Overlord Vol 11 Bab 5 Bagian kedua

“Haa~”

Hejinmal saat ini sedang di dalam terowongan yang menuju ibukota kerajaan. Dia menghela nafas, seperti ayahnya.

“Aku tidak pandai bertarung...”

“Tidak pandai” bukanlah kata yang mencakup keseluruhannya. Sejujurnya, dia lemah sekali sehingga jika melawan adik-adiknya, pasti akan kalah. Jadi, dia tidak tenang, akhirnya hanya bergumam sendiri.

“Musuh itu... aku harap mereka akan ketakutan dengan caraku melihat mereka lalu kabur.”

Hejinmal menghirup nafas dalam-dalam, menekan ke dalam perutnya yang menonjol. Lalu dia merentangkan cakar dan membuka rahangnya. Dengan begitu, dia lebih terlihat seperti naga yang benar.

“Oh, aku hampir lupa.”


Hejinmal dengan hati-hati melepaskan kacamata di hidungnya. Benda itu bukanlah magic item, sehingga jika hancur, tidak akan ada gantinya. Jadi, dia harus merawat benda itu dengan hati-hati.

“Haaa... Sisik naga bisa menjadi armor yang kuat... tapi yang bisa aku lakukan adalah berdoa para dwarf bukanlah orang-orang yang buas...”

Tapi bagaimana jika mereka memang benar-benar buas?

Tidak, itu memang sudah pasti. Karena perpustakaan negeri dwarf adalah sumber banyak informasi tentang materi-materi ras naga.

Hejinmal memaksakan diri untuk berhenti gemetar.

Dia tahu semua Quagoa di dalam ibukota kerajaan sedang mengawasinya. Jika memungkinkan, dia lebih memilih bertarung di dalam terowongan yang dalam, dimana tidak ada penonton. Namun, jika memang begitu, Quagoa tersebut tidak akan bisa melihatnya bertarung, jadi ayahnya melarang.

Sang ayah telah bilang kepadanya untuk menyelidiki kemampuan terbaik musuh, dan buat mereka menjadi pelayan sebisa mungkin. Tapi ini bukanlah tanda-tanda persahabatan. Malahan, itu adalah perintah untuk memperlihatkan kekuatan yang dia miliki dan mendominasi yang lemah sebagai salah satu yang kuat.

Oleh karena itu, kekalahan sama dengan mati. Dia akan mati jika dia kalah dalam pertempuran. Meskipun dia selamat dari kekalahan, Quagoa akan kehilangan rasa hormat terhadap sang ayah. Itu akan membuatnya tidak senang, akhirnya Hejinmal akan dibunuh oleh ayahnya sendiri.

Lalu, bagaimana kalau kabur saja? Lagipula, dia akan diusir setelah satu bulan, tak perduli apapun yang dia lakukan.

Hejinmal menghembuskan nafas.

Nafas yang super dingin itu membekukan seluruh dinding menjadi putih kaku.

“Bagus! Nafasku masih normal, dan kekuatannya juga pas dengan usiaku.”

Ini adalah salah satu kartu as seekor naga – Nafas naga (Dragon Breath). Frost Dragon memiliki nafas yang membekukan, dan kekuatannya tumbuh seiring dengan bertambahnya usia. Nafas Hejinmal berkembang sangat baik, dan lebih bisa diandalkan daripada kekuatan fisiknya sendiri.

“...Tetap saja.”

Nafas seekor naga adalah hal yang menakutkan. Siapapun yang tahu bahkan hanya sedikit saja tentang naga pasti waspada terhadap hal itu. Lagipula, ini adalah kemampuan fundamental dari semua naga.

Kenyataannya, perpustakaan negeri dwarf juga berkata demikian. Tidak mungkin para dwarf yang datang kemari tidak siap menghadapinya.

Hejinmal semakin tenggelam dalam keputusasaan.

Meskipun sang ayah sudah berkata demikian, jika dia benar-benar bisa menggunakan magic atau semacamnya, keadaan tentunya akan berbeda-

“Aku hanya pion untuk dikorbankan.”

Saudara-saudaranya mengikuti sang ayah dengan penuh keyakinan seperti cara ras naga. Kenyataannya dia tidak memberikan tugas kepada mereka tetapi kepada Hejinmal adalah sebuah tanda bahwa dia tidak perduli jika si hikkikomori di keluarganya itu mati.

Dia tidak mengutuk nasibnya.

Jika dia tidak bertemu dengan buku-buku itu, jika dia tidak tahu kepuasaan saat mencari pengetahuan, dia tidak akan seperti ini sampai hari ini. Tidak ada gunanya menyesali hal itu sekarang.

Tiba-tiba saja, hidung Hejinmal berkedut.

Dia mangarahkan telinga untuk mendengar, lalu menangkap beberapa langkah kaki yang mendekat kepadanya dari dalam terowongan tersebut.

Apakah itu para dwarf?! Hanya ada beberapa saja, itu artinya... mereka sangat percaya diri bisa menang dengan hanya jumlah sebanyak itu? Ataukah mereka memiliki kelompok pengintai yang mumpuni? Jadi jika aku mengalahkan mereka maka tugasnya telah selesai dan tidak akan ada masalah kan jika aku kembali?

Sejujurnya, dia sudah dianggap telah memenuhi tugas jika dia hanya mengalahkan kelompok pengintai itu. Pertanyaannya sekarang adalah apakah alasan seperti itu bisa diterima.

Disinari oleh bebatuan yang bercahaya, empat siluet – meskipun dia tidak yakin karena mereka masih agak jauh – muncul dari gua itu.

Apakah tiga orang yang lebih kecil itu adalah para dwarf? Lalu siapa yang besar itu? Bahkan subras negeri dwarf seharusnya tidak sebesar itu. Lalu, apakah para dwarf memohon bantuan pada si besar itu, sama seperti Quagoa yagn memohon bantuan kepada ayahnya?

Apakah para dwarf meminta bantuan atau tidak kepadanya, dia harus mewaspadai si besar itu.

Tetap saja, meskipun hanya siluet, dia masih jauh lebih kecil daripada seekor naga.

Haruskah aku menyerangnya dahulu dengan nafasku? Hejinmal langsung membuang ide itu.

Tidak. Harusnya aku bertanya kepada mereka apa mau mereka dan mencoba untuk menyelesaikan tugas ini melalui negosiasi.

Naga biasa pasti akan langsung menyerang. Namun, Hejinmal tidak percaya diri dan tidak ingin pertemuan ini berakhir menjadi tragedi. Oleh karenanya, dia mencari sebuah cara untuk menyelesaikan situasi itu dengan aman.

Akhirnya, pandangan naga miliknya yang tajam – meskipun kemampuan Hejinmal masih ada di bawah sesamanya – pada akhirnya memastikan bahwa yang sedang berjalan di depan kelompok itu bukanlah seorang dwarf.

Bukankah aku pernah membaca tentang mereka di dalam buku sebelumnya? Bukankah itu adalah salah satu dari Dark Elf, yang hidup di dalam hutan?

Tidak mungkin mereka ada di sini.

Namun, yang itu jauh terlalu pendek, dibandingkan dengan para dark elf di dalam buku-buku itu. Jangan-jangan itu adalah anak dari seorang dark elf dan dwarf? Ataukah hanya dark elf anak-anak?

Saat Hejinmal memikirkan hal ini dan banyak hal lainnya, dia mengalihkan tatapannya ke arah bayangan besar di belakang Dark Elf tersebut, lalu matanya terbelalak.

Haaaa?! Bukankah itu adalah seorang Elder Lich?! Apa yang dia lakukan di sini? Ini gawat. Mereka kebal dengan nafas pembeku, dan mereka bisa merapalkan [Fireball].

Api adalah kelemahan dari Frost Dragon. Dengan kata lain, kekuatannya yang paling besar sia-sia melawan Elder Lich ini, dan lawannya bisa membuat dirinya terluka parah.

Dan... Apa itu? Kelihatannya seperti jubah yang benar-benar mahal...

Para naga memiliki hidung yang tajam terhadap harta benda. Mereka secara kasar bisa mencium nilai dari sebuah item apapun, tak perduli seberapa tinggi nilainya. Sekarang ini, hidung Hejinmal berkata bahwa Elder Lich di depannya itu sedang mengenakan satu set jubah spellcaster (perapal mantra) yang luar biasa mahalnya.

...Tidak, setelah dilihat lebih dekat, sama halnya dengan pakaian dari Dark Elf yang berjalan di depan mereka. Aku tak pernah melihat benda bernilai sebesar itu sebelumnya...

Hejinmal adalah seorang hikkikomori, jadi satu-satunya hal yang dia anggap bernilai adalah perpustakaan negeri dwarf. Jadi, penciumannya terhadap harta benda berharga mungkin sudah kehilangan daya tajamnya. Memang itu adalah kemampuan alami yang dia miliki, tapi tetap saja masih bisa menjadi tumpul jika tidak pernah digunakan. Namun, dia tidak mengira seperti itu.

Lalu, bayangan setelah itu adalah seorang wanita... bukankah itu seorang dwarf pula? Bukan Dark Elf, dan bukan pula Elder Lich. Lalu.... seorang Elf? Ataukah seorang manusia? Aku tidak tahu. Tetap saja, dia kelihatannya sedang mengenakan pakaian yang sangat mahal pula.

...Hm, apakah hidungku sudah tidak sensitif lagi? Tapi jika bukan seperti itu...

Akhirnya, dia melihat dwarf di bagian belakang kelompok tersebut, lalu Hejinmal merasa lega.

Hanya seorang dwarf biasa, dan dia tidak mengenakan benda berharga apapun.

Kemudian, Hejinmal menggelengkan kepalanya.

Itu terlalu naif, ya kan? Tiga orang di depannya sama sekali tidak normal. Mungkin Dwarf ini adalah sesuatu yang spesial juga. Kecerobohan adalah bahaya.

Setelah itu, Dark Elf yang ada di depan menunjuk ke arah Hejinmal, seakan berkata kepada setiap orang bahwa dia ada di sana.

Meskipun dia mengira Dark elf itu mungkin saja akan menyerang dengan tiba-tiba – terutama menggunakan sebuah [Fireball] – pihak lawan hanya berhenti sebentar untuk berunding, lalu bergegas kembali menuju Hejinmal lagi.

...Haruskah aku mempersiapkan diri untuk situasi terburuk?

Jika mereka langsung menyerang, dia pasti akan bersiaga. Tapi bukan itu. Apa yang harus dia lakukan sekarang?

Ngggg – perutku perih sekali. Aku harap itu hanya makhluk undead yang baik hati dan datang kemari untuk bernegosiasi!

Dia bisa terbunuh. Bagi Hejinmal – yang selama ini hidup di tempat aman – waktu hingga kelompok itu berhenti adalah siksaan yang tak berkesudahan.

Kelompok itu akhirnya tiba di dekat Hejinmal.

Hejinmal mengambil nafas dalam-dalam, lalu – dengan hati-hati agar tidak terlihat terlalu sombong – dia berbicara.

Mereka adalah sebuah kelompok yang mendekati Hejinmal, seekor naga, tanpa ragu sedikitpun. Jadi, Hejinmal merasa mencoba bersikap mengancam adalah hal yang sangat berbahaya.

“Area dari tempat ini adalah milik Quagoa dan kami para naga. Mengapa – ahem – bolehkah saya tanya kepada anda semua yang terhormat alasan kalian datang kemari?”

Dark Elf yang berdiri di depan kelompok itu berganti tempat dengan Elder Lich di belakangnya. Dalam sekejap, dia sadar siapa sebenarnya pemimpin kelompok tersebut.

“Hm? Kami akan menyerang dan hanya ada satu naga di sini? Para naga yang kutahu itu semakin kuat bersamaan dengan semakin bertambahnya usia mereka – dengan kata lain, tubuh mereka semakin besar dan semakin kuat. Melihat dari ukuranmu, kelihatannya kamu tidak seberapa kuat... Apa artinya ini?”

Apa maksud dia dengan “Apa artinya ini”? Hejinmal tidak tahu. Namun, kelihatannya Elder Lich ini sama sekali tidak bersikap siaga terhadap seekor naga seperti dirinya.

Ah, ini.. ini benar-benar gawat. Gawat sekali sampai-sampai aku tidak bisa menjelaskannya.

“Bagaimanapun, aku ragu mereka hanya mengirimkan satu naga untuk mengumpulkan informasi tentang kita... Apakah ini sebuah strategi pada pihak musuh, ataukah aku yang terlalu paranoid? Menurut informasi yang kita dapat dari Quagoa yang kita tangkap, mungkin memang yang kedua.”

Dia tidak tahu apa yang sedang dibicarakan oleh Elder Lich itu dari awal. Kelihatannya Elder Lich itu juga tidak ingin menjelaskannya kepada Hejinmal pula. Dengan kata lain, mungkin dia sedang bicara sendiri, tapi mengapa dia merasa sangat ketakutan seperti itu?

“...Terlalu banyak berpikir tentang ini sangat menjengkelkan. Mari kita lihat naga macam apa sebenarnya kamu.”

Sebuah sensasi ngeri melompat tinggi menembus tubuh Hejinmal.

Dia sangat terlalu santai. Dia sedang bicara seakan dia sedang mengambil sebuah batu dari tanah. Itu adalah sebuah nada yang menunjukkan kepercayaan diri mampu melakukan apa yang dia katakan.

Lalu, dalam sekejap ketika dia melihat Elder Lich itu mengangkat tangannya-

“[Grasp-“

“TUNGGU!!”

Setelah raungannya yang menggelegar, Hejinal menekankan kepalanya ke tanah.

Ini adalah sikap tertinggi dari rasa hormat yang bisa ditunjukkan oleh seekor naga – Sikap menghamba.

“-Heart], tunggu sebentar, apa?”

Hejinmal mati-matian memohon ampun kepada Elder Lich itu, yang tangannya berhenti bergerak.

“Tunggu sebentar! Nama saya adalah Hejinmal! Bolehkah saya bertanya siapa nama anda yang agung?”

Melihat sekeliling, dia melihat rahang dwarf itu terjatuh ke bawah karena terkejut. Namun, Dark elf dan orang yang seperti Elf itu kelihatannya tidak terkejut. Dengan kata lain, ini adalah peristiwa yang biasa bagi mereka.

Hejinmal sangat yakin penilaiannya benar.

“...Namaku adalah Ainz Ooal Gown... apa artinya sikapmu itu?”

“Ya!! Saya yakin ini adalah suatu bentuk sikap yang benar ketika manusia saling tahu namanya, Gown-sama! Sikap ini adalah tanda hormat tertinggi yang kami para naga bisa tunjukkan!”

“Er... Lalu, mengapa kamu melakukan ini?”

“Biasanya, ini karena saya langsung menyadari bahwa anda adalah orang yang luar biasa, Gown-sama. Mungkinkah saya bisa mengambil sikap lain apapun di hadapan makhluk yang agung seperti anda? Tidak, saya tidak bisa!”

Ini adalah pertaruhan yang besar. Dia telah mempertaruhkan segalanya untuk itu.

Para dwarf menggunakan “baja yang dipanaskan” untuk menjelaskan sensasi terbakar ketika bertaruh, tapi apa yang Hejinmal rasakan sekarang adalah sebuah hawa dingin yang membuat dirinya beku hingga inti tubuhnya.

Waktu seakan terhenti selama beberapa detik, tapi akhirnya, Elder Lich itu berkata, “Umu.. Jadi, kamu berniat untuk mengabdi kepadaku?”

“Ya! Jika anda mengizinkannya, Gown-sama!”

Dia mengintip lagi, dan seperti yang diduga, Dark Elf dan ‘yang mirip Elf’ itu kelihatannya menganggap semua ini adalah biasa.

“..Ada banyak kegunaan dari daging naga, kulit, gigi, sisik dan semacamnya. Hm? Kamu.. angkatlah kepalamu.”

Sikap Elder Lich itu adalah sikap orang yang memberi perintah, jadi dia pasti menganggapnya wajar jika bahkan ada orang seperti Hejinmal bersikap mengabdi kepadanya. Jelas sekali, Elder Lich itu tidak menganggap Hejinmal layak disebutkan.

Naga adalah spesies terkuat, tapi mereka bukanlah spesies yang tak terkalahkan. Banyak makhluk yang bisa membunuh seekor naga. Frost Giant adalah contoh yang bagus untuk itu.

Namun, jika dua spesies itu dibandingkan, pada akhirnya, para naga mungkin masih lebih kuat.

Alasan untuk itu adalah perkembangan mereka. Para naga terus tumbuh bersama dengan berlalunya waktu, dan mereka suatu hari akan tumbuh menjadi makhluk terkuat dari semuanya. Mereka adalah spesies berumur panjang, dan kenyataannya mereka masih bisa terus tumbuh dalam itu semua adalah sebuah bentuk kekuatan tersendiri.

Dari sudut pandang tersebut, bahkan undead mungkin bisa dianggap lebih kuat daripada naga. Undead level tinggi tidak tumbuh kuat tubuhnya, tapi mereka bisa mengumpulkan pengetahuan dan pengalaman.

Ditambah lagi, Hejinmal pernah membaca tentang undead legendaris dari buku-bukunya.

Soul Eater, yang melahap jiwa-jiwa makhluk hidup. Wriggle Pestilence, yang menyebarkan penyakit. Mage Cabal yang mengumpulkan banyak undead di sekeliling inti dari para Elder Lich. Guphandera=Argoros, naga undead yang berkeliaran di sebuah gunung kematian dan menggunakan magic tipe psychic (paranormal). Astral Ripper, kerumunan bayangan yang menghuni Valley of Shadows (Lembah Bayangan), dan seterusnya.

Elder Lich ini pasti adalah salah satu makhluk undead legendaris yang namanya telah tertulis dalam buku sejarah. Namun, kelihatannya perpustakaan negeri dwarf tidak mencatatnya.

Hejinmal perlahan bangkit.

Dia merasa sepertinya Elder Lich itu sedang mengamati tubuhnya. Dia malu dengan bentuk tubuhnya yang tidak seperti ras naga.

“Ternyata begitu. Jadi para naga yang hidup di dalam lingkungan dingin ini menyimpan lemak di bawah kulit mereka. Ternyata memang benar, aku mengira Frost Dragon kebal dengan hawa dingin... Atau jangan-jangan kamu menyimpan nutrisi untuk jaga-jaga jika tidak bisa mendapatkan makanan?”

“Tidak, bukan seperti itu. Hanya saya yang seperti ini...”

“Hooh... Itu artinya, kamu adalah langka ya? Apakah itu maksudmu?”

Hejinmal tidak yakin apakah dia memiliki nilai menjadi langka, tapi tidak ada orang seperti dirinya di dalam keluarganya. Jadi, itu adalah statemen yang tepat.

“Mungkin juga begitu, Gown-sama.”

“Benarkah,” kata Elder Lich itu. Lalu dia melanjutkan dengan nada yang lebih rendah.

“Membunuhmu adalah hal yang sia-sia kalau begitu.”

Pendengaran naga Hejinmal yang tajam menangkap kalimat itu.

Dia mati-matian menjaga nafasnya agar tetap terkendali. Kelihatannya dia telah membuat pilihan yang tepat lagi, yang membuatnya bisa tetap hidup.

“Apakah ada naga-naga lain?”

“Ya, memang ada. Ada empat naga yang leibh tua dari saya, enam berusia setara dengan saya, dan sembilan lebih muda dari saya.”

“Hoh!”

Elder Lich itu kelihatannya sangat senang, tapi Hejinmal yakin dia seperti memiliki rencana jahat di benaknya.

“Berapa banyak dari mereka yang lebih kuat darimu?”

“Empat naga yang lebih tua semuanya lebih kuat dari saya. Yang setara dengan usia saya juga lebih kuat dari saya.”

Mungkin aku bahkan lebih lemah dari saudara-saudaraku yang lebih muda. Hejinmal tidak bisa berkata demikian. Lagipula, jika nilai dirinya terjatuh di mata Elder Lich itu, dia mungkin akan dibunuh di tempat.

“Ternyata begitu. Jadi, berapa tingkat magic yang bisa digunakan oleh para naga yang lebih tua ini? Apakah mereka mampu merapalkan mantra dari magic arcane?”

“Yang terkuat dari mereka bisa menggunakan magic hingga tingkat 3. Seperti yang anda bilang, memang arcane magic.”

Semakin tumbuh naga itu, mereka biasanya mendapatkan kemampuan untuk menggunakan mantra-mantra magic arcane tanpa harus belajar. Namun, mereka hanya bisa merapalkan beberapa mantra. Bahkan ayah Hejinmal hanya bisa menggunakan tiga mantra dari magic tingkat 3.

“Apa? Hanya sampai mantra tingkat 3?”

Elder Lich tersebut kelihatannya menjadi tidak tertarik, namun kemudian dia menjadi ceria seakan menyadari sesuatu.

“Tidak, mungkin aku harus mencari tahu. Bagaimana jika itu hanya tipuan? Mereka bilang jika seekor elang yang perkasa itu menyembunyikan cakarnya. Apakah mungkin naga terkuat di sana bisa menggunakan mantra tingkat 8?”

“Tidak, itu tidak mungkin. Atau lebih tepatnya-“

Disamping itu, Mantra tingkat 8 tidak mungkin ada. Apakah lebih baik memberitahunya hal itu?

Tidak, Hejinmal tidak bisa melakukannya. Kenyataan lebih menyakitkan daripada kebohongan. Jika dia melakukan kesalahan kepada magician undead ini, tidak mungkin dia bisa mendapatkan keuntungan dari hal itu.

“-Tidak. Dia tidak mungkin bisa menggunakan mantra dengan tingkat setinggi itu. Saya pernah dengar jika dia telah mempelajari mantra tingkat 3 kebal terhadap api.”

Dia harusnya berkata begitu, ya kan? Ayahnya bukanlah seorang musuh yang harus diremehkan.

“Umu – ternyata begitu. Yah memang wajar jika seseorang ingin menutupi kelemahannya.”

Nada yang enteng ini membuat Hejinmal merasa tidak enak.

“Aura.”

“Ya, Ainz-sama.”

Kelihatannya Dark Elf ini dipanggil Aura. Menilai dari baunya, dia mungkin seorang wanita.

Orang lain yang kelihatannya mirip dark elf itu tidak memiliki bau wanita. Kenyataannya, dia tidak memiliki bau sama sekali, mirip dengan Elder Lich tersebut.

“Aku akan memberimu naga ini. Aku ingat kamu bilang kamu ingin satu?”

“Terima kasih banyak. Tapi bisakah dia ini terbang?”

Dua pasang mata melihat ke arah Hejinmal, satu dipenuhi dengan keraguan, yang satunya kelihatannya berkata, “Itu pertanyaan yang bagus.”

“Saya, Saya mungkin bisa terbang.”

Hejinmal mungkin memang seorang Hikkikomori, tapi dia dulunya mampu untuk terbang. Terbang sama halnya dengan berjalan bagi para naga. Tidak mungkin dia bisa lupa bagaimana melakukannya. Hejinmal memberikan jawaban tersebuat saat dia menyesali bahwa dia tidak terbang kemari.

“Kalau begitu, saya akan mengambilnya Ainz-sama. Hm,  aku harus menunjukkan kepadanya siapa bosnya di sini, dan membuatnya mematuhi saya sepenuhnya.”

Sebelum Hejinmal bertanya-tanya apa yang sedang terjadi, dia merasakan ribuan pisau yang dingin menusuknya.

Dia mati. Tidak diragukan lagi dia mati. Ketakutan yang terbentuk di dalam instingnya itu menjadi pisau tak kasat mata yang menusuk seluruh tubuhnya.

Dalam sekejap, pikirannya menjadi kosong. Dalam keadaan pikiran yang semakin memudar, dia jelas sekali merasakan hatinya berhenti berdetak.

“Uwaaaaaah-!”

Saat dia berteriak, itu menghilangkan hawa dingin hitam yang meremukkan seluruh tubuhnya.

Jantungnya perlahan berdetak lagi. Anggota tubuhnya gemetaran, dan paru-parunya berusaha untuk menghirup oksigen.

Dia ingat hal semacam ini dari buku di suatu tempat. Itu disebut “nafsu membunuh”. Dengan kata lain, Dark Elf yang akan menjadi tuannya ini adalah seorang makhluk yang bisa memancarkan nafsu membunuh yang cukup kuat sehingga mampu membuat seekor Frost Dragon dalam sekejap masuk dalam keadaan terkejut yang hampir fatal.

Kalau begitu, makhluk macam apa Elder Lich yang dia panggil sebagai “Tuan”?

Tidak diragukan lagi. Dia jauh melampaui imajinasi Hejinmal.

Dia adalah makhluk dengan kekuatan absolut – seorang Maharaja (Overlord).

Dia telah membuat pilihan yang tepat.

Ketika Hejinmal sadar, dia melihat kelompok itu mundur, tampang terkejut muncul di wajah mereka.

Saat dia bertanya-tanya apa yang sedang terjadi, dia menyadari sensasi menjijikkan di bawah pinggangnya. Saat dia melihat ke bawah kakinya, Hejinmal juga kaget.

Kelihatannya dia tidak dapat menahan rasa kebelet buang air sampai mengompol. Sebuah genangan menyebar di bawahnya seperti danau.

“Uuu...”

Apa yang harus dia katakan sekarang? Mungkin saja dia telah membuat mereka tidak senang dan dia akan dibunuh.

“Sa, Saya gembira sekali sehingga sedikit mengeluarkan air seni!”

Dia telah membuang seluruh khayalan untuk mengendalikan diri. Meskipun dia merasa mereka tidak akan percaya kepadanya, lebih daripada berkata bahwa dia ngompol karena ketakutan.

“Mulai hari ini, saya ini akan melayani sang nyonya, Aura-sama, dan memberikan pengabdian dan loyalitas sepenuhnya kepada beliau!”

“Ehhhh...”

Ekspresi Aura benar-benar jijik.

Ini gawat. Jika dia merasa dirinya tidak berguna, dia mungkin akan dibuang seperti sampah. Yang kuat bisa melakukan itu. Kenyataannya, apakah ayahnya tidak melakukan hal yang sama? Namun, bantuan datang dari sudut yang tidak diduga.

“Oh begitu... Ya mau bagaimana lagi.”

“Eh? Benarkah, Ainz-sama?”

“Mm. Aku pernah dengar hal seperti ini dari salah satu temanku – Ankoromochimochi-san. Dia pernah bilang kepadaku betapa marahnya dia ketika anjing miliknya ngompol karena gembira. Kelihatannya hal semacam ini terjadi ketika mereka terlalu gembira.”

“Maksud anda, Ankoromochimochi-sama? Benarkah? Jadi itu sepeti bagaimana Fen dan magical beast lain menandai daerah mereka?”

“Mungkin saja begitu. Memang benar. Aku tidak seberapa jelas dengan biologis dari ras dragon. Namun, itu mungkin alasan dia ini melakukannya.”

Makhluk yang entah mirip dengan Elf itu atau bukan sampai sekarang hanya mendengarkan saja tanpa bersuara. Dia memiringkan kepalanya dan bertanya kepada Elder Lich tersebut.

“Ainz-sama, apakah lebih baik jika kita melakukannya juga?”

“Shalltear. Apakah tepat berkata demikian?”

“Mm. Seperti yang Aura bilang, jika kamu melakukannya, aku akan pingsan karena terkejut. Hal semacam itu hanya pantas dilakukan oleh binatang peliharaan kecil yang imut... Yah, Ankoromochimochi-san khawatir karena anjingnya terus-terusan seperti itu. Dia bilang sesuatu agar tidak membuatnya terlalu gembira.. ah, itu dulu.”

Suasana di sekitar mereka berubah, menjadi sesuatu yang sama sekali berlawanan dengan nafsu membunuh yang barusan.

Bagaimanapun, Hejinmal bergerak mengusap bagian tubuhnya yang basah ke dinding di dekat sana dan menggosok nodanya.

“Kalau begitu, apa yang akan kita lakukan selanjutnya?”

Dwarf – yang dari tadi mengamati kejadian tersebut dengan diam – akhirnya berbicara. Hejinmal merasakan bahwa dwarf ini tidak seperti tiga rekannya, yaitu dia tidak sekuat mereka.

Apakah para dwarf telah mempekerjakan mereka sebagai pasukan bayaran dan mengirimkan dwarf ini untuk mengawasinya? Jika memang begitu, Hejinmal harus menunjukkan rasa hormat kepada dwarf ini pula. Tetap saja, dimana posisinya sebagai bawahan mereka? Tugas macam apa yang akan diberikan kepadanya mulai sekarang? Pertanyaan yang membuat tidak tenang ini mengalir di benaknya.

“Kamu ada benarnya. Kita akan serahkan Quagoa kepada Aura dan Shalltear. Aku akan pergi dengan naga ini dan menghabisi seluruh naga yang melawan.”

Tubuh Hejinmal gemetara lagi.

Dia bicara dengan nada yang biasa. Para naga adalah makhluk yang tidak bisa dianggap remeh. Ini adalah sikap dari yang kuat.

Hejinmal ragu-ragu untuk bertindak selanjutnya. Mungkin lebih bijak untuk memohonkan ampun nyawa dari naga-naga lain. Setelah menguatkan diri, dia berbicara:

“..Gown-sama, Aura-sama, bolehkah saya di sini diizinkan bicara?!”

“Silahkan, bicaralah.”

“Saya mengerti! Sebuah pemikiran muncul dalam pikiran saya ini. Orang-orang di sini tidak tahu seberapa hebatnya Gown-sama. Maukah anda mengulurkan ampunan kepada orang-orang bodoh itu? Dengan kata lain, naga-naga lain harusnya tahu keagungan Gown-sama!”

“Umu... bagaimana menurut kalian berdua?”

“Semuanya tergantung kehendak anda, Ainz-sama.”

“Benar juga. Kami tidak akan menolak keputusan apapun yang anda buat, Ainz-sama.”

“Kalau begitu, yang harus kita lakukan adalah mengusir mereka keluar dari istana kerajaan, ya kan? Ahem. Naga, bolehkah aku bertanya?”

Yang berbicara itu adalah si Dwarf.

Hejinmal menoleh ke arah wajah tuannya. Sejujurnya, dia tidak tahu sikap macam apa yang harus dia tunjukkan kepada dwarf ini. Meskipun begitu, bersikap arogan adalah hal yang sangat berbahaya. Namun, seorang pelayan yang membungkuk di depan orang lain akan menurunkan martabat tuan mereka.

“Silahkan saja”

Setelah ragu-ragu, Hejinmal memilih balasan yang pendek untuk menghindari ketersinggungan pihak manapun.

“Umu... Tetap saja, aku tidak menduga anda bisa benar-benar mendominasi seekor naga... Tidak, setelah melihat sendiri kekuatan anda itu, mungkin memang wajar. Um, maaf. Apakah ada naga-naga lain di sekitar sini selain dari yang ada di tempat ini?”

“Mungkin saja.”

“Mungkini saja, huh. Lalu, jika memang ada, bisakah kamu memberi perintah kepada naga-naga itu pula?”

“Saya tidak bisa. Mereka berada di suku yang berbeda.”

“Umu – Kalau begitu kita harusnya memenuhi permintaan mengusir naga-naga itu dahulu. Setelah itu, kita katakan kepada mereka bahwa ada suku-suku naga yang lain di sekitar sana. Dengan begitu, mereka akan mengandalkan kekuatan Yang Mulia untuk melindungi ibukota kerajaan mereka yang telah diambil kembali. Pastinya mereka akan dengan mudah menyerahkan tanah yang butuh waktu sangat lama bagi mereka untuk mengambilnya kembali. Apakah itu bukan tindakan yang paling menguntungkan?”

Ada sebuah kalimat yang tidak bisa dia abaikan.

Kelihatannya Elder Lich ini semacam raja, dan bawahannya adalah Dark Elf dan Elf itu, mungkin.

“Apakah kamu baik-baik saja jika rasmu diperas hingga kering dan dimanfaatkan?”

Apa yang anda katakan, bahu dwarf yang terangkat kelihatannya berkata demikian.

“Yang Mulia telah memilih saya - kami. Apakah aneh jika saya lebih memilih pihak anda dalam perselisihan apapun?”

“Terima kasih atas pengertianmu, Gondo.”

“Tolong jangan berkata demikian. Sayalah yang harusnya berterima kasih kepada anda. Luka yang telah membebani hamba selama ini telah hilang dengan hanya beberapa hari saja saya menghabiskan waktu dengan Yang Mulia. Anda benar-benar penyelamat saya.”

“Aku senang sekali kita memiliki hubungan yang sama-sama menguntungkan.”

“Sementara saya tidak merasa Yang Mulia akan mendapatkan keuntungan dari ini, saya pasti akan membalas kebaikan hati yang telah anda tunjukkan kepada saya.”

Bahkan Hejinmal yang orang bisa mengerti hubungan mereka.

Dwarf itu sangat berhutang budi kepada Elder Lich ini. Itu adalah sebuah hutang yang akan dia bayar meskipun dia harus mengkhianati ras nya.

“...Jika kamu merasa begitu, maka aku tidak keberatan...”

Elder Lich itu mengangkat bahu lalu menoleh ke arah Hejinmal.

“Baiklah, Kalau begitu, bawa aku ke tempat para naga yang lebih kuat darimu. Dan juga, dimana ruang harta dari bekas ibukota kerajaan negeri dwarf?”

Hejinmal tahu dimana ruang harta itu, dan mengangguk dengan penuh percaya diri.

“Saya merasa pertanyaan anda itu sangat beruntung, karena keduanya ada di tempat yang sama.”


 ***


Dengan sang tuan dan Dwarf tersebut di punggungnya, Hejinmal menuju lokasi ayahnya. Tubuhnya mungkin tidak terbiasa dengan olahraga, tapi itu masih tubuh seekor naga, dan membawa serta dua orang tidak ada masalah baginya sama sekali.

Dia mendengarkan Yang Mulia berbicara saat dia berjalan, dan saat dia melakukannya, dia yakin jika pengetahuan dan instingnya adalah hal yang paling berharga di dunia ini.

Jika dia menunjukkan tipikal arogansi dari seekor naga ketika mereka bertemu pertama kalinya, dia pasti akan dibantai. Tidak, jika dia tidak dengan lantang menunjukkan pengabdiannya dan mendapatkan rasa tertarik mereka, dia akan mati tanpa tahu apa yang terjadi dengannya.

Dia hampir celaka.

Hejinmal mengatupkan kuat-kuat kandung kemihnya yang longgar.

Jika dia ngomong lagi, pendapat mereka tentang dirinya tidak hanya jatuh hingga bawah sekali, tapi akan mengambil sekop lalu terus menggali hingga bawah tanah.

Untungnya, mereka tidak bertemu dengan naga lain selama perjalanan. Jadi, mereka langsung meneruskan ke arah kamar ayahnya – atau lebih tepatnya, ruang takhta dan harta.

Hejinmal mengambil nafas dalam-dalam.

“Pelayanmu ini ingin memberitahukan kepada Yang Agung dan Mulia bahwa selain ayah, ada tiga naga lain sebagai selirnya. Apakah anda akan membawa Dwarf itu kesana?”

Jika mereka diserang dengan nafas pembeku dari empat naga sekaligus, dia takutnya dwarf itu akan tewas.

“Apakah ada masalah?”

“Tidak, tidak sama sekali. Jika Yang Agung dan Mulia merasa tidak apa, maka tentu saja pelayanmu ini tidak keberatan.”

“Aku telah memberinya kekebalan terhadap hawa dingin, jadi seharusnya tidak apa. Namun, mungkin agak menyusahkan jika kita akan terkena mantra dengan efek luas dari elemen lain.”

“Pelayanmu ini merasa itu tidak akan masalah, Yang Agung dan Mulia. Senjata nafas adalah serangan yang disukai oleh para naga, dan mereka terbiasa membuka pertarungan dengan nafas itu. Mereka tidak akan mempertimbangkan untuk menggunakan mantra-mantra arcane magic, yang mana jauh lebih lemah.”

“Kalau begitu tidak ada masalah.”

“Ah, Yang Mulia. Bolehkah saya berkata sesuatu? Tentu saja, tidak mungkin hanya empat naga bisa melawan yang Mulia. Namun, kelihatannya ibu saya ini ada di sana. Bisakah saya meminta kepada anda untuk mengampuninya?”

“Hm...”

Hejinmal memiringkan lehernya dan menunggu penilaian dari sang tuan.

Hejinmal tidak berniat untuk sejauh itu meminta ampunan ibunya. Bagus jika dia bisa diselamatkan seperti dirinya dahulu, tapi dia tidak ingin mempertaruhkan nyawanya untuk itu. Bukannya dia membenci sang ibu, tapi hanya saja ikatan keluarga tidaklah sangat kuat diantara para naga.

Setelah meninggalkan sarang, bahkan saudara mereka sendiri akan menjadi rival untuk tempat hidup. Ditambah lagi, memang wajar bagi para naga yang menyukai harta bertarung ketika mereka melihat simpanan masing-masing.

Sangat langka bagi banyak naga – terutama mereka yang telah meninggalkan sarangnya – hidup bersama-sama di satu tempat. Itu sama sekali tidak pernah terjadi tanpa adanya seekor naga yang luar biasa kuatnya untuk mengumpulkan mereka.

Dengan begitu, ayahnya Olasird’arc – yang telah menyatukan semuanya sebagai sebuah keluarga melawan musuh dari luar – adalah sebuah anomali. Seseorang mungkin akan memanggilnya bijaksana.

“Mau bagaimana lagi. Aku akan mencoba membiarkan ibumu selamat.”

“Terima kasih banyak, Yang Agung dan Mulia.”

Ucapan pujian itu langsung keluar dari mulutnya, karena dia tidak ingin membuat orang yang telah menunjukkan kebaikan hati seperti itu tidak senang. Ditambah lagi, dia berpikir jika ibunya selamat, beban dirinya mungkin akan berkurang di masa depan. Sebaliknya, jika ada lebih banyak naga, dirinya yang dianggap langka akan berkurang. Jika dia tidak ingin mereka berpikir kematiannya tidak dirindukan, dia akan melakukan apapun yang bisa dia lakukan untuk menyenangkan mereka.

“Tapi, Yang Agung dan Mulia agak sedikit terlalu... eh. Mulai sekarang, kamu boleh menggunakan Sorcerer King atau Ainz saja.”

Apakah itu jebakan, ataukah sebuah ujian? Tanpa ragu, Hejinmal mengucapkan kalimat yang dia anggap tepat:

“Saya mengerti, Yang Mulia, Sorcerer King!”

Bagaimana mungkin dia mengambil istilah yang tidak sopan memanggilnya Ainz?

“Mm, ayo pergi.”

“Dimengerti!”

Dengan hati-hati Hejinmal menyembunyikan helaan nafasnya yang merasa lega.

Ternyata itu ujian. Jika dia ceroboh dan gagal memberinya sikap hormat yang benar, dia pastinya akan langsung dihukum. Dari yang dia tahu, mngkin akan dibunuh dan dibedah.

Jika ada satu hal yang harus Hejinmal ukir dalam hatinya, itu adalah dia harus tidak boleh bersikap arogan.

Segera setelah itu, mereka tiba di pintu tujuan mereka.

Di depan ada sepasang pintu kembar yang sepertinya membutuhkan kekuatan naga untuk membukanya. Kelihatannya, para dwarf menggunakan satu pasang pintu yang lebih kecil disamping untuk masuk atau pergi. Pintu-pintu besar itu hanya digunakan ketika upacara dan semacamnya.

Hejinmal menekankan bahunya terhadap pintu itu dan menambahkan kekuatan – berhati-hati agar tidak menjatuhkan sang tuan dari punggungnya – lalu mendorong pintu tersebut agar terbuka.

Dia melihat sang ayah – Olasird’arc – melingkar di singgasana emas. Ibunya Kilystran dan dua selir lainnya – Munuina dan Mianatalon – juga hadir.

Tiga pasang mata yang bingung menuju ke arah Hejinmal. Satu pasang lagi melihat ke arah lain – ke arah orang-orang yang menunggang di punggungnya. Sepasang mata terakhir milik sang ibu, Kilystran.

Sebelum orang lain berbicara, Hejinmal berteriak:

“Beliau yang duduk di punggungku adalah Sorcerer King Ainz Ooal Gown! Beliau adalah raja yang akan menguasai tanah ini dan kami para naga!”

Sejujurnya, dia adalah pelayan Aura si Dark Elf. Namun, akan lebih mudah bagi mereka untuk memahaminya seperti ini, dan bagaimanapun, dia harus membuat deklarasi ini setelah melihat dan menerima izin melakukannya.

Keheningan memenuhi ruangan tersebut saat kalimat tersebut memudar. Butuh waktu sebentar bagi naga-naga lainnya untuk mencerna kalimat yang barusan Hejinmal katakan.

“Apakah kamu sudah gila, anak muda kurang ajar?!”

Dalam sekejap, kemarahan ayahnya mendidih.

Itu memang wajar. Ayahnya adalah tuan di tanah ini – Tidak, mantan tuan. Jadi, itu adalah reaksi yang wajar baginya.

Dia bangkit dari posisinya yang melingkar dan mengambil posisi kuda-kuda yang bisa membuatnya langsung menyerang.

Hiiieeee!

Sebenarnya, itu sangat menakutkan.

Diantara dirinya dan Olasird’arc, tidak diragukan lagi jika sang ayah lebih kuat. Bukan masalah kekuatan dan ketangguhan, tapi ada perbedaan yang sangat jauh dalam hal pengalaman bertarung. Ditambah lagi, tubuh Olaisrd’arc juga lebih ramping dan konvensional, dibandingkan dengan Hejinmal.

Dikatakan bahwa Hejinmal tidak memiliki peluang menang adalah hal yang sangat jelas.

Namun, dia tidak ada pilihan lain kecuali membuat deklarasi itu. Menurut buku Hejinmal, tak ada pengikut yang akan sekalipun membuat tuan mereka mengatakan identitas mereka sendiri.

Jadi, diam-diam dia melihat ke arah sang ayah dengan ekspresi yang berkata, “itu bukan ideku”. Namun, itu diabaikan sama sekali. Kemarahan yang membara itu ditargetkan kepada Hejinmal sendiri. Di mata ayahnya, yang percaya bahwa naga adalah ras terkuat, orang-orang seperti tuannya dan dwarf-dwarf itu tidak layak dipertimbangkan.

“-Raja Naga. Maukah kamu tunduk kepadaku sebagai imbalan nyawamu?”

“Jangan mimpi kau, Skeleton sialan?!”

Bagaimana mungkin dia seperti skeleton! Hejinmal meratap di dalam hati.

Di waktu yang sama, ada kemarahan tertentu, terhadap kenyataan bahwa dia tidak melihat harta yang dipakai oleh tuannya. Mungkin dia sangat marah sehingga dia pun tidak sadar.

Jika aku tidak memperburuk keadaan dirinya, mungkin dia tidak tidak akan berakhir begini...?

Tidak, itu tidak mungkin. Yang dia tahu, mungkin saja akan lebih parah. Saat pikiran Hejinmal bergelut dengan khayalan, sebuah tampang terkejut muncul di wajah ayahnya.

“...Tidak, tunggu. Pakaian apa yang sedang kamu kenakan itu?”

Mungkin setelah agak tenang, hidung ras naga miliknya akhirnya menendang.

Hejinmal merasa ini sangat gawat, dan dia melihat sekeliling untuk mencari bantuan. Namun, semua selir sama gembiranya, rasa lapar dari binatang buas untuk harta karun di depan mata mereka. Hanya ibunya yang mencoba untuk diam-diam pergi dari tempat ini, tapi dia tidak berniat membantu putranya.

“Ini adalah pertama kalinya aku melihat harta karun seperti itu. Jika kamu ingin aku memaafkan kebodohanmu, maka tawarkan kepadaku pakaianmu itu, Skeleton.”

“Umu... menghadapi orang-orang bodoh benar-benar melelahkan.”

Sebuah nada suara dingin terdengar.

Mengapa insting ayahnya sebagai salah makhluk hidup tidak memberitahunya bahwa kematian sedang menunggunya? Pasti ketamakan dari ras naga yang sedang bekerja di sini.

“Dasar bodoh! Kamu baru saja membuang satu-satunya kesempatanmu untuk selamat! Tidak, aku harus membunuhmu-“

“[GRASP HEART].”

Dalam sekejap, tubuh ayahnya langsung merosot tak berdaya ke lantai.

Semua mata tertuju kepada tubuh dari naga terkuat di sini.

Cara dia tidak bergerak sama sekali terlihat seperti sedang tidur. Tentu saja, itu jelas bukan masalahnya.

Suasana di ruangan itu berubah menjadi dingin. Lalu makhluk terkuat itu berbicara.

“Aku tidak tertarik dengan ucapan terakhir. Kalau begitu, Hejinmal, yang mana ibumu? Aku akan tunjukkan ampunan kepadanya dan memaafkannya. Sedangkan yang lainnya, yah, aku yakin akan ada berbagai manfaat dari mereka setelah kita selesai memretelinya.”

“Itu aku!’
“Itu aku!”
“Itu aku!”

Tiga suara berbunyi sekaligus. Untuk sesaat, Hejinmal hampir berkata “Itu aku!” juga.

“...Apa ini? Jangan katakan kepadaku ada ibu yang melahirkanmu, ibu yang merawatmu, dan ibu yang peduli denganmu?”

Hejinmal melihat ke arah dua naga yang tidak memiliki ikatan darah dengan dirinya.

Dua orang itu dicengkeram ketakutan.

Mata mereka diselimuti oleh teror. Itu juga adalah hal yang biasa; lagipula naga terkuat yang ada di sini baru saja dibantai dalam sekejap.

Mereka tidak berpikir untuk bertarung atau terbang dan semacamnya. Mereka langsung bergantung terhadap satu-satunya peluang yang ada. Seperti dirinya, mereka telah membuat pilihan yang paling benar untuk terus hidup.

Mata mereka yang ketakutan melihat ke arah Hejinmal, mencoba untuk mengambil hatinya. Bagaimana mereka akan bereaksi jika dia berkata, “Tidak, saya hanya punya satu ibu?” Tuannya yang absolut pasti akan membantai dua orang lainnya tanpa ragu.

Saat ini kekuatan hidup dan mati terhadap dua naga lainnya ada di tangan Hejinmal. Namun, dia tidak bisa bersenang-senang dengan hal ini. Yang dia rasakan adalah simpati yang luar biasa untuk yang lainnya karena berada di situasi yang sama dengan dirinya. Di waktu yang sama, dia berencana untuk membuat “ibunya” berhutang budi kepada Hejinmal untuk masa depan.

“Seperti yang anda katakan Yang Mulia. Saya memiliki tiga orang ibu!”

“Begitukah? Sayang sekali. Namun, sebuah janji adalah janji. Baiklah, aku akan memaafkan mereka... Tetap saja, apakah hanya ada satu mayat naga? Naga itu jauh terlalu berguna. Satu saja kelihatannya tidak cukup.. sayang sekali.”

Setelah mengintip sekelilingnya, tiga selir itu membungkuk kepada Ainz dengan sikap tunduk.

“Tinggalkan tempat ini dan kumpulkan semua naga kemari. Lalu, beritahukan kepada mereka sekarang kalian berada di bawah kekuasaanku.. Jika ada yang menolak menerima ini, aku akan akan menghadapi mereka sendiri. Sekarang pergilah.”

Para selir itu langsung bergegas pergi dengan kecepatan penuh. Itu adalah sebuah kecepatan yang membuat takjub bagi yang melihatnya atau membuat mereka ketakutan tak bisa bicara.

Hejinmal tidak berpikir sedikitpun mereka mungkin akan mencoba lari. Di hadapan magic caster yang kuat ini, peluang mereka untuk kabur sangat tipis hampir tidak ada. Mereka harusnya menyadari itu juga. Tidak, bagi Hejinmal, tidak ada bedanya meskipun mereka kabur. Lagipula, jika mereka melakukannya, dia akan tahu bagaimana Sorcerer King akan mencari dan menangani mereka.
Tok. Seseorang menepuk kepala Hejinmal dengan lirih. Menoleh ke belakang, dia melihat mata sang tuan melihatnya.

“Aku punya perintah lain untukmu. Itu adalah perintah yang sangat penting. Kumpulkan semua buku-buku negeri dwarf yang kamu miliki, termasuk yang belum selesai kamu baca. Dan juga buku-buku lain di luar ruanganmu, dan bawah mereka kepadaku.”

“Baik! Saya mengerti! Saya akan melakukannya sekaligus!”

Setelah dengan gugup menurunkan mereka berdua, Hejinmal berlari dengan seluruh tenaga.


 ***


“Mereka sudah pergi.”

Ainz menatap Hejinmal yang hilang di kejauhan. Dia telah bertanya berapa banyak naga yang hidup di sini kepadanya. Jadi, jika jumlahnya tidak cocok, masih menguntungkan baginya.

Hanya ada satu mayat naga. Setelah memikirkan semua kegunaannya, dia ingin lebih banyak lagi. Namun, menghukum orang-orang yang baru saja ditundukkan yang tidak melakukan kesalahan untuk tujuan membuat mayat akan melanggar idealismenya tentang keadilan dari hadiah dan hukuman.

Kuku, Ainz tertawa kecil.

Jika mereka lari, dia akan memburu mereka, membunuhnya, lalu membawa mayat itu pulang. Saat dia masih penasaran bagaimana memanfaatkan mayat yang dimaksud, Ainz memalingkan tatapannya ke arah tumpukan emas yang berkilauan di bawah naga yang tergeletak di depannya.

“Itulah naga. Benar-benar gunung harta.”

Itu tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan harta yang ada di Nazarick, tapi masih merupakan tumpukan terbesar yang pernah dia lihat sejak datang ke dunia ini.

Ada koin-koin emas, tapi kalah jumlahnya dari bijih logam yang mengandung emas, dan yang terlihat seperti permata mentah.

Ada rantai emas dengan panjang lebih dari lima meter, kulit binatang buas, sarung tangan emas bertatahkan permata, sebuah tongkat biasa yang terlihat magis... darimana dia mendapatkan semua ini?

Mungkin hanya naga yang telah mati yang tahu.

“Umu, tidak ada emas kuningan atau palsu. Jadi sebagian besar itu adalah emas murni? Apakah indera penciuman naga berfungsi..”

Gondo bergumam semua itu kepada dirinya saat dia mempelajari bijih yang berkilauan itu. Apakah ada bedanya dari emas, pikir Ainz, lalu dia bertekad untuk menilainya ketika pulang nanti.

“Aku yakin tidak ada masalah memeriksa hak kemenanganku dari simpanan para naga?”

“Tentu saja itu adalah milik anda. Namun, bagaimana kalau mencoba membuka itu sementara tidak ada orang?”

“Huh. Kamu cukup jahat.”

“Tentu saja itu murni untuk penelitian. Kalau begitu, tolong katakan kepada saya jika ada yang anda inginkan, Yang Mulia. Menurut naga itu, tidak ada catatan harta atau semacamnya, tapi mungkin tidak baik jika mengambil harta negeri dwarf yang terlalu terkenal.”

“Mengapa tidak bilang naga yang mengambilnya?”

“Jika itu terjadi, mereka mungkin akan meminta kepada Yang Mulia untuk mengembalikan simpanan para naga, ya kan? Memang saya tidak merasa para dewan akan berkata apapun kepada Yang Mulia, yang terbaik adalah tidak menebar benih konflik di masa depan, bukankah begitu?”

“Seperti yang kamu katakan. Kalau begitu, aku akan membuka pintu masuknya. Akan lebih baik jika semakin sedikit orang yang tahu apa yang akan terjadi.”

“Silahkan Yang Mulia.”

Ainz dan Gondo pergi ke urusan mereka yang sebenarnya.

Pertama, Ainz menggunakan [Gate] untuk membawa Eight Edge Assassin.

“-Aku punya perintah untukmu. Periksa tempat ini, termasuk ruangan-ruangan tersembunyi, dan bawa semua buku yag kamu temukan ke tempat ini. Jika kamu bertemu naga apapun, katakan kamu adalah bawahanku. Jika kamu diserang, kamu boleh membunuh mereka. Namun, hindari membuat gerakan pertama dahulu. Dan juga... aku ragu apakah ada, mungkin ada makhluk yang kuat di sana, jadi bergeraklah berkelompok. Jika kamu menemui makhluk semacam itu, prioritaskan untuk membawa informasi itu kepadaku.”

Karena buku-buku tersebut ditulis dengan bahasa Dwarf, hanya Gondo yang bisa mengerti, jadi Ainz mau tak mau membiarkan dia membacanya.

Saat dia meliaht bawahannya tersebar ke seluruh penjuru istana kerajaan, Ainz melemparkan mayat naga itu melalui [Gate].

Mm, pertama aku akan mengambil semua materialnya, lalu memprosesnya. Kemudian, jika naga itu mau menerima resureksi, aku akan memiliki satu lagi. Meskipun aku ragu dia mau menerimanya...

Saat Yuri Alpha dari Pleiades melihat ke arah Ainz, dia memerintakan kepadanya untuk menyimpan mayat itu di lantai 5. Agar tidak membiarkan mayatnya membusuk, dia memerintakan untuk meletakkannya di dalam es.

“Yang Mulia! Tidak ada tanda-tanda sudah pernah dibuka. Kelihatannya harta karunnya masih ada di sana.”

“Benarkah. Kalau begitu aku akan membukanya.”

Dia berpisah dengan Yuri, lalu setelah pintu besar itu tertutu, Ainz berdiri di depan pintu masuk ruang harta.

Saat dia mengingat hari-hari bermain di Yggdrasil, Kegirangan muncul di dada Ainz. Itu memang pengalaman yang menggembirakan menemui sebuah hadiah berbentuk peti harta. Meskipun hanya ada satu data kristal di dalamnya, seseorang tidak akan tahu sebelum membukanya. Dia merasakan kegirangan yang sama sekarang.

Namun – kegembiraan itu dipaksa berhenti.

Setiap kali emosi gembira dibatalkan, itu memberikan semacam rasa tidak senang. Meskipun begitu, hal itu masih membuatnya senang.

Ainz mengeluarkan sebuah item magic yang terlihat seperti sebuah papan.

Itu adalah sebuah artefak: Epigonoi. (TL Note: Penghancur Tujuh Gerbang, 门之粉碎)

Itu adalah sebuah item magic yang hanya bisa digunakan tujuh kali, tapi memiliki kemampuan membuka kunci dari thief level 90.

Itu sangat berharga, dan dia tidak ingin menggunakannya jika bisa, tapi dia tidak mensummon bawahan apapun dengan kemampuan membuka kunci level tinggi. Eight Edge Assassin memiliki spesialisasi dalam pertarungan sembunyi-sembunyi, dan mereka memiliki kemampuan membuka kunci yang sangat payah.

“Mau bagaimana lagi.”

Ainz – yang sangat jarang menggunakan item-item langka apapun yang telah dia dapatkan – memutuskan untuk menggunakannya setelah ragu-ragu. Kelihatannya dia sangat menantikan harta karun yang ada di dalam.

Dia menempelkan artefak tersebut ke pintu ruang harta, dan mengaktifkan kekuatannya.

Saat mereka mengintip melalui celah dari pintu yang terbuka, Ainz dan Gondo mengepalkan tangannya.

Tak ada satupun dari mereka yang berkata apapun, tapi ekspresi mereka telah mengatakan semuanya.

Kilauan emas itu tidak lebih dari sekedar tipuan cahaya. Tanpa cahaya apapun, emas tidak akan bisa bersinar. Namun, apa yang mereka lihat adalah sebuah tumpukan besar yang kelihatannya bersinar dari dalam. Sayangnya, kalimat “rapi” tidak cocok dengan tumpukan itu.

“...Menakjubkan.”

Mirip seperti simpanan milik para naga, harta karun negeri dwarf tidak bisa dibandingkan dengan yang ada di Nazarick, tapi bagi Ainz, itu adalah jumlah yang patut dipuji.

Ainz mengambil sebuah koin emas. Dia tak pernah melihat koin seperti ini sebelumnya, dan koin ini tidak terlihat seperti kepingan emas yang digunakan untuk perdagangan saat ini. Namun, rasanya tidak seperti buatan negeri dwarf, karenaya profil dari seorang manusia terukir di permukaannya.

“Mereka bilang bahwa itu berasal dari masa lalu, para dwarf berdagang dengan negeri manusia yang besar yang menguasai area di sekitar rangkaian pegunungan ini. Ini pasti sebuah potret dari penguasa negeri itu. Saat itu Runesmith sedang jaya; itu adalah masa keemasan mereka.”

“Umu.”

Ainz menjentikkan koin itu dari jarinya, melemparkan koin itu ke dalam tumpukan harta karun tersebut. Emas berbenturan dengan emas, mengeluarkan suara krispi yang enak didengar.

“Kalau begitu, izinkan saya sebentar untuk mencari buku manual teknis dan item-item apapun yang dibuat oleh para peneliti runesmith dan semacamnya.”

“Silahkan saja, aku sendiri akan melihat-lihat sekeliling.”

Pandora’s Actor mungkin akan sangat senang melihat ini.

Saat dia mengingat sikapnya yang aneh, muncul gambaran khayalan dalam otak Ainz yang memastikan pintu ruang harta itu dikunci dengan benar.

Dia meliaht armor dan senjata yang kelihatannya dikubur oleh kepingan-kepingan emas. Apakah itu tidak akan merusaknya? Mengapa mereka tidak keberatan benda-benda itu rusak?

Ternyata begitu, jika ruangan ini rapi dan tertata dengan baik, maka pencuri manapun akan cepat mendapatkan harta karun yang mereka cari. Jadi sebagai gantinya mereka mengacak-acaknya? Jika memang begitu, maka mungkin saja mereka menggunakan cara lama pula...

“Gondo, aku ingin bertanya padamu. Apakah mungkin ada pintu rahasia di bawah gunung harta ini?”

Gondo melihat ke belakang dengan terkejut.

“Ternyata begitu! .... hal itu tidaklah mustahil, tapi meskipun ada, akan sulit sekali menemukannya. Lagipula, kita harus memindahkan semua harta karun di dalam sini.”

Setidaknya, mereka harus memindahkan koin-koin emas tersebut.

“Kalau begitu, kita bisa mengira-ngira jarak dari lantai ini ke satu lantai di bawah, dan jika ada perbedaan dalam tingginya maka kita tidak salah, benar kan?”

“Aku rasa meskipun jika ada orang yang ingin membuat ruang rahasia di tempat ini, itu tidak lebih dari sebuah pintu rahasia geser untuk menyembunyikan beberapa keping harta. Mengukur ketebalan juga akan sangat sulit. Dan juga, karena ini adalah ruang harta, dinding dan lantainya pasti tebal sekali.”

Tatapan Gondo kelihatannya sedang bertanya apa yang harus mereka lakukan, tapi Ainz menggelengkan kepala. Sejujurnya, mengambil item-item dari sini rasanya seperti sebuah hadiah hiburan. Kelihatannya sia-sia untuk mengeluarkan usaha besar untuk itu.

“Bukan itu tujuan kita kemari, dan kita tidak tau apakah pintu itu benar-benar ada. Menghabiskan terlalu banyak waktu dan usaha untuk hal itu adalah hal yang bodoh. Bagaimanapun, ketika para dwarf datang untuk mengambil kota mereka kembali, kita akan buat mereka menjadi saksi dan membeli item-item itu dengan harga yang tepat.”

“Saya mengerti. Kalau begitu saya akan pergi dan mencari tujuan kita di tempat ini?”

Gondo mulai mencari lagi, lalu Ainz mengambil beberapa item yang kelihatannya lebih magis dari yang lain.

“Hm? Ini...?”

Diantara item-item itu, Ainz menemukan sebuah pedang.

Mungkin itu adalah item yang paling magis dari semua yang ada di sini.

“Umu.. melihat dari levelnya, sekitar level 50 kalau tidak salah?”

Pedang itu cukup panjang untuk bisa dianggap sebagai longsword (pedang panjang Eropa), dan dihias dengan sangat indah.

Dia tidak yakin apakah pedang ini dibuat di dalam Yggdrasil. Tapi itu adalah sebuah item dari dunia ini, maka kekuatan magisnya diyakini payah. Ainz merasakan tubuh pedang tersebut. Lembut sekali dan seimbang.

“Pedang yang sangat indah dan menarik. Tapi tidak ada rune yang terukir pada pedang tersebut. Bagaimana mungkin?”

Ainz menggenggam gagangnya. Dalam sekejap, pedang itu bergetar. Rasanya seakan mana mengalir melalui pedang itu.

“Pedang ini... bahkan aku bisa menggunakannya?”

Ainz tidak bisa menggunakan pedang panjang karena batasan kelasnya. Namun, kelihatannya pedang ini telah ditambahkan dengan semacam magic yang bisa mengaburkan batasan itu.

“Menarik”

Setelah mengayunkannya beberapa kali, Ainz dengan entengnya menusukkan tangannya ke pedang itu.

Tidak ada luka. Kelihatannya kekebalan Ainz terhadap serangan di bawah level 60 masih aktif. Pedang itu tidak memiliki magic khusus yang ditambahkan ke dalam pedang Gazef.

Setelah tidak tertarik lagi, Ainz merapalkan sebuah mantra.

“[Greater Magic Item-“

“Yang Mulia! Bagaimana pencariannya? Apakah anda menemukan sesuatu yang menarik?”

“-Ada beberapa, tapi aku akan memutuskannya yang mana yang akan kuambil setelah ini.”

“Begitukah? Aku akan biarkan anda meneruskannya!”

Setelah panggilan Gondo menyela mantranya, Ainz melemparkan pedang tersebut kembali ke dalam tumpukan itu.

Memang sebuah pedang yang bisa dia gunakan sangat menarik, melihat keadaan saat ini, tidak lebih dari itu. Setiap item yang Ainz ambil dari sini haruslah spesial dan menguntungkan.

Apakah itu kaliber item-item magic di sini? Sayang sekali. Yah kurasa harusnya aku tidak berharap ada World Class Item atau semacamnya.

Ainz melanjutkan pencariannya, lalu sebuah item membuatnya tertarik.

“Gondo, aku sudah membuat pilihannya, aku tidak yakin apakah ini adalah harta karun negara, bisakah kamu kemari dan bantu aku melihatnya?”


**********


“Kalau begitu, ayo mulai.”

Setelah berkata demikian kepada Shalltear, yang sedang berdiri di sampingnya, Aura membuka gulungan tersebut – World Class Item yagn dia bawa serta – lalu mengaktifkan kekuatannya.

[Depiction of Mountains and Rivers].

Sederhananya, itu adalah sebuah item yang menyegel sebuah target ke dalam ruang yang tertutup. Lebih tepatnya, menukarkan sebuah lukisan pemandangan dengan dunia nyata, lalu mengkonversi dunia nyata ke dalam sebuah lukisan pemandangan.

Definisi dari ‘target’ dalam hal ini sama halnya dengan mantra tingkat super [The Creation] (Penciptaan), dan ditujukan pada area tertentu. Tak ada satupun di dalam area tersebut – baik yang bergerak maupun tidak – bisa menangkal efeknya.

Kali ini, dia akan mengurung semuanya di dalam gua raksasa ini ke dalam dunia lain yang diciptakan oleh [Depiction of Mountains and Rivers].


Shalltear dan Ainz dilindungi oleh World Class Item, jadi mereka tidak akan terkurung di dalam dunia lain itu. Malahan mereka akan muncul di dalam lukisan pemandangan tersebut yang menggantikan daerah nyata yang telah dilahap.
Namun, sebagai pengguna item tersebut, Aura otomatis akan tersedot ke dalam.

Dunia yang terlukis ini hampir sama dengan dunia aslinya, tak ada yang aneh atau luar biasa di dalamnya. Namun, secara fundamental itu adalah sebuah ilusi. Tanpa kekuatan [Depiction of Mountains and Rivers], ketika seseorang keluar dari area yang menjadi target, semuanya akan hilang menjadi kabut. Dengan kata lain, setiap harta karun yang didapatkan dari dalam dunia lukisan itu juga akan hilang menjadi kabut.

Tentu saja, dua orang yang telah masuk ke dalam bagian oubliette yang nyata dengan kemauan mereka sendiri. Sejujurnya, World Class Item tidak bisa mempengaruhi pemegang World Class Item lain, tapi berbeda masalahnya jika para pemegang itu menerima pengaruh tersebut. Semuanya berkat sebuah patch dari developer Yggdrasil.

(TL Note : Oubliette – Dungeon rahasia yang memiliki pintu masuk jebakan satu-satunya di atap)

Seseorang bisa memilih satu dari 100 dunia lain untuk dihamparkan ke bagian dunia nyata dari targetnya.

Seperti contohnya, ada tanah berlahar mematikan yang memberikan damage api terus menerus, lanskap daerah di utara yang memberikan damage es, dataran petir yang menghujanji kilatan petir pada jangka waktu berkala, daerah berangin dimana jarak pandangannya nol, atau dunia berkabut, sebagai pilihan dasar.

Hal yang aneh adalah juga ada medan perang yang bisa dipilih. Setelah beberapa saat, sebuah bala bantuan dengan jumlah besar akan muncul menyerang musuh. Namun, pasukan ini hanya akan sekuat 60% saja dai lawan mereka, jadi pada dasarnya terbatas untuk mengurangi sumber daya musuh.

Jika konfrontasi satu lawan satu yang diinginkan,, seseorang malahan bisa menghadapi musuh dengan jumlah entitas kuat yang sama, masing-masing memiliki 80% kekuatan dari pengguna kekuatannya. Karena kemampuan ini, benda itu sangat berguna jika untuk melawan seseorang dengan musuhnya.

Aspek yang paling menakutkan dari item ini adalah tidak menarik orang-orang ke dalam sebuah dunia lain, tapi membiarkan penggunanya memilih target mana yang akan terkena efeknya. Pengguna itu juga bisa memilih efek ini. Dengan kata lain, bahkan jika pengguna itu menciptakan sebuah daerah dengan lava pijar, mereka bisa mengecualikan orang-orang yang dipilihnya terbebas dari damage api.

Namun, item ini memiliki kelemahan.

Kecuali ada dunia lain tertentu yang digunakan, salah satu dari 40 rute jalan keluar akan dipilih secara acak ketika mengaktifkannya, dan jika musuh berhasil keluar dari rute itu, pemilik item tersebut akan berpindah kepada musuh. Tentu saja, tak ada dari tiap-tiap jalan itu yang sederhana, tapi kenyataannya seseorang bisa mengambil alih item itu tanpa harus mengalahkan pemiliknya berarti memilikinya lebih mudah daripada World Class item lain kebanyakan.

Kali ini, Aura memilih salah satu dunia lain yang spesifik tersebut, sebuah wilayah terkunci yang sederhana.

Disamping terkurung, musuh tidak akan menerima konsekuensi efek yang merusak apapun. Namun, hanya ada satu jalan tertentu untuk keluar dari tempat ini.

“Baiklah, Hanzo, aku ingin kalian menghadang jalan keluar dari dunia ini. Akan menyusahkan jika ada yang kabur. Membungkuklah sedikit.”

Hanzo itu membungkuk dari tempat persembunyiannya di dalam bayangan, dan memperhatikan dengan seksama penjelasan Aura terhadap jalan keluarnya.

Meskipun Aura tidak mendeteksi adanya penyergap di dekat, tidak ada salahnya berhati-hati.

“Kalau begitu, Aura. Berapa banyak lagi orang yang telah masuk ke dunia ini setelah yang lainnya?”

“Hm? Hanya dua orang.”

Jawaban itu berarti musuh tidak memiliki World Class Item. Mereka menghela nafas lega.

Shalltear melihat ke bangunan dari bekas ibukota yang ada di sekeliling. Itu adalah sebuah kota yang luas, tapi sangat hening, seakan penduduknya sudah kabur semua.

Mereka harus cepat-cepat menangkap Clan Lord, penguasa Quagoa, dan menyampaikan ucapan Supreme Being kepadanya. Namun, penglihatan mereka terhalang oleh rumah-rumah tersebut dan mereka tidak bisa menemukan tempat dimana dia tinggal.

“Bisakah kamu membakar rumah-rumah itu?”

“Hm? Aku tidak bisa. Namun, aku bisa menciptakan lingkungan berbahaya yang memberikan damage setiap saat. Contohnya, jika ada satu baris rumah kayu, kita bisa menciptakan daerah berlahar lalu membakarnya menjadi abu.”

“Itu mungkin akan membunuh mereka semua, jadi kamu tak bisa melakukan itu.”

“Yeah. Tetap saja, aku bisa mengaktifkannya sejenak dan menghadapi setiap orang yang selamat.. tapi akan sayang sekali jika bijih-bijih logam mereka juga ikut meleleh.”

Quagoa itu memberi makan anak-anak mereka logam dan semacamnya, jadi seharusnya ada logam atau bijih mentah dan mineral-mineral lainnya dalam jumlah besar yang berserakan. Menghancurkannya adalah hal yang sia-sia, dan Shalltear setuju.

“Disamping itu, perintah Ainz-sama adalah untuk melihat apakah mereka mau mengabdi kepada kita.”

“Lalu beliau bilang jika mereka menolak, kita akan potong jumlah mereka hingga jumlah tertentu.”

“..Shalltear.”

Setelah melihat Aura yang memicingkan matanya, Shalltear menyadari apa maksud dia.

“Tidak apa! Aku tidak akan mengacaukannya kali ini! Aku be-nar-be-nar tidak akan mengacaukannya!”

“Jika memang bisa begitu.”

“Kurasa sekarang aku paham. Kamu harus menggunakan kepalamu. Mari?”

“Mm. Ayo pergi. Kalau begitu bisakah aku serahkan pemangkasan jumlah mereka kepadamu?”

“Kurasa aku lebih cocok untuk tugas itu. Apakah kamu tidak apa?”

“Kekuatan Aura terikat kepada para binatang buasnya, jadi dia tidaklah cukup baik untuk hal semacam ini.

“Yeah.. Jika Mare ada di sini, dia akan memicu sebuah gempa bumi lalu menyapu sebagian besar dari mereka.”

“Bocah itu memiliki serangan luas terkuat di Nazarick. Aku sangat yakin dalam hal itu, tapi kekautanku terbatas di tempat seperti ini.”

Ngomong-ngomong, dengan menggunakan sebuah gempa gumi untuk menyapu mereka tidak akan memenuhi perintah sang tuan yaitu ‘seleksi’. Jika dia bisa melakukannya, maka dia bisa saja memanggil para bawahannya untuk melakukan pembantaian tanpa pandang bulu.

“Jadi kamu sudah menerima perintah seperti itu? Semua tugas ini agar kamu belajar, Shalltear.”

Aura mengulangi berkali-kali perintah tuan mereka yang telah diberikan.

“Memang benar.” Balas Shalltera, lalu dia menyebutkan sesuatu yang sedang dia pikirkan selama ini.

“Melihat dari kekuatan musuh yang kita temui sejauh ini, kelihatannya tidak ada orang di sini yang bisa mengalahkan seorang Death Knight. Lalu, jangan-jangan mereka kalah hanya kebetulan saja? Kelihatannya mereka menggunakan sebuah item atau mengalahkan mereka dengan sebuah summon yang dipanggil kembali nantinya... Sangat jarang sekali prediksi Ainz-sama bisa salah.”

Shalltear menyadari Aura yang sedang menatapnya. Dia tidak ingin bertanya mengapa dia melakukannya.

“Apa? Apa ada yang salah?”

“Bukan seperti itu.. hm... ahhhh. Dasar bodoh.~”

Sebuah tampang tidak senang terbersit di muka Shalltear.

Jika dia melewatkan sesuatu, maka mengapa Aura tidak langsung mengatakannya saja? Beberapa saat kemudian Aura memberikan jawabannya.

“Coba katakan – bagaimana bisa Ainz-sama membuat kesalahan semacam itu?”

“Apakah membuat Death Knight kalah adalah bagian dari rencana Ainz-sama? Memang benar Death Knight yang dibuat olah Ainz-sama memiliki stats yang tinggi. Tak ada orang yang pernah kita temui sejauh ini yang harusnya bisa mengalahkan mereka..”

Aura memukulkan kepalan tangannya ke tangan yang satunya. “Apakah itu juga mungkin?” dia penasaran.

“Ternyata begitu. Jadi mungkin saja dia sengaja membiarkan lawan membunuh Death Knight itu. Aku tidak berpikir sejauh itu, tapi aku ingin berkata bahwa ‘prediksi Ainz-sama tidak salah’. Death Knight jatuh dari jembatan itu, kurasa mereka tewas karena jatuh. Jejak kaki mereka ada di sana ketika kita melewati benteng itu, tapi mereka tidak ada di sisi lain. Dengan kata lain, mereka dikalahkan di tengah jalan. Itu artinya, hanya ada satu alasan mereka bisa mati.”

“Jika memang begitu, apakah itu artinya ini melebihi prediksi Ainz-sama?”

“Sudah kubilang padamu. Bukan seperti itu. Jika Ainz-sama bicara kepadamu dengan serius, mungkin seperti yang kamu katakan, Shalltear.”

“Apa maksudmu dengan itu?”

Shalltear mengerutkan dahinya, tak mampu memahami. Aura bersuara “Ahhhhhh!” lalu menginjak-injakkan kakinya ke tanah.

“Apa maksudmu, ‘Apa maksudmu dengan itu? Sudah kubilang, ya kan? Ainz-sama sudah tahu Death Knight tewas karena jatuh dari Great Rift itu.”

“Ehhh?!”

“Haaa... mengapa kamu tidak berpikir saat itu dulu? Kamu tahu, ketika Ainz-sama sedang menjelaskannya kepadamu, aku ingin bertanya apakah Death Knight itu didorong sampai mati, tapi Ainz-sama langusng melihatku lalu memerintahkan kepadamu untuk diam. Apakah kamu tidak sadar? Saat itulah dia memberikan instruksinya.”

Shalltera berkedip karena kaget. Dia pernah melihat sang tuan membuat isyarat seperti itu. Pada awalnya, dia mengir aitu karena dia ingin Aura diam karena dia sedang mengatakan sesuatu. Namun, Supreme Being itu adalah seorang strategist jenius, jadi penjelasan Aura kelihatannya lebih masuk akal daripada pembacaan dirinya terhadap situasi yang berpotensi banyak celah.

Tetap saja, jika memang begitu, mengapa dia menjelaskan semua itu kepadany?

“Wajah macam apa itu? Pikir sedikitlah dan kamu akan tahu.”

Ucapan Aura yang bengong membuat jantung Shalltear mengkerut seperti dilempar kesana kemari oleh pusaran air.

“Jangan-jangan... untuk diriku? Apakah beliau sengaja melakukan itu untuk melatihku? Apakah itu maksudmu?”

“... Jawaban lain apa yang mungkin ada? Selama perjalanan, kamu berkata bahwa mungkin ada seorang musuh yang kuat dan bertanya kepada Ainz-sama banyak hal. Jika kamu tahu mereka jatuh ke dalam Great Rift, apakah kamu akan bertanya sebanyak itu? Ah, bisakah kamu merahasiakan ini dari Ainz-sama? Itu semua karena kamu meragukan Ainz-sama...”

“Kamu bilang aku meragukan kemampuan Ainz-sama? Bagaimana mungkin?”

Shalltera berharap Aura bisa tetap diam tentang bagaimana dia begitu saja bicara tidak percaya kepada kemampuan dari Supreme Being.

“Yah, rahasiakan ini. Seperti Ainz-sama yang ingin aku merahasiakan ini darimu. Kamu juga harus menjaga bibirmu.”

“Tentu saja.”

Ketika seseorang bercermin dengan tenang terhadap hal ini, Aura telah melakukan sebuah dosa besar, yaitu mengabaikan perintah seorang Supreme Being. Namun, itu karena dia merasa Shalltear telah menunjukkan sikap tidak hormat kepada Yang Agung...

Jadi apakah aku atau Aura yang tidak sopan terhadap Supreme Being? Ataukan bukan kami? Hm-

Kepala Shalltear pusing, lalu dia memutuskan untuk berhenti bawel dan tidak merenungkan masalah merahasiakan itu.

“..Tetap saja, bukankah itu adalah suatu tanda tidak hormat sendiri? Hm...”

“..Hm – ngomong-nogmong, jika mereka tidak tunduk kepada Ainz-sama, beliau bilang sesuatu tentang memangkas jumlah mereka hingga menjadi 10.000 orang saja. Memang beliau tidak bilang berapa wanitanya, bagaimanaa dengan anak-anak?”

“Apakah dia memberikannya dengan jelas berapa jumlah yang hidup?”

“Meskipun begitu, bukankah mereka akan semakin kuat dengan maka berbagai logam saat anak-anak? Dan jika kita akan menguasai mereka, bukankah anak-anak lebih mudah dicuci otaknya? Shalltear-“

Sebuah seringai jahat muncul di wajah Aura.

“Jika Ainz-sama tidak memberikan instruksi yang jelas, itu artinya... itu adalah ujian, ya kan? Memang bisa saja kita mengirimkan Hanzo untuk bertanya, Ainz-sama bilang menyerahkannya kepadamu, ya kan? Jadi kurasa Ainz-sama ingin melihat bagaimana kamu menghadapinya.. Bisakah Guardian Floor nomer satu kita menangani tugas ini dengan baik?”

Shalltear tersenyum tipis dengan balasan itu. Dia sudah memikirkan ini sejak pertama kalinya dia menerima perintah.

“4000 pria dan wanita lalu 2000 anak-anak seharusnya cukup.”

“Hm? Hm – Kurasa. Kelihatannya kamu menangani ini dengan cukup mudah – hm?”

Aura terdiam lalu mengarahkan telinganya untuk mendengar. Shalltear tahu apa yang sedang dia lakukan dan sebisa mungkin terdiam. Pada akhirnya, dia tersenyum saja.

“Ah, aku dengar suara seperti segerombolan Quagoa dalam jumlah besar yang sedang bergerak.”

“Apakah mereka sedang kabur, ataukan mereka memberangkatakan pasukan?”

“Aku tidak bisa memastikannya hanya dengan suara, tapi mereka kedengarannya seperti sedang berlari kabur. Kelihatannya mereka menyebar di luar kota.”

Kelihatannya, ada 80.000 Quagoa di sini. Demihuman adalah makhluk yang semakin kuat dengan bertambahnya usia. Dengan kata lain, semuanya adalah prajurit. Jika mereka menggerakkan lebih dari 10.000 orang namun melepaskannya di dalam kota, keunggulan mereka dalam jumlah akan terpotong menjadi separuh.

Sementara para penyusupnya sangat sedikit mereka tidak layak disebut sebagai sebuah pasukan, mereka memiliki kekuatan tempur yang luar biasa. Masalah naga itu seharusnya sudah tersebar ke seluruh penjuru Quagoa. Jika memang begitu, orang yang lebih pintar akan memimpin yang lainnya keluar dari kota untuk evakuasi, sambil mengatur formasi untuk memancing musuh ke dalam kota untuk bertempur. Jika jumlah musuh yang sedikit bergerak ke dalam kota, Quagoa bisa mengepung kota itu dan melakukan serangan bergelombang untuk membuat mereka lelah sebelum memberikan pukulan akhir dengan sebuah tim yang terdiri dari para warrior elit. Kelihatannya itulah strategi tempur yang paling tepat.

Bagaimanapun, seseorang memerlukan sebuah tempat yang luas dan lapang untuk menyebarkan pasukan besar.

Shalltear berharap seperti itu.

“Mereka di sebelah sana. Kalau begitu, kita mulai saja negosiasinya sekarang.”

“Tentu saja. Kita harus kerja keras agar tidak membuat Ainz-sama menunggu.”


***


Lebih dari 60.000 Quagoa yang mampu bertempur membentuk barisan dan sedang menunggu musuh.

Quagoa wanita yang tidak hamil atau membesarkan anak merupakan petarung yang sama bagusnya dengan yang pria, begitulah cara mereka menggerakkan jumlah massa sebesar ini. Tetap saja, meskipun mengumpulkan sebuah pasukan yang lebih besar dari yang pernah ada di sejarah, Clan Lord Pe Riyuro tidak gembira sama sekali.

Ini sangat aneh sekali. Gua yang di dalamnya ada ibukota kerajaan tiba-tiba diselubungi oleh kabut.

Apa yang sebenarnya terjadi?

Pasukan yang siap tempur itu mulai berbaris menghadap ibukota kerajaan. Jika musuh takut terhadap jumlah mereka dan tidak keluar, maka itu adalah skenario terbaik. Oleh karenanya, mereka membawa bahan pangan yang sedikit, dan meninggalkan harta karun milik orang-orang dwarf. Selama musuh mereka tidaklah bodoh, mereka akan melihat bahwa tidak ada gunanya bertarung.

Namun, seseorang muncul dari ibukota kerajaan.

Salah satunya berpakaian armor merah, dan yang lainnya adalah seseorang yang pendek berkulit gelap dan bukanlah seorang dwarf.

Menurut mereka yang telah menyaksikan pertemuan dengan naga di luar ibukota kerajaan, seharusnya ada dua lagi, tapi mereka tidak melihatnya. Mereka pasti sedang menjarah harta karun, sementara mereka berdua ini mengulur waktu untuknya.

“Bagaimanapun, untuk memastikannya, itu bukan golem ya kan?”

“Ya, mereka bukan golem.”

Menurut Yozu, Golem-golem itu memiliki perawakan yang tinggi dan memakai armor hitam. Jadi pakaian armor merah itu adalah yang lain. Namun-

Mungkin itu adalah salah satu tipe golem. Sebaiknya berpikir demikian. Tapi tetap saja, mengapa mereka keluar menghadapi sebuah pasukan dengan jumlah puluhan ribu secara langsung? Apakah karena mereka percaya diri bisa membunuh kami semua – Tidak mungkin, itu tidak mungkin. Itu sangat mustahil.

Riyuro menggelengkan kepalanya untuk menghilangkan gambaran mengerikan yang muncul dari dalam kepalanya.

Dia bisa menebak bahwa lawan memiliki kekuatan yang luar biasa, melihat mereka yang baru saja menciptakan dimensi yang aneh itu. Kenyataannya mereka bisa membuat seorang naga berlutut di depan mereka tanpa bertarung juga menandakan mereka sangatlah kuat.

Tetap saja, di pihaknya ada jumlah 60.000 orang. Benar-benar tidak bisa dibandingkan dengan hanya ratusan atau ribuan orang, secara teori mereka bisa membunuh setiap orang di sini.

Tetap saja itu hanyalah secara teori.

Meskipun jika salah satu dari beberapa Quagoa bisa memberikan damage melalui pukulan beruntung, lebih dari ribuan putaran pertempuran, damage goresan yang terkumpul akan menghasilkan luka yang bahkan bisa membuat musuh tidak bisa bertarung lagi.

Jumlah adalah kekuatan. Dengan pasukan berjumlah 60.000, selama mereka bertempur di tanah, harusnya mereka bahkan mampu membantai seorang Dragon Lord (Pimpinan Naga).

“-Aku akan pergi untuk bicara dengan orang-orang ini. Kamu tunggu di sini. Jika aku terbunuh... Yah, lakukan sesukamu.”

“Itu terlalu beresiko,” salah satu penasehat Riyuro mengatakannya, mengutarakan hal yang sudah jelas.

“... Kita tidak bisa bicara dengan para golem, jadi aku akan bicara dengan yang ada di sampingnya. Gawat jika kita setidaknya tidak tahu tujuan mereka.”

Bagaimanapun, Riyuro sudah bertekad untuk mencoba sebuah dialog.

Musuh pasti sangat kuat. Jadi, dia akan menanyakan tujuan mereka. Jika mereka bisa menerima diajak bicara, maka dia tidak keberatan membayar suatu harga tertentu. Jika mereka bisa mengusir Dragon Lord itu, maka mengakui mereka sebagai tuan mereka yang baru juga tidak apa. Meskipun itu tidak mungkin, dia bisa membayar mereka lebih dari yang para dwarf lakukan sebagai imbalan berpindah kubu.

“Tak ada yang boleh mengikutiku.Jika kalian semua datang bersamaan, mungkin akan memicu suatu rasa permusuhan.”

Tanpa berkata apapun kepada para pembantunya, Riyuro melangkah maju.

Pasukannya terbelah ke dua sisi, dan lawan kelihatannya menayadari bahwa ada yang datang. Dia bisa melihat musuh berhenti mengamati gerakannya.

“Maaf sudah menunggu.”

Riyuro adalah yang pertama berbicara, dan suaranya membuat musuh saling melihat satu sama lain.

Dia melihat sekeliling. Seperti yang dia duga, tidak ada orang lain. Hanya ada dua orang dari pertemuan dengan naga itu – seorang dwarf dan yang memakai penutup kepala tengkorak – tak ada satupun yang ada di sini.

“Hm? Siapa kamu? Si pendek berkulit gelap itu membalas.

Kelihatannya yang berarmor merah adalah seorang golem. Kelihatannya lebih pucat dan pendek daripada humanoid yang ada di sampingnya. Tetap saja, sekali tatap, tidak ada yang tahu apakah dia seorang makhluk ciptaan – kelihatannya sangat nyata.

“Saya adalah Pe Riyuro, Pimpinan para klan Quagoa yang hidup di tempat ini. Dan anda – siapakah anda?”

“Kami diperintahkan oleh Maharaja Tertinggi yang datang ke tanah ini untuk menguasai kalian.”

Dia bicara!

Yang memakai armor merah berbicara. Karena dia dengar Golem tidak bisa bicara, jelas dia bukanlah seorang golem.

Mencoba menyembunyikan kekhawatirannya, Riyuro membalas:

“Menguasai?”

“Benar. Tuan kami telah datang untuk menaklukkan kalian. Berlututlah dan membungkuklah di hadapannya.”

Lalu, apa yang harus kulakukan? Riyuro berpikir dengan cepat.

Dia tidak keberatan membungkuk dan menyambut seorang penguasa baru. Yang mereka perlu lakukan adalah tumbuh kuat di bawah penguasai itu lalu menjungkirkannya.

Masalahnya adalah mereka tidak bisa tunduk kepada lawan tanpa tahu kekuatan mereka. Mereka memang telah membuat naga itu berlutut di depannya, tapi naga itu bukanlah Dragon Lord. Yang dia tahu, setelah berlutut, merkea mungkin akan dibuat bertarung melawan Dragon Lord itu.

“....Seharusnya ada dua orang lagi dari pihak kalian. Apa yang terjadi dengan mereka?”

“Kamu tidak perlu tahu. Kamu hanya diperbolehkan berbicara jika kamu menerima kami atau tidak.”

Mereka tidak membuka apapun kepadanya. Itu artinya menyelidiki niat musuh – apakah mereka benar-benar bertarung sejujurnya atau tidak – sangatlah penting.

“... Anda bilang ingin menundukkan kami. Namun, sangat sulit bagi kami untuk menerima tawaran itu tanpa tahu kekuatan anda. Apakah itu masuk akal?”

Dengan kata lain, maksud dia adalah “Jika kau katakan kepadaku seberapa kuat dirimu, aku tidak keberatan tunduk kepadamu.” Namun, mereka berdua saling melihat satu sama lain lalu mengangkat bahu.

“Begitukah. Perintah kami menyatakan jika kalian tidak mau tunduk kepada kami, jumlah kalian harus dipangkas sampai kalian terpaksa berlutut oleh kami. Setelah itu, kalian harus bunuh diri sampai hanya tersisa 4000 pria, 4000 wanita dan 2000 anak-anak. Harusnya kamu bisa membedakan siapa yang lebih berharga, benar kan?”

“Kalau begitu, ketika sudah hanya tersisa 10.000 saja, kami akan membawa kalian ke negeri kami, Sorcerous Kingdom, dimana kalian harus bekerja.”

Ketakutan mengalir di tubuh Pimpina klan dalam sekejap.

Bukan karena isi yang kejam dari pesan itu. Namun karena mereka telah mengirimkan berita itu dengan nada yang benar-benar tidak ada sedikitpun arogansi.

Dia merasa dua orang ini benar-benar bisa melakukannya.

Ya.


Dua orang ini bisa membunuh satu pasukan dengan jumlah lebih dari 60.000 orang.

Apakah mereka sudah gila? Apakah mereka terlalu percaya diri? Ataukah-

Sikap yang sulit dipercaya itu membuat Riyuro kehilangan kata-kata dan tak tahu apa yang harus dilakukan selanjutnya.

Mereka tidak bisa mendengarkan perintah segila itu tanpa melawan.

Mungkin mereka telah merasakan niat melawan dari sisinya, tapi dua orang itu saling melihat satu sama lain, lalu wajah mereka berubah menjadi menyeringai.

Para dwarf memiliki banyak rambut, jadi dia bisa mengerti mereka. Dua orang ini tidak memiliki rambut kecuali yang ada di atas kepala mereka, jadi dia tidak bisa membaca ekspresi mereka. Sebesar itulah jurang pemisah diantar dua spesies berbeda tersebut.

“Tu-Tunggu-“

Dia tidak bisa menyelesaikan permintaannya agar mereka mau menunggu.

“-Kalau begitu, sekarang aku akan mulai memangkas jumlah kalian hingga tingkat yang bisa diterima. Jadi, jangan berikan pakaianmu kepada orang lain.”

Biasanya, Quagoa tidak memakai pakaian. Lagipula, mereka ditutupi oleh bulu dari kepala hingga mata kaki.

Namun, seorang raja harus menunjukkan otoritasnya, jadi dia perlu sesuatu agar bisa dengan mudah membedakan dirinya dengan yang lain. Itulah kenaa dia memakai pakaian dan sebuah mahkota yang dibuat oleh para dwarf, dengan sigil pemimpin klan. Di waktu yang sama, dia bisa membiarkan yang lainnya menjadi tubuh ganda bagi dirinya, agar bisa menipu musuh dari ras lain.

Apakah mereka sudah menebak rencana itu lalu mencoba memotong dirinya di tengah jalan?

Menghabisi pimpinan musuh untuk melumpuhkan pasukan musuh adalah kondisi kemenangan yang sangat jelas. Namun, mengapa mereka tidak melakukannya?

Tidak, bukan seperti itu. Ada alasan lain untuk itu.. Jangan-jangan.... Pasti itu. Mereka tidak mencoba membunuhku, mereka mencoba untuk tidak membunuhku karena kecelakaan!

Perbedaan antara spesies sangat dalam. Namun, selama dia memakai pakaian itu, mereka bisa mengetahui siapa pemimpin klan sehingga mereka bisa mengampuninya. Itulah arti dari deklarasi mereka yang angkuh.

“Kalau begitu, bukankah sudah waktunya kamu kembali? Kami akan memulainya ketika pihakmu bergerak ke arah kami. Aku akan gembira jika kamu sudah memilih siapa yang selamat sebelum itu.”

“Cepatlah kembali.”

Mereka melambaikan tangan kepada dirinya, menandakan bahwa dia harusnya kembali. Dengan kata lain, tidak perlu lagi bernegosiasi lebih jauh.

Ini terlalu jauh berbeda dari yang dia duga.

Aku sudah bilang kepada mereka aku bersedia berlutut, tapi mengapa mereka tidak bisa sedikitpun memberikan kelonggaran? Jika mereka tidak bersedia melakukan itu.. apakah itu artinya mereka memandang hidup kami tidak ada artinya...?

Di hadapan kearoganan ini, Clan Lord itu berusaha untuk menahan teror yang mengalir dari hatinya.

Bagaimanapun.. mereka tidak mungkin bisa memangkas 60.000 orang menjadi 10.000.. Ya. Pasti begitu. Mereka pasti sudah gila setelah melihat pasukan kami!

Di bawah keadaan biasa, pemikiran semcam itu adalah benar. Bahkan para naga tidak bisa memangkas jumlah mereka sebesar itu.

Dalam sekejap, kesadaran terbersit pada Clan Lord.

Jangan-jangan mereka berniat untuk melakukan serangan-serangan pukula lalu lari?

Jika mereka bertarung seperti para naga, maka keadaannya akan sangat sulit.

Menggelar pasukan di dalam area terbuka sebesar ini malahan merugikan.

Kalau begitu, haruskah dia menarik pasukannya kembali ke distrik hunian?

Namun, itu akan sangat berbahaya. Jika musuh bisa menghancurkan bangunan-bangunan, maka itu akan memberikan kerusakan besar kepada rumah mereka. Pada akhirnya, ini adalah satu-satunya tempat untuk bisa bertarung bagi mereka.

Setelah kembali kedalam pasukannya, Clan Lord itu mengumpulkan para pembantunya.

“Apakah itu adalah Golem?... Apa yang terjadi? Anda terliha sangat tidak nyaman.”

Ekspresinya pasti membuat takut dua orang lainnya. Clan Lord itu menepuk wajahnya lalu memberikan perintah.

“Ahhh... bagaimanapun, kumpulkan Quagoa biru dan merah.”

“Apakah mereka akan menjadi penjaga pribadi?”

“Bukan hanya itu. Kumpulkan seluruh individu-individu luar biasa dari masing-masing klan.”

***

Riyuro mengeluarkan teriakan yang kuat. Itu adalah teriakan yang disuntikkan skill yang dia peroleh ketika dia menduduki posisi Clan Lord. Saat dia melihat pasukannya yang lebih dari 10.000 menyerang musuh merespon teriakan tersebut, dia merasa sedikit tenang. Namun, hasil dari serangan itu terlalu mengerikan untuk dilihat. Seperti sebuah aliran air yang membentur dinding, pasukan yang menyerang itu membentur penghalang yang tak terlihat dan terbang karenanya.

Yang bercipratan kemana-mana bukanlah air berbusa, tapi Quagoa – atau yang dulunya Quagoa. Mungkin sebuah pemandangan ini cocok dengan para naga atau para raksasa, tapi lawan mereka adalah makhluk yang bahkan lebih kecil daripada Quagoa.

“Mereka berterbangan..” salah satu pembantunya bergumam melongo sendiri.

Ini bukanlah metafora. Quagoa yang menyerang benar-benar berterbangan di udara. Mereka tidak melakukannya satu demi satu. Beberapa lusin berterbangan sekaligus.

Mayat-mayat mereka yang hancur menjadi sebuah guyuran gumpalan daging yang berhamburan ke rekan-rekan mereka. Pasukan yang berlumuran darah itu melanjutkan serangan mereka, dimana akhirnya mereka menjadi gumpalan daging yang jatuh ke rekan mereka yang lainnya. Itu adalah sebuah pemandangan yang sangat mirip dengan mimpi buruk.



Overlord Light Novel Bahasa Indonesia

  


Karena suatu alasan, kenyataannya mereka tidak melihat darah yang muncrat membuat pemandangan itu bahkan lebih surealis (bercampur antara nyata dan fantasi).

“Apa, Apa, apa itu?!”

Riyuro bahkan tidak memiliki tenaga untuk menjawab tangisan penasehatnya. Pikirannya sudah terwakilkan dalam bentuk kalimat yang menerobos dari mulutnya.

“Sebanyak ini..”

“Clan Lord! Apa itu!? Itu tidak seperti Golem yang kita lihat sebelumnya!”

Mereka menghancurkan setiap Quagoa yagn menyerang dengan sekali tebasan. Ini bukanlah lagi sebuah peperangan. Ini bahkan tidak bisa disebut sebagai pembunuhan besar-besaran. Itu hanya seperti membuang sampah. Rekan-rekan yang dia kumpulakn untuk meningkatkan pengaruh mereka sekarang hancur dengan jumlah yang besar seperti sampah.

“Kita, kita harus lari!”

“Memangnya mau kemana!?”

Dia berteriak kepada para pembantunya yang panik.

“Kemana kamu bisa lari di dimensi yang aneh ini?! Orang-orang bilang mereka akan membunuh kita sampai hanya tersisa 10.000 saja.!”

Para pembantunya tidak bisa berkata apapun lagi.

Setelah melihat kekuatan yang luar biasa – seperti monster ini, mereka paham jika ancaman mereka bukanlah isapan jempol belaka. Mungkin sulit dipercaya, mereka pun mau tidak mau harus mempercayainya. Dari 80.000 orang penduduk, hanya 10.000 yang akan diizinkan selamat.

Meskipun dia ingin memohon ampunan mereka sekarang ini, tidak ada kehangatan di mata mereka berdua. Bahkan mata dari Dragon Lord lebih memiliki kebaikan hati.

Mereka tidak berniat untuk merubah statemen sebelumnya yang memangkas kami menjadi 10.000 orang saja.

“Itu tidak mungkin! Clan Lord! Mereka itu apa? Apa yang telah dibawa oleh para dwarf kemari!?”

“Mengapa orang-orang sekecil itu sangat kuat sekali...”

Saat dia mendengar para penasehatnya, sebuah inspirasi lain menyerang Riyuro.

“Jangan-jangan yang berarmor merah itu juga adalah senjata negeri dwarf? Mereka mengirimkan yang lebih kuat karena mereka tahu golem-golem itu hancur?”

“..Jadi jika kita mengalahkannya, mereka akan mengirimkan sesuatu yang bahkan lebih kuat dari itu?”

Teriakan orang-orangnya bergema ke segala penjuru. Hanya wilayah Riyuro yang hening.

“Mari kita tari k orang-orang itu-“

“Hentikan! Mereka harus bertarung! Tidak ada cara lain bagi kita! Seberapa kuatnya dia, pasti akan kelelahan akhirnya! Ketika itu terjadi, kita akan tunggu sampai dia tidak bisa lagi mengayunkan senjatanya lagi, lalu memaksa mereka bernegosiasi dan meminta kelonggaran!”

“Te, Ternyata begitu.. Tapi... apakah mereka akan kelelahan?”

Dia telah menyebutkan sesuatu yang Riyuro pikir di sudut otaknya. Namun-

“Bagaimanapun, selama dia makhluk hidup, pasti akan lelah. Mungkin dia memiliki lebih banyak stamina dari kita, tapi pasti akan lelah. Sampai saat itu, buatlah dia terus mengayunkan senjatanya!.. Meskipun tidak lelah, ketika sudah bosan membunuhi kita mungkin bisa mendiskusikan sesuatu.”

Clan Lord itu ragu-ragu untuk mengeluarkan ucapan selanjutnya, tapi harus dikatakan.

“Disamping itu, kita tida bisa menang meskipun kita melawannya! Tidak melawan monster seperti itu.”

Pasukannya tidak akan turun moralnya hingga titik ingin kabur. Teriakan yang telah digunakan oleh Riyuro untuk menyuarakan serangan tersebut merubah orang-orangnya menjadi para warrior yang tidak kenal takut. Lebih mirip keadaan mengamuk dari orang yang sedang mengamuk, meningkatkan kekuatan serangan mereka, tapi mengurangi pertahan mereka. Terlebih penting lagi, mereka sekarang kebal terhadap efek-efek yang berhubungan dengan ketakutan. Namun, kenyataannya mereka tidak menolak perintah Clan Lord tak perduli seberapa bahayanya bisa dikatakan itu adalah pedang bermata dua.

Pasukan berjumlah besar terus menyerang tanpa pernah melihat ke belakang, dan mereka dibelah hingga separuh jumlah mereka sebelumnya dengan lincah yang sulit dipercaya siapapun.

Pada titik ini, tak ada yang memiliki tenaga untuk bicara.

Kenyataannya tragedi ini terjadi di depan mata mereka dan itu adalah akibat satu orang saja membuat jantung mereka trauma.

Semuanya kecuali satu orang.

Dia adalah – Riyuro – menguras keberaniannya yang terakhir.

“Kalian ada para pahlawan terpilih!”

Dia tidak bisa meningkatkan suaranya.

Riyuro melihat Quagoa merah dan biru di depannya, begitu juga dengan Quagoa lain yang memiliki kekuatan spesial, semuanya membentuk barisan menjadi unit tempur terkuat dari klan-klan itu.

Alasannya mengapa tidak ada dari mereka yang merespon teriakan Riyuro adalah karena mereka telah melihat yang berpakaian armor merah itu dengan rasa putus asa di mata mereka.

Mereka pasti juga telah merasakan tidak memiliki harapan menang. Ketika mereka dikumpulkan pertama kalinya, mata mereka bersinar, tapi sekarang tidak ada cahaya di mata mereka, seakan mereka telah mati.

Dia telah memilih untuk tidak mendorong mereka mengamuk agar menyimpan kekuatan bertahan mereka, tapi itu menjadi keputusan yang salah.

Clan Lord itu mengeraskan suaranya lagi untuk mencoba meningkatkan semangat mereka.

“Kalian adalah kartu as kami! Musuh telah membunuh begitu banyak rekan-rekan kita, jadi harusnya dia sudah lelah! Kalian akan mampu membuatnya menderita!”

Harusnya dia sudah lelah – dia bilang begitu, tapi tidak ada tanda-tanda seperti itu. Yang memakai armor merah itu tidak menunjukkan tanda-tanda berhenti memotong setiap Quago yang menyerang menjadi berkeping-keping dan mengirimkan gumpalan daging itu terbang ke udara, mengayunkan dan menusukkan senjatanya yang mirip tombak tanpa akhir.

“Benar sekali! Tak perduli apapun, dia adalah makhluk hidup, jadi pasti akan lelah! Kalian bisa melakukannya! Pergilah! Pahlawan kami!”

Dengan berdo’a di hati, Riyuro mengirim para pahlawan itu.

Dia memberikan perintah kepada orang-orangnya untuk membuka jalan ke arah makhluk berpakaian armor merah tersebut. Kemudian, para pahlawan itu akan menyerang si armor merah-

-Riyuro menutup matanya.

“Tu, Tuanku... Tuanku Clan Lord kami yang paling kuat...”

Setelah mendengarkan suara gemetaran dari para pembantunya, dia perlahan-lahan membuka mata.

“Kamu... Kamu tak perlu mengatakan apapun. Aku sudah tahu. Aku, aku juga melihatnya...”

Tidak ada yang berubah. Memang benar. Tidak ada ubahnya.

Sama seperti para prajurit biasa, para pahlawan terpilih itu telah dipotong menjadi daging cincang dan diterbangkan menjadi gumpalan daging. Dan itu semua terjadi dalam sekejap. Mereka telah menemui ajal seperti para prajurit biasa.

“...Jadi...jadi...”

Riyuro tidak bisa mengatakan apapun lagi. Meskipun dia tidak tahu apa sebenarnya si armor merah itu, dia pasti tidak diragukan lagi lebih kuat dari seekor naga.

Riyuro tidak lagi bisa merasakan apapun. Jika dia hanya menunggu dengan diam berlalunya waktu, hasilnya akan seperti yang diingkan musuh.

“...dia mengatakan ingin 2000 anak-anak. Pilihlah jumlah segitu.”

“Tuanku...”

“..Tidak ada lagi yang bisa kita lakukan. Meskipun hanya ada 10.000 saja, selama kita selamat, suatu hari... suatu hari, kita bisa membuat Quagoa menjadi hebat lagi...”

Tak ada orang yang bisa berkata apapun di hadapan ucapan Riyuro. Itu karena semua orang jelas sekali memahami di hati mereka.

Mereka mengerti tidak ada lagi yang bisa mereka lakukan.

Kepala Riyuro tertunduk lemas. Seakan dia baru saja berjalan di sebuah tempat aman, lalu tiba-tiba disergap oleh seekor monster...

“Ngomong-ngomong, apa itu Sorcerous Kingdom? Apakah ada hubungannya dengan para dwarf? Seseorang tolong katakan kepadaku...”

Gumaman itu langsung datang dari hatinya.

Seberapa besarpun dia mencoba menolaknya, pembantaian di depan matanya memberinya perasaan akan adanya tragedi yang lebih besar yang akan segera terjadi.

Tiba-tiba saja, dia melihat para pelayan Quagoa sedang memegang kurungan, itu adalah kurungan untuk menempatkan kadal-kadal makanan. Riyuro tahu sekarang bukan waktunya untuk ini, tapi dirinya yang stres membuatnya mengulurkan tangan ke kurungan itu. Dia memegang seekor kadal hidup, tapi saat dia akan menggigit kepalanya, sebuah luka yang kuat mengalir di perutnya, membengkokkan tubuhnya menjadi bentuk.

Tidak mungkin dia bisa mengalahkan penguasa absolut yang akan segera menundukkan rasnya. Ide akan berkembang lagi sangat aneh sehingga dia tidak bisa berkata apapun lagi untuk menyangkalnya. Tak perduli berapa banyak generasi yang akan terlewati, mereka takkan pernah bisa bangkit memberontak. Quagoa dari rangkaian pegunungan Azellisia akan selamanya memakai kalung jerat untuk melayani tuan mereka yang ditakuti.

Kadal yang memberontak hebat itu terselip lepas dari tangan Riyuro dan hilang diantara kaki-kaki orang-orangnya. Riyuro mengucapkan “ahh” lebih kepada menghela nafas daripada sebuah teriakan, lalu dia lemas tanpa suara dan terisak tangis karena kesengsaraan belaka.

“Jika kamu sekuat itu, harusnya kamu mengatakannya sejak awal! Mengapa, mengapa kamu tidak mengatakannya kepadaku!”

Pimpinan Quagoa itu merintih, disanjung oleh rakyatnya sebagai penguasa terhebat dalam sejarah, bercampur dengan teriakan anak-anak saat para prajuritnya sendiri membantai mereka.


**********


Ainz dan Gondo meninggalkan ruang harta bersama-sama. Sekelompok naga terbang membungkukkan kepalanya di depan mereka. Ada 19 jumlahnya, termasuk Hejinmal.
Dengan kata lain, semua naga yang disebutkan Hejinmal ada di sini. Sekarang tidak perlu lagi memburu mereka.

...Memang bagus mereka semuanya patuh, tapi sayang sekali aku tidak mendapatkan lebih banyak mayat naga... Haruskah aku mencari alasan untuk membunuh lebih banyak lagi? Tidak, itu akan dianggap kejam. Kalau begitu mengapa tidak membiarkan mereka berkembang biak lalu memanennya nanti.. hm? Bukankah itu hal yang sama?

“-Yang agung dan mulia Sorcerer King. Para pelayan anda yang setia telah berkumpul di hadapan anda.”

Hejinmal berbicara saat Ainz sedang berpikir. Membuat perenungannya buyat sementara, Ainz membalas:

“Angkat kepala kalian.”


Para naga yang sedang berlutut mengangkat kepala mereka bersamaan.

Karena ukuran tubuh mereka yang besar, ketika berdiri mereka jauh lebih tinggi daripada Ainz, tapi tidak ada yang merasa meremehkan Ainz.

Namun, ada beberapa yang terkejut diantaranya.

Mereka pernah mendengarnya, tapi masih sulit untuk mempercayai jika Ainz telah membantai Dragon Lord, ayah mereka. Atau lebih tepatnya, bahkan Ainz akan memikirkan hal yang sama jika berada di posisi mereka. Ada banyak hal yang harus dilihat supaya bisa dipercaya.

Saat Ainz sedang memikirkan itu, salah satu naga meraung.

“Aku tidak terima ini! Tidak kukira orang yang telah membunuh ayah sebenarnya adalah – apa?”

Ainz berjalan ke depan naga yang meraung itu. Lalu dia tersenyum, dan memberi isyarat dengan tangannya seakan berkata “Tunjukkan kemampuan terbaikmu.”

Naga tersebut mengayunkan cakarnya ke arah Ainz dengan cepat.

Cakar itu memang cepat, tapi tidak secepat Troll yang baru-baru saja Ainz lawan.

Ainz tidak menghindarinya. Dia menerima serangan naga itu secara langsung. Naga tersebut – yang mengira Ainz tidak bisa menghindarinya dengan tepat waktu – menyeringai dengan lebar, namun ketika dia menyadari bahwa Ainz tidak perlu menghindarinya, seringai itu menjadi beku di wajahnya.

Setelah memastikan naga tersebut tahu hal ini, Ainz merapalkan sebuah mantra.

“[Grasp Heart].”

Tatapan Ainz berpindah dari naga yang baru saja roboh seperti ayahnya, lalu ke arah yang lainnya.

“Apakah tidak ada lagi yang lain?”

Setelah mengeluarkan pertanyaan lirih itu, para naga membungkuk bahkan lebih rendah dari sebelumnya. Seakan mereka mencoba berbaring di tanah. Tak ada satupun di sini yang meragukan kekuatan Ainz lagi.

Ainz membuka sebuah [Gate] kemudian melemparkan mayat-mayat naga itu ke dalamnya. Setelah itu dia membawa Gondo dan pergi di atas punggung Hejinmal.

Punggung ibunya lebih lebar, jadi mengendarai mereka seharusnya lebih cocok untuk seorang penguasa daripada mengendarai Hejinmal.

Namun, Ainz sudah mengendarai Hejinmal saat kemari, jadi mungkin sekaligus saja di sisa perjalanannya.

“Tinggalkan kota ini. Bawahanku harusnya sedang menunggu di sana.”

Gerombolan naga itu terbang berbarengan, lalu para Hanzo menggiring mereka ke tempat dimana banyak Quagoa yang sedang berlutut.

Pemandangan Quagoa dengan jumlah yang banyak sekali sedang berlutut tanpa suara sangatlah aneh, dan saat Gondo melihat ini, dia menjerit dengan suara serak.

Ainz juga hampir melakukan hal yang sama, namun dia tidak bisa melakukan itu di depan para guardiannya, yang tersenyum lebar seakan wajahnya berkata, “Kami bekerja dengan sangat keras lho!”

“Ainz-sama! Seperti yang anda perintahkan, kami telah menyelesaikan pemilihan Quagoa itu. Ada 4000 pria, 4000 wanita dan 2000 anak-anak. Sisanya adalah mayat. Dan juga, kami membiarkan mereka mengambil tubuh yang masih utuh dan menempatkannya di tempat lain.”

“Ternyata begitu, jadi mereka menolak kebaikan hatiku, tapi sekarang mereka mati-matian bergantung pada harapan terakhir untuk selamat. Dasar sekelompok orang-orang bodoh.”

Quagoa yang memakai pakaian berlutut di depan yang lainnya terlihat gemetaran.

“Lalu, dimana raja mereka?”

“Di sebelah sana,” tunjuk Shalltear. Seperti yang diduga, itu adalah Quagoa yang gemetaran. Sebelum Ainz memanggilnya, dia mengaktifkan lingkaran cahaya dengan kilauan seperti batu obsidian. Menurut penelitiannya, efek itu sangat cocok untuk seorang penguasa.

Ketika Ainz mendengar gerombolan naga di sana sedang bergumam dan bisik-bisik, dia memanggil pimpinan Quagoa tersebut.

“Raja Quagoa, angkat kepalamu.”

“Baik!”

Tubuh pimpinan Quagoa itu bergetar hebat saat dia mengangkat kepalanya. Lalu, matanya membelalak dan tubuhnya kaku, seakan dia telah membeku.

Ainz bisa dengan jelas mendengar suara “Hiiiiiiieeeee....”

“...Aku dikenal sebagai raja yang penuh ampun. Dosa karena tidak langsung menerima tawaranku harusnya telah dibebaskan oleh darah rakyatmu. Namun, jika kamu mau memberikan nyawa dan kesetiaanmu kepadaku, aku akan menjaminmu dengan kemakmuran.”

“Saya mengerti!! Kami adalah para pelayan anda, dan semua anak-anak dan anak dari anak-anak kami harusnya bersedia mengorbankan diri untuk melayani Yang Mulia!!!”

“Jawaban yang bagus. Itu membuatku senang.”

“Ya!!! Terima kasih banyak!!!”

Seakan mau menghentikan percakapan itu, Ainz melambaikan tangannya, memberi isyarat agar Pimpinan Quagoa itu bisa melanjutkan sikap tunduknya.

Luar biasa! Kelihatannya semua latihanku telah terbayarkan.

Mengulan deretan perkataan dan sikap tanpa henti di depan cermin akhirnya membuahkan hasil. Setelah mengingat latihan itu di hatinya, Ainz berputar ke arah dua guardiannya, yang telah menyelesaikan tugas mereka tanpa celah.

“Kamu telah melakukannya dengan sangat bagus. Aku sangat bangga dengan kalian berdua.”

“Terima kasih banyak.”

“Pujian anda telah membersihkan hati saya dari rasa malu atas kesalahan sebelumnya, dan saya berterima kasih dari lubuk hati yang paling dalam.”

“Hm, hm...”

Setelah melihat Shalltear yang gembira Ainz yakin dia telah menggunakan ucapan yang benar.

“Lalu, apakah jumlahnya benar? Jika terlalu banyak, kami bisa memangkas mereka lagi sampai jumlahnya membuat anda gembira, Ainz-sama.”

“Tidak, itu tidak perlu... ini seharusnya jumlah yang bagus. Setelah dipikir-pikir, bisakah mereka menjadi lawan tanding yang kuat? Tentu saja bukan dengan standar kita, tapi bagi orang-orang di dunia ini.”

“Maafkan saya sedalam-dalamnya. Orang-orang itu adalah-“

“Tidak, bukan itu. Clan Lord yang telah anda ajak bicara dianggap sangat kuat, meskipun kami tak pernah melihat kekuatannya.”

“Begitukah..”

Sementara dia tidak yakin bagaimana Death Knight bisa dikalahkan, kelihatannya itu karena kebetulan. Dari yang dia tahu-

Mungkin saja mereka terjatuh ke dalam Great Rift..

Saat dia memikirkan itu, Ainz merasa sangat malu. Sadar dia telah melakukan kesalahan karena menasehati Shalltear dengan tekun membuat wajahnya terasa akan terbakar – lalu, rasa malu itu telah hilang. Sebagai gantinya adalah depresi yang menyala kecil. Dan kemudian, saat dia memikirkan bagaimana Shalltear mencatatnya, rasa malu itu menjadi semakin dalam – namun dia kembali seperti biasa.

Haruskah dia mencoba membual untuk bisa lepas dari rasa malu ini?

Namun, jika dia mengacaukannya, mereka mungkin akan bilang kepada yang lainnya, “Ainz-sama berkata seperti ini, tapi sebenarnya~” dan seterusnya.

Ini gawat! Ini benar-benar gawat! Harusnya aku tidak sembrono karena gembira dan menasehatinya seperti itu! Aku merasa ingin menangis sekarang.

Ainz menghela nafas dalam-dalam.

Yah, setelah dipikir-pikir, bukankah ini adalah peluang yang bagus untuk mengatakannya kepada para guardian bahwa aku juga bisa melakukan kesalahan? Dari sana, aku bisa bergerak dari posisi seorang penguasa yang begitu luar biasa luas pengetahuannya menjadi penguasa biasa, dan itu mungkin akan membebaskan dirinya dari siksaan emosional ini. Dan jika aku melakukan itu, para guardian mungkin akan sadar jika aku melakukan kesalahan dan memberikan peringatan terhadap hal itu.

Dia memerintahkan kepada para naga untuk pergi, karena dia tahu mereka memiliki panca indera yang tajam. Kemudian, dia harus memindahkan Quagoa agak jauh. Gondo terlihat sangat kesepian sendirian, namun itu harus ditahan.
Ketika tiga orang itu sudah sendirian, Ainz lalu menelan ludah.

Apa yang akan dia lakukan selanjutnya mungkin akan membuat seluruh usaha kerasnya menjadi sia-sia. Ainz merasa tidak nyaman dengan bagaimana situasi yang berubah nantinya dan apa yang mungkin akan terjadi di masa depan. Tubuhnya – yang tidak kenal takut – mulai merasa takut. Meskipun begitu, dia mengumpulkan seluruh keberaniannya untuk bicara.

“Ah, kalian berdua, dengarkan.. Apakah kalian ingat apa yang telah kukatakan dengan kemungkinan seorang makhluk di tempat ini yang mungkin bisa mengalahkan Death Knight dengan mudah?”

Keduanya saling melihat satu sama lain, lalu wajah mereka menandakan mereka telah menyadari sesuatu.

“Betul, itu, kelihatannya aku salah. Mungkin naga yang telah kubunuh itu bisa menghancurkan Death Knight, tapi kelihatannya tidak ada orang lain yang bisa.”

“Saya mengerti, Ainz-sama. Ucapan anda dimaksudkan agar saya bisa belajar. Tidak kukira anda harus mempermalukan diri karena ketidak tahuan saya.. Saya, Shalltear Bloodfallen, memberikan rasa terima kasih terdalam kepada diri anda yang agung dan dengan pertimbangan yang penuh kasih sayang!”

“..Eh?”

Selain dari rasa terkejut Ainz yang besar, mereka sedang melihatnya dengan rasa hormat di mata. Terutama Shalltear, yang wajahnya tersipu merah, matanya berair, bibirnya ditekan mendatar dan mulutnya gemetaran seakan dia berada di ambang ingin menangis.

Bagian mana dari ucapanku yang layak mendapatkan rasa hormat? Itu membingungkan Ainz. Apakah dia telah menyentuh hati mereka di suatu titik?

Dan juga, Aku harusnya menolak apa yang Shalltear katakan, ya kan? Tidak, Shalltear belajar banyak dalam perjalanan kali ini. Kalau begitu aku akan percaya kepadamu, Shalltear!

“Kelihatannya kamu telah menyadarinya, Shalltear.”

“Ya!”

Mata Shalltear seakan bersinar lebih cerah.

Apa? Pikir Ainz begitu, tapi dia masih harus memastikannya sendiri.

“Tetap saja, meskipun diriku juga bisa gagal, dan aku bisa membuat kesalahan. Aku harap kamu mengingat itu di hatimu.”

“Baik! Meskipun saya tidak mengira jika penguasa kami yang hebat akan membuat kesalahan, saya mengerti, Ainz-sama!”

Shalltear kelihatannya sudah sampai dalam batas daya tahannya. Dia tenggelam dalam sikap berlututnya dan mulai terisak. Saat dia menggeretakkan gigi-giginya dan sesenggukan, Aura meletakkan tangannya di bahu Shalltear, matanya bersimbah air mata. Meskipun itu adalah pemandangan yang menyentuh menggambarkan pertemanan mereka, Ainz tidak tahu apa yang telah terjadi, dan yang bisa terpikirkan adalah dimana Shalltear – sebagai seorang makhluk undead – menghasilkan air mata, air liur dan cairan tubuh yang lainnya. Jadi, dia berlindung dari kenyataan di depannya dengan memikirkan tentang biologi.

Sementara Ainz tidak tahu bagaimana keadaannya bisa seperti ini, dia memutuskan untuk membiarkannya saja sekarang. Ya, terlalu banyak hal di dunia ini yang berlawanan dengan pemahamannya, atau lebih tepatnya, ada situasi dimana dia harus menyerah untuk memahaminya. Itulah yang dia rasakan ketika dia mendengarkan CEO perusahaannya menjelaskan kasus-kasus penting.

Ainz merasa ini sebaiknya masalah itu dibiarkan saja dan berharap ada yang menyelesaikannya nanti, dia mengusap air mata Shalltear, seperti yang orang tua lakukan terhadap anaknya.

Namun, saat itu, malahan semakin banyak air mata mengalir di pipinya.

“Ainzsh-shama..”

“Baiklah, baiklah. Jangan menangis. Shalltear.Aku sudah bilang kepadamu hal yang sama waktu dulu, ya kan? Kamu tak boleh menyia-nyiakan wajah cantikmu dengan air mata.”

“Apakah saya berguna untuk anda?”

“Ya, kamu melakukannya dengan sangat baik. Kamu memang seperti yang kuduga sebagai salah satu guardianku.”

“Ainzsch-shama-~”

Shalltear memegang bahan jubah Ainz.

“Er, erm. Baiklah, sudah waktunya kamu berhenti menangis.”

“O-okie...”

Shalltear melihat ke atas saat dia menghirup udara melalui hidungnya dan mencoba mengusap air matanya.

“Terima kasih banyak untuk semua kebaikan yang telah anda tunjukkan kepada saya!”

“Mm, hm. Baiklah, kalau begitu kita harus bergegas pergi sekarang. Masih ada yang harus dilakukan, ya kan?”

***

Ruang dewan sangat berisik dari pagi ini, namun setelah menerima kepingan berita terakhir – semuanya menjadi hening.

Jika mereka tidak memegangi kepala, mereka menggaruknya. Tak ada satupun dwarf di dalam ruangan itu yang bisa tetap tenang.

Lalu, seseorang bicara.

“...Dia kembali.”

“...Yah, itu.. cepat sekali. Apakah dia benar-benar... benar-benar mengambil kembali ibukota kerajaan?”

“...Apakah kamu sedang mencoba mencari kesalahan darinya?”

“Berani sekali kamu, menantang monster – tidak, makhluk perkasa – yang telah kembali setelah menyingkirkan sarang naga-naga itu di ibukota kerajaan. Aku bilang kamu seberani raja pahlawan dari legenda itu .... Ngomong-ngomong, tolong katakan kepadanya kami semua percaya kepada Yang Mulia sejak awal.”

Menurut pembawa pesan, kelihatannya dia kembali dengan mengendarai seekor naga.

Naga sangatlah kuat. Karena itulah mereka sangat membanggakan diri. Jadi mereka sangat tertarik dengan siapapun yang bisa melakukan hal mengejutkan dengan menaklukkan makhluk seperti itu.

Penejelasan yang paling jelas adalah dia menggunakan magic untuk memaksanya tunduk. Namun, ketika mereka mempertimbangkan kekuatan yang tiada tara dari Sorcerer King, itu sama tak terbantahkannya jika dia menundukkan naga tersebut dengan hanya kekuatan fisiknya saja.

Tidak, yang terakhir lebih masuk akal. Kelihatannya Sorcerer King tidak membutuhkan magic apapun untuk menguasai para naga. Gambaran di dalam pikiran yang konyol seekor naga yang sedang berlutut di depannya bahkan pantas sekali.

Direktur produksi makanan menghela nafas dalam-dalam, lalu dia mengalihkan tatapan matanya yang tajam kepada yang lain.

Lalu, apa yang harus kita lakukan? Kita sudah kehabisan waktu, ya kan? Yang Mulia telah kembali. Jika kita tidak segera menemui beliau, kita akan dalam masalah. Itu artinya kita harus segera membuat keputusan tentang itu – tentang Forgemaster!”

Forgemaster telah kabur dari negeri Dwarf dengan sebuah batang logam logam yang dipercayakan oleh Sorcerer King kepadanya.
Tak usah dikatakan lagi, sikap melarikan diri dengan sebuah item yang telah diberikan oleh negeri lain kepada mereka untuk tujuan membuat sesuatu adalah hal yang tidak bisa dimaafkan.

Noda hitam ini akan terlihat bagi semuanya ketika negeri dwarf membuat kesepakatan dengan negeri lain.

Itu adalah sebuah pukulan fatal bagi sebuah negara yang menjual kemampuanya dalam hal menempa.

Siapa yang mau memberikan pekerjaan apapun kepada sebuah negeri dengan reputasi seburuk itu? Yang lebih parahnya, yang melarikan item itu bukanlah penempa biasa, tapi seorang anggota pemimpin negeri, mungkin itu akan diartikan sebagai negeri itu sendiri yang mengaturnya dari balik layar.

Saat mereka membayangkan tentang masa depan apa yang dihasilkan dari peristiwa ini, mereka mulai melakukan pencarian, sambil mendiskusikan apa yang harusnya mereka lakukan jika tidak bisa menemukannya.

Namun, tak ada yang bisa menemukan jawaban yang membuat Sorcerer King mau memaafkan mereka.

“...Aku masih tidak bisa percaya dia benar-benar kabur dengan batang logam itu...” Sekretaris kabinet bergumam, tapi ucapan itu tidak ada artinya di sini. Itu sudah kehilangan arti bagi mereka.

Panglima itu melihat ke arah Sekretaris kabinet dengan tatapan dingin.

“Lalu apa yang harus kita lakukan? Tidak diragukan lagi dia telah lari dengan batang logam itu. Kita juga telah menerima laporan saksi mata jika Forgemaster telah pergi.”

“... Apakah mungkin dia dikendalikan oleh magic dari Sorcerer King?”

Ruangan itu menjadi hening dalam sekejap.

Tak ada orang di sini yang benar-benar menyatakan setuju dengan statemen tersebut, namun, si panglima menjadi semakin tidak senang.

“Meskipun kamu tidak ingin mengakui kejahatan yang dilakukan oleh sesama Dwarf, oleh salah seorang dari kita, siapapun yang berkata seperti terhadap orang yang telah mengambil kembali ibukota kerajaan yang tak bisa kita lakukan... Sederhananya, orang itu adalah Dwarf terbrengsek.”

“-Jangan seperti itu, panglima. Kamu juga harusnya tahu; dia yang telah mencari paling keras diantara kita, dan dialah yang paling kelelahan.”

“kurasa masalahnya tidak bisa dijelaskan begitu saja hanya dengan mengatakan dia kelelahan..”

“Yah, mari kita tinggalkan pembicaraan yang tidak membangun seperti ini untuk nanti, panglima. Kita harus membuat sebuah keputusan untuk masalah yang lebih penting sekarang. Haruskah kita memberitahu kepada Yang Mulia saat ini juga? Aku rasa mungkin lebih baik untuk mencoba menundanya dan menggunakan waktu itu untuk melanjutkan pencarian. Bagaimana menurutmu?”

Merchant Guildmaster menggelengkan kepalanya.

“Itu adalah tindakan yang buruk. Itu hanya akan memperparah keadaan jika kita menutupinya. Mungkin sebaiknya kita jujur saja dan minta ampunan. Disamping itu, apakah kita sudah yakin akan menemukannya? Mungkin saja dia sudah ada di dalam perut binatang buas sekarang. Jika saja kita bisa mengambil kembali batang logamnya... si bodoh itu.”

Ini bukanlah sesuatu yang harusnya mereka katakan tentang seorang teman, tapi tak ada siapapun yang melawan orang yang mencela Forgemaster karena sudah menyebabkan masalah besar. Sebaliknya, panglima itu bahkan mengangguk setuju.

“Untungnya, dia tidak mengambil pedang pendek itu pula. Tapi, ah, jika kita minta maaf... akankah kita dimaafkan?.. Yah, kita tidak bisa melakukan apapun selain minta maaf.”

“Minta maaf itu penting, tapi yang lebih penting lagi adalah memberitahukan yang sebenarnya. Dan setelah itu, yang bisa kita lakukan adalah menerima apapun syarat yang dia berikan.”

Semuanya setuju dengan hal ini.

“Lalu, apa yang akan dia minta dari kita?”

Para dwarf tidak tahu terbuat dari apa batang logam yang telah dibawa lari tersebut, jadi mereka tidak bisa menaksir nilainya. Karena itu, mereka tidak bisa menyarankan pembayaran yang setara sebagai gantinya, jika mereka meremehkan nilai dari barang tersebut, mungkin saja mereka akan membuat marah Sorcerer King sehingga hubungan mereka tidak bisa lagi dibenahi.

Jadi, mereka harus membiarkan Sorcerer King menyebutkan harganya. Tetap saja, apakah dia akan benar-benar meminta uang? Mereka membayangkan dia akan meminta hal lain, namun bahkan mereka sendiri tidak bisa mengira-ngira apa sebenarnya yang akan dia minta.

“Aku tidak memikirkan apapun. Mari kita balik saja – apa yang bisa kita setujui? Tidak.. permintaan apa yang harusnya kita tolak?”

“Bisakah kita melakukannya? Akan sangat sulit, ya kan? Kota ini mungkin memililiki nilai sejarah, tapi kita tidak memiliki harta negara apapun baik bersifat fisik ataupun magic.”

Ketika Demon God mengacaukan ibukota kerajaan, hanya satu anggota keluarga kerajaan dwarf yang selamat. Dia adalah raja terakhir dwarf, dikenal sebagai “Runesmith King”, dan setelah membawa serta item-item magic yang kuat dalam perjalanannya, tak ada lagi yang tersisa yang bisa dianggap sebagai harta negara.

“...Oh! Aku tahu! Bagaimana dengan harta di dalam ibukota kerajaan?”

“Kita sudah membicarakannya sebelum ini, ya kan? Mengatakan hal semacam itu kepada orang yang telah mengambil kembali ibukota kerajaan untuk kita itu agak terlalu.. Tetap saja, memang benar tidak ada lagi yang lain.”

Setelah melihat sekeliling, semuanya mengangguk setuju.

“...Aku harap, para naga tidak menghancurkannya.”

“Jangan berkata seperti itu...Jadi, mari kita undang Sorcerer King masuk sendirian saja kali ini.”

 ***
Hm? Kelihatannya kurang satu orang. Apa yang terjadi?

Ada ekspresi aneh di wajah semua dwarf saat Ainz memasuki ruangan tersebut.

Yang berbicara mewakili mereka adalah – yah, mereka semua terlihat sama bagi Ainz, jadi dia tidak tahu siapa itu. Yang dia tahu adalah tentunya bukan Panglima, Dia mulai dengan “Terima kasih sudah mengambil kembali ibukota kerajaan” dan meluncurkan rangkaian terima kasih yang panjang, yang membuat Ainz merasa lelah. Lalu, ketika dia lupa apa yang sedang mereka bicaraka sebelumnya, suasana hati panglima itu berubah.

“Ada masalah lain yang harus kami mohon maafkan kepada Yang Mulia. Yang Mulia, batang logam yang diberikan oleh Yang Mulia kepada kami telah dicuri oleh Forgemaster, yang telah kabur dari negeri ini. Saat ini kami sedang mencarinya, tapi kami masih belum beruntung dalam menemukannya... Yang Mulia telah memberikan batang logam itu dan kepercayaan anda, tapi sebuah insiden seperti ini terjadi di pihak kami. Kami tidak tahu lagi darimana harus mulai meminta maaf.”

Para dwarf membungkuk bersamaan.

Sejujurnya, Ainz tidak tahu apa yang sedang terjadi. Oleh karena itu dia bertanya:

“Mengapa dia melakukan hal semacam itu?”

Apakah dia kabur bersama lemepengan itu artinya dia akan menjualnya kepada seseorang? Apakah itu karena kerakusan terhadap harta sehingga membuat salah satu kanselir (dewan) negeri dwarf meninggalkan posisinya?

Untuk sesaat, Ainz ingin berkata bahwa ada seorang pemain Yggdrasil yang mungkin terlibat, yang menggerakkan pion-pion mereka yang tersembunyi di dalam negeri dwarf. Namun, seorang pemain Yggdrasil tidak memerlukan batang logam semacam itu. Batang logam tersebut tidak cukup nilainya sehingga membuat seseorang membuang posisinya, meskipun untuk para pemain berlevel rendah. Meskipun begitu, akan lebih menguntungkan dengan membiarkan para bawahan mereka tersembunyi di posisi yang memiliki kekuasaan.

“Kami tidak tahu. Kami sejujurnya tidak tahu. Tak ada satupun dari kami yang tahu mengapa dia melakukan hal seceroboh itu.”

“...Kalau begitu, pertanyaanku selanjutnya: bagaimana dengan armor yang kuminta?”

Para dwarf bertukar tatapan.

“...Kami tidak mungkin bisa cukup meminta maaf untuk hal itu. Sementara dia memang masih meninggalkan pedang pendeknya, dia telah membawa batang logam tersebut, dan kami tidak mampu mengembalikannya kepada anda. Kami sudah mengirimkan kelompok pencari dan kami akan mengembalikannya ketika kami sudah menemukannya. Kalau begitu, jika anda mengizinkan, perkenankan kami menawarkan sebuah pengganti untuk armor itu. Memang tidak seberapa bila dibandingkan dengan batang logam yang telah anda percayakan kepada kami, namun ini merupakan usaha terbaik yang bisa kami keluarkan.”

“Kami berencana untuk mempersiapkan tiga pasang chainmail adamantite, lalu memberi mantra kepada chainmail itu dengan kemampuan terbaik kami.”

“Jika- jika anda menginginkan sebuah perisai, kami bisa membuatkannya untuk anda dari orichalcum.”

“Umu..”

Jika dia adalah seorang pelanggan kejam dengan sebuah komplain, sekarang adalah waktu yang paling tepat untuk membuat komplain tersebut. Namun, Ainz tidak ingin menjadi pelanggan seperti itu.

Tetap saja, hilangnya batang logam itu-

-Apakah itu melukaiku? Batang logam itu tidak langka, aku masih punya banyak.. Dan dari yang kuketahui memang logam itu tidak ditemukan di sini, tapi mungkin saja bisa didapatkan di daerah lain. Oleh karena itu, akan lebih baik untuk memiliki beberapa perangkat armor, ya kan? Mereka bilang juga akan memantrainya.. Ditambah lagi, meskipun jika mereka menemukan batang logam itu, kelihatannya mereka tidak akan meminta kembali item yang lainnya, ya kan? Itu akan menjadikan transaksi yang bagus..

“..Jika kalian tidak memilikinya, mau bagaimana lagi. Kalau begitu, mari kita tinggalkan masalah itu nanti. Diskusikan hal ini dengan Zenberu nantinya dan persiapkan apa yang dia inginkan.”

Para dwarf menghela nafas lega.

Haruskah dia memberi mereka kesulitan? Tetap saja, gawat jadinya jika orang-orang meragukan kebesarannya sebagai seorang raja karena pelit. Kalau begitu, mungkin menerima tawaran mereka akan membuat orang lain memandangnya sebagai orang yang baik hati.

Tetapa saja, mereka harusnya tidak apa dengan satu atau dua buah permintaan lagi.

“...Kalau begitu, bolehkah aku menambahkan permintaan lain?”

“...Apa itu, Yang Mulia?”

Suara mereka yang kaku menandakan mereka semua bersikap waspada terhadap dirinya.

“Tidak perlu setegang itu. Lagipula itu bukan masalah besar. Aku hanya ingin dukungan negerimu untuk masalah perekrutan para runesmith itu.”

“Maksudnya?”

“Bisakah kamu mengadakan upacara di negeri ini dan membuat pengumuman secara publik jika mereka akan bekerja di negeriku? Itu pastinya akan membuat mereka senang.”

Para dwarf saling melihat satu sama lain dan langsung mengangguk.

“Benarkah. Kalau begitu biarkan negeriku menangani masalah makanannya. Mempersiapkan hal seperti ini akan membutuhkan waktu, jadi aku harap kalian tidak keberatan jika aku tinggal di sini untuk sementara.”

Tidak ada penolakan dari para dwarf.

Ainz tersenyum di dalam hati. Sekarang dia tidak perlu kembali ke E-Rantel.

Pada awalnya, dia mengira harus menghabiskan lebih banyak waktu untuk semua ini, namun pada akhirnya dia mengambil kembali ibukota kerajaan dalam sekejap. Itu gawat.

Alasan pertama adalah karena dia ingin memberitahukan keapda Albedo tentang permintaan Empire untuk menjadi negeri bawahan (vassalage) dengan [Message], jadi Albedo bisa membicarakannyadengan Demiurge. Keadaan akan menjadi sangat gawat jika Ainz ada di sana. Oleh karena itu, Ainz perlu alasan untuk tidak kembali.

Dan juga, dia ingin meningkatkan hubungan pertemanannya dengan para dwarf, yang juga merupakan alasan yang sangat bisa dipahami.

Ainz juga ingin mempelajari tiga bagian informasi dari kota dwarf.

Ada atau tidaknya para pemain Yggdrasil. Jika sekarang sudah tidak ada, mungkin dulu masih ada beberapa.

Penyelidikan lebih jauh terhadap rune dan informasi yang berkaitan dengannya. Dia tidak cukup tahu dengan topik ini. Dia sudah mempelajari sedikit dari para runesmith; rune sudah ada sejak dahulu, tapi masih tidak jelas kapan tepatnya muncul dan siapa yang memperkenalkannya. Sebagian dari alasan itu adalah keributan yang disebabkan serangan dari Demon God, tapi buku-buku Hejinmal tidak mengandung informasi mengenai hal ini, dan di ruang harta juga tidak ada pula.

Pengetahuan terhadap penempaan dan bijih-bijih logam. Sekarang setelah dia memasukkan runesmith ke dalamnya, yang harus dia lakukan adalah perlahan mengikis informasi itu dari mereka. Namun, kelihatannya tidak ada bijih logam prismatik (prismatic ore) di sini, seperti yang diduga.
Mengenai poin kedua, Ainz bermaksud untuk membuat para dwarf mencari tahu lebih banyak ketika mereka kembali ke ibukota kerajaan di masa depan, itulah kenapa dia harus membentuk hubungan pertemanan yang kuat dengan mereka.

***
Barisan meja yang panjang dipasang beserta banyak piring di atasnya, masing-masing piringnya sarat dengan berbagai makanan mewah.

Makanan yang panas sekali mengeluarkan aroma yang mengundang selera, mengalir ke arah Ainz.

Sebagai salah satu undead, Ainz tidak memiliki hasrat terhadap makanan, tapi sisa-sisa dari Suzuki Satoru masih ada. Keinginannya untuk mencicipinya sedikit dan penasaran terhadap rasanya menusuk dirinya.

Tubuh ini memang memiliki poin yang baik dan buruk...

Dia bisa mengekang rasa laparnya, tapi tidak dengan rasa ingin tahunya. Lagipula, rasa ingin tahu adalah bagian dari pikirannya, yang tidak terkena efek dari tubuh undead.

Mungkin jika makanan di depannya dibuat oleh para koki E-Rantel atau Nazarick, tidak akan memantik rasa penasaran, tapi makanan ini dibuat oleh para dwarf.

Karena para runesmith ingin membawa serta seluruh keluarganya ke Sorcerous Kingdom, istri, ibu, putri dan keluarga wanita lainnya memasak untuk acara itu. Tentu saja, sebagian besar dari 2000 makanan yang ada di sini hari ini disuplai oleh Ainz – oleh Nazarick.

Tentu saja, Ainz bukanlah orang yang akan membuang-buang itam, jadi sebagian besar bahan makanan tersebut pada dasarnya adalah bahan makanan E-Rantel. Dagingnya dikumpulkan oleh para naga dari sekitar pegunungan ini, sementara wine yang ada berasal dari para pedagang di dalam Kingdom dan Empire yang tetap ada di E-Rantel.

Meja-meja itu mengeluarkan suara dari piring-piring makanan, tetapi bahkan sampai sekarang, para gadis masih menghidangkan makanan yang mereka buat.

Ada sedikit perbedaan dalam penampilan luar dari dwarf pria dan wanita. Perbedaan terbesar terletak pada janggut mereka. Janggut pria sangatlah panjang, dan biasanya dianyam menjadi tiga kepang, sementara janggut wanitanya jarang. Meskipun begitu, jarang masih berarti janggut mereka mirip dengan milik para pria manusia. Namun, para gadis kelihatannya memiliki kebiasaan memotong kumis di bawah hidung mereka.

Aku benar-benar tidak bisa melihat itu sebagai sebuah kebiasaan.. Yah, itulah budaya. Sorcerous Kingdom telah mengumpulkan segala macam humanoid. Menggali terlalu dalam tentang hal semacam ini mungkin akan menyebabkan masalah di kemudian hari.

Ainz memalingkan tatapannya dari para gadis yang masih menghidangkan makanan. Matanya bertabrakan dengan banyak kepala dwarf di hadapan Ainz lalu berakhir di platform depan.

Beberapa dari para penempa yang akan pergi ke Sorcerous Kingdom sedang berdiri dengan para anggota dewan.

Lalu, para dewan itu memberitahukan kepada mereka tentang perpindahan ke Sorcerous Kingdom.

“Sudah dimulai.”

“Begitulah.”

Jawaban tersebut datangnya dari Gondo, yang berdiri di samping Ainz.

“... Kamu adalah wakil mereka. Apakah tidak apa kamu tidak berdiri di sana dengannya?”

“Tolonglah, Yang Mulia. Aku hampir bisa dikatakan sebagai runesmith yang tidak berguna. Memalukan rasanya membiarkan orang sepertiku menjadi wakil mereka..... Bukankah anda adalah pilihan yang lebih baik, Yang Mulia?”

Ainz dan Gondo saling bertatapan untuk sesaat, lalu mereka tertawa kecil.

Wajar saja, Ainz hanya tidak ingin berdiri di panggung untuk menemui dan menyalami orang-orang. Ucapan dia yang sebelumnya hanyalah sesuatu yang dipaksakan keluar.

“Tetap saja...” wajah Gondo berubah serius. “Rasanya tak cukup aku berterima kasih kepada anda, Yang Mulia.”

“Mengapa begitu?”

“Pesta perpisahan ini. Silahkan lihat orang-orang di panggung.”

Ainz melihat ke panggung sekali lagi. Mereka belum selesai bicara, dan hanya itu yang terpikirkan. Namun, akan menjadi sedikit tidak sensitif untuk mengatakan bahwa dia tidak menyadari apapun setelah Gondo membahasnya.

“Umu.. Ternyata begitu..”

Pada akhirnya, dia hanya menggunakan jawaban yang tepat sebagai tabir asap (mengaburkan maksud sebenarnya).

“Seperti Yang Mulia duga. Mata setiap orang berubah.”

“Memang benar,” Ainz membalas tanpa berpikir, meskipun dia masih tidak tahu apa yang sedang terjadi. “Tetap saja, mengapa bisa begitu?”

Gondo tertawa kecil, seperti tahu sesuatu yang menggelikan.

“Itu adalah perasaaan gembira karena tatapan kagum kepada mereka sekali lagi. Upacara hari ini – dengan makanan-makanan yang terbuat dari bahan-bahan yang tak pernah dilihat sebelumnya, begitu juga dengan segala macam alkoholnya – adalah untuk membiarkan para runesmith menyadari bahwa mereka tidak dijual, tapi dipekerjakan oleh Sorcerous Kingdom.”

“Aku akan mengharapkan hal-hal besar dari mereka lho?”

“Mm. saya ingat pernah berkata saya akan membalas kebaikan Yang Mulia. Itu juga berlaku untuk yang lainnya pula. Terima kasih banyak. Oops, kelihatannya sudah waktunya, Yang Mulia.”

Setelah mengambil satu gelas bir besar dari Gondo, dia meletakkannya ke meja itu seperti yang dilakukan oleh yang lainnya. Ainz lalu mengangkat sebuah cangkir kecil minuman untuk bersulang, lalu mengembalikannya kepada Gondo karena dia tidak bisa meminumnya.

Para dwarf – yang sedang menahan diri selama ini – meledak gembira. Banyak dwarf yang berkumpul pada makanan, melahap makanan yang ditampilkan terus-terusan.

“Apa ini? Ini menakjubkan! Apakah istrimu benar-benar membuat ini?”

“Mm. Yang Mulia telah menyediakan bahan-bahannya. Kami sering sekali gagal saat mencobanya.”

“Mhm. Enak juga, itu kenyataan. Tapi orang tua sepertiku, kuanggap agak datar.”

“Maksudmu kamu ingin menyapunya dengan wine.”

“Apa? Biar kucoba... Ohoh! Menakjubkan! Rasanya pas!”

“Winenya juga enak. Aku penasaran apakah istriku bisa membuat ini juga?”

“Kelihatannya Sorcerous Kingdom akan mengirimi kita makanan untuk beberapa saat. Kayaknya kita akan makan enak nanti.”

“Aku lebih memilih wine mereka. Ini dari Sorcerous Kingdom, ya kan? Sebaiknya bersiaplah untuk membayarnya!”

Mereka bicara dengan suara keras saat makan. Lalu-

“Aku iri dengan para runesmith itu. Mereka bisa makan hal semacam ini kapanpun mereka suka?”

“Tidak, seharusnya ini sangat mahal, ya kan?”

“Kelihatannya tidak begitu, ya kan? Dengarlah, di negeri para manusia, sayuran sangat murah. Kelihatannya hal yang sama juga berlaku di Sorcerous Kingdom.”

“Mm, mereka benar-benar orang yang beruntung. Dan, aku hanya mencicipinya sedikit, tapi apakah memang diriku saja ataukah wine Sorcerous Kingdom itu enak sekali?”

“Umu. Aku juga hanya mencicipinya sedikit. Ahhh, itu enak sekali. Tetap saja, wine dari anggur itu enak, meskipun mungkin tidak sekuat itu.”

“Bukankah kita nanti punya alasan untuk mengunjungi Sorcerous Kingdom?”

“Aku pernah dengar mereka sedang berencana untuk membiakan para penduduk di dua negara bergerak bebas diantara keduanya.”

“Oi, oi, Semua yang ada di sini memiliki tempat yang tingi, bukankah harusnya kamu lebih berhati-hati membiarkan hal seperti itu bocor?”

“Naaahhhh, kelihatannya mereka akan mengumumkannya. Di masa depan, negeri ini akan menjadi aktif di banyak tepat... dan meskipun ini hanya rumor, mereka bilang kalau kita telah mengambil kembali ibukota kerajaan.”

“...Rumornya adalah istana kerajaan sudah menjadi sarang para naga. Sorcerous Kingdom benar-benar hebat.”

Tentu saja, Ainz mendengar ucapan itu pula.

Daripada memuji Ainz secara langsung, pendapat mereka terhadap Sorcerous Kingdom kelihatannya malah naik. Mungkin itu artinya mereka bisa melanjutkan pertemanan ini di masa depan.

Ainz tersenyum puas, lalu menoleh ke arah Gondo lagi.

“Pergilah untuk bicara dengan mereka, Gondo. Mungkin aku tidak akan kembali untuk sementara.”

“Begitukah.. Kalau begitu saya akan pergi dan bicara dengan mereka yang dari pertambangan.”

Gondo sedang melihat ke arah seorang dwarf dengan tatapan keji di matanya.

“Dan apa yang akan anda lakukan, Yang Mulia?”

“...Seorang utusan dari negeriku telah datang. Aku harus menemuinya. Kalau begitu, sampai jumpa lagi.”

Ainz mengangkat tangannya untuk berpisah, lalu berjalan menjauh.

Pada awalnya dia berdiri di sudut ruang yang luas itu. Lalu membuka pintu untuk pergi menuju kamar untuk menerima tamu yang merangkap aula yang juga merangkap untuk kamar tamu.

Itu adalah ruangan yang dihias sangat mewah, dengan meja, kursi, lemari dan semacamnya. Demiurge sedang berdiri di sana.

“Maafkan aku sudah membuatmu datang hingga kemari.”

“Tentu saja tidak. Lokasi anda adalah tempat dimana saya harus tuju, Ainz-sama.”

Ainz berjalan menyeberangi ruangan itu lalu duduk di sebuah kursi. Kemudian dia mempersilahkan Demiurge untuk duduk juga.

“...Aku telah melihat laporannya. Aku sedang bekerja di sini, jadi aku harus minta maaf sudah membuatmu menulis dan mengantarkannya hingga kemari daripada menyampaikannya dari mulut.”

Laporan yang dimaksud adalah detil dari persiapan Demiurge dan aktifitas di Holy Kingdom. Tentu saja, jika dia mendengarnya dari Demiurge sendiri, mungkin akan membuat samaran Ainz hancur. Ini juga sudah dipertimbangkan.

“..Meskipun begitu, kamu sudah melakukannya dengan baik seperti yang kuduga, Demiurge. Pencapaianmu hanya bisa disebut luar biasa.”

“Terima kasih banyak, Ainz-sama.”

Demiurge membungkuk.

“Tetap saja, saya tidak bisa berharap untuk setara dengan pencapaian anda, Ainz-sama... Anda telah mengamankan sebuah tempat di hati para dwarf dengan kuat.”

Ainz berpikir yang dia maksud pasti adalah bagaimana dia mengambil kembali ibukota kerajaan, atau merekrut para runesmith. Namun, apakah memang begitu?

“..Hm, kelihatannya kamu sudah menduganya, Demiurge. Apakah kamu berpikir para dwarf sudah sadar?”

“Daripada menyadari, kurasa mereka tidak memiliki alternatif lain.”

Mengapa tidak ada orang lain di sini, jika ada orang lain di sana, Ainz bisa menggunakan taktik seperti biasanya. Saat Ainz mengamati Demiurge dengan detil, dia menyadari senyum di wajahnya.

..Apanya yang lucu?!

Senyum Demiurge membuat perut Ainz yang memang tidak ada menjadi sakit. Senyum Albedo juga sama menakutkannya. Ide bahwa mereka sudah mengetahui aktingnya membuat jantungnya semakin berdebar keras.

“Jika... Jika para dwarf menyadarinya, menurutmu apa yang harus aku lakukan?”

“Kurasa itu bukan masalah besar. Lagipula, anda telah menyediakan makanan untuk pesta perpisahan para runesmith. Dengan begitu, anda bisa menepis semua yang para dwarf itu katakan.”

....Apa yang sedang dia bicarakan?

“Kalah begitu, kurasa itu tidak seberapa penting.”

Sekarang percobaannya untuk membuat Demiurge terus bicara telah gagal, Ainz memutuskan untuk membiarkannya saja. Bertanya terlalu banyak terhadap seseorang yang cerdas sepertinya sangatlah berbahaya.

“Lalu, bagaimana dengan proses menjadikan Empire sebagai negeri bawahan?”

“Ya. Albedo dan saya telah mendiskusikan masalah ini dan kami sudah membuat draftnya. Setelah itu, kami harap anda akan melihatnya dan berbagi pendapat dengan kami.”

Jika Demiurge dan Albedo menyelesaikannya sama-sama, maka aku tidak perlu ikut campur. Ainz berpikir begitu, tapi tidak mengatakannya.

“..Apakah kamu sudah memberikan keuntungan yang cukup bagi Empire? Cukup agar negeri-negeri tetangga akan melihat ke arah Empire dan berpikir, ‘hidup akan lebih bagus jika kita menjadi bawahan Sorcerous Kingdom’, atau semacamnya?”

“Tidak ada masalah.”

Ainz bergumam “Yes” Di dalam hatinya. Kalau begitu, dia bisa memberikan OK tanpa harus melihat draftnya.

“Meskipun begitu pencapaian anda di dalam kerajaan Dwarf dan Empire benar-benar sangat mengagetkan. Saya bayangkan istilah “Kebijaksanaan tanpa akhir” ada untuk disematkan kepada anda, Ainz-sama.”

“Tentu saja tidak, aku yakin kamu juga bisa melakukan ini dengan mudah, Demiurge.”

Demiurge mengeluarkan ekspresi yang langka – sebuah senyum pahit. Lalu dia menggelengkan kepala.

“Tentu saja, jika itu memang benar-benar terjadi. Walaupun demikian seberapa jauh anda memprediksikan masa depan dari arah Sorcerous Kingdom?”

Besok saja enggak. Tapi tentu saja, Ainz tidak bisa mengatakan itu.

Ainz penasaran jawaban macam apa yang cocok dengan gaya seorang penguasa.Barusan, dia teringat dengan sebuah nama guild dari Yggdrasil.

Namanya adalah Millenium Kingdom.

Jika saja Sorcerous Kingdom benar-benar bisa bertahan hingga seribu tahun. Mungkin karena memikirkan nama itu, tapi sebuah ingatan yang ada kaitannya tiba-tiba muncul.

Dia tidak tahu mengapa simbol guild itu adalah sebuah burung bangau, jadi dia bertanya kepada Yamaiko tentangnya. Setelah itu, dia bilang kepada Ainz bahwa karena burung bangau dikatakan bisa hidup hingga ribuan tahun di dalam mitologi. Yang mirip, kura-kura akan hidup selama-

“-Sepuluh ribu tahun.”

Ainz mengerutkan dahi saat ucapan itu terpeleset keluar. Dia tidak sengaja mengatakan skala itu. Saat Ainz cepat-cepat melihat ke arah Demiurge, bermaksud untuk memperbaiki, dia menyadari itu semua sudah terlambat.

“Ti, Tidak saya kira anda sudah merencanakannya hingga skala sebesar itu..”

Mata Demiurge membelalak, dan pupil yang mirip permata itu bersinar bahkan lebih terang.

Ah, ini gawat.

“Aku hanya bercan-“

“-Oleh karena itu, hal-hal seperti menyebarkan undead di sekeliling pastinya akan memberikan semangat kepada negeri lain untuk mengandalkan anda daripada melihat pasukan kita sebagai elemen berbahaya, Ainz-sama. Itu Pasti jawaban yang tepat untuk seseorang yang memandang dunia dari sudut pandang seluas itu. Tetap saja... betapa menakutkannya diri anda..”

Ainz tidak tahu apa yang sedang Demiurge katakan, tapi dia tahu hanya ada satu hal yang bisa dia lakukan saat ini. “Bagus, Demiurge, kamu benar-benar telah mengantisipasi rencanaku, seperti yang kuduga.” Namun, dia tidak bisa menggunakan taktik itu terus menerus. Oleh karenanya kali ini, dia akan mengatakan-

“Fufufu, aku tidak berpikir sejauh itu, Demiurge.”

“..Begitukah. Saya mengerti. Saya akan mengukir masalah ini di dalam hati.”

Saat dia melihat senyum lembut Demiurge, hati Ainz dipenuhi dengan keringat dingin.

Eh? Apa? Apa yang sedang terjadi? ... Aku tidak terlalu yakin, tapi bukankah ini artinya aku bahkan berada di dalam situasi yang lebih berbahaya sekarang?

Namun, Ainz tidak memikirkan solusi apapun. Lalu, dia harus menghadapi ini dengan sebuah senyum palsu.

“Fufufu.. Aku akan serahkan itu kepadamu, Demiurge.”

“Fufufu. Saya mengerti, Ainz-sama.”

Sebaliknya, senyum Demiurge bahkan bersinar lebih terang dari sebelumnya.

Meskipun dia ingin menangis. Ainz berhasil menguatkan diri sampai cukup bisa bertanya dengan suara gemetaran.

“...Lalu, Demiuge. Tentang laporan yang kamu kirimkan... kapan kiranya itu akan terjadi?”

“Itu akan dimulai di musim gugur, tapi saya harus merepotkan anda di musim dingin, Ainz-sama. Untuk awal seharusnya tidak ada masalah, tapi ketika lawan bergerak pula, mungkin ada sedikit perbedaan meskipun jika kita berhasil memanipulasi mereka.”

“Yah, kamu memang sudah merencanakan itu, Demiurge. Aku bisa serahkan itu kepadamu dengan aman.”

“Terima kasih banyak, Ainz-sama. Sedangkan untuk proses menjadikan Empire sebagai negeri bawahan-“

“-Aku akan dengarkan detilnya ketika sudah kembali. Bisakah kamu berikan aku sebuah salinan rencana itu dahulu?”

“Saya mengerti.”

“..Kalau begitu, aku akan menantikan bagaimana proyekmu ini akan berjalan, Demiurge.”


==========

No comments:

Post a Comment

Comments

Contact Us

Name

Email *

Message *