakukan itu di dekat teritori Giant of the East..."

"Tidak apa, tidak perlu minta maaf. Lagipula itu adalah masalah masa depan-"

"Ma-masa depan?"

"Ya, benar sekali. Ada apa? kamu kelihatannya khawatir... Ada yang salah?"

"Tidak, tidak, bukan apa-apa. Ya. Eh, jadi itu akan terjadi di masa depan?"

"Ahh, ya. Jika ada negeri dark elf, boleh juga untuk dikunjungi. Kamu harus ikut kesana."

"Huh?...Ah. Okay! Itu semacam masa depan! Ya kan! Mohon biarkan saya ikut dengan anda. Kalau begitu- kita hampi tiba, Ainz-sama."

Sebuah cahaya yang tidak alami bisa terlihat di udara malam melelui celah-celah di dalam hutan di depan.

"Baiklah. Kalau begitu Aura, maaf, tapi bisakah kamu meletakkan monster-monster yang kamu bawah di sekitar perimeter? Aku harus melakukan beberapa persiapan."

Ainz mengaktifkan salah satu skill unik miliknya, summon undead tingkat tinggi. Yang muncul adalah penunggang kuda dengan aura yang tidak menyenangkan sedang mengendarai kuda yang pucat. Ainz mengulangi summon itu beberapa kali.

"Baiklah, empat seharusnya cukup. Kalau begitu, Pale Rider, berjagalah di udara. Tangkap siapa saja yang mencoba kabur."

Para penunggang itu menerima perintah tanpa berkata apapun dan menunggang kuda naik ke udara dengan sebuah tarikan pada kendali kudanya. Tubuh mereka berubah menjadi tidak berbentuk saat para penunggang itu melewati cabang-cabang pohon dan melayang ke langit.

"Okay, jaringnya sudah dipasang. Yang tersisa hanya mengukur nilai mereka."

"Ya! Ah, bukankah kita harus menguji durabilitas mereka?"

"Kita tidak perlu menghabiskan banyak waktu. Aku tidak mencari pertarungan, hanya bercakap-cakap dengan mereka."

Ainz benar-benar berniat seperti itu. Dia tidak senang bertarung. Dia rela melakukan hal-hal keji selama ada sesuatu yang bisa diperoleh, tapi secara pribadi, dia membenci sikap keji. Ainz tidak akan dengan sengaja menginjak seekor semut dan sebuah resolusi melalui dialog adalah metode yang terbaik.

Fenrir tiba di tempat terbuka di dalam hutan. Meskipun dianggap tempat terbuka. Itu hanya tempat yang memiliki pepohonan relatif sedikit.

Seperti pepohonan yang mengelilingi pohon demonic yang akan layu, pepohonan tidak akan tumbuh di suatu tempat. Ada banyak alasan untuk itu, dan alasan disini adalah mungkin karena monster yang mendiaminya.

Pepohonan yang jatuh karena ditebang berserakan dimana-mana. Itu adalah pemandangan yang menyedihkan, seakan ada seseorang yang mengacak-acak tempat itu karena frustasi setelah adanya sendatan pada proyek konstruksi besar.

"Benar-benar menghibur. Aura, mereka mungkin sedang meniru bangunanmu. Pekerjaan orang bodoh memang jelek. Inilah yang terjadi ketika makhluk yang hidup di gua ingin membangun sesuatu."

"kelihatannya begitu, Ainz-sama. Ini adalah sarang mereka."

Ada sebuah retakan di dekat tanah yang terbakar hitam.

"...Apakah mereka bahkan tidak bisa mendekorasi sedikit? Yah, lupakan saja, mari kita mengetuknya lain kali saja."

Ainz mengikuti Aura saat mereka masuk ke dalam gua di dekat tempat terbuka. Menatap ke depan, dia bisa melihat ada sedikit kemiringan di pintu masuk dan ruang di dalam agak kecil. Atapnya tinggi, yang mana bisa membuat makhluk besar bergerak bebas.

...Ini mengingatkanku dengan penjelajahan dungeon ketika hari-hariku bermain game. Ketika aku menemukan sebuah gua di gunung, aku akan senang sekali dan penasaran dengan apa yang ada di dalam.

Dulu, yang memimpin jalan adalah Tigris Euphrates, Ainz- atau leih tepatnya, Momonga akan mengikuti dari belakang. Momonga akan memanggil undead untuk mendukung mereka. Undead ini akan dikirimkan maju terlebih dahulu dari kelompok itu untuk memicu perangkap, di dalam apa yang disebut sebagai 'pelucutan warrior' atau 'pelucutan summon'.

Rasanya jadi ingat masa lalu.

Ainz yang teringat masa lalu berjalan dengan cepat, tapi suasana hatinya yang sedang bagus hanya bertahan beberapa detik. Bau yang datang dari bawah membuat Ainz mengerutkan dahi - meskipun dia tidak memiliki alis. Itu bukanlah bau gas yang tajam, tapi lemak hewan yang sedang membusuk.

Apakah ini adalah jebakan untuk menutupi bau gas dengan bau busuk? Bisakah makhluk yang bodoh hidup di gua membuat jebakan yang teratur seperti itu.. Ini mungkin hanyalah kebetulan.

Ainz adalah seorang undead yang tidak perlu bernafas dan memiliki kekebalan mutlak terhadap serangan udara semacam itu. Aura dilindungi oleh item magic yang akan menghadang efek dari bau jika itu adalah serangan. Oleh karena itu, tempat ini hanya berbau busuk.

"Giant of the East kelihatannya bukan makhluk yang bersih. Akan lebih baik jika dia memiliki kecerdasan cukup untuk bisa diajak bicara."

"Itu memang benar. Namun, itu akan sulit. Dilihat dari jejaknya, mereka pasti beberapa makhluk yang bertelanjang kaki hidup di dalam gua. Jejaknya besar, jadi mereka pasti setidaknya dua meter tingginya."

"Ternyata begitu.. Dan itu adalah salah satunya."

Mereka menuruni kemiringan dalam beberapa detik selanjutnya, lalu Ainz melihat monster yang ada di depan.

"Ainz-sama, itu adalah ogre..."

Dua orang itu membawa sesuatu dengan bau darah masuk ke dalam gua. Ainz menunjuk ke arah mereka dengan senyum masam. Jika ini adalah dungeon crawler, dia akan membunuh ogre itu dalam senyap tanpa suara dan meneruskan untuk menyelesaikan lantai itu dengan cepat, tapi kali ini tujuannya adalah sedikit berbeda.

"...Aku tidak kemari untuk menghabisi mereka, aku ingin berbicara dengan mereka dalam sikap bersahabat... Hey, kalian ogre yang ada disana, maaf sudah mengganggu makan kalian."

Dua ogre itu melihat ke arah Ainz bersamaan dan mengerang. Gemanya sangat keras di dalam gua, jadi Ainz tidak mampu mengetahui darimana asal dari erangan itu, tapi mungkin saja dari kedalaman gua.

"Bel pintu yang keras sekali, benar-benar tidak punya selera... Aura, mundurlah."

Melihat Ogre yang semakin menjadi terganggu, Ainz menghela nafas. Dia mengerti jika mereka tidak ada niat untuk berbicara dengannya.

"Skeleton! Skeleton! Buruk!"

Ogre yang datang dari depan Ainz dengan ucapan mereka yang tidak jelas, mengayunkan pentungan mereka.

"bagaimanapun juga datanglah-" Ogre itu mengangkat pentungan mereka tinggi-tinggi lalu mengayunkan ke bawah "ke rumah-" saat mereka bermaksud mengirim Ainz dan Aura terbang. Namun, pentungan mereka yang tidak diberi mantra tidak akan pernah bisa melukai Ainz dan Aura. "Katakan maaf-" ogre itu menyerang lagi.

Kepala Ainz dihajar dengan keras dan pandangannya sedikit bergoyang. Memang tidak sakit, tapi tetap saja membuatnya marah. Bagaimanapun, Ainz akan membunuh siapapun yang menyerang Nazarick dengan kemarahan yang tepat. Ketika dia memikirkan tentang hal itu, memang wajar jika mereka menyerangnya, jadi dia menerima itu tanpa protes.

Seorang utusan damai akan menurunkan tangan dan menunggu situasinya terbuka.

Ogre yang datang setelahnya tidak memiliki pentungan, dan hanya meraih Ainz dan Aura dengan tangan kosong. Mereka mungkin ingin menggenggamnya setelah melihat pentungan itu tidak berguna. Ainz mengerutkan alisnya sesaat, meskipun sikap itu tidak bisa dilihat karena dia hanya tulang belulang. Tidak apa bagi mereka menggenggamnya, tapi Ainz melihat menembus kegelapan jika tangan ogre yang mencoba menggapainya berlumuran darah.

"Menjijikkan."

Ainz langsung mengeluarkan sebuah tongkat dari udara lalu mengayunkannya. Tongkat itu tidak ditambahi dengan magic spesial apapun, hanya sebuah mantra yang meningkatkan damage tumpul yang diberikan. Kepala ogre yang menggapai Ainz meledak. Ogre-ogre itu terciprat oleh darah dan otak dari ogre yang meledak, lalu melangkah mundur setelah menurunkan pentungan mereka.

"Kamu, kamu bukan skeleton..."

"Memang menjengkelkan menganggapku skeleton. Aku kemari untuk menemui bosmu, Giant of the East. Bisakah kamu memintanya datang kemari? yah, dia mungkin akan kemari juga jika aku menunggu."

Ainz melambai untuk mengusir mereka, lalu ogre-ogre itu berlari kecil ke dalam gua.

"Ara ara, aku tunjukkan kepada mereka perbedaan kemampuan kita terlalu dini."

Ainz menyentuh tempat dimana dia dipukul oleh pentungan tadi saat dia berjalan perlahan menuruni kemiringan. Ini kelihatannya adalah ruang makan mereka, dengan sisa-sisa banyak sekali mayat yang berserakan dimana-mana. Ainz dan Aura melanjutkan perjalanan sambil menghindari tempat itu.

"Aku mengacaukannya, Aku tidak sengaja menggunakan terlalu banyak kekuatan karena jengkel. Aku berencana untuk bernegosiasi dengan mereka sebelum pembicaraan gagal dan kelihatannya berubah menjadi pembantaian..."

"Mau bagaimana lagi! Lagipula ogre-ogre rendahan itu ingin menyentuh Ainz-sama."

"Aku senang mendengar kamu berkata demikian. Punitto Moe-san juga bilang 'melemparkan sebuah pukulan untuk mendapatkan perhatian dari pihak lain'... Atau apakah itu Warrior Takemikazuchi?"

"Itu tidak salah jika itu adalah ucapan dari para Supreme Being!"

Dua orang itu benar-benar memiliki pandangan yang berbeda, jadi siapa yang mengatakannya? Ainz mencoba mengingat ketika monster dengan jumlah yang besar membanjiri gua. Mereka semua lebih tinggi daripada manusia.

"Sekelompok troll huh. Aku kira bagian tentang raksasa hanyalah tipuan, tapi kelihatannya ada benarnya juga."

Troll memiliki hidung dan telinga yang panjang, dengan wajah yang luar biasa jelek. Tubuh mereka yang besar memiliki cacat, dan itu memuakkan. Mereka memakai pakaian yang kelihatannya seperti kulit dari makhluk yang mirip harimau, dengan kepala binatang buas itu masih menggantung di bahu mereka. Dengan tinggi lebih dari dua meter, mereka memiliki kekuatan yang jauh melebihi ogre-ogre tadi. Hanya api dan asam yang bisa menghentikan kemampuan regenerasi mereka yang kuat. Semuanya, ada enam troll dan empat belas ogre.

Ainz memperhatikan dengan teliti troll yang menjadi pemimpin kelompok. Dia memiliki fisik yang lebih unggul dibandingkan dengan troll lain dan kepercayaan dirinya bisa jelas terlihat di wajah buruknya. Dengan armor kulit yang dibuat dari beberapa binatang dan sebuah pedang besar yang lebih besar daripada yang biasa digunakan oleh Ainz dalam menyamar sebagai Momon, dia juga memiliki equipment yang lebih baik dari lainnya. Pedang itu kelihatannya seperti item magic, dengan ada semacam cairan yang mengalir maju mundur di dalam lekukan teat di tengah pedang.

"Kelihatannya sama dengan Hamsuke?"
"Kelihatannya begitu."

Jadi troll ini adalah Giant of the East. Ainz mengamati dengan teliti, penasaran troll macam apa itu. Troll adalah monster dengan banyak sub ras berbeda, dengan adaptasi unik tergantung tempat dimana mereka ditemukan. Seperti contohnya, ada volcano troll (troll gunung api) yang tahan dengan api, sea troll (troll laut) yang bisa berenang dengan lincah dan bernafas di dalam lautan, mountain troll (troll gunung) dengan kekuatan hidup yang besa di tengah gunung dan Toll Troll yang langka, yang hidup di bawah jembatan yang melengkung. Mereka bisa meningkatkan varian spesies mereka sesuka hati.

Jadi, apa spesialisasi dari troll yang ada di depan Ainz? Troll yang beradaptasi dengan gua disebut cave troll, tapi mereka berbeda dari apa yang pernah dia lihat sebelumnya. Satu troll yang dia lihat untuk pertama kalinya dia lihat di dunia ini - ini memantik semangat kolektor dari Ainz.

Giant of the East adalah varian yang langka. Selamat dari banyak pertempuran dan beradaptasi untuk bisa bertarung, troll yang memiliki spesialisasi dalam bertarung. Ainz memanggilnya sebagai troll perang, sebuah spesimen langka bakan diantara troll lain di zamannya. Tubuhnya mungkin lebih kecil daripada troll gunung, tapi tubuhnya yang berotot dan kemampuan bertarungnya jauh lebih unggul dari mereka. Senjatanya bukanlah sesuatu yang bisa dipegang dengan kekuatan brutal saja, tapi sebuah pedang. Dia cukup memiliki pengetahuan jika pentungan merupakan di bawah standar. Itu adalah troll yang bangkit sebagai seorang warrior.

"Jadi kamukah Giant of the East?"

Ketika pihak lain tidak menyangkalnya, Ainz sedikit mengarahkan telunjuknya kepada troll di sebelah kanan.

"Aku akan senang sekali jika kamu adalah Serpent of the East. Benar kah?"

Makhluk biasa akan berpikir bahwa tidak ada apa-apa di arah yang ditunjuk oleh Ainz, tapi Ainz bisa melihat dengan jelas sejelas siang hari jika ada seekor heteromorfik disana.

"Mungkin kamu berpikir bisa bersembunyi dengan invisibility, tapi aku bisa melihatnya. Kamu bisa menghentikan tindakanmu yang sia-sia itu sekarang."

Setelah melepaskan kemampuan menghilangnya, seekor monster muncul di ruang kosong. Memang seperti ular. Tidak, dia hanya memiliki bentuk seperti ular. Tubuh bagian atas itu adalah seorang kakek-kakek yang sudah renta sementara bagian bawah adalah seekor ular. Monster seperti itu ada di dalam game dan Ainz bisa menyebutkan rasnya secara langsung.

"Seekor Naga. Mungkin bisa dianggap salah dengan ular, tapi bukankah itu terlalu berlebihan? Tidak, sebuah gelar Virtuous King of the Forest juga ada, jadi memang wajar."

"Bisa melihat kemampuan yang ini, jangan-jangan-"

"-Mengapa kamu kemari, skeleton!"

Sebuah suara yang keras menggema di dalam gua menenggelamkan ucapan dari Naga itu saat Giant of the East mengambil satu langkah maju. Dengan seseorang yang layak diajak bicara di depannya, Ainz menghadapi makhluk itu langsung.

"Pertama, biarkan aku mengklarifikasikannya, aku bukanlah skeleton. Betulkan kesalahpahamanmu."

"Jika bukan skeleton, makhluk apa kamu?! Aku izinkan kamu menyebutkan namamu di depan Raja dari Timur, Guu!"

"..Guu?"

Ainz tidak mengerti apa yang dia katakan sesaat. Karena makhluk itu bicara seperti seorang raja atau kepala suku, mungkin itu adalah namanya.

"Ternyata begitu, Guu. Maaf sudah telah memperkenalkan diri, namaku adalah Ainz Ooal Gown."

Gua itu memantulkan gema dari tawa.

"Fuhahahaha! Nama dari seorang pengecut! Bukan nama yang kuat sepertiku, namau jelek!"
Mengikuti ucapan ini, raksasa itu tertawa dengan cara yang menjengkelkan.

"Pengec-"

Aura yang sudah mengambil satu langkah maju dihentikan oleh Ainz.

"Tidak apa, jangan marah-marah hanya karena hal yang sepele, tetaplah tenang. Kita disini untuk bicara sebagai utusan persahabatan. Untuk masa depan, bisakah kamu jelaskan mengapa kamu pikir aku pengecut?"

"Ahh, undead misterius, nama yang panjang seperti itu adalah bukti dari kepengecutan."

Naga yang berdiri di samping menjelaskannya kepada Ainz, sebuah senyum sarkastik terkembang di wajahnya yang keriput.

"Ide-ide dari orang yang tidak berguna. Bagaimana denganmu, apakah kamu pikir namaku juga pengecut?"

"Tidak, yang tua ini juga memiliki nama yang panjang juga. Yang tua ini adalah Serpent of the West yang kamu bicarakan - Ryraryus Spenia Ai Indarun. Oh, sang penyusup Ainz Ooal Gown. Yang tua ini berpikir otak mereka tidak cocok dengan tubuh mereka, tapi ada untung dan ruginya bagi mereka menguasai hutan ini."

"...Kamu baru saja menyelamatkan nyawamu."

Naga itu terkejut dengan komentar Ainz. Dia ingin bertanya lebih jauh, tapi raksasa itu masih tertawa.

"Apa yang kalian orang-orang lemah lakukan disini? Mau dimakan?! Tulang belulang memang garing dan enak juga! Aku akan mulai dari kepala!"

"Akulah yang membangun benteng di tengah hutan dengan undad dan para golem, apakah kalian tidak tahu?"

Suasana berubah saat Guu dan bawahannya mengeluarkan permusuhan, sementara Ryaryus bersiap.

"Aku tahu! Menjengkelkan! Jika bukan karena omelan dari si ular, kami pasti sudah membunuhmu sejak lama! Menghemat waktuku, dasar pendek hitam pengecut!"

"Benar-benar kesimpulan yang cepat. Namun, aku kemari untuk bernegosiasi denganmu."

Ainz mengisyaratkan kepada mereka untuk berlutut.

"Bersumpalah untuk setia kepadaku jika kamu ingin hidup."

"Dasar bodoh! kami tidak akan mendengarkan pengecut! Akan kumakan sekarang juga! Dan si bocah yang di belakang itu juga!"

"Guu, dia adalah seseorang dibalik bangunan menakutkan itu, bahaya sekali mengejeknya! Dan dark elf di belakangnya itu! Mereka adalah tuan dari hutan ini sebelum pohon demon itu datang. Mereka kuat - dia tidak mendengarkan."

Ainz tidak bisa menahannya lagi lalu tertawa lepas.

"Hahahaha! Gonggonganmu lebih buruk dari seekor anjing, bantalan daging. Bagaimana kalau begini: Aku, yang memiliki nama pengecut, akan berduel satu lawan satu denganmu, yang memiliki nama yang kuat. Kamu tidak akan ketakutan dan lari ya kan? Jika kamu ingin melakukannya, rendahkan kepalamu ke tanah dan aku akan menyeretmu seperti budak."

"Menarik! Aku sudah cukup untuk melawanmu! Merobekmu hingga berkeping-keping, lalu memakanmu!"

"Bagus sekali. Ini adalah pilihanmu. Negosiasinya sudah gagal. Aura, pergilah sedikit menjauh. Aku ingin bermain dengannya sendiri."

Ainz baru saja selesai ketika pedang mengarah ke bawah ingin membelahnya. Guu menyerang dengan pedang tiga meternya. Ainz tidak bergerak dan menerima serangan itu secara langsung.

"-Huh?"

"Ada apa? Kamu kira ini tidak bisa dipercaya?"

Ainz tetap terdiam saat wajah Guu berubah menjadi terkejut. Dia mengayunkannya secara horizontal kali ini. Seperti sebelumnya, Ainz menerimanya langsung.

"Muu!?"

Setelah mundur beberapa langkah, Guu melihat ke arah pedang di tangannya, lalu kepada Ainz. Dia lalu menoleh ke belakang kepada musuhnya lalu berjalan ke raksasa lain.

Selanjutnya, pedang itu mengenai troll bawahannya. Pedang itu membelah bahunya dan membagi troll itu menjadi dua dengan mudah, darah muncrat kemana-mana.

Dengan suara yang keras, dan bodoh, raksasa itu mengerang kesakitan.

Melihat keadaan bawahannya, Guu menganggukkan kepala puas, memastikan bahwa tidak ada yang salah dengan senjatanya.

"Oh begitu... ini adalah kekuatan regenerasi dari troll. Memang mengejutkan melihatnya langsung."

Luka yang terbuka itu sembuh dengan cepat, seperti melihat video berjalan mundur. Dia melakukan itu karena dia tahu dengan kemampuan sesama trollnya, tapi Guu memiliki wajah yang sinis, seakan dia siap memberikan luka yang lainnya kepada bawahannya yang ada di lantai.

"Memutuskan nasib yang lemah adalah keistimewaan dari yang kuat. Namun, aku... sangat tidak senang."

Ainz melangkah maju, tidak lagi dalam suasana ingin bermain. Guu menggenggam pedangnya dengan erat kedua tangan, menunggu Ainz yang maju perlahan.

"Guu! Dia ini, Ainz Ooal Gown terlalu tidak alami! Kita harus bekerja sama untuk mengalahkan-"

"Diam! Lihat saja dari sana, pengecut! -Guooohhh!"

Rentetan serangan semakin kuat tiap kalinya. Kekuatan serangan ini, yang melebihi manusia sejauh ini, adalah yang paling besar diantara seluruh lawan yang pernah dihadapi Ainz sejak datang ke dunia ini. Namun, karena serangan itu tidak bisa menghancurkan dinding yang kokoh atau membuat lubang di tanah, serangan ini hampir lebih baik daripada menggores punggung Ainz. Ainz menerima serangan itu secara langsung.

"Oh lihat, pakaianku menjadi kusut, bisakah kamu berhenti?"

Ainz melihat ke arah lain dengan ekspresi bosan dan merapkan jubahnya yang acak-acakan. Dia lalu melihat ke atas ke arah Guu seakan dia baru ingat sesuatu.

"Ah, kamu sudah selesai?"

"Mengapa kamu, rawrrrr!"

Guu menilai pedang itu tidak efektif dan menyerang dengan tangan kosongnya malahan. Tinju yang besar seperti sebuah palu yang akan meremukkan manusia biasa atau mengirim mereka terbang. Ainz menerima serangan yang fatal bagi manusia itu secara langsung, dan dengan enteng membersihkan debu dari tempat yang terkena pukulan itu, seakan ada seseorang yang mengotorinya dengan sentuhan. Guu menahan serangannya, wajah jeleknya berubah menjadi lebih jelek lagi, menatap Ainz yang tidak terkejut.

"Jadi serangan dia yang memiliki nama pemberani dan memiliki kepercayaan diri yang besar berakhir disini?"

"Pertahananmu sangat bagus - Hyaaa!"

Ainz, yang sudah menutup jarak diantara mereka, melambaikan tongkat di tangannya, lalu separuh kaki Guu meledak. Tak mampu berdiri, raksasa itu jatuh ke tanah.

"Menjadi malu-malu bukan berarti lemah, kamu bisa mengerti itu meskipun otakmu sebesar biji ek, ya kan?"

Raksasa dan ogre yang sedang meliat duel itu menyaksikan pemandangan menyedihkan dari pemimpin mereka dan terperangah. Ainz menghela nafas dengan lirih, menyadari monster yang hanya bisa mengerti situasi ini terlambat sudah percuma. Namun, lain ceritanya jika mereka bisa melihat saat yang tepat untuk kabur.

"Aura, dia adalah salah satu yang tidak boleh lari, tangkap dia."

Ainz memang sebentar, tapi Aura langsung mengerti dan mengambil tindakan. Sekejap berikutnya, Aura sudah mencapai si Naga yang mencoba menggunakan 'Invisibility' agar bisa kabur diam-diam.

"Ainz-sama aku sudah menangkapnya, apa yang harus kulakukan dengannya?"

Ainz mengabaikan Guu yang ada di depannya dan menggunakan satu tangan untuk menggenggam kepala dari naga yang masih menghadap Aura. Sikap itu menunjukkan kepada Guu dan yang lainnya satu hal -- Guu sama sekali bukan ancaman.

Di hadapan hinaan seperti itu, Guu menggeretakkan giginya marah dan keras. Namun, Ainz sama sekali tidak memperdulikan.

"Mengapa kamu!" Naga itu terus menggeliat, membelit Aura. "Aku akan membelitmu seperti itu!"

Sebuah suara yang tenang datang dari Naga yang menggulung.

"Hey, Aku tidak bisa melihat ketampanan sosok dari Ainz-sama seperti ini. Aku akan mengoyak tenggorokanmu jika kamu terlalu berisik, ok? Tapi aku akan berhati-hati dan tidak membunuhmu."

Setelah merasakan perbedaan kekuatan mereka dari tinju kecil itu, Naga itu perlahan melepaskan Aura dari belitannya.

"Aura, waktu adalah uang, jadi jangan melakukan hal yang tidak perlu. Pergilah menjauh, ke jarak dimana dia tidak akan terbunuh meskipun nantinya ikut masuk."

"Siap!"

Aura dengan mudahnay menyeret si Naga yang beberapa kali lebih berat darinya.

Setelah kaki dan otot yang dipotong tumbuh kembali, Guu akhirnya berdiri. Ainz mengalihkan pandangan kepadanya, mengamati fisik Guu yang masih sama.

"Kamu sudah sembuh. Mari kita lanjutkan?"

Ainz berkata dengan tenang sambil meletakkan tongkatnya ke bahu. Dia jelas menunjukkan kepada Guu bahwa dia tidak berencana bertahan darinya.

"Kamu, kamu, apa yang kamu lakukan, yang kamu lakukan kepadaku? Apa yang kamu lakukan? Magic?"

Guu mundur dengan pedang di tangannya sementara Ainz semakin dekat mengejarnya. Ainz memiliki langkah yang lebih pendek dari Guu, jadi jarak diantara mereka semakin lebar dari sebelumnya.

"Hmph", Ainz menyeringai diantara hidungnya.

"-Huh? Menggelikan sekali. Aku, yang memiliki nama yang pengecut melangkah maju, sementara dirimu, yang memilki nafa pemberani malah mundur? Mengapa begitu?"

Ainz bertanya dengan nada datar, dan sebuah jawaban datang dari belakangnya.

"Karena nama Ainz-sama adalah pemberani, dan nama aneh Guu adalah pengecut, ya kan, ular?"

"Ya, Ya! ini adalah bukti dari hebatnya Ainz Ooal Gown-sama!"

Setelah mendengar suara seperti gadis yang manis dan suara kesakitan yang diambang menangis, Ainz mengangguk berulang kali.

"Oh begitu, Memang wajar. Pengecut memiliki nama yang panjang - Ainz Ooal Gown adalah nama yang pemberani dan hebat."

"-Dasar kamu!"

"Diamlah, pengecut."

Didorong oleh terror dan amarah, Guu mencoba serangan membelah, Ainz tidak menghindar atau menghadang, memukul balik dengan tongkatnya secara langsung. Ainz tidak membiarkan pedang itu mementalkan serangan atau Guu menghindar.

Tongkat itu meledakkan bagian dari tubuh Guu.

"Guwaaargh!"

Ditengah-tengah teriakan buruk, bawahan Guu yang sedang melihat pertempuran gemetar ketakutan.

"Seperti yang diduga dari troll, kamu sembuh berkat kemampuan regenerasi milikmu. Tapi tetap sakit, ya kan? Itu adalah pukulan terkuat yang aku lemparkan sejauh ini, kalian pengecut yang ingin melindungi diri dari seranganku."

Di depan Ainz ada kepala yang memiliki ketebalan separuh dari sebelumnya. Makhluk biasa akan langsung tewas, tapi kepala raksasa perlahan sembuh.

Wajah Guu kembali ke bentuknya yang buruk semula, dengan terror intens yang terukir. Sebuah ketakutan beberapa kali lebih kuat dari sebelumnya menekannya.

"Kamu, apa yang kamu! Mengapa seranganku tidak bekerja?!"

Ainz merendahkan kepalanya dan meregangkan tangannya perlahan.

"...Kematian. Akulah yang akan membawakan kematian kepadamu."

"Semua, Kalian semua! Bunuh makhluk itu!"

"Wah wah, seperti yang kuduga dari yang memilik nama pengecut, melanggar peraturan duel satu lawan satu... memang pantas dengan namamu. Itulah kenapa, aku akan memaafkanmu."

Ainz mengucapkan dengan suasana hati yang baik.

Terikat oleh ketakutan akan monster tak diketahui di depannya, bawahan Guu bergerak perlahan. Bahkan orang yang paling bodoh bisa merasakan kekuatan Ainz. Meskipun mereka benci itu, pemandangan di depan mereka memastikan kenyataan ini. Mereka ragu melawan baik Ainz atau Guu, menatap mereka tanpa bergerak.

"Cepat!"

Meskipun begitu, mereka tidak bergerak.

Sama halnya dengan Ainz. Sekarang ini, ada keseimbangan hakiki yang mengikat setiap orang. Jika keseimbangan ini runtuh, para raksasa akan langsung kabur dari gua.

Akan jadi merepotkan nantinya jika mereka kabur... Repot memburu dan membunuh mereka satu persatu.

"Kamu benar, waktu bermain sudah habis."

Ainz mengaktifkan sebuah kemampuan yang tidak banyak dia pikirkan - tapi merupakan kekuatan yang besar di dunia ini.

'Despair Aura V'.

Sebuah aura terpancar keluar dengan Ainz sebagai pusatnya. Seperti boneka dengan benang yang terpotong, troll-troll itu, ogre dan Guu semuanya jatuh ke tanah. Monster-monster itu terbaring kesana tidak bergerak. Jelas sekali api kehidupan mereka sudah dipadamkan.

Suara menakutkan dari seorang pria tua menggema di gua yang hening.

"Apa, Apa yang kamu lakukan, tuanku?"

Naga itu sebisa mungkin berusaha menjauh dari Ainz, menggoyangkan tubuhnya. Ainz melihat ke belakang kepadanya.

"Aku menggunakan skill spesial. Troll memang memiliki kemampuan regenerasi, tapi itu bukan berarti mereka bisa bertahan dengan serangan kematian yang langsung... Kalian semua tidak memiliki nilai, tapi mungkin kamu masih bisa berguna. Namun, jika kamu menolak perintahku, kamu juga akan dibuang."

"Orang tua ini senang melayani di bawah perintahmu! Yang lemah patuh kepada yang kuat adalah hal yang wajar. Orang tua ini akan menantang neraka untukmu tanpa ragu!"

Ainz menatap kepada Naga yang kepalanya hampir menyentuh tanah, lalu mengangkat bahunya dengan enteng.

"...Yah, apapun juga boleh. Alasan aku kemari juga untuk bernegosiasi."

"Wah, memang menakutkan. Tuanku, anda pasti berpikir apapun yang terjadi kepada yang tua ini tidak masalah. Tuanku pasti menganggap yang tua ini yang menguasai hutan sebelah barat memiliki level yang sama dengan batu-batu yang menggelinding."

"Tidak, aku lebih tertarik dari hal itu. Kamu menyebutkan sesuatu tentang dark elf ya kan? Katakan kepadaku detilnya."

"Tentu saja.. pastinya. Orang tua ini akan mengatakan apapun yang dia tahu! Tapi, erm..."

Ainz melambaikan tangan untuk melanjutkan, dan Naga itu berkata:

"Bisakah anda melepaskan nyawa pak tua ini setelah itu?"

"Aku menjanjikan kepadamu hal ini. Jika kamu bersumpah setia kepadaku dan bekerja keras, aku akan memberikan hadiah kepadamu atas kerja kerasmu... Ngomong-ngomong, dimana bawahanmu" Apakah kamu seperti Hamsuke, bukan, monster yang menguasai hutan selatan, mengendalikan bagian barat sendirian?"

"Tidak, Orang tua ini memiliki bawahan. Saya tidak membawa mereka untuk bernegosiasi dengan Guu. Jika negosiasinya gagal, mereka tidak akan bisa kabur dengan invisibility."

"Ternyata begitu, pertanyaan selanjutnya. Apakah ada troll lain yang bekerja untukmu?"

"Hanya satu."

"Itu bagus. Bisakah itu menggantikan Giant of the East? Tidak, itu akan ... sulit. Baiklah, bawalah bawahanmu kepada - tidak, kepada bangunan yang dibangun oleh anak ini. Aura. lepaskan dia."

"Apakah tidak apa?"

"Tidak apa, dia sudah bersumpah setia kepadaku. Jika dia mengkhianatiku, aku akan memikirkan cara lain."

Aura perlahan melepaskan tangannya dari tenggorokan naga itu, yang membekas memar-memar berbentuk tangan. Itu memang menegangkan, tapi naga itu sedikit bisa lega. Ainz mengabaikannya dan berjalan ke arah mayat Guu.

"Aku akan menggunakan ini sebagai referensi dari zombie troll."

Dengan menggunakan skill khusus. Ainz bisa merubah mayat mejadi undead. Entah itu zombie atau skeleton, tapi semakin kuat tubuh fisiknya, semakin kuat zombie itu. Salah satu contoh terkenalnya adalah zombie dragon (zombie naga).

Ainz mengambil pedangnya, yang lebih tinggi dari dirinya, dari tanah. Itu adalah item magic yang bisa merubah bentuknya menurut kekuatan dari yang memegangnya. Pedang itu akan terjatuh dari tangannya jika dia mencoba untuk menggenggam pedang itu sebagai senjata yang tidak bisa dia pakai, tapi hanya memegangnya saja tidak apa.

"Bagaimana kalau memberikan ini kepada penduduk untuk membuatnya lebih kuat? Mungkin itu adalah cara terbaik untuk menggunakan item magic ini. Benda ini tidak terlalu berharga untuk dibawa kembali ke Nazarick."

"Ainz Ooal Gown-sama!"

Ainz melihat dengan bosan kepada Naga yang mencoba mengatakan sesuatu.

"Ini, Orang tua ini tidak akan melakukan sesuatu seperti mengkhianatimu! Yang melakukan hal itu hanyalah orang-orang bodoh seperti semut di tanah."

"Aku tidak mengira mataku akan mengatakannya kepadamu sebanyak itu.. Apakah itu adalah kemampuan spesialmu? Bahkan Demiurge yang paling awas saja tidak bisa membaca niatku."

"Ini bukan kemampuan spesial, aku hanya bisa merasakan apakah seseorang merasa tertarik."

Ini mungkin kemampuan spesial dari semua Naga, pikir Ainz.

"Begitukah... yah, aku mengerti. Cepat kumpulkan bawahanmu. Ini adala perintah pertamaku."

"Ya!"

Overlord Light Novel Bahasa Indonesia


**********

Demiurge memasuki kantor Ainz dengan elegan. Dia membungkuk dalam-dalam kepada Ainz, yang sedang duduk di depannya, mengangguk kepada Mare dan Cocytus, yang ada di samping Ainz, lalu mengakui keberadaan pelayan dengan sebuah tatapan.

Ainz merespon dengan sebuah tatapan pula lalu menghubungi Entoma dengan 'Message'.

[Sudah waktunya, Entoma. Berikan perintah kepada Lupusregina, dia harus melindungi mereka bertiga dengan nyawanya.]

"Atas perintah anda. Saya akan menyampaikannya kepada Lupusregina."

Demiurge berjalan perlahan ke tengah ruangan, lalu gerakannya yang keren membuat Ainz iri.

Bagaimana dia bisa bergerak dengan sepercaya diri itu, apakah memang lebih baik meluruskan punggungku?

Ketika Demiurge berhenti, Ainz bicara kepadanya:

"Kamu datang Demiurge."

"Ya! Terima kasih atas undangan anda. Apakah 'Message' dengan Entoma berjalan dengan baik?"


"Tidak ada masalah, dia sudah melaporkan balik dan memberitahuku dengan jelas. Ujiannya sukses."

"Itu adalah berita yang luar biasa. Saya sangat berterima kasih sekali kepada anda karena sudah meluangkan waktu untuk saya."

"Tidak usah disebutkan, Demiurge. Mengakomodir seseorang yang sudah bekerja paling keras untuk Nazarick adalah hal yang wajar. Dan kamu tidak membuatku menunggu lama... Kalau begitu, mari kita dengar pemikiranmu."

Ainz menyerahkan kertas di tangannya kepada Demiurge. Setelah Demiurge mengalihkan matanya dari atas ke bawah halaman, Ainz bertanya:

"Seperti yang bisa kamu lihat, isinya adalah menu untuk hidangan, bagaimana menurutmu? Itu diperuntukkan untuk seorang manusia pria atau wanita, mungkin bahkan seorang anak-anak."

"...Pandangan saya adalah manusia akan memakan apapun yang Ainz-sama tawarkan tanpa ada komplen, tapi itu mungkin bukan jawaban yang anda cari... Saya tidak mengira anak-anak akan menyukai Foie Gras? Dan juga... mungkin menambahkan sesuatu yang menyegarkan akan lebih baik?"

"Benar juga, Pemikiran yang bagus. Terima kasih."

"Saya merasa sangat terhormat... Ainz-sama, apakah anda berencana untuk menerima beberapa tamu di dalam Grand Tomb of Nazarick, ranah sakral dari para Supreme Being?"

"Benar sekali, aku ingin menghibur tamu-tamuku."

Menerima tamu-tamu dengan ramah tamah, agar bisa membangun hubungan yang hangat, menunjukkan kekayaan dan kekuatan, atau petunjuk menawarkan keuntungan.

"Apakah itu tidak apa?"
"Seharusnya begitu. Apakah ada masalah?"
"Tidak, tidak ada sama sekali. Ucapan Ainz-sama adalah absolut."

Di masa lalu, Grand Tomb of Nazarick hampir tak pernah mengundang tamu-tamu selain dari anggota guild. Akemi-chan, adik perempuan dari anggota guild Yamaiko, memang sering berkunjung setiap kalinya. Tidak ada peraturan yang melaran mengundang tamu-tamu, hanya saja itu jarang dilakukan.

Itulah kenapa rekan-rekan guildku seharusnya baik-baik saja dengan ini meskipun aku mengundang Nfirea dan yang lainnya. Mereka bukan penyusup, tapi tamu.

Ainz bertanya kepada Demiurge, yang kelihatannya sedang memikirkan sesuatu, dan dua orang guardian yang sedang menunggu di dalam ruangan:

"Para guardian, apakah kalian sudah siap mengunjungi pemandian?"

"Maafkan saya sedalam-dalamnya, Mare dan saya berpikir akan mengunjunginya lebih awal."

"Begitukah, kalau begitu Cocytus - kamu sudah menahannya. Mari kita ketemu di depan rumah pemandian kalau begitu. Increment, jika ada siapapun yang datang ke kantorku, biarkan mereka menunggu disini."

"Saya mengerti."

Ainz berdiri dan meninggalkan ruangan setelah mendengar jawaban dari sang pelayan. Meninggalkan para bawahan yang ingin mengikuti dari belakang, Ainz memimpin jalan ke rumah pemandian yang ada di lantai 9 pula. Ainz berpikir akan lebih baik untuk bercakap-cakap dan bersantai saat mereka berjalan berdampingan, tapi sifat waspada Cocytus yang alami tidak membiarkannya melakukan itu. Mungkin dia tahu jika Ainz merasa sedikit kesepian, Cocytus memperpendek jarak dan bertanya:

"Ainz-sama.Apakah.Jumlah.Eight.Edge.Assassins.Di.dalam.ruangan.menurun?Apakah.Mereka.dikirim.ke.suatu.tempat?"

Mungkin memang ada kaitannya dengan pekerjaan, tapi mengobrol santai dengan Cocytus membuat Ainz merasa lebih baik. Tetap saja, dia menjaga kegembiraannya secara rahasia ketika dia bicara.

"Mereka ada di dalam hotel di E-Rantel. Narberal tinggal disana jaga-jaga ada pengunjung yang muncul. Eight Edge Assassins sedang melakukan pengintaian di jarak yang agak jauh."

"Bukankah.berbahaya.bagi.Narberal.sendirian.saja?"

"Memang benar, sekarang ini adalah peluang yang bagus bagi seseorang untuk menyerang."

"Ternyata.begitu.Dia.adalah.umpan.saat.ini?"

"Benar sekali. Jika lawan yang mencuci otak Shalltear sedang mengawasi kita, mereka pastinya akan berpikir ini adalah kesempatan yang langka. Mereka mungkin tidak ingin mendekati Momon yang mengalahkan Shalltear si vampir yang kuat - meskipun nama yang aku berikan kepada mereka berbeda. Bagaimana jika Momon tidak ada dan hanya satu magic caster yang tersisa..."

"Apakah.mereka.akan.memakan.umpannya?"
"Entahlah, tapi jika mereka memang memakannya, aku akan menjadi Master Pemancing."

Ainz membuat gerakan seperti menarik tongkat pancing dengan satu tangan.

"Apakah.kita.akan.mengirimkan.semua.orang.keluar.ketika.waktunya.sudah.tiba?"

"Tidak, kita takkan melakukan itu. Kita akan mencari tahu identitas lawan dahulu. Jika mereka sekuat kita, maka bertindak gegabah adalah hal yang tidak bijak."

Memang masuk akal secara logika, tapi sulit diterima secara emosional. Cocytus bergumam:

"Saya.mengerti.ini.memang.diperlukan.Tapi.saya.sulit.menerima.ini.pada.level.emosional."

"Kita harus menyelidikinya perlahan-lahan dan bertahan sampai saat kita bisa menemukan kelemahan dari musuh. Ketika semuanya siap, kita akan merobek-robek mereka hingga berkeping-keping. Dosa dari mencuci otak Shalltear dan memaksaku harus membunuhnya sangatlah berat."

Meskipun pihak lain adalah seorang pemain, Ainz tidak merasa kasihan kepada mereka sama sekali. Satu-satunya yang dipikirkan oleh Ainz adalah rekan-rekan lamanya dan NPC yang ada disini. Jika siapapun yang datang ingin mencari masalah, dia akan mengajari mereka luka yang mengerikan yang harus mereka rasakan karena kebodohan mereka.

"Membalas kebaikan dengan kebaikan dan kejahatan dengan kejahatan. Ini adalah hal yang wajar di dunia."

Sebuah senyum yang keji muncul di wajah Ainz. Dia merasa kesenangan terhadap kemungkinan melakukan percobaan lebih banyak jika dia bisa menangkap seorang pemain. Percobaan yang tidak dia lakukan karena terlalu mengerikan - kematian, adalah tes pertama yang akan dia lakukan.

"Sebuah.mata.dengan.mata.Dan.Sebuah.Gigi.dengan.gigi.ya.kan?"

"Itu memang benar, tapi apakah kamu tahu? Itu juga mengatakan bahwa seseorang tidak seharusnya melakukan sesuatu terlalu jauh dalam mencari dendam. Namun, aku berniat untuk membayar lebih jauh apa yang telah mereka lakukan kepada kita."

Itu adalah yang akan dikatakan oleh Punitto Moe, Ainz menggumamkannya dalam hatinya.

"Ohhhh!Seperti.yang.diduga.dari.Ainz-sama.yang.unggul.dalam.kekuatan.dan.kecerdasan."

Tanpa memutar kepala ke belakangnya, Ainz bisa merasakan sikap hormat yang diarahkan kepadanya dari belakang.

"Apakah.Ainz-sama.berencana.untuk.menghabiskan.hari.di.dalam.Nazarick?"

"Tidak, setelah mandi, aku akan mengerjakan pekerjaan yang ada lalu kembali ke E-Rantel. Ada banyak persoalan yang membutuhkan perhatianku disana pula. Bagaimana denganmu?"

"Saya.akan.kembali.ke.pos.jaga.di.dalam.Nazarick.untuk.sementara.Penjelajahan.terhadap.area.di.sekitar.danau.dan.masalah.lainnya.yang.menguntungkan.Nazarick.hampir.selesai."

"Setelah kamu kembali, yang akan di luar adalah Demiurge, yang bertanggung jawab dalam banyak proyek, Sebas dan Solution, yang sedang mengumpulkan informasi di ibukota kerajaan, Aura, yang sedang membangun markas di dalam hutan, begitu juga aku dan Narberal."

"Sulit.diterima.Supreme.Being.melakukan.pekerjaan.yang.seharusnya.dikerjakan.oleh.kami-"

"Haha, biarkan saja masalah ini Cocytus."

"Tolong.jangan.berkata.begitu.Ainz-sama.adalah.penguasa.tempat.ini.Ucapan.anda.adalah.hukum.Silahkan.abaikan.gumaman.saya.yang.bodoh.ini.Dan.juga-"

Udara disana berubah, membuat Ainz berkata "ara?" Cocytus kelihatannya sedikit depresi, tapi sulit diketahui - Ainz melihat ke arahnya dari bahu.

"Jika.Demiurge.dan.saya.sendiri.memang.menakjubkan.Tidak.perlu.lagi.Ainz-sama.bepergian.keluar.benar.kan?Pada.akhirnya.kami.memang.masih.tidak.kompeten-"

"Itu tidak benar. Kalian semua diciptakan dengan tujuan tertentu. Itulah kenapa penting bagi setiap orang untuk melakukan tugas yang dibebankan kepada mereka. Sejujurnya, tidak apa jika kalian semua tidak bisa melakukan hal lainnya di luar itu. Demiurge yang memang sangat berpengetahuan dan cerdas memang terlalu bagus, itu saja."

Melihat Cocytus yang ragu-ragu untuk setuju, Ainz melanjutkan:

"Kalau begitu, kamu hanya perlu meningkatkan hal yang bisa kamu lakukan sedikit demi sedikit. Kamu seharusnya belajar banyak setelah menaklukkan desa lizardmen di bawah kekuasaan kita. Menguasai desa akan menjadi makanan untuk pengetahuanmu mulai sekarang. Melangkahlah selangkah demi selangkah seperti ini, dan kamu akan berada di level Demiurge suatu hari."

"Bisakah.saya.benar-benar.melakukannya?"

"Kurasa itu mungkin saja."

Ainz menjawab dengan cara berputar-putar.

"Demiurge memang tidak ada tandingannya dalam hal kecerdasan, untuk menjadi seseorang yang bisa menyamainya adalah jalan yang sulit. Namun, aku kira usahamu tidak akan percuma."

Dua orang itu melanjutkan perjalanan tanpa bicara sebelum akhirnya Cocytus memaksa kalimat keluar dari dirinya dengan lirih:

"Saya.berterima.kasih.paling.dalam.Ainz-sama."

"Aku tidak berkata apapun yang layak diucapkan terima kasih. Baiklah, Cocytus, kita hampir tiba di pemandian. Mari kita mudahkan suasananya sebelum Demiurge atau Mare kembali."

"Ya!"


-----


'Spa Resort Nazarick' adalah tempat yang indah terletak di lantai 9 di Nazarick. Memiliki total sembilan jenis kolam pemandian dan tujuh belas pemandian untuk dua jenis kelamin. Pemandian yang paling terkenal adalah pemandian Cherenkov dengan sinar biru yang begitu cerah membuat sakit mata, pemandian yang memberikan kesan elegan. Ainz, yang tiba di pemandian dengan Cocytus membuka matanya lebar karena ia bertemu orang yang tak terduga.

"Ainz-sama!"

Jantung tampaknya akan keluar di akhir kata-kata saat Albedo berteriak. Tidak, bukan hanya dia, Shalltear dan Aura yang lelah juga ada di sana. Demiurge dan Mare tidak ada di sini, apakah mereka sudah menunggu di dalam ruang ganti?

"Al-Albedo, mengapa kau di sini?"

"Hmmm? Saya di sini untuk mandi dengan semua orang ... Ainz-sama juga? "

"Ah, ya ... Itu benar, kebetulan sekali, Albedo."

"Memang benar-benar kebetulan Ainz-sama! ... Saya mendengar jika lebih baik untuk latihan dan sedikit berkeringat sebelum memasuki pemandian.  Bagaimana kalau Ainz-sama dan saya berolahraga dan berkeringat bersama-sama? "

Ainz merasakan hawa dingin yang tiba-tiba.

"Yah, tenis meja kedengarannya boleh ..."

"Bukan itu yang saya maksudkan. Saya sedang berbicara tentang sesuatu yang nakal. "

Dengan gerakan yang lincah dari warrior level 100 seperti yang diduga -Terlalu cepat bagi Ainz untuk menghindar- Albedo menutup jarak dengan Ainz dan mencoba untuk menulis sesuatu di jubahnya. Namun, jarinya menusuk celah-celah dari tulang rusuk Ainz '.

"Ah."

"Ah."

Keduanya berbicara pada saat yang sama.

Pemandangan yang menggelikan, Ainz tersenyum kecut saat ia menarik wajahnya menjauh sedikit agar bisa berbicara dengan Albedo.

"Jari saya menusuk tempat penting dari Ainz-sama ..."

Seluruh wajah Albedo tersipu merah, matanya basah dan ada semacam bau dari tubuhnya. Bau itu mirip dengan bau yang Ainz cium di tempat tidurnya.

"- Hei, aku sudah menanyakan hal ini sebelumnya, tapi bukankah  gadis ini benar-benar aneh?"

Aura mengajukan pertanyaan sambil menahan Shalltear, sementara Ainz tertegun.

"... Saya mohon maaf, Ainz-sama. Saya tidak bisa menahan diri. Eh, silakan anggap ini sebagai hasil berkumpulnya stres yang terlalu banyak dari beban bekerja di Nazarick. Saya Mohon."

"Itu, mau bagaimana lagi. Iya. Albedo, aku berterima kasih atas kerja kerasmu setiap hari. "

Ainz yang ingin pergi menjauh dengan langkah cepat dihentikan oleh sebuah tangan yang meraih jubahnya. Tidak perlu ditanya lagi siapa pemilik tangan ini.

"Albedo, apa yang terjadi? Mengapa kau begitu enggan membiarkanku pergi? "

"Ketika saya mendengar kata-kata ini ... kata-kata itu menyalakan api di hati saya. Perut saya juga menggeliat. Itulah kenapa- Ainz-sama ... "

"Hei, tunggu, tenanglah Albedo! Co-Cocytus! "

"Serahkan. Pada . Saya!"

Udara dingin memenuhi ruangan, langsung menurunkan suhu dalam waktu singkat, membuat Albedo yang otaknya sudah mengamuk, kembali ke akal sehatnya.

"Aku.Tidak.Akan.Memaafkan.Sikap.Kurang.Ajarmu.Terhadap.Ainz-sama.Meskipun.Kamu.Adalah.Pengawas.Guardian."

Cocytus yang memegang tombak putih keperakan di tangannya menempatkan dirinya di antara Ainz dan Albedo, jelas sekali dia akan menyerang jika situasinya memerlukannya.

"-Sekali lagi maafkan Kelancangan saya, Ainz-sama. Saya kehilangan kendali diri lagi saat itu. "

"Saya menerima permintaan maafmu, Albedo."

Mematuhi kehendak tuannya, Cocytus minggir, dengan masih memegang tombaknya.

"Saya tahu kamu sangat stres karena pekerjaanmu, kehilangan kendali mungkin adalah caramu meredakan frustrasi. Pokoknya, pergilah mandi dan hilangkanlah stresmu. Cocytus, pekerjaan yang bagus. "

Setelah Ainz selesai berbicara, ia memisahkan kelambu di pemandian pria, tapi berhenti karena langkah kaki yang mengikuti di belakangnya.

"... Kenapa kau mengikutiku, Albedo? Seharusnya jelas, ini adalah pemandian khusus laki-laki, bukan pemandian perempuan. "

"Saya ingin membasuh punggung Anda."

"... Ditolak. Terlebih lagi, aku tidak sendirian dan akan memasuki pemandian dengan guardian laki-laki lainnya. Apakah kamu baik-baik saja ketika mereka melihat tubuh telanjangmu? "

Albedo mungkin akan berkata itu tidak apa karena dia adalah succubus, pikir Ainz, tapi Albedo segera menjawab.

"Kalau begitu, ada pemandian keluarga di tempat lain-"

"Pemandian keluarga tidak dimaksudkan untuk hal semacam itu!"

"Tapi, Ainz-sama. Saya pikir itu terlalu licik hanya pria saja yang anda guyur dengan kasih sayang."

"Benar sekali", Shalltear yang mulutnya tiba-tiba ditutup oleh Aura ikut menambahkan. Ide untuk masuk sama-sama membuat mata  Aura berbinar, ia lebih suka kegiatan kelompok. Cocytus tampaknya sedikit bermasalah.

Mandi bersama-sama menunjukkan kasih sayang? ... Insiden sebelumnya juga, bukankah Albedo agak aneh sekarang? Apakah dia bertingkah aneh karena kejadian itu?

"Albedo, pertama biarkan aku mengatakan ini. Saya lebih suka perempuan dari pada laki-laki, karena saya adalah seorang heteroseksual murni. " Ainz membungkam Albedo yang ingin mengatakan sesuatu sebagai balasannya. "Di masa depan, hubungan seperti itu mungkin saja akan berkembang. Namun, sementara situasi tentang dunia ini tidak jelas, memiliki hubungan seperti itu dengan salah satu dari kalian akan merugikan masa depan organisasi. "

Uuuuu, Albedo mengerutkan alisnya.

"Dan kalian semua seperti putri dari teman-temanku, menjalin hubungan itu terlalu rumit."

"Aku bertanya-tanya apa yang terjadi di pintu masuk, jadi kalian yang menyusahkan Ainz-sama."

"O-Onee-san...sudah mati."

"Aku tidak mati", gadis itu membalas dengan lirih.

"Aku sedang menunggu kalian berdua"

"Maaf sudah telat. Namun ... Pengawas-san, bukankah sudah saatnya bagimu untuk belajar mengendalikan emosi? "

Mata sipit Demiurge sedikit melebar, menunjukkan permusuhan secara terbuka. Memang menakutkan ketika seseorang yang lembut menjadi marah. Sesuai dengan kata-kata ini, suasana menjadi tegang. Dipengaruhi oleh ketegangan, Cocytus mengambil sikap terhadap Albedo juga. Albedo tersenyum seperti biasa. Tidak, senyumnya lebih dalam dari biasanya.

"- Dasar Bodohh!"

Ainz meraung marah.

"Jangan bertengkar di depanku! Dasar dungu! "

Semua Guardian berlutut dan gemetar.

"Kami sangat menyesal, Ainz-sama!"

"... Cukup, bangun, semuanya." Setelah melihat setiap orang berdiri kembali, Ainz berbicara lembut seolah-olah untuk menenangkan anak-anak yang bermasalah.

"Hentikan perselisihan barbar tersebut. Itu hanya akan sangat mengecewakanku, Paham? "

Setelah menerima pengakuan dari semua orang yang hadir, murka dalam hati Ainz 'lenyap

sepenuhnya.

"Baiklah, mari kita mandi dan mengubah suasana hati. Kelompok laki-laki akan mengikutiku. Aura, Kamu sekarang menjadi pengawas dari kelompok perempuan. Jangan biarkan kedua orang di belakangmu itu melakukan sesuatu yang bodoh. "

"Sesuai kemauan Anda!"

Api menyala terang di mata Aura. Pada awalnya, Albedo dan Shalltear berpikir itu adalah kesempatan yang baik untuk menyelinap ke sisi pemandian pria, namun tekad mereka terguncang setelah mereka melihat bagaimana mata Aura menyala dalam semangat.

Ainz membuka tirai dengan karakter 'pria' di atasnya, mengabaikan keributan di belakangnya. Dia melepas pakaiannya di ruang ganti. Biasanya, memang menyusahkan melepas perlengkapannya, tapi ia sudah membuat persiapan di awal dan membuka pakaiannya dalam waktu singkat lalu berjalan ke depan dengan cepat.

Aku telanjang sekarang, tapi bagaimana ali harus bergerak ...

Tubuhnya kerangka tanpa daging atau kulit. Itu memang tidak terpikirkan bagi Suzuki Satoru, tapi ini adalah hal yang wajar di dunia ini. Ainz bertanya-tanya pada beberapa kesempatan bagaimana ia harus mendamaikan perbedaan ini dalam tindakannya.

"Aku akan pergi kesana dahulu."

"Tolong, tunggu saya!"

Mare yang telanjang mengikuti dengan langkah cepat. Dia biasanya mengenakan pakaian seorang gadis, tapi dia tampak seperti anak laki-laki sekarang. Karena ia masih anak-anak, tidak ada otot besar apapun yang mengembang pada dirinya. Tidak disangka tubuh yang lunak memiliki kekuatan seperti itu, ini adalah sesuatu yang unik di dunia ini, seperti Ainz.

Ainz berpikir begitu saat ia menatap Mare, dan memperingatkan:

"Jangan berlarian di sini. Lantainya basah, itu berbahaya. "

Para Guardian tidak akan mati meskipun jika mereka terpeleset dan membenturkan kepala mereka, tetapi Mare tampak seperti anak-anak, sehingga Ainz pun mau tidak mau merasa khawatir.

"Y-Ya, saya minta maaf."

Jangan meminta maaf seserius itu, pikir Ainz.

"Maaf sudah menunggu."

Demiurge dan Cocytus segera mengikuti. Demiurge memiliki tubuh yang ramping dan dibentuk dengan baik. Dia mungkin mengikuti sebuah rezim pelatihan yang tepat, tetapi sebagian dari alasannya adalah karena pengaturan Ulbert.

"Cocytus terlihat sama seperti biasanya."

"Yah, dia selalu telanjang."

"Bisakah.Kamu.Tidak.Melihat.Saya.Dengan.Cara.Yang.Semesum.itu. ?"

"Maaf. Exoskeleton Cocytus 'adalah armornya. Begitulah bagaimana dia biasanya terlihat, jadi mau bagaimana lagi. "

Armor exoskeletal adalah sejenis weaponized body (senjata tubuh), seperti kuku dan gigi Shalltear. Bisa diperkuat dengan menaikkan level dari penggunanya dan penggunaan data kristal. Hal yang terbaik tentang tubuh yang bersenjata adalah enaknya karena tidak perlu lagi mengganti equipment, dan akan diperbaiki ketika HP penggunanya pulih. Dan itu memberikan penggunanya banyak manfaat.

Kelemahannya adalah kekerasan, ketangguhan dan statistik lainnya relatif lebih rendah dari equipment pemain dengan level yang sama. Hampir mustahil untuk weaponized body level 100 mencapai statistik equipment level divine. Mungkin itu bisa  dilakukan dengan skill khusus yang bisa meningkatkan weaponized body, tapi Ainz tidak yakin dengan hal itu.

Untuk pemain, kekurangan ini melebihi manfaatnya, tapi hal sebaliknya juga berlaku untuk NPC. Para pemain bisa menghemat waktu menyiapkan satu set senjata dan armor.

"Terima.Kasih.Banyak."
Cocytus menundukkan kepalanya. Ainz tidak benar-benar berbicara untuk dia, tapi-

Ini sangat mengganggunya sehingga ia berterima kasih kepadaku- apakah dia sedang dibully? Haruskah aku memberitahukan kepada yang lainnya untuk memperhatikan hal ini?

Ini mungkin bagaimana rasanya seorang guru jika ada bullying di kelas. Bagaimana Yamaiko akan menangani hal ini, Ainz berpikir demikian saat akan mengatakan sesuatu pada kelompok pria.

"Baiklah, mari kita pergi."

Ainz memimpin mereka ke dalam pemandian, yang terdiri dari jumlah keseluruhan dua belas zona. Dimulai dengan yang terbesar, pemandian hutan, ada juga pemandian yang terlihat seperti pemandian tradisional Romawi, pemandian yuzu dengan yuzu mengambang di atasnya, pemndian berkarbonasi, jacuzzi, pemandian listrik dengan arus yang rendah mengalirkan listrik ke seluruh tubuh, pemndian dingin dengan bongkahan arang yang mengambang di atasnya, Kolam Cherenkov -meskipun tidak ada yang benar-benar tahu itu terbuat dari apa - dan pemandian dengan nuansa pemandangan udara terbuka campuran ... meskipun pemandangan itu adalah buatan.

Ada juga sauna, pemndian dengan batuan sebagai dasarnya dan, akhirnya, lounge.

"Mana yang harus kita kunjungi? Mari kita mendengarkan saran Anda. "

"Saya.pikir.pemandian.dingin.di.musim.semi.itu.Bagus.Jika. Ainz-sama.Setuju."

Ainz memiliki ketahanan terhadap dingin, sehingga ia tidak akan terpengaruh oleh air yang sangat dingin, tapi pastinya aneh merekomendasikan pemandian musim semi yang dingin secara langsung.

"Cocytus-san ... Kami di sini untuk mandi ..."

Mare berkata dengan diplomatis, dan Cocytus akhirnya menyadari pendapatnya yang salah. Ia segera mengoreksi dirinya.

"Karena kita di sini untuk mandi, kita harus pergi ke kolam yang akan meningkatkan sirkulasi darah ... Tunggu, aku punya pertanyaan untukmu. Bisakah kamu pergi ke kolam panas? Kmau tidak akan menjadi lobster rebus ya kan? "

"Tidak.Perlu.Khawatir.Exoskeleton.saya.Tahan.Terhadap.Api.Yang.Jauh.Lebih.keras.Dari.Tubuh.Anda."

"Hmph," Cocytus berbicara penuh bangga.

"Er, erm, saya rasa kolam normal juga bisa..."

"Saya.pikir.Musim.semi.yang.dingin.Itu.adalah.yang.terbaik ... senyaman.berendam.di.dalam.es…"

"Kamu adalah satu-satunya yang akan mengatakan demkian, Kurasa itu adalah pendapat yang tidak populer ..."

"Baiklah, ini tidak akan menyenangkan jika kita tidak melakukan ini bersama-sama. Mari kita pergi ke semua pemandian satu per satu. Kita akan mulai dengan pemandian hutan yang biasa. Teman-temanku membuatnya dengan banyak usaha. "
"Saya sangat menantikannya", Bawahan Ainz berkata demikian saat dia memimpin mereka ke arah kolam hutan- Dengan Cocytus yang merasa sedikit kesepian- di belakang.

Hutan yang lebat mungkin dibuat secara artifisial, tapi terlihat begitu realistis sehingga Ainz menduga ada monster yang tiba-tiba keluar setiap saat.

"Tempat ini adalah model dari daerah yang ada di masa lalu, sungai Amazon. Pencipta nya adalah Bellriver-san, yang dibantu oleh Blue Planet-san. "

Dengan memunggungi guardian yang menghela nafas, Ainz mengambil gayung dan bangku.

Mengapa gayung di pemandian ini berwarna kunging? Ketika aku menanyakan kepada mereka, mereka bilang itu adalah tradisi.. jadi seluruh gayung berwarna kuning.

"Ini mungkin terdengar sudah kuno, tetapi kamu harus membersihkan tubuhmu sebelum memasuki kolam pemandian. Cara aku membersihkannya mungkin akan mengotori sekeliling, jadi jangan terlalu dekat. "

Setelah berkata demikian, Ainz menuangkan satu gayung penuh air hangat ke tubuhnya. Sejumlah air terpantul tanpa menyentuh tubuhnya. Membasahi tubuhnya dengan satu kali guyuran adalah tidak mungkin. Setelah mengulangi gerakan ini berulang kali dan memastikan tubuhnya telah dibasuh, Ainz mengeluarkan sikatnya.

Setelah menambahkan banyak sabun cair, Ainz mulai menyikat tubuhnya. Ada banyak celah diantara tulang belulangnya sehingga gelembung-gelembung itu berterbangan kesana kemari, seakan ada monyet yang sedang menyikat.

Huh, seharusnya aku membawa slime imut milikku, Miyoshi-kun sang asisten mandi bersamaku.

Dia seharusnya tidak menunjukkan kepada yang lainnya penampilannya yang tertutupi oleh cairan pekat itu, tapi membersihkan tubuh sendirian dengan sebuah sikat setelah lama membuat rumit sendiri. Sementara Ainz bekerja keras dan menyikat dirinya sendiri, Mare menarik sebuah gayung dengan satu tangan. Sedikit gugup dengan pipinya yang merah karena uap, Mare tersenyum:

"Ai-Ainz-sama! Saya, Saya akan membantu membersihkan punggung anda!"

"Hoh? Oh, begitu. Kamu ingin membantuku membersihkan diri. Itu adalah hal yang membosankan jadi gunakan sikat ini, menggunakan handuk akan melelahkan."

Ainz mengarahkan punggungnya ke arah Mare, yang sedang mengambil sikat itu dan mulai membersihkannya dengan perlahan-lahan.

"Kamu melakukannya dengan baik."

"Terima kasih banyak!"

"Kamu tak boleh melakukannya dengan salah loh", Ainz merespon ucapan terima kasih Mare. Dia mengintip dua orang lainnya.

"Aku akan membantumu membersihkan diri."
Overlord Light Novel Bahasa Indonesia



"Maaf sudah menyusahkanmu."

Ainz tersenyum lebar - meskipun dia tidak benar-benar memiliki ekspresi itu karena dia seorang skeleton - dan tak bisa menekan seringainya.

-Sekarang, ini adalah tempat terbaik di dalam Nazarick.

Senyum Ainz semakin dalam ketika dia mendengar suara anak kecil yang berkata : "Saya harus membersihkan yang disini juga".

"Terima kasih, Mare. Sekarang, biarkan kubantu dirimu membersihkan diri, kamu tak perlu sungkan."

Ainz memutar si bocah yang panik, lalu memenuhi handuk Mare dengan busa. Ainz membersihkan dengan hati-hati dan memastikan untuk menambahkan kekuatan yang cukup, lebih santai daripada saat dia dibersihkan.

"Apakah sakit?"

"Tidak, tak ada masalah!"

Setelah membersihkan punggung Mare yang tidak biasanya kaku, Ainz mengembalikan handuk itu kepadanya.

"Kamu bisa membersihkan bagian depan sendiri ya kan?"

"Te-Tentu saja!"

Ainz mengambil sikat lalu menggosok tulang iganya dengan hati-hati, menjaga agar tidak memercikkan air kepada Mare yang sedang membersihkan diri di belakangnya.

"Kalau begitu, aku akan bergerak dahulu."

Demiurge yang sudah selesai, menggoyangkan ekornya saat dia berjalan ke arah kolam. Selanjutnya adalah Cocytus. Dibandingkan dengan Ainz, bersih-bersih sama-sama membosankan baginya, tapi empat lengannya yang cekatan mempercepat proses itu berkali-kali. Mare mengikuti setelahnya, dan akhirnya, Ainz selesai beberapa menit kemudian.

Kolam itu memang lebar. Air hangat mengalir tanpa henti dari kepala singa yang sangat indah dan uap menutupi seluruh tempat. Ainz melihat langkahnya saat berjalan, lalu melihat dua Guardian di kolam terdekat, dengan Cocytus agar menjauh.

"Ah... nyamannya."

Ainz mendapatkan kesan bahwa anak-anak akan berenang di dalam kolam, tapi Mare hanya duduk disana seperti orang dewasa dengan handuk di kepalanya. Cara dia berbicara seperti orang dewasa meskipun dia memiliki penampilan seorang anak membuat Ainz terkejut. Posisi Guardian adalah pekerjaan yang melelahkan.

"Memang benar, saya bisa merasakan kelelahan mengalir keluar dari tubuh saya."

Demiurge melepaskan kacamatanya lalu mengguyur wajahnya saat dia mengeluarkan nafas, sama seperti orang tua.

"Panasnya..."

"Eh, kamu bilang kamu memiliki ketahanan."

"Aku.tidak.menduga.sepanas.ini..."

"..Jangan mengeluarkan hawa dingin milikmu karena itu. Dan jangan kemari. Sebuah pemandian haruslah hangat."

Tidak heran ternyata Cocytus agak menjauh. Air di sekitarnya mungkin sudah berubah menjadi dingin.

"Rasanya.memang.enak.bagimu.karena.kamu.tahan.api,Demiurge...Musim.semi.yang dingin.juga.bagus.ya.khan?"

"Aku tidak tertarik. Dan juga, kamu bisa menikmatinya tanpa menahan ya kan. Tidak bisakah kamu menahan sedikit ketidaknyamanan ini, Cocytus?"

"Apakah.kamu.sedang.memancingku.Demiurge-Menarik."

"Santai sajalah, mandi itu adalah hiburan di waktu luang. Pergilah ke Sauna jika kamu ingin berlomba menahan diri. Jangan menekan dirimu jika itu terlalu keras."

"Phew."

Dahi Mare berkeringat saat dia mengeluarkan nafas panas.

"Lihat, begitulah bagaimana seharusnya mandi itu. Jangan menekan dirimu terlalu keras Mare, keluarlah dari kolam jika kamu tidak kuat lagi ok?"

"Tidak, Tidak masalah Ainz-sama! Aku akan menggunakan Magic jika aku benar-benar tidak bisa menahannya!"

Itu akan jadi aneh juga, pikir Ainz tanpa mengatakannya keras-keras. Dia mengalihkan tatapannya ke arah Demiurge.

"...Apakah masuk ke dalam kolam dengan daya tahanmu adalah jalan yang benar?"

"Itu adalah salah satu cara melakukannya, Ainz-sama. Ini mirip dengan Ainz-sama yang merupakan seorang undead yang tak bisa basah."

"...Memang benar."

Dia bisa merasakan tubuhnya yang sedikit menghangat, tapi tidak senyaman dibandingkan kala dia masih menjadi manusia.

Kerugian dari menjadi undead....

Sementara Ainz merindukan kegembiraan yang hilang darinya...

"Hmmm?"

-Dia mengangkat kepalanya ke atas uap dan melihat ke sekitar.

"Bolehkah saya bertanya ada masalah apa?"

"Aku merasa ada seseorang yang memanggil namaku."

"Apakah.itu.datangnya.dari.sebelah?"

Cocytus memberi isyarat ke arah dinding di belakangnya.

"Sebalah situ adalah-ternyata begitu, pemandian wanita."

"Oh begitu, tapi...Apakah dindingnya setipis itu?"

"Mungkin.Mereka.Hanya.Terlalu.Keras."

Ainz memfokuskan pendengarannya. Dia tidak memiliki niat tertentu, hanya penasaran dengan apa yang sedang diobrolkan oleh para gadis. Dia tidak menempelkan telinganya ke dinding. Itu akan menjadi tindakan yang tidak cocok sebagai penguasa dari Great Tomb of Nazarick. Menjaga jarak dari dinding, dia mencoba sebisa mungkin menguping suara dari sebelah.

"Albedo rimbun sekali di bawah sana."

Hal pertama yang dia dengar membuat Ainz mengerutkan dahi.

"-Jangan mengatakannya semesum itu, Aura. Ah-Ainz-sama mungkin ada dibalik dinding ini. Apakah ada lubang yang bisa kugunakan untuk mengintip?"

Ainz melihat lebih dekat ke arah dinding, penasaran apakah ada seseorang yang membangun mekanisme aneh di dalamnya. Ada kalanya ketika alat seperti itu membuat marah semua anggota guild, dan beberapa diantara mungkin memasangnya disini.

"-Bukankah seharusnya terbalik? Laki-laki yang seharusnya melakukan itu."

"-Itu tidak mungkin. Ainz-sama hanya perlu memerintakanku 'tunjukkan kepadaku 'barangmu', dia tidak perlu mengintip."

"-Oh, Shalltear memang masuk akal."

"-Tidak sopan. Apakah itu sikat gigi? Membersihkan gigimu di dalam kolam. Bisakah kamu melakukannya tidak sekarang?"

"-Mau bagaimana lagi. Sulit sekali membersihkan diriku, jadi aku harus melakukannya di pemandian yang besar seperti ini."

Suara Albedo kelihatannya datang dari tempat yang lebih tinggi, dan suara menyikat yang keras bisa terdengar.

"-Hmm, kelihatannya itu membosankan. Baiklah, aku akan memperbolehkannya."

"-Terima kasih."

"-Wahh, jangan lihat kemari sambil memegang kepalamu. Menjijikkan. Shalltear, bukankah kamu mau menggosok gigimu?"

"-Aku bisa melakukannya di kamarku, tak perlu melakukannya disini. Lagipula, apakah kita bisa kena lubang gigi?"

"-Meskipun kamu tidak memiliki lubang gigi, jika kamu memiliki bau mulut yang buruk ketika berciuman, bahkan cinta lama yang berumur ribuan tahun akan berubah menjadi dingin."

Suara sikat itu berhenti dan langkah kaki berat bisa terdengar.

"-Hmm, tunggu, apakah kamu akan masuk seperti ini? Setidaknya..."

Setelah sebuah suara percikan yang keras, suara air yang mengalir turun bisa terdengar. Seseorang kelihatannya nekad melompat ke dalam kolam.

"-Wah! Batuk batuk! Jika aku adalah vampir dari buku-buku cerita, aku pasti akan tenggelam dan tidak akan bisa muncul!"

"-Kamu bukan anak-anak, jangan melompat masuk!"

"-Fufufu.Ah...segarnya. Itulah kenapa aku datang kemari."

"-Setidaknya ikutilah etiket ketika mandi...Oh?"

"-Apa?Hmm? Singanya bergerak?"

"-Tidak tahu etiket berarti kamu tidak memiliki hak untuk memasuki pemandian! Hancurkan!"

Suara pria yang tiba-tiba membuat Ainz dan yang lainnya saling melihat satu sama lain.

"eh, itu kedengarannya seperti seorang pria."

"Aku.tak.bisa.membayangkan.mendengar.ini.sendiri.Itu.adalah.area.dari.guardian.pemandian.ya.kan?Tapi.apakah.ada.seorang.pria.di.dalam.pemandian.wanita?"

"Tidak, aku pernah mendengar suara ini sebelumnya... Itu adalah Luci★fer-san."

Ketika dia mendengar suara yang jelas dari seorang pria, Ainz teringat berbagai masalah yang disebabkan oleh Luci★fer. Sejujurnya, dia tidak benar-benar menyukai pria itu.
"Salah satu dari Supreme Being?"

"-Keras sekali! Ini bukan golem baja biasa! Albedo!"

"-Matilah!Dasar Golem logam sampah!"

Dengan suara benturan yang keras, sesuatu sepertinya menabrak dinding. bahkan dinding di sisi pria juga bergetar.

"...Pada dasarnya, bersiaplah untuk masuk ke dalam pemandian wanita dengan perlengkapan penuh jika dibutuhkan."

Ainz memerintahkan kepada para guardian yang ragu-ragu.

Kegagalan itu seharusnya berakhir jika mereka sudah melucuti mode serangan yang dipasang oleh rekan-rekannya, tapi mereka seharusnya pasti sedang mengalami pertempuran habis-habisan di sebelah. Dengan perlengkapan mereka yang terlepas, potensi tempur wanita akan jatuh drastis, jadi mereka mungkin harus membantu mereka jika situasinya membutuhkan.

"...Aku ingin mandi dengan damai lain kali."

Ainz berkata demikian setelah menggoyangkan air di tubuhnya sambil berjalan ke arah ruang ganti. Para guardian menganggukkan kepala mereka seakan membalas dengan ucapan biasa.

Overlord Light Novel Bahasa Indonesia

Overlord Light Novel Bahasa Indonesia

===========

Comments

Contact Us

Name

Email *

Message *